Disposisi Matematis Tinjauan Pustaka

15 masing komponen disposisi. Misalnya: “untuk pemahaman lebih mendalam, saya mencoba menyelesaikan soal matematika dengan cara lain”. Disposisi matematis seorang siswa dikatakan baik jika siswa tersebut menyukai masalah-masalah yang merupakan tantangan dan dengan sukarela melibatkan dirinya secara langsung dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Selain itu siswa juga sadar bahwa mereka mengalami proses belajar saat menyelesaikan tantangan tersebut. Dalam prosesnya siswa merasakan munculnya kepercayaan diri, rasa ingin tahu, pengaharapan dan kesadaran untuk melihat kembali hasil berpikirnya.

3. Model Problem Based Learning PBL

Model Problem Based Learning PBL merupakan pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui masalah Hidayat 2012: 2. Negow dalam Nurjanah 2004: 2 juga menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar di mana siswa bekerja sama di dalam kelompok untuk mencari solusi pada masalah nyata dan yang terpenting adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa menjadi pembelajar yang mandiri atau self directed learner individu yang mampu mengarahkan diri sendiri dalam pembelajaran. Selanjutnya Stepien dan Gallagher dalam Nurjanah 2004: 2 menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan untuk membantu siswa agar memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dan keterampilan. 16 Kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dapat dilakukan siswa dalam PBL yaitu memecahkan masalah secara bekerjasama dengan kelompoknya. Mereka mencoba memecahkannya dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan mencari informasi-informasi yang relevan untuk solusinya. Dalam PBL siswa memiliki peran sebagai problem solvers, sedangkan guru memiliki peranan sebagai tutor atau pelatih. Guru mengarahkan siswa dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan dan sekaligus menentukan kriteria pencapaian proses pembelajaran ini. Kriteria atau karakteristik PBL menurut Tan dalam Rusman 2010: 232 adalah: 1 permasalahan menjadi starting point dalam belajar, 2 permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur, 3 permasalahn membutuhkan perspektif ganda multiple perspective, 4 permasalah, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar, 5 belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama, 6 pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial, 7 belajar adalah kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif, 8 pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan, 9 keterbukaan proses dalam pembelajaran berbasis masalah meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar, dan 10 pembelajaran berbasis masalah melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar. 17 Tahap atau langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah menurut Ibrahim dan Nur dan Ismail dalam Rusman 2010: 243 dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Langkah-langkah PBL Fase Indikator Tingkah Laku Guru 1 Orientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut 3 Membimbing pengalaman individualkelompok Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan Sumber: Rusman 2010: 243 Langkah-langkah dalam PBL tidak hanya seperti yang dinyatakan oleh Rusman 2010: 234, melainkan pernyataan yang dijabarkan oleh Fathurrohman 2010 langkah-langkah PBL yaitu: Fase 1: Penyampaian Ide, dalam fase ini siswa melakukan curah pendapat. Selain itu, siswa diharapkan dapat merekam suatu masalah, ide serta gagasan yang akan diselesaikan. Kemudian siswa menelaah ide atau gagasannya dengan masalah yang akan diselesaikan tersebut masalah aktual, Fase 2: Penyajian fakta yang diketahui, yaitu akan dibagikan bahan 18 tambahan kepada siswa sebagai bahan diskusi kelompok. Selanjutnya, siswa diminta untuk mencermati bahan tambahan tersebut dari hasil informasi didalamnya serta buku ajar yang digunakan oleh siswa, Fase 3: Mempelajari masalah dan memecahkannya, ialah guru berkeliling dan sesekali masuk ke dalam satu kelompok serta kelompok lainnya secara bergiliran dengan meminta siswa memahami isi wacana dalam buku ajar dan lainnya, memotivasi siswa untuk diskusi dalam kelompoknya, meminta siswa untuk mencatat hasil pekerjaan, dan memantau jalannya diskusi, Fase 4: Menyusun rencana tindakan mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah disini siswa diajak mengembangkan sebuah rencana tindakan yang didasarkan atas hasil temuan mereka, Fase 5: Evaluasi proses pemecahan masalah. Tahap evaluasi ini terdiri atas tiga hal yaitu: bagaimana siswa dan guru menilai produk hasil akhir proses, menerapkan tahapan pembelajaran berbasis masalah untuk bekerja melalui masalah, dan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan model PBL. Adapun kelebihan dari PBL menurut Lidinillah 2010 antara lain: 1 mendorong siswa untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata, 2 mendorong siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar sehingga siswa terpacu untuk lebih aktif, 3 pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi, 4 terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok, 5 membiasakan siswa menggunakan

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Swadhipa Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 30 63

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas V SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 68

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 9 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 39

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung T.P. 2012/2013)

0 12 15

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 14 60

EFEKTIVITAS MOEDEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

2 6 63

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 13 58

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Padang Cermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 5 58

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60