54
III. METODOLOGI PENELITIAN A.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2006 hingga bulan April 2007 sedangkan tempat penelitian dilakukan dibeberapa tempat, yaitu Bogor, Medan,
dan Teluk Siak Riau. Di PT Perkebunan Negara IV Medan dan PT Aneka Inti Persada Teluk Siak dilakukan verifikasi dan validasi terhadap model penilaian
cepat penanganan limbah pabrik yang dihasilkan.
B. Kerangka Pemikiran
Pabrik kelapa sawit merupakan industri pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit mentah CPO dan minyak inti sawit PKO. Rendemen yang
dihasilkan kedua produk tersebut adalah 30, artinya ada 70 dari bahan baku yang merupakan limbah pabrik. Semakin rendah rendemen yang dihasilkan maka
semakin besar limbah pabrik yang dihasilkan. Limbah tidak hanya berasal dari bahan baku, bahan penunjang seperti air pengolahan juga merupakan sumber
limbah pabrik yang besar. Apabila limbah pabrik kelapa sawit tidak ditangani dengan baik dan benar maka buangan limbah dapat merusak kelestarian
lingkungan bahkan mengganggu kehidupan masyarakat sekitar pabrik. Kualitas buangan limbah atau produk olahannya bergantung pada
karakteristik dan sistem penanganan yang digunakan pada pabrik kelapa sawit. Berdasarkan hal tersebut maka dibuat suatu model penilaian cepat penanganan
limbah pabrik kelapa sawit. Karakteristik, kinerja penanganan, dan nilai tambah produk olahan limbah dibangun menjadi nilai-nilai standar sebagai bahan ukuran
kinerja penanganan pabrik. Dengan memasukkan nilai-nilai parameter tersebut maka model mampu mengukur kinerja suatu penanganan limbah pabrik kelapa
sawit. Kerangka pemikiran penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 9 berikut.
55 Gambar 9. Kerangka Pemikiran Penelitian
C. Pendekatan Sistem
Metode penelitian yang digunakan dalam membuat model penilaian cepat penanganan limbah pabrik kelapa sawit ini adalah pendekatan sistem. Pendekatan
sistem terdiri atas beberapa tahapan kegiatan, yaitu analisa kebutuhan, formulasi permasalahan, identifikasi sistem, pemodelan, verifikasi dan validasi serta
implementasi. Penelitian ini dibatasi hanya pada tahap verifikasi dan validasi. 1. Analisa Kebutuhan
Analisa kebutuhan menunjukkan apa saja hal-hal utama yang diharapkan aktor-aktor stakeholders di dalam sistem yang menjadi
kebutuhan yang dikehendaki. Hasil analisa kebutuhan pada sistem penanganan limbah pabrik kelapa sawit stakeholders yang terkait dalam sistem adalah
pemerintah pusat dan daerah, pabrik kelapa sawit pengusahamanajemen, perguruan tinggi dan pihak akademisi lainnya, masyarakat dan lembaga
swadaya. Analisa kebutuhan stakeholders dalam sistem penanganan limbah PKS disajikan pada Tabel 3 berikut ini.
56 Tabel 3. Analisa Kebutuhan Stakeholders Sistem Penanganan Limbah PKS
No. Pelaku Sistem
Kebutuhan Pelaku Sistem 1. Pemerintah
Pusat dan
Daerah • Kesejahteraan masyarakat
• Peningkatan devisa negara • Pemanfaatan sumberdaya lingkungan
secara optimal dan tidak terjadi pencemaran
2. Pabrik Kelapa Sawit
• Keamanan investasi • Biaya pengelolaan limbah rendah
• Peraturan atau regulasi yang jelas • Fasilitas sarana atau prasarana memadai
• Tersedia teknologi yang tepat • Profit yang lebih tinggi
3. Perguruan Tinggi dan
Akedemisi • Mampu memberikan masukan untuk
diaplikasikan kepada pihak industri kelapa sawit
• Adanya network antara akademisi dengan dunia usaha dan pemerintah
4. Masyarakat dan
Lembaga Swadaya • Tidak terjadi konflik sosial
• Kepercayaan atau dukungan masyarakat • Infrastruktur fisik yang memadai
• Sarana pembuangan limbah • Tingkat pencemaran rendah
• Kelestarian lingkungan hidup • Produk yang ramah lingkungan
• Air bersih • Aksesibilitas informasi dan data
• Dukungan lembaga donor
57 2. Formulasi Permasalahan
Formulasi permasalahan merupakan tahapan untuk merumuskan permasalahan yang dihadapi stakeholders berdasarkan kebutuhan-kebutuhan
yang telah diidentifikasi. Berdasarkan hasil analisa kebutuhan yang dibandingkan dengan keadaaan yang sekarang maka permasalahan-
permasalahan yang timbul dalam sistem penanganan limbah pabrik kelapa sawit adalah sebagai berikut.
• PKS belum menggunakan teknologi penanganan limbah yang efektif dan efisien.
• Keterbatasan sarana dan prasarana, SDM , modal, mekanisme dan informasi transfer teknologi dalam sistem penanganan limbah PKS.
• Terjadi pencemaran lingkungan penurunan kualitas lingkungan di sekitar lokasi PKS.
• Peraturan perundang-undangan bidang lingkungan hidup yang tidak operasional.
3. Identifikasi Sistem Secara garis besar ada enam kelompok variabel yang mempengaruhi
kinerja suatu sistem, yaitu : 1 variabel output yang dikehendaki, yang ditentukan berdasarkan hasil analisa kebutuhan, 2 variabel output yang tidak
dikehendaki, 3 variabel input yang terkontrol, 4 variabel input yang tidak terkontrol, 5 variabel input lingkungan dan 6 variabel kontrol sistem. Pada
sistem penanganan limbah pabrik kelapa sawit, variabel-variabel yang mempengaruhi sistem tersebut adalah sebagai berikut Gambar 10.
58 Gambar 10. Diagram Input-Output Sistem Penanganan Limbah PKS
D. Teknik Pengumpulan Data