Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Pada usia ini anak memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Anak cenderung mengabaikan sudut pandang orang lain. Hal itu terlihat dari perilaku anak yang masih suka berebut mainan, menangis atau merengek sampai keinginannya terpenuhi. 2.12.6 Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek Anak usia dini memiliki rentang perhatian yang sangat pendek. Pehatian anak akan mudah teralih pada hal lain terutama yang menarik perhatiannya. Sebagai pendidik dalam menyampaikan pembelajaran hendaknya memperhatikan hal ini. 2.12.7 Sebagai bagian dari makhluk sosial Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman sebayanya. Mereka mulai belajar berbagi, mau menunggu giliran, dan mengalah terhadap temannya.Melalui interaksi sosial ini anak membentuk konsep dirinya. Mereka mulai belajar bagaimana caranya agar ia bisa diterima lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini anak mulai belajar untuk berperilaku sesuai tuntutan dari lingkungan sosialnya karena mereka mulai merasa membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.

2.13 Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik koordinasi motorik halus dan kasar, kecerdasan daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, sosio emosional sikap dan perilaku serta agama bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap- tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa. Pendidikan anak usia dini juga bertujuan untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar akademik di sekolah. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.202003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.Dari penjelasan di atas anak-anak bukanlah penerima pengetahuan yang akan dia dapat secara pasif dari orang lain, melainkan anak-anak menciptakan pengetahuannya sendiri secara aktif melalui interaksi dengan lingkungannya dan secara mental anak mengkontruksi pengetahuannya melalui refleksi atau pengalaman atau kesalahan yang dulu dia pernah lakukan. Erik H. Erikson dalam Helms Tunner, 1994, yang memandang periode usia 0-6 tahun sebagai fase sense of initiative. Pada periode ini anak harus di dorong untuk mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari lingkungannya maka anak akan mampu mengembangkan prakarsa dan daya kreatifnya, serta hal-hal yang produktif di bidang yang disenanginya. Disini orang tua mendorong, memberi nasehat dan membantu mengerjakan sesuatu padahal anak dapat melakukannya sendiri, menurut Erikson ini dapat membuat anak tidak mendapat kesempatan untuk berbuat kesalahan atau belajar dari kesalahan dia sendiri, padahal disini anak akan lebih mudah mengerti dengan apa yang telah mereka lakukan. Pada masa ini orang tua harus mempercayai dan membuat anak mandiri, hal ini akan menumbuhkan kemampuan untuk berprakarsa. Sebaliknya, kalau terlalu banyak larangan dan teguran, maka anak akan diliputi perasaan serba salah dan berdosa maka mereka akan takut melakukan sesuatu yang mungkin nantinya akan menjadi pelajaran bagi anak.

2.14 Landasan Berfikir