49
C. Pendekatan Sistem
Pada dasarnya sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan elemen- elemen yang saling berhubungan melalui berbagai bentuk interaksi dan bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan yang berguna. Berdasarkan pengertian ini, maka perumusan ciri-ciri atau karakteristik sistem, yaitu : Gaspersz, 2001
1. Terdiri dari elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan 2. Adanya tujuan dan saling ketergantungan
3. Adanya interaksi antar elemen 4. Mengandung mekanisme, kadang-kadang disebut juga sebagai
transformasi 5. Adanya lingkungan yang mengakibatkan dinamika sistem.
Tujuan sistem adalah menciptakan atau mencapai sesuatu yang berharga, memiliki nilai, dengan memadukan dan mendayagunakan berbagai macam bahan
atau masukan dengan suatu cara tertentu Amirin et al., 1993 dalam Budihardjo, 1995. Tujuan sistem biasanya lebih dari satu yang sering disebut dengan tujuan
jamak multiple purposes, sekalipun ada urut-urutan prioritasnya. Untuk menentukan peringkat tujuan yang dicapai oleh suatu sistem, digunakan empat
tolak ukur, yaitu kualitas atau mutu, kuantitas, waktu, dan biaya. Dalam menentukan tujuan sistem harus memperhatikan kepentingan sistem sebagai
keseluruhan harus lebih diutamakan daripada kepentingan subsistemnya. Keadaan sistem, selain dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam
sistem juga dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di luar sistem. Lingkungan sistem digunakan sebagai istilah untuk menggambarkan suatu lingkungan di luar
sistem yang merupakan tempat bagi terjadinya perubahan-prubahan yang dapat mempengaruhi sistem. Aktifitas-aktifitas yang terjadi di dalam sistem disebut
endogenus , sedangkan aktifitas-aktifitas yang terjadi di luar sistem disebut
eksogenus Sushil, 1993.
Ditinjau dari hubungan antara objek maupun unsur objek yang ada dalam suatu sistem, maka sifat hubungannya dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam, yaitu :
50 1. Sistem yang mempunyai hubungan searah yang sering disebut
nonfeedback system . Sifat hubungan antara objek yang satu dengan objek-
objek yang lain ataupun unsur-unsur dari objek tersebut merupakan hubungan yang searah.
2. Sistem yang mempunyai hubungan bolak balik feedback system. Sifat hubungan antara objek yang satu dengan objek-objek yang lain ataupun
unsur-unsur dari objek tersebut bukan merupakan hubungan yang searah. Antara satu objek dengan yang lain mempunyai hubungan bolak balik
yang disebabkan adanya aksi yang datang darisesuatu objek, dimana timbulnya aksi tersebut akan diikuti oleh reaksi yang kembali ke arah
objek semula Gambar 6.
Gambar 6. Feedback system Sabari et al., 1991 Menurut Marimin 2004, terdapat tiga pola pikir yang menjadi pegangan
pokok dalam menganalisis suatu permasalahan menggunakan pendekatan sistem yaitu:
1. Cybernetic, artinya cara pandang berorientasi tujuan 2. Holistic, artinya cara pandang yang menyeluruh terhadap keutuhan sistem
3. Efectiveness, yaitu prinsip yang lebih mementingkan hasil guna operasional serta dapat dilaksanakan dari pada pendalaman teoritis untuk mencapai
efisiensi keputusan. Pengkajian permasalahan menggunakan pendekatan sistem ditandai
dengan ciri-ciri : Marimin, 2004 1. Mencari faktor penting yang ada dalam mendapatkan solusi yang baik untuk
menyelesaikan permasalahan. 2. Adanya model kuantitatif untuk membantu menyelesaikan permasalahan
secara rasional. X
Y
51 Metodologi pendekatan sistem erat kaitannya dengan prinsip dasar ilmu
manajemen, yaitu merupakan aktivitas yang mentransformasikan sumber daya input menjadi hasil yang dikehendaki output, secara sistematis dan
terorganisasi guna mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang dirancang Eriyatno, 1999. Dalam aplikasi manajemen, teknik pendekatan sistem
dipersyaratkan menggunakan beberapa teori dasar yang bersifat kuantitatif meliputi : 1 model matematik, 2 analisis fungsi terhadap model matematik
yang digunakan, 3 teori kontrol, 4 teori estimasi, dan 5 teori keputusan. Model adalah simplifikasi atau penyederhanaan sistem. Model harus
memiliki 3 elemen penting dalam proses rancang bangunnya, yaitu pemahaman proses, peramalan, dan mampu membantu stakeholders dalam mengambil
kebijakan. Pemahaman proses merupakan kegiatan yang dilakukan agar model yang dibangun mampu mewakili sistem dengan verifikasi dan validitas yang baik.
Peramalan merupakan salah satu alat untuk melakukan simulasi yang berarti menirukan tingkah laku sistem. Apabila suatu model mampu melakukan simulasi
dengan baik dan akurasi yang tepat maka model tersebut dapat dinilai baik. Model juga harus mampu memberikan informasi kepada para stakeholders sehingga
dapat membantu dalam hal pengambilan kebijakankeputusan. Metode untuk menyelesaikan persoalan menggunakan pendekatan sistem
terdiri dari beberapa tahap proses. Tahap-tahap tersebut meliputi analisis, rekayasa model, implementasi rancangan, implementasi dan operasi sistem. Setiap tahap
dalam proses tersebut diikuti oleh suatu evaluasi berulang guna mengetahui apakah hasil dari masing-masing tahap telah sesuai dengan yang diharapkan atau
belum. Diagram alir metode pendekatan sistem disajikan dalam Gambar 7.
52 Gambar 7. Tahap Pendekatan Sistem Eriyatno, 1999
Metodologi pendekatan sistem pada prinsipnya dilakukan melalui enam tahap analisis sebelum tahap rekayasa, meliputi: 1 analisis kebutuhan, 2
identifikasi sistem, 3 formulasi masalah, 4 pembentukan alternatif sistem, 5 determinasi dari realisasi fisik, dan 6 penentuan kelayakan ekonomi dan
finansial. Langkah pertama sampai keenam umumnya dilakukan dalam satu kesatuan kerja yang disebut sebagai analisis sistem. Model tahap analisis sistem
disajikan dalam Gambar 8.
53 Gambar 8. Tahapan Analisis Sistem Eriyatno, 1999
54
III. METODOLOGI PENELITIAN A.