BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Spiritualitas
1.1 Defenisi Spiritualitas
Spiritualitas didefinisikan sebagai kesadaran dalam diri seseorang dan rasa keterhubungannya dengan sesuatu yang lebih tinggi, alami, dan tujuan yag lebih
besar dari diri sendiri. Spiritualitas menawarkan pengertian keterhubungan secara intrapersonal keterhubungan dengan diri sendiri, interpersonal keterhubungan
dengan orang lain, dan transpersonal yang tidak terlihat, Tuhan atau kekuatan
yang lebih tinggi Milner-Williams, dalam Potter Perry, 2010.
Menurut Mickley, et al dalam Hamid, 2009 menyatakan bahwa spiritualitas diartikan multidimensi yang terdiri dari dimensi eksistensial dan
dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan
Tuhan. Sementara itu Stoll 1989 dalam Kozier, Erb, Blais Wilkinson, 1995 menyatakan bahwa spiritualitas merupakan suatu konsep dua dimensi yaitu
dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal merupakan hubungan individu dengan Tuhan Yang Maha Esa yang menuntun kehidupan seseorang,
sedangkan dimensi horizontal merupakan hubungan seseorang dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
1.2 Aspek Spiritualitas
Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan. Kebutuhan akan harapan dan keyakinan hidup, kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri,
Universitas Sumatera Utara
dan Tuhan. Ada 5 dasar kebutuhan spiritual manusia yaitu: arti dan tujuan hidup, perasaan misteri, pengabdian, rasa percaya dan harapan di waktu kesusahan
Hawari, 2002. Menurut Burkhardt dalam Hamid, 2009 spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut:
1 Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian
dalam kehidupan. 2
Menemukan arti dan tujuan hidup. 3
Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri.
4 Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang
Maha Tinggi. Menurut Schreurs dalam Potter Perry, 2010 spiritualitas terdiri dari tiga
aspek yaitu aspek eksistensial, aspek kognitif, dan aspek relasional. Pada aspek eksistensial, seseorang belajar untuk “mematikan” bagian dari dirinya yang
bersifat egosentrik dan defensif. Aktivitas yang dilakukan seseorang pada aspek ini dicirikan oleh proses pencarian jati diri true self. Pada aspek kognitif
aktivitas spiritual seseorang merupakan kegiatan pencarian pengetahuan spiritual. Seseorang mencoba untuk menjadi lebih reseptif terhadap realitas transenden.
Biasanya dilakukan dengan cara menelaah literatur atau melakukan refleksi atas suatu bacaan spiritual tertentu, melatih kemampuan untuk konsentrasi, juga
dengan melepas pola pemikiran kategorikal yang telah terbentuk sebelumnya agar dapat mempersepsi secara lebih jernih pengalaman yang terjadi serta melakukan
refleksi atas pengalaman tersebut. Aspek relasional, merupakan tahap kesatuan
Universitas Sumatera Utara
dimana seseorang merasa bersatu dengan Tuhan. Pada aspek ini seseorang membangun, mempertahankan, dan memperdalam hubungan personalnya dengan
Tuhan.
1.3 Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas