Arsitektur Model HASIL DAN PEMBAHASAN A.

66 biomassa merupakan komponen-komponen utama pada penilaian kinerja faktor lingkungan. Seperti halnya kinerja internal, kinerja eksternal merupakan kesimpulan penilaian kajian eksternal dengan merata-ratakan nilai deviasi faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor lingkungan. Rata-rata deviasi kinerja internal dan kinerja eksternal akan menghasilkan kinerja keseluruhan model penilaian cepat penanganan limbah pabrik kelapa sawit. Kinerja keseluruhan merupakan informasi akumulatif dari kajian internal dan kajian eksternal. Kinerja keseluruhan menunjukkan detail tiap sub-model penilaian kinerja sebagai laporan keseluruhan penilaian kinerja penanganan limbah pabrik kelapa sawit.

C. Arsitektur Model

Berdasarkan struktur model penilaian cepat penanganan limbah pabrik kelapa sawit dibuat sebuah rancangan detail model untuk memudahkan pemahaman dalam mengimplementasikan model dalam perangkat lunak komputer. Rancangan detail model penanganan limbah pabrik kelapa sawit ini digambarkan pada sebuah arsitektur model yang secara umum merupakan rancangan aliran limbah jenis dan jumlah limbah dan rancangan sistem penanganan limbah. Aliran limbah yang terdiri atas jenis dan jumlah limbah adalah produk samping yang tidak diharapkan dalam proses produksi pada pabrik kelapa sawit. Akan tetapi, aliran limbah ini tidak mungkin dihilangkan dalam proses produksi pengolahan kelapa sawit. Hal yang mungkin dilakukan adalah meminimalisasi produk samping ini, melakukan penanganan limbah yang baik dan ramah lingkungan atau memanfaatkanya kembali menjadi by product yang memiliki nilai tambah bagi pabrik kelapa sawit. Pada model penilaian cepat penanganan limbah pabrik kelapa sawit ini tidak mencakup kegiatan yang berhubungan dengan minimalisasi limbah karena kegiatan tersebut terintegrasi dengan sistem proses produksi pengolahan kelapa sawit. Aliran limbah pada arsitektur model bertujuan memberikan informasi jenis dan jumlah limbah yang dihasilkan sehingga dapat ditentukan sistem penanganan limbah yang paling tepat untuk diterapkan pada pabrik kelapa sawit. Selain itu, dapat pula diketahui by product yang berpotensi untuk diproduksi dari aliran limbah pabrik kelapa sawit tersebut. 67 TBS Pem isahan Serat Penger ingan Bij i Pem ecahan Bij i Pem isahan Cangkang Penger ingan I nt i Pem ber sihan I nt i Cangkang Lim bah Cair Lim bah Cair Lim bah Cair TKS Lim bah Cair Pr ose s Pr odu k si A L I R A N L I M B A H Perebusan Penebahan Pengadukan Pr essing Pem urnian Vacum Dr ier CPO Bij i Pem isahan Serat Ser at Penger ingan Bij i Pem ecahan Bij i Pem isahan Cangkang Penger ingan I nt i Pem ber sihan I nt i PKO Cangkang Lim bah Cair Lim bah Cair Lim bah Cair TKS Lim bah Cair Pr ose s Pr oduk si A L I R A N L I M B A H Kapasit as PKS TBS Pem isahan Serat Penger ingan Bij i Pem ecahan Bij i Pem isahan Cangkang Penger ingan I nt i Pem ber sihan I nt i Cangkang Lim bah Cair Lim bah Cair Lim bah Cair TKS Lim bah Cair Pr ose s Pr odu k si A L I R A N L I M B A H Perebusan Penebahan Pengadukan Pr essing Pem urnian Vacum Dr ier CPO Bij i Pem isahan Serat Ser at Penger ingan Bij i Pem ecahan Bij i Pem isahan Cangkang Penger ingan I nt i Pem ber sihan I nt i PKO Cangkang Lim bah Cair Lim bah Cair Lim bah Cair TKS Lim bah Cair Pr ose s Pr oduk si A L I R A N L I M B A H Kapasit as PKS Gambar 13. Arsitektur Model Aliran Limbah Pabrik Kelapa Sawit 68 Gambar 13 menunjukkan arsitektur model yang menggambarkan aliran limbah pada proses produksi pengolahan kelapa sawit. Berdasarkan arsitektur model tersebut, proses produksi pada pabrik kelapa sawit menghasilkan 4 jenis limbah, yaitu limbah cair, tandan kosong sawit TKS, serat, dan cangkang. Limbah cair pabrik kelapa sawit berasal dari proses perebusan, penebahan, pengadukan, klarifikasi pemurnian dan vacum drier, dan pemisahan cangkang. Tandan kosong sawit berasal dari proses penebahan yang merupakan proses pemisahan antara buah sawit dengan jejang buahnya. Serat dihasilkan pada lini produksi minyak inti sawit yaitu proses pemisahan serat dengan biji sawit. Proses pemecahan biji sawit akan menghasilkan limbah cangkang yang dipisahkan pada proses pemisahan cangkang. Limbah cair pabrik kelapa sawit terdiri dari air limbah dan lumpur sludge. Akan tetapi, tidak setiap proses yang menghasilkan limbah cair mengandung lumpur. Lumpur hanya dihasilkan pada proses klarifikasi pemurnian. Lumpur merupakan kotoran-kotoran yang berasal dari buah sawit seperti lendir, getah, fospolipid, karbohidrat, serat-serat kulit, mineral, senyawa nitrogen, dan senyawa lainnya. Limbah yang berupa serat dan cangkang telah dimanfaatkan pabrik kelapa sawit sebagai alternatif bahan bakar pabrik. Pemanfaatan ini dinilai cukup tepat bagi limbah serat dan cangkang sehingga jenis limbah ini tidak dimasukkan sebagai objek dan parameter yang diukur dalam model penilaian cepat penanganan limbah pabrik kelapa sawit. Selain limbah yang tersebut diatas, pabrik kelapa sawit juga menghasilkan limbah lainnya dalam jumlah yang kecil. Bungkil inti buah sawit merupakan limbah hasil proses ekstraksi minyak inti sawit. Limbah ini digunakan secara efektif sebagai bahan baku pakan ternak. Pabrik kelapa sawit umumnya menjual limbah ini kepada industri pakan ternak. Limbah pabrik kelapa sawit selanjutnya akan mengalami proses penanganan limbah agar limbah tersebut dapat dibuang ke lingkungan atau dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk limbah berupa pupuk organik atau kompos. Berikut ini Gambar 14 menunjukkan arsitektur penanganan limbah pada pabrik kelapa sawit. 69 PKS Kapasitas Pabrik Aliran Limbah Limbah Cair Kriteria : - BOD = 100 mgL - COD = 350 mgL - TSS = 250 mgL - Debit LCPKS = 0,7 m3Ton TBS - Minyak = 25 mgL - Total Lumpur = 52 TBS Tandan Kosong Kriteria : - Bahan Kering=300-320 kgton DM - CN =50-65 kgTon DM - Kalium =20,1-21,8 kgTonDM - Ca = 1,6-4 kgTon DM - Jumlah TKS = 23 TBS JENIS LIM BA H Te kno lo g i Pe na ng a na n Alternatif I : - Teknologi Sistem Kolam - Teknologi Mulsa Alternatif II : - Teknologi Aplikasi Lahan - Teknologi Mulsa Alternatif II : - Teknologi Pengomposan Kriteria : - pH - Outlet Sistem Kolam BOD,COD,TSS - Lama Proses penanganan - Dosis Sebaran Mulsa - Outlet land aplikasi BOD,COB,TSS - Peningkatan Produktifitas Kebun - Rendemen produk Teknik Penilaian : PRO DUK LIM BA H Kriteria : - BOD = 100 mgL - COD = 350 mgL - Peningkatan Produksi = 1,6-3,5 - Jumlah produk limbah - Kandungan hara Teknik Penilaian : S S X V act act − = S S X V act act − = S S X V act act − = S S X V act act − = - Buangan Air Limbah - Pupuk Mulsa - Pupuk Cair Organik - Pupuk Mulsa - Pupuk Kompos If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ P R O S E S P R O D U K S I PKS Kapasitas Pabrik Aliran Limbah Limbah Cair Kriteria : - BOD = 100 mgL - COD = 350 mgL - TSS = 250 mgL - Debit LCPKS = 0,7 m3Ton TBS - Minyak = 25 mgL - Total Lumpur = 52 TBS Tandan Kosong Kriteria : - Bahan Kering=300-320 kgton DM - CN =50-65 kgTon DM - Kalium =20,1-21,8 kgTonDM - Ca = 1,6-4 kgTon DM - Jumlah TKS = 23 TBS JENIS LIM BA H Te kno lo g i Pe na ng a na n Alternatif I : - Teknologi Sistem Kolam - Teknologi Mulsa Alternatif II : - Teknologi Aplikasi Lahan - Teknologi Mulsa Alternatif II : - Teknologi Pengomposan Kriteria : - pH - Outlet Sistem Kolam BOD,COD,TSS - Lama Proses penanganan - Dosis Sebaran Mulsa - Outlet land aplikasi BOD,COB,TSS - Peningkatan Produktifitas Kebun - Rendemen produk Teknik Penilaian : PRO DUK LIM BA H Kriteria : - BOD = 100 mgL - COD = 350 mgL - Peningkatan Produksi = 1,6-3,5 - Jumlah produk limbah - Kandungan hara Teknik Penilaian : S S X V act act − = S S X V act act − = S S X V act act − = S S X V act act − = - Buangan Air Limbah - Pupuk Mulsa - Pupuk Cair Organik - Pupuk Mulsa - Pupuk Kompos If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ PKS Kapasitas Pabrik Aliran Limbah Limbah Cair Kriteria : - BOD = 100 mgL - COD = 350 mgL - TSS = 250 mgL - Debit LCPKS = 0,7 m3Ton TBS - Minyak = 25 mgL - Total Lumpur = 52 TBS Tandan Kosong Kriteria : - Bahan Kering=300-320 kgton DM - CN =50-65 kgTon DM - Kalium =20,1-21,8 kgTonDM - Ca = 1,6-4 kgTon DM - Jumlah TKS = 23 TBS JENIS LIM BA H Te kno lo g i Pe na ng a na n Alternatif I : - Teknologi Sistem Kolam - Teknologi Mulsa Alternatif II : - Teknologi Aplikasi Lahan - Teknologi Mulsa Alternatif II : - Teknologi Pengomposan Kriteria : - pH - Outlet Sistem Kolam BOD,COD,TSS - Lama Proses penanganan - Dosis Sebaran Mulsa - Outlet land aplikasi BOD,COB,TSS - Peningkatan Produktifitas Kebun - Rendemen produk Teknik Penilaian : PRO DUK LIM BA H Kriteria : - BOD = 100 mgL - COD = 350 mgL - Peningkatan Produksi = 1,6-3,5 - Jumlah produk limbah - Kandungan hara Teknik Penilaian : S S X V act act − = S S X V act act − = S S X V act act − = S S X V act act − = - Buangan Air Limbah - Pupuk Mulsa - Pupuk Cair Organik - Pupuk Mulsa - Pupuk Kompos If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ P R O S E S P R O D U K S I Gambar 14. Arsitektur Model Penanganan Limbah Pabrik Kelapa Sawit 70 Limbah pabrik kelapa sawit yang keluar dari proses produksi akan diukur karakteristik limbahnya. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui apakah limbah tersebut harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan atau dapat langsung dibuang ke lingkungan. Selain itu, informasi tentang karakteristik limbah pabrik dapat membantu manajemen dalam menentukan teknologi penanganan limbah yang paling tepat. Karakteristik limbah cair pabrik kelapa sawit terdiri dari karakteristik fisiko-kimia dan kandungan hara, sedangkan karaktersistik limbah padat TKS meliputi kandungan mineral limbah. Pengukuran karakteristik fisiko-kimia limbah cair pabrik kelapa sawit yaitu membandingkan nilai baku mutu limbah cair dengan nilai pengukuran terhadap limbah. Apabila nilai pengukuran limbah menunjukkan penyimpangan deviasi lebih kecil daripada 10 maka limbah cair tersebut dapat langsung dibuang ke lingkungan tetapi apabila penyimpangan deviasi lebih besar daripada 10 maka limbah cair tersebut wajib melalui proses penanganan limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Baku mutu limbah cair yang menjadi parameter utama adalah nilai biological oxygen demand BOD, chemical oxygen demand COD, padatan tersuspensi, pH, dan debit limbah. Limbah cair kelapa sawit tidak semua yang ditangani untuk selanjutnya dibuang ke lingkungan. Akan tetapi, ada limbah cair yang kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk cair organik dan bahan campuran pada teknologi pengomposan. Pemanfaatan tersebut akan lebih efektif apabila limbah cair yang keluar dari pabrik memiliki kandungan hara yang masih tinggi. Untuk hal tersebut maka model penilaian cepat pabrik kelapa sawit ini juga menyediakan penilaian kandungan hara pada limbah pabrik kelapa sawit. Nilai kandungan hara yang tinggi akan membuat produk limbah sebagai pupuk mampu meningkatkan pendapatan pabrik kelapa sawit melalui peningkatan produksi kebun dan keuntungan dari penjualan kompos. Setelah pemerintah mengeluarkan peraturan yang melarang tandan kosong sawit ditangani dengan teknik incenerator, sebagian besar pabrik kelapa sawit memanfaatkan tandan kosong sawit sebagai pupuk mulsa atau bahan baku pembuatan kompos. Seperti halnya limbah cair yang akan dimanfaatkan sebagai produk pupuk maka tandan kosong sawit juga perlu diketahui kadungan hara dan 71 mineralnya agar produk pupuk yang dihasilkan dapat memberikan efek nilai tambah pada produktifitas kebun. Kriteria-kriteria yang diukur pada karakteristik tandan kosong sawit antara lain kandungan bahan kering dry matter, kandungan karbonnitrogen CN, kandungan kalium, kandungan kalsium, dan jumlah tandan kosong yang dihasilkan. Ruang lingkup model penilaian cepat penanganan limbah pabrik kelapa sawit ini mencakup 4 jenis teknologi penanganan limbah, yaitu teknologi sistem kolam, teknologi aplikasi lahan, teknologi mulsa, dan teknologi pengomposan. Secara umum pada pabrik-pabrik kelapa sawit yang ada di Indonesia, terdapat 3 kelompok alternatif penanganan limbah pabrik kelapa sawit. Alternatif pertama, limbah cair ditangani dengan menggunakan teknologi sistem kolam yang kemudian dibuang ke lingkungan dan tandan kosong sawit dimanfaatkan sebagai pupuk mulsa dengan teknologi mulsa. Alternatif kedua, limbah cair pabrik kelapa sawit ditangani dengan menggunakan teknologi aplikasi lahan yang menghasilkan pupuk cair organik dan tandan kosong sawit menjadi pupuk mulsa dengan teknologi mulsa. Alternatif ketiga, limbah cair dan tandan kosong kelapa sawit dimanfaatkan sebagai bahan baku teknologi pengomposan yang akan menghasilkan pupuk kompos. Pengukuran kinerja teknologi sistem kolam adalah mengukur penurunan nilai-nilai fisiko-kimia limbah cair pada point pengukuran sampai limbah tersebut siap untuk dibuang ke lingkungan. pengukuran kinerja ini dapat mengetahui efektifitas teknologi sistem kolam apakah telah sesuai dengan standar efektifitas teknologi sistem kolam. Pada teknologi aplikasi lahan, pengukuran kinerja dilakukan pada proses penanganan limbah cair sebelum dialirkan ke areal perkebunan dan dosis pupuk cair organik yang dialirkan ke areal perkebunan. Teknologi mulsa membandingkan dosis sebaran tandan kosong sawit ke areal perkebunan dengan standar dosis sebaran pupuk mulsa. Penilaian kinerja teknologi pengomposan meliputi standar-standar tiap proses produksi dan rendemen produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dari proses penanganan limbah kelapa sawit adalah buangan air limbah sebagai produk teknologi sistem kolam, pupuk cair organik sebagai produk aplikasi lahan, pupuk mulsa sebagai produk teknologi 72 mulsa, dan kompos sebagai produk teknologi pengomposan. Penilaian buangan air kolam akan membandingkan kembali nilai baku mutu air limbah yang boleh dibuang ke lingkungan, sedangkan pupuk cair organik, pupuk mulsa, dan kompos diukur kandungan hara, rendemen produk, dan peningkatan produksi kebun. Teknik analisis yang digunakan untuk melakukan penilaian kinerja teknologi penanganan limbah proses dan produk limbah adalah mengukur penyimpangan deviasi hasil pegukuran dengan standar yang dimiliki kriteria tersebut. Ada tiga kesimpulan penilaian kinerja pada model ini, yaitu ‘baik’ apabila nilai penyimpangan deviasi lebih kecil atau sama dengan 10, ‘kurang baik’ apabila nilai penyimpangan deviasi lebih dari 10 dan kurang dari atau sama dengan 30, dan ‘buruk’ apabila nilai penyimpangan deviasi lebih dari 30. Deviasi untuk parameter nilai ‘mutlak’ dihitung keatas dan kebawah, deviasi untuk parameter dengan nilai ‘lebih kurang atau sama dengan’ dihitung hanya keatas, dan deviasi untuk parameter nilai ‘lebih besar atau sama dengan’ dihitung kebawah saja. Seperti yang telah dijelaskan dalam struktur model penanganan limbah pabrik kelapa sawit sebelumnya, selain faktor internal yang terdiri dari input, proses, dan produk sebagai pusat kajian penelitian ini, faktor eksternal yang terdiri dari faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor lingkungan merupakan tonggak model yang mempengaruhi kinerja internal pada teknologi penanganan limbah kelapa sawit. Faktor ekonomi yang menjadi tolak ukur kinerja model adalah nilai investasi teknologi penanganan limbah, biaya penanganan limbah, dan nilai tambah produk limbah yang diinterpretasikan dalam peningkatan keuntungan profit pabrik kelapa sawit. Faktor sosial melihat dampak yang diperoleh dari produk limbah yang dihasilkan terhadap kehidupan sosial sekitar pabrik kelapa sawit. Parameter yang dilihat pada faktor sosial antara lain, kemungkinan pencemaran, produksi bau limbah, nilai tambah produk limbah, dan tersedianya standar mutu terhadap karakteristik limbah yang dibuang ke lingkungan. Arsitektur faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor lingkungan dalam model penilaian cepat penanganan limbah pabrik kelapa sawit terlihat pada gambar 15 berikut. 73 INPUT PROSES OUTPUT INPUT PROSES OUTPUT Aliran Limbah - - Produksi Produksi Biomassa Biomassa - - Fiksasi Fiksasi CO CO 2 2 - - Laju Laju Fotosintesis Fotosintesis - - Respirasi Respirasi - - Produksi Produksi Oksigen Oksigen - - Nilai Nilai Tambah Tambah Sebagai Sebagai Pupuk Pupuk - - Bau Bau yang yang Dihasilkan Dihasilkan - - Limbah Limbah Yang Yang Dibuang Dibuang Ke Ke lingkungan lingkungan - - Baku Baku Mutu Mutu - - Kemungkinan Kemungkinan Pencemaran Pencemaran - - Dampak Dampak Sosial Sosial - - Nilai Nilai Tambah Tambah bagi bagi PKS PKS - - Pemeliharaan Pemeliharaan - - Memenuhi Memenuhi Program Program Produksi Produksi Bersih Bersih - - Investasi Investasi - - Biaya Biaya Penanganan Penanganan Limbah Limbah - - Profit Profit Lingkungan Lingkungan Sosial Sosial Ekonomi Ekonomi - - Produksi Produksi Biomassa Biomassa - - Fiksasi Fiksasi CO CO 2 2 - - Laju Laju Fotosintesis Fotosintesis - - Respirasi Respirasi - - Produksi Produksi Oksigen Oksigen - - Nilai Nilai Tambah Tambah Sebagai Sebagai Pupuk Pupuk - - Bau Bau yang yang Dihasilkan Dihasilkan - - Limbah Limbah Yang Yang Dibuang Dibuang Ke Ke lingkungan lingkungan - - Baku Baku Mutu Mutu - - Kemungkinan Kemungkinan Pencemaran Pencemaran - - Dampak Dampak Sosial Sosial - - Nilai Nilai Tambah Tambah bagi bagi PKS PKS - - Pemeliharaan Pemeliharaan - - Memenuhi Memenuhi Program Program Produksi Produksi Bersih Bersih - - Investasi Investasi - - Biaya Biaya Penanganan Penanganan Limbah Limbah - - Profit Profit Lingkungan Lingkungan Sosial Sosial Ekonomi Ekonomi Teknik Penilaian : If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ S S X V act act − = Teknik Penilaian : If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ S S X V act act − = S S X V act act − = Teknik Penilaian : Sk or = 1 Posit if Effect Sk or = 0 Negat iv e Effect St andar Sk or = 8 Teknik Penilaian : Sk or = 1 Posit if Effect Sk or = 0 Negat iv e Effect St andar Sk or = 8 Teknik Penilaian : If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ S S X V act act − = Teknik Penilaian : If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ S S X V act act − = S S X V act act − = P R O S E S P R O D U K S I INPUT PROSES OUTPUT INPUT PROSES OUTPUT Aliran Limbah - - Produksi Produksi Biomassa Biomassa - - Fiksasi Fiksasi CO CO 2 2 - - Laju Laju Fotosintesis Fotosintesis - - Respirasi Respirasi - - Produksi Produksi Oksigen Oksigen - - Nilai Nilai Tambah Tambah Sebagai Sebagai Pupuk Pupuk - - Bau Bau yang yang Dihasilkan Dihasilkan - - Limbah Limbah Yang Yang Dibuang Dibuang Ke Ke lingkungan lingkungan - - Baku Baku Mutu Mutu - - Kemungkinan Kemungkinan Pencemaran Pencemaran - - Dampak Dampak Sosial Sosial - - Nilai Nilai Tambah Tambah bagi bagi PKS PKS - - Pemeliharaan Pemeliharaan - - Memenuhi Memenuhi Program Program Produksi Produksi Bersih Bersih - - Investasi Investasi - - Biaya Biaya Penanganan Penanganan Limbah Limbah - - Profit Profit Lingkungan Lingkungan Sosial Sosial Ekonomi Ekonomi - - Produksi Produksi Biomassa Biomassa - - Fiksasi Fiksasi CO CO 2 2 - - Laju Laju Fotosintesis Fotosintesis - - Respirasi Respirasi - - Produksi Produksi Oksigen Oksigen - - Nilai Nilai Tambah Tambah Sebagai Sebagai Pupuk Pupuk - - Bau Bau yang yang Dihasilkan Dihasilkan - - Limbah Limbah Yang Yang Dibuang Dibuang Ke Ke lingkungan lingkungan - - Baku Baku Mutu Mutu - - Kemungkinan Kemungkinan Pencemaran Pencemaran - - Dampak Dampak Sosial Sosial - - Nilai Nilai Tambah Tambah bagi bagi PKS PKS - - Pemeliharaan Pemeliharaan - - Memenuhi Memenuhi Program Program Produksi Produksi Bersih Bersih - - Investasi Investasi - - Biaya Biaya Penanganan Penanganan Limbah Limbah - - Profit Profit Lingkungan Lingkungan Sosial Sosial Ekonomi Ekonomi Teknik Penilaian : If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ S S X V act act − = Teknik Penilaian : If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ S S X V act act − = S S X V act act − = Teknik Penilaian : Sk or = 1 Posit if Effect Sk or = 0 Negat iv e Effect St andar Sk or = 8 Teknik Penilaian : Sk or = 1 Posit if Effect Sk or = 0 Negat iv e Effect St andar Sk or = 8 Teknik Penilaian : If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ S S X V act act − = Teknik Penilaian : If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ S S X V act act − = S S X V act act − = INPUT PROSES OUTPUT INPUT PROSES OUTPUT Aliran Limbah - - Produksi Produksi Biomassa Biomassa - - Fiksasi Fiksasi CO CO 2 2 - - Laju Laju Fotosintesis Fotosintesis - - Respirasi Respirasi - - Produksi Produksi Oksigen Oksigen - - Nilai Nilai Tambah Tambah Sebagai Sebagai Pupuk Pupuk - - Bau Bau yang yang Dihasilkan Dihasilkan - - Limbah Limbah Yang Yang Dibuang Dibuang Ke Ke lingkungan lingkungan - - Baku Baku Mutu Mutu - - Kemungkinan Kemungkinan Pencemaran Pencemaran - - Dampak Dampak Sosial Sosial - - Nilai Nilai Tambah Tambah bagi bagi PKS PKS - - Pemeliharaan Pemeliharaan - - Memenuhi Memenuhi Program Program Produksi Produksi Bersih Bersih - - Investasi Investasi - - Biaya Biaya Penanganan Penanganan Limbah Limbah - - Profit Profit Lingkungan Lingkungan Sosial Sosial Ekonomi Ekonomi - - Produksi Produksi Biomassa Biomassa - - Fiksasi Fiksasi CO CO 2 2 - - Laju Laju Fotosintesis Fotosintesis - - Respirasi Respirasi - - Produksi Produksi Oksigen Oksigen - - Nilai Nilai Tambah Tambah Sebagai Sebagai Pupuk Pupuk - - Bau Bau yang yang Dihasilkan Dihasilkan - - Limbah Limbah Yang Yang Dibuang Dibuang Ke Ke lingkungan lingkungan - - Baku Baku Mutu Mutu - - Kemungkinan Kemungkinan Pencemaran Pencemaran - - Dampak Dampak Sosial Sosial - - Nilai Nilai Tambah Tambah bagi bagi PKS PKS - - Pemeliharaan Pemeliharaan - - Memenuhi Memenuhi Program Program Produksi Produksi Bersih Bersih - - Investasi Investasi - - Biaya Biaya Penanganan Penanganan Limbah Limbah - - Profit Profit Lingkungan Lingkungan Sosial Sosial Ekonomi Ekonomi Teknik Penilaian : If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ S S X V act act − = S S X V act act − = Teknik Penilaian : If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ S S X V act act − = S S X V act act − = Teknik Penilaian : Sk or = 1 Posit if Effect Sk or = 0 Negat iv e Effect St andar Sk or = 8 Teknik Penilaian : Sk or = 1 Posit if Effect Sk or = 0 Negat iv e Effect St andar Sk or = 8 Teknik Penilaian : If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ S S X V act act − = S S X V act act − = Teknik Penilaian : If V act = 10 then Kinerja = ‘Baik’ If 10V act 30 then Kinerja = ‘Kurang Baik’ If V act 30 then Kinerja = ‘Buruk’ S S X V act act − = S S X V act act − = P R O S E S P R O D U K S I Gambar 15. Arsitektur Model Faktor Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan Model 86

D. Rancang Bangun Model