33
b. Atmosfer Toko
Suasana atau atmosfer dalam gerai berperan penting memikat pembeli, membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan
mengingatkan mereka produk apa yang perlu dimiliki baik untuk keperluan pribadi maupun utnuk keperluan rumah tangga. Suasana yang dimaksud
adalah dalam arti atmosfer dan ambience yang tercipta dari gabungan unsur- unsur desain tokogerai, perencanaan toko, komunikasi visual, dan
merchandising. Gerai kecil yang tertata rapi dan menarik akan lebih mengundang pembeli dibandingkan gerai yang diatur biasa saja. Sementara,
gerai-gerai yang diatur biasa saja tapi bersih lebih menarik dari pada gerai yang tidak diatur sama sekali dan tampak kotor dalam Ma’ruf 2005:201.
Atmosfer toko merupakan kombinasi dari karakteristik fisik toko, seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemacangan, warna, temperatur, music,
serta aroma yang secara menyeluruh akan menciptkan citra dalam benak konsumen. Melalui atmosfer toko yang sengaja diciptakan, ritel berupaya
untuk mengkomunikasikan infromasi yang terkait dengan layanan, harga maupun, ketersediaan barang dagangan yang bersifat
fashionable Utami,2006:217.
c. Tata Letak Layout
Royan 2003:66 mengatakan bahwa tata letak mempengaruhi berapa lama konsumen tinggal di toko, berapa banyak produk yang dilihat lewat kontak
mata visual dan rute yang mesti dijalani konsumen. Faktor-faktor itu mempengaruhi produk apa saja dan berapa banyak yang di beli. Satu prinsip
34 mendasar dalam layout toko ialah pengelompokan kelas-kelas produk
pelengkap. Ada dua tipe dasar layout yaitu grid layout layout lalu lintas dan free flow layout layout alur-bebas.
a. Grid Layout Grid Layout, tata letak toko dibuat secara berlajur-lajur.
Lajurnya terdiri atas lorong-lorong, di mana setiap lorong diletakkan barang khusus. Cara ini sudah umum digunakan di
supermarket dan toko-toko makanan lainnya. Dengan konsep tata letak grid ini, diharapkan barang yang bisa dipajang cukup
banyak, tetapi cukup memberikan keleluasaan bagi pelanggan untuk “hilir mudik”. Yang harus dipertimbangkan dalam metode
ini adalah barang-barang mana yang harus ditampilkan di lorong utama.
b. Free-flow Layout Pada sistem ini, barang-barang dagangan diletakkan secara
mengelompok dengan pola yang memudahkan pelanggan untuk hilir mudik. Meskipin tidak terlalu teratur, pelanggan bebas
untuk melihat kelompok-kelompok barang. Diharapkan, dengan tata letak seperti ini, para pelanggan akan melakukan pembelian
spontan impulsive buying. Dibandingkan dengan sistem grid, metode free flow ini menuntut biaya yang lebih tinggi, karena
konsekuensinya adalah penyediaan ruangan yang lebih luas.