Implementasi Kebijakan Sertifiksi Guru Sekolah Dasar (Sd) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Pada Sd Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa)

(1)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN DELI SERDANG

(STUDI PADA SD NEGERI NOMOR 106812 BANDAR KLIPPA)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Imu

Administrasi Negara

OLEH:

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

LIA MELIANA SILITONGA NIM. 110903084


(2)

ABSTRAK

Judul :Implementasi Kebijakan Sertifiksi Guru Sekolah Dasar (Sd) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Pada Sd Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa)

Nama : Lia Meliana Silitonga

NIM : 110903084

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Dosen Pembimbing : Hatta Ridho, S.Sos. M.SP.

Pendidikan merupakan aspek penting dan ujung tombak dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Pendidikan adalah investasi jangka panjang dan menjadi kunci untuk masa depan yang lebih baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kualitas pendidikan terkait erat dengan kualitas dan profesionalisme guru.. Salah satu aspek penting untuk memajukan pendidikan adalah dengan adanya guru-guru yang professional.

Mutu profesionalisme guru di Indonesia sangat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadaiuntuk menjalankan tugasnya.

Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah melakukan berbagai upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia dengan memberi perhatian khusus kepada para guru. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengeluarkan sebuah kebijakan yang dapat meningkatkan profesionalisme kinerja guru dengan kebijakan sertifikasi.

Sertifikasi guru merupakan upaya peningkatan mutu guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan

Bentuk penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa dan Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang (Jl. Karya Asih No. 1 Komp. Pemda Deli Serdang-Kota Lubuk Pakam) Kabupaten Deli Serdang. Beberepa tahapan yang dilakukan penulis yaitu ; Pertama,


(3)

penulis mengumpulkan berbagai dokumen di lokasi penelitian tersebut yang berkaitan dengan permassalahan yang akan dijawab. Kedua, penulis melakukan sejumlah wawancara dengan pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang dan beberapa guru di SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Dari hasil penelusuran peneliti menunjukkan Implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar (SD) di Kabupaten Deli Serdang khususnya di SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa masih belum terlaksana secara efektif. Masih perlu banyak perbaikan agar Kebijakan Sertifikasi Guru ini berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah yang diiberikan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebagaimana mestinya. Skripsi ini berjudul “Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Deli Serdang (studi pada SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa)”.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis Imlementasi Kebiijakan Sertifikkasi Guru. Dalam penulisan skripsi ini, tentunya saya berusaha menyusunnya kedalam bentuk yang mudah dimengerti dan menjabarkannya secara jelas. Namun disamping itu saya hanya manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan. Untuk itu saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, saya tentunya banyak mengalami hambatan. Namun itu tidaklah saya jadikan sebagai beban, karena adanya bantuan dan motivasi dari orang tua, keluarga, dan berbagai pihak lain. Di sini, saya ingin menyampaikan terimakasih kepada :

Bapak Pof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara


(5)

Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara • Bapak Hatta Ridho, S.Sos, M.SP, selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, sumbangan pemikiran, dan yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini

Bapak Dadang Dermawan, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pengujiyang telah memberikan masukan dan arahan kepada saya sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan

• Para Dosen di Departemen Ilmu Administrasi Negara yang tidak dapat saya tuliskkan satu persatu, dimana beliau-beliau telah banyak menyumbangkan ilmunya selama ini

Keluargaku tercinta, Ayahanda D. Silitonga dan Ibunda R. Purba yang telah membersarkan, mendoakan, mendidik, dan memberikan motivasi sehingga saya bisa seperti saat ini. Buat adik saya, Lovely Septian Siitonga, yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan kepada saya.

Buat lelaki tercinta setelah orang tua dan adik saya, Aldemar Simatupang, S.Sos, terimakasih untuk motivasi, masukan-masukan, kesabaran, waktu, pengertian, perhatian, dan cintamu


(6)

Buat DMK ku sahabat-sahabat terbaik, Fransiska Silitonga, Morina Arizona Sigalingging, Meria Napitupu, Marisi Simangungsong, Fanny Kudadiri, Giovanny Lumban Gaol, Hosianna Manik, Susi Pasaribu, Ranita Veronica, Yuniarti Pardede, Obed Nababan, terimakasih untuk 4 tahun yang penuh perjuangan, berbagai suka dan duka, terimakasih buat semua dukungannya. Sukses buat kita semua sayang-sayangku. Let’s keep together till the end of time ! I love you gerrr

Buat teman-teman kelompok PKL kelompok 7, Devi Nurindah, Feby Ginting, Kristina Passaribu, Giovanny Lumban Gaol, Fransiska Silitonga, Grace Lestari, Clara Morashita, Reza, Obed Nababan, Candra, Syaipul, terimakasih buat dukungan dan motivasinya. Terutama buat Devi Nurindah yang bersama-sama dengan saya melakukan penelitian, menemani, memberikan masukan, dan semangat, berbagi suka dan duka selama proses penyelesaian skripsi ini. Sukses buat kita semua ya.

• Terimakasih buat teman-teman Administrasi Negara 2011. Sukses buat kiat semua

• Terimakasih kepada seluruh pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang, Bapak Dra. Firman Sembiringyang telah membantu saya serta bersedia memberita data dan informasi terkait skripsi ini

• Terimakasih kepada Kepala Sekolah dan semua Guru-guru di SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa, Ibu Duma Sari Daulay, S.Pd, Ibu Sukistiati, S.Pd yang telah membantu saya dalam melaksanakan penelitian ini


(7)

Besar harappan penulis bahwa skripsi ini nantinya dapat bermanfaaat dan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperluas cakrawala dan pengetahuan kita semua.

\

Medan, Juni 2015 Penulis

Lia Meliana Silitonga


(8)

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Kerangka Teori ... 7

1.6.1 Kebijakan Publik ... 8

1.6.1.1 Pengertian Kebijakan Publik ... 8

1.6.1.2 Tahapan Kebijakan Publik ... 10

1.6.2 Implementasi Kebijakan ... 12

1.6.2.1 Model Implementasi Kebijakan Publik ... 13

1.6.3 Sertifikasi Guru ... 18

1.6.3.1 Pengertian Sertifikasi ... 18

1.6.3.2 Prinsip-prinsip Sertifikasi ... 19

1.6.3.3 Tujuan dan Manfaat Sertifikasi ... 21

1.6.3.4 Persyaratan Sertifikasi ... 22


(9)

1.7 Defenisi Konsep ... 23

BAB II METODE PENELITIAN ... 25

2.1 Bentuk Penelitian ... 25

2.2 Lokasi Penelitian ... 26

2.3 Informan Penelitian ... 26

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27

2.5 Teknik Analisis Data ... 28

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 31

3.1 Bentuk Penelitian ... 31

3.1.1 Geografis ... 32

3.1.2 Tofografi ... 32

3.1.3 Iklim ... 34

3.1.4 Wilayah Administrtif ... 35

3.1.5 Penduduk dan Tenaga Kerja ... 37

3.1.6 Visi Misi dan Prioritas Pembangunan Daaerah ... 43

3.2 Gambaran Umum Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang ... 45

3.2.1 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendidikan ... 46


(10)

3.2.3 Visi Dan Misi Dinas Pendidikan ... 50

3.2.4 Tujuan Dinas Pendidikan ... 51

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 54

4.1 Hasil Wawancara ... 54

BAB V ANALISIS DATA ... 64

5.1 Komunikasi ... 64

5.2 Sumberdaya ... 66

5.3 Disposisi ... 68

5.4 Struktur Birokrasi ... 70

5.5 Faktor Penghambata dan Faktor Pendukung ... 72

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 74

6.1 Kesimpulan ... 74

6.2 Saran ... 75


(11)

ABSTRAK

Judul :Implementasi Kebijakan Sertifiksi Guru Sekolah Dasar (Sd) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Pada Sd Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa)

Nama : Lia Meliana Silitonga

NIM : 110903084

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Dosen Pembimbing : Hatta Ridho, S.Sos. M.SP.

Pendidikan merupakan aspek penting dan ujung tombak dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Pendidikan adalah investasi jangka panjang dan menjadi kunci untuk masa depan yang lebih baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kualitas pendidikan terkait erat dengan kualitas dan profesionalisme guru.. Salah satu aspek penting untuk memajukan pendidikan adalah dengan adanya guru-guru yang professional.

Mutu profesionalisme guru di Indonesia sangat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadaiuntuk menjalankan tugasnya.

Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah melakukan berbagai upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia dengan memberi perhatian khusus kepada para guru. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengeluarkan sebuah kebijakan yang dapat meningkatkan profesionalisme kinerja guru dengan kebijakan sertifikasi.

Sertifikasi guru merupakan upaya peningkatan mutu guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan

Bentuk penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa dan Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang (Jl. Karya Asih No. 1 Komp. Pemda Deli Serdang-Kota Lubuk Pakam) Kabupaten Deli Serdang. Beberepa tahapan yang dilakukan penulis yaitu ; Pertama,


(12)

penulis mengumpulkan berbagai dokumen di lokasi penelitian tersebut yang berkaitan dengan permassalahan yang akan dijawab. Kedua, penulis melakukan sejumlah wawancara dengan pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang dan beberapa guru di SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Dari hasil penelusuran peneliti menunjukkan Implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar (SD) di Kabupaten Deli Serdang khususnya di SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa masih belum terlaksana secara efektif. Masih perlu banyak perbaikan agar Kebijakan Sertifikasi Guru ini berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek penting dan ujung tombak dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar mampu bersaing di tengah kompetisi kehidupan berbangsa yang semakin maju dan modern. Pendidikan adalah investasi jangka panjang dan menjadi kunci untuk masa depan yang lebih baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya pendidikan yang memadahi dan berkualitas, maka bangsa Indonesia akan semakin tertingal di buritan peradaban.1

Kualitas pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan. Ini dibuktikan dengan data UNESCO (2012) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, Pengertian pendidikan menurut Undang-undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.


(14)

kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di dunia internasional, kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara di seluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012. Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Index, EDI), Indonesia berada pada peringkat ke-69 dari 127 negara pada 2011.2

Mutu profesionalisme guru di Indonesia sangat memprihatinkan.Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadaiuntuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran,melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kelayakan guru mengajar.Dari total

Kualitas pendidikan terkait erat dengan kualitas dan profesionalisme guru.Salah satu aspek penting untuk memajukan pendidikan adalah dengan adanya guru-guru yang profesional. Guru merupakan salah satu komponen dari mikro sistem pendidikan yang sangat strategis dan banyak mengambil peran didalam proses pendidikan secara luas khususnya dalam pendidikan persekolahan (Suyanto dan Hisyam, 2000:27). Guru atau pendidik merupakan subjek yang sangat sentral bagi terselenggaranya mutu pendidikan yang berkualitas.

pada tanggal 22 Februari 2015 Pukul 23.50 WIB)


(15)

jumlah guru di Indonesia (TK sampai SLTA, termasuk Madrasah, swasta maupun negeri) yang berjumlah 2.777.802 guru, baru 34,49% atau sekitar 958 guruu yang memiliki kualifikasi S-1. Guru SLTP ysng berjumlah 686.40, baru 53,47% yang sudah memiliki kualifikasi S-1. Guru SLTA dengan jumlah 312.616 guru yang terdiri dari SMA dan MA, baru 68,78% sudah berkualifikasi S-1. Di SMK dari 168.031 guru, 64,70% juga sudah berkualifikasi S-1. Guru SD dan MI, baik negeri maupun swasta merupakan kelompok guru debgan jumlah paling banyak yang belum berkualifikasi S-1, yaitu dari 1.452.809 guru, baru 9,01% yang berkualifikasi S-1, sekitar 130.898 guru (Balitbang Depdiknas RI,2012).

Terkait dengan masalah diatas, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah melakukan berbagai upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia dengan memberi perhatian khusus kepada para guru.Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengeluarkan sebuah kebijakan yang dapat meningkatkan profesionalisme kinerja guru dengan kebijakan sertifikasi. Menurut Muhammad Zen bahwa pemerintah melakukan sertifikasi guru, salah satu alasannya adalah mengangkat nasib guru dan pengakuan profesi guru disejajarkan dengan profesi bergengsi lainnya sebagai tenaga professional (Muhammad Zen, 2010 : 20). Kebijakkan sertifikasi guru ini diatur dalam Permendiknas No. 18/2007 yang mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Guru dan Dosen No.14/2005 seeta Peraturan Pemerintah No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


(16)

Sertifikasi guru merupakan upaya peningkatan mutu guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan (Depdiknas, 2008:1). Pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu :3

1. Penilaian portofolio guru, merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.

2. Jalur pendidikan, diorientasikan bagi guru junior yang berprestasi dan mengajar pada pendidikan dasar (SD dan SMP) yang diselenggarakan selama-lamanya 2 (dua) semester dan diakhiri dengan asesmen.

Sertifikasi gurumenjadi landasan menjamin keberadaan guru yang profesional untuk mewujudkan pendidikan nasional.Pelekasanaan sertifikasi guru diharapkan mampu sebagai solusi terkait dengan pencapaian standar guru yang berkualitas dan profesional.Kebijakan sertifikasi guru melalui Permendiknas No. 18/2007 merupakan salah satu upaya Depatemen Pendidikan Nasional Depdiknas dalam rangka meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru sehingga pembelajaran di sekolah menjadi berkualitas. Tujuan sertifikasi adalah :4

tanggal 22 Februari 2015 Pukul 22.20 WIB)


(17)

1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional.

2. Meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. 3. Meningkatkan kesejahteraan guru.

4. Meningkatkan martabat guru dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Dari pemaparan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitiandengan judul “Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Deli Serdang (Studi pada SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa).”

1.2 Fokus Masalah

Berangkat dari kasus di atas, untuk menjamin kelancaran penelitian dan mendapatkan hasil penelitian yang mendalam, maka penelitian ini dibatasi pada implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar di kabupaten Deli Serdang. Kasus yang diangkat oleh peneliti adalah bagaimana pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar dan faktor-faktor apa saja yang menghambat implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar tersebut.


(18)

1.3 Rumusan Masalah

Berkaitan dengan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar di Kabupaten Deli Serdang?”

1.4 Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar di Kabupaten Deli Serdang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Secara subjektif, bermanfaat untuk meningkatkan dan mengembangkan

kemampuan berfikir dalam menganalisa masalah-masalah serta menerapkan teori-teori yang ada .

2. Secara praktis, memberikan data dan informasi yang berguna bagi semua

kalangan terutama bagi mereka yang secara serius mengamati kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar.

3. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik

secara langsung maupun tidak bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik untuk mengeksplorasi kembali kajian tentang pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar di Kabupaten Deli Serdang.


(19)

1.6 Kerangka Teori

Secara umum, teori adalah sebuah sitem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep – konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa sebuah teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan memyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.

Dalam Nazir (1983: 19), Kerlinger mendefinisikan teori sebagai sebuat set konsep atau construct yang berhubungan satu dengan lainnya, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari fenomena.

Untuk memperoleh pemahaman yang sama atas konsep - konsep yang digunakan dalam penelitian ini dan menjadi kerangka berfikir bagi peneliti, maka berikut beberapa konsep yang dianggap relevan dengan kasus penelitian yang dibahas.

1.6.1 Kebijakan Publik

1.6.1.1 Pengertian Kebijakan Publik

Secara etimologi, kebijakan publik terdiri atas dua kata, yaitu kebijakan dan publik. Dari kedua kata yang saling berkaitan. Dari kedua kata yang saling berkaitan tersebut, oleh Graycar dalam Kabann (2008:59) kebijakan dapat dipandang dari


(20)

empat perspektif, yaitu filosifis, produk, proses, dan kerangka kerja. Sebagai suatu konsep filosofis, kebijakan dipandang sebagai serangkaian prinsip atau kondisi yang diinginkan. Sebagai suatu produk, kebijakan diartikan sebagai serangkaian kesimpulan atau rekomendasi. Sebagai suatu proses, kebijakan menunjuk pada cara diaman melalui cara tersebut suatu organisasi dapat mengetahui apa yang diharapkan darinya yaitu program dan mekanisme dalam mencapai produknya. Sedangkan sebagai suatu kerangka kerja, kebijakan merupakan suatu proses tawar-menawar dan negoisasi untuk merumuskan isu-isu dan metode implementasinya.

Sedangkan W. Wilson dalam bukunya Parsons (2008:15) memandang hal lain dari makna modern gagasan “kebijakan” (policy), yaitu seperangkat aksi atau rencana yang mengandung tujuan politik yang berbeda dengan makna “administration”. Kata policy mengandung makna kebijakan sebagai rationale, sebuah manifestasi dari penilaian yang penuh pertimbangan. Lebih lanjut Wayne Parsons memberi definisi kebijakan adalah usaha untuk mendefinisikan dan menyususn basis rasional untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan. Selanjutnya masih dalam bukunya Parsons pengertian kebijakan tampak lebih jelas dari definisi yang dikemukakan oleh Anderson yaitu bahwa istiah “kebijakan” atau “policy” digunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor atau melihat aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu.

Sementara itu, gagasan tentang publik berasal dari Bahasa Inggris yaitu public yang berarti masyarakat umum dan juga rakyat. Menurut Parsons (2008:3), publik itu sendiri berisi aktivitas manusia yang dipandang perlu untuk diatur atau diintervensi oleh pemerintah atau aturan sosial, atau setidaknya oleh tindakan bersama.


(21)

Jika digabungkan, rumus kebijakan publik yang dikemukakan Thomas R. Dye adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan (Winarno. 2002:15). Sedikit berbeda dengan Wildavsky dalam Kusumanegara (2010) yang mendefinisikan kebijakan publik adalah suatu hipotesis yang mengandung kondisi-kondisi awal dari aktivitas pemerintah dan akibat-akibat yang bisa diramalkan. Selanjutnya menurut Anderson dalam Winarno (2002) sifat kebijakan publik adalah tidak dapat dipahami secara lebih baik bila konsep ini dirinsi menjadi beberapa kategori, seperti tuntutan-tuntutan kebijakan (policy demands), keputusan-keputusan kebijakan (policy decisions), pernyataan-pernyataan kebijakan (policy statements) hasil-hasil kebijakan (policy outputs), dan dampak-dampak kebijakan (policy outcomes).

Dari definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa kebijakan publik adalah seperangkat putusan yang telah ditetapkan pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukkan dalam memenuhi kepentingan orang banyak

1.6.1.2 Tahapan Kebijakan Publik

Proses analisis kebiakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan didalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis. Aktivitas politis tersebut dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur menurut urutan waktu : penyusunan agenda kebijakan, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi


(22)

kebijakan, dan penilaian kebijakan. 5

1. Penetapan agenda kebijakan (agenda setting)

Sedangkan aktivitas perumusan masalah, peramalan (forecasting), rekomendasi kebijakan, pemantauan (monitoring), dan evaluasi kebikakan adalah aktivitas yang lebih bersifat intelektual.

Dalam memecahkan masalah yang dihadapi kebijakan publik, lebih lanjut Dunn mengemukakan tahapan analisis yang harus dilakukan, yaitu :

Perumusan masalah dapat memasok pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi maslah dan memasuki proses pembuatan kebijakan melalui penyusunan agenda. Perumusan masalah dapat membantu menemukan asumsi-asumsi yang tersembunyi, mendiagnosis penyebab-penyebabnya, memetakan tujuan-tujuan yang memungkinkan, memadukan pandangan-pandangan yang betentangan, dan merancang peluang-peluang kebijakan yang baru. Perumusan kebijakan harus difasilitasi berupa dukungan sosial, dukungan politik, dukungan budaya.

2. Formulasi kebijakan

Dalam tahap formulasi kebijakan, peramalan dapat menyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi dimasa mendatang sebagai akibat dari diambilnya alternatif, termasuk tidak melakukan sesuatu.

3. Adopsi kebijakan

5Dunn, William N. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.


(23)

Pada tahap ini pengambil kebijakan terbantu dalam rekomendasi yang membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang manfaat atau biaya alternatif yang akibatnya dimasa mendatang telah diestimasikan melalui peramalan.

4. Implementasi kebijakan

Pemantauan atau monitoring menyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang akibat dari kebijakan yang diambil sebelumnya terhadap pengambilan kebijakan pada tahap implementasi kebijakan. Pemantauan membantu menilai tingkat kepatuhan, menemukan akibat-akibat yang tidak diinginkan dari kebijakan dan program, mengidentifikasi hambatan dan rintangan implementasi, dan menemukan letak pihak-pihak yang bertanggung jawab pada setiap tahap kebijakan. Proses implementasi membutuhkan fasilitasi, seperti tim, lembaga, peraturan, dan sumberdaya. 5. Evaluasi kebijakan

Evaluasi kebijakan membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan yang benar-benar dihasilakan.

1.6.2 ImplementasiKebijakan

Pemerintah membuat kebijakan publik karena ada sesuatu hal yang urgen dan berpengaruh dengan kepentingan publik. Kebiajakan ini tentunya harus ditentukan secara tepat dan efektif bagi kelangsungan hidup publik. Hessel Nogi S. Tangkilisan (2003:2) berpendapat bahwa jika sebuah kebijakan diambil secara tepat, maka kemungkinan kegagalan pun masih bisa terjadi jika proses implementasi tidak tepat.


(24)

Bahkan sebuah kebijakan yang brilian sekalipun jika diimplementasikan buruk bisa gagal untk mencapai tujuan yang telah ditetapkan para perancangnya.

Hal yang paling penting dalam proses kebijakan adalah pengimplementasiannya. Secara etimologi, implementasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu to implemen, it meansto provide themeans for carrying out (menyediakan sarana untuk melakukan sesuatu) dan to give practicaleffect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu). Sesuatu yang dimaksud dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.

Dalam Syaukani, Gaffar dan Rasyid, M. Ryaas (2002:295) Pressman dan Wildavskymerumuskan implementasi sebagai proses interaksi diantara perangkat tujuan dan tindakan yang mampu untuk meraihnya, serta serangkaian aktivitas langsung dan diarahkan untuk menjadikan program berjalan, dimana aktivitas tersebut mencakup :

a. Organisasi : pembentukan atau penataan kembali sumber daya, unit-unit serta metode untuk menjadikan program berjalan.

b. Interpretasi : menafsirkan agar program menjadi dan pengarahan yang tepat untuk dapat diterima dan dilaksanakan.

c. Penerapan : ketentuan rutin dari pelayanan, pembayaran, atau lainnya yang dapat disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program.


(25)

Adapun dalam mengimplemetasikan suatu kebijakan dikenal beberapa model sebagai berikut:6

1.6.2.1 Model Implementasi Kebijakan George Edward III

Edward melihat implementasi kebijakan sebagai suatu proses yang dinamis, dimana terdapat banyak faktor yang saling berinteraksi dan mempengaruhi implementasi kebijakan. Faktor-faktor tersebut perlu ditampilkan guna mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap implementasi. Oleh karena itu, Edward menegaskan bahwa dalam studi implementasi terlebih dahulu harus diajukan dua pertanyaan pokok yaitu:

i. Apakah yang menjadi prasyarat bagi implementasi kebijakan?

ii. Apakah yang menjadi faktor utama dalam keberhasilan implementasi kebijakan?

Menurut Edward ada 4 faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan implementasi suatu kebijakan, yaitu faktor komunikasi, sumber daya, struktur birokrasi, dan disposisi. 7

a) Struktur Birokrasi

Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang paling penting dari setiap organisasi adalah adanya

6

Tanglilisan. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta: YPAPI dan Lukman Offset. Th.2003. Hal.20

7Subarsono. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(26)

rincian tugas dan prosedur pelayanan yang telah disusun oleh organisasi. Rincian tugas dan prosedur pelayanan menjadi pedoman bagi implementor dalam bertindak. Selain itu struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Pada akhirnya menyebabkan aktivitas oraganisasi tidak fleksibel.

b) Komunikasi

Persyaratan pertama bagi implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa mereka yang melaksanakan keputusan harus mengetahui apa yang mereka lakukan. Keputusan-keputusan kebijakan dan perintah-perintah harus diteruskan kepada personil yang tepat sebelum keputusan dan perintah-perintah tersebut dapat diikuti. Menurut Edward ada 3 indikator penting dalam proses komunikasi kebijakan yaitu transmisi, kejelasan, dan konsistensi.

c) Sumber Daya

Sumber daya adalah faktor yang paling penting dalam implementasi kebijakan agar efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia,, yakni kompetensi implementor, dann sumber daya finansial.

d) Disposisi

Disposisi adalah watak atau karakteristik yang dimiliki oleh implementor seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementos memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik pula seperti yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika


(27)

implemetor memiliki sifat atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif. Faktor-faktor yang menjadi perhatian Edward mengenai disposisi dalam implementasi kebijakan terdiri atas :

1. Pengangkatan birokrasi. Sikap pelaksana akan menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi kebijakan bila personel yang ada tidak melaksanakan kebiijakan yang diinginkan oleh pejabat-pejabat yang lebih atas. Karena itu pengangkatan dan pemilihan personel pelaksana kebijakan haruslah orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan, lebih khusus lagi pada kepentingan warga masyarakat.

2. Insentif merupakan salah satu teknik yang disarankan untuk mengatasi masalah sikap para pelaksana kebijakan dengan memanipulasi insentif. Pada dasarnya orang bergerak berdasarkan kepentingan dirinya sendiri, maka memanipulasi insentif oleh para pembuat kebijakan mempengaruhi tindakan para pelaksana kebijakan. Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu mumgkin akan menjadi faktor pendorong yang membuat para pelaksana menjalankan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi atau organisasi.


(28)

1.6.2.2 Model Implementasi Kebijakan Gogin

Untuk mengimplementasi kebijakan dengan model Gogin ini dapat mengidentifikasikan variable-variabel yang mempengaruhi tujuan-tujuan formal pada keseluruhan implementasi yakni :

1. Bentuk dan isi kebijakan termasuk didalamnya kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi.

2. Kemampuan organisasi dengan segala sumber daya berupa dana maupun insentif lainnya yang akan mendukung implementasi secara efektif, dan 3. Pengaruh lingkungan dari masyarakat dapat berupa karakteristi, motivasi,

kecendrungan hubungan antara warga masyrakat, termasuk pola komunikasinya.

1.6.2.3 Model Implementasi Kebijakan Grindle

Sebagaimana dikutip oleh Wahab (2001) Grindle menciptakan model implementasi sebagai kaitan antara tujuan kebijakan dan hasil-hasilnya, selanjutnya pada model ini hasil kebiajakan yang dicapai akan dipengaruhi oleh isi kebijakan yang terdiri dari :

1. Kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi, 2. Tipe-tipe manfaat,

3. Derajat perubahan yang diharapkan, 4. Letak pengambilan keputusan, 5. Pelaksanaan program, dan 6. Sumber daya yang dilibatkan.


(29)

Isi sebuah kebiajakan akan menunjukkan posisi pengambilan keputusan oleh sejumlah besar pengambilan kebijakan, sebaliknya ada kebijakan tertentu yang lainnya hanya ditentukan oleh sejumlah kecil satu unit pengambil kebijakan. Pengaruh selanjutnya adalah lingkungan yang terdiri dari :

1. Kekuasaan, kepentingan, dan startegi aktor yang terlibat. 2. Karakteristik lembaga penguasa, dan

3. Kepatuhan dan daya tanggap.

Karenannya setiap kebijakan perlu mempertimbangkan konteks atau lingkaran dimana tindakan administrasi dilakukan.

1.6.2.4 Model Implementasi Van Meter dan Van Horn

Model kebijakan yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn dipengaruhi oleh 6 faktor, yaitu :

1. Standar kebijakan dan sasaran yang menjelaskan rincian tujuan keputusan kebiajkan secara menyeluruh.

2. Sumber daya kebijakan berupa dana pendukung implementasi.

3. Komunikasi inter organisasi dan kegiatan pengukuran digunakan oleh pelaksana untuk memakai tujuan yang hendak dicapai.

4. Karakteristik pelaksana, artinya karakteristik organisasi faktor krusial yang menentukan berhasil tidaknya suatu program.

5. Kondisi sosial ekonomi dan politik yang dapat mempengaruhi hasil kebijakan.


(30)

Van Meter dan Van Horn menegaskan bahwa pada dasarnya kinerja dari implementasi kebijakan adalah penilaian atas tingkat ketercapaian standar dan sasaran kebijakan tersebut.8

1.6.3 Sertifikasi Guru

1.6.3.1 Pengertian Sertifikasi

Sertifikasi guru adalah upaya peningkatan mutu guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan (Depdiknas, 2008:1). Sertifikasi guru diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang bermutu.

1.6.3.2 Prinsip Sertifikasi

1. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat pendidik yang impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan yaitu mengacu kepada proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang pengelolaan pendidikan, yang sebagai suatu sistem meliputi masukan,

8Samodra, Yuyun dan Agus. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT.Raja Graffindo Persada. Th.1994.


(31)

proses, dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.

2. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru. Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil (non PNS/swasta). Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

3. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis

Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat berjalan dengan efektif dan efesien harus direncanakan secara matang dan sistematis.Sertifikasi mengacu


(32)

pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru.Kompetensi guru mencakup empat kompetensi pokok yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, sedangkan standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang kemudian dikembangkan menjadi kompetensi guru TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran.

5. Menghargai pengalaman kerja guru

Pengalaman kerja guru disamping lamanya guru mengajar juga termasuk pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti, karya yang pernah dihasilkan baik dalam bentuk tulisan maupun media pembelajaran, serta aktifitas lain yang menunjang profesionalitas guru. Hal ini diyakini bahwa pengalaman kerja guru dapat memberikan tambahan kompetensi guru dalam mengajar. 6. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah

Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahunnya ditetapkan oleh pemerintah.Berdasarkan jumlah yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk masing-masing Provinsi dan Kabupaten/Kota.Penyusunan dan penetapan kuota tersebut didasarkan atas jumlah xlv data individu guru perKabupaten/ Kota yang masuk di pusat data Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.9


(33)

1.6.3.3 Tujuan dan Manfaat Sertifikasi

Sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan mutu dan menentukan kelayakanguru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuanpendidikan nasional. Adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diperikan sebagaiberikut :

1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru.

2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional.

3. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi pengguna layanan pendidikan.

4. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

5. Memperoleh tujangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi.10 1.6.3.4 Persyaratan untuk Sertifikasi

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007, sertifikasi guru dalam jabatan dapat diikuti oleh guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV).Guru Non PNS yang dapat disertifikasi adalah guru Non PNS yang berstatus sebagai guru tetap pada satuan pendidikan tempat yang bersangkutan


(34)

bertugas.Penentuan guru calon peserta sertifikasi dalam jabatan menggunakan sistem ranking bukan berdasarkan seleksi melalui tes. Kriteria penyusunan ranking (setelah memenuhi persyaratan S1/D4) adalah: (1) masa kerja/pengalaman mengajar, (2) usia, (3) pangkat/golongan (bagi PNS), (4) beban mengajar, (5) jabatan/tugas tambahan, dan (6) prestasi kerja.11

1.6.3.5 Instrumen Sertifikasi

Dalam Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan disebutkan bahwa sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio alias penilaian kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru, dengan mencakup 10 (sepuluh) komponen yaitu : (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Jika kesepuluh komponen tersebut telah dapat terpenuhi secara obyektif dengan mencapai skor minimal 850 atau 57% dari perkiraan skor maksimum (1500), maka yang bersangkutan bisa dipastikan untuk berhakmenyandang predikat sebagai guru profesional, beserta sejumlah hak dan fasilitas yangmelekat dengan jabatannya.


(35)

1.7 Definisi Konsep

Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu. Untuk menentukan batasan yang lebih jelas, dalam rangka menyederhanakan pemikiran atas masalah yang diteliti, maka penulis mengemukakan konsep-konsep antara lain:

1. Kebijakan Publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah public atau pemerintah.

2. Implementasi Kebijakan adalah tahap pembuatan keputusan diantara pembentukan sebuah kebiajakan seperti halnya pasal-pasal sebuah undang-undang legislatif, pengeluaran sebuah peraturan eksekutif, pelolosan keputusan pengadilan, atau keluarnya standar peraturan dan konsekuensi dari kebijakan bagi masyarakat yang memepengaruhi beberapa aspek kehidupan. 3. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang

telah memenuhi standar kompetensi guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk: (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, (3) meningkatkan martabat guru, (4) meningkatkan profesionalitas guru.


(36)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif menurut Hamidi (2005:14) lebih mengutamakan perspektif emik. Penelitian dalam hal inimengumpulkan data berupa cerita rinci dari para responden dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa, pandangan para responden. Ciri pokok dari penelitian deskriptif adalah memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual dan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dan diiringi dengan interpretasi. Dalam tradisi penelitian kualitatif, proses penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang terjadi pada penelitian kuantitatif, karena sebelum hasil-hasil penelitian kualitatif memberi sumbangan kepada ilmu pengetahuan, tahapan penelitian kualitatif melampaui berbagai tahapan berfikir kritis-ilmiah, yang mana seorang peneliti memulai berfikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan, kemudian menganalisanya serta berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati (Bungin, 2007:6).


(37)

Dengan menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif ini diharapkan dapat memaparkan atau mendeskripsikan bagaimana implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru tersebut.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang (Jl. Karya Asih No. 1 Komp. Pemda Deli Serdang-Kota Lubuk Pakam).

2.3. Informan Penelitian

Adapun informan yang menjadi objek penelitian ini dibedakan atas dua jenis yaitu informan kunci dan informan utama. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti. Sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.

1. Dalam penelitian ini yang menjadi Informan kunci (key informan) adalah Kasi Tenaga dan Fasilitas Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang. 2. Informan Utama adalahguru di SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa. .


(38)

2.4.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang langsung diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui :

a. Wawancara, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Bungin, 2007:108). Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat-alat seperti buku catatan yang berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data dan tape recorder yang berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan.

b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitiaan (Bungin, 2007:116). .


(39)

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data primer.

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut :

a. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan – catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang ditliti dengan instansi terkait.

b. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku – buku, karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.

2.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu kesatuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dengan analisis kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.

Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono 2009:55-56) terdapat 3 jalur analisis data kualitatif, yaitu :


(40)

a) Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Tentu saja proses reduksi data ini tidak harus menunggu data terkumpul semuanya dahulu baru melaksanakan analisis, namun dapat dilakukan sejak data masih sedikit sehingga selain meringankan kerja peneliti juga memudahkan peneliti dalam melakukan kategorisasi data yang sudah ada.

b) Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpula informasi tersusun yang menberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Penyajian data dilakkan untuk mempermudah peneliti memahami data yang diperoleh selama penelitian dibuat dalam bentuk uraian atau teks yang bersifat naratif, bagan, atau bentuk tabel.

c) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah usaha penarikan arti data yang telah ditampilkan, sejauh mana pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuatnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses ini adalah dengan melakukan pencatatan untuk pola-pola dan tema-tema yang sama, pengelompokan dan pencarian kasus negatif (kasus khas, berbeda, mungkin pula menyimpang).


(41)

Jadi analisis data kualitatif yaitu dengan menyajikan data dan melakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan di lapangan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti kemudian menarik kesimpulan.


(42)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu daerah dari 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki beraneka ragam sumber daya alam, sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukupn menjanjikan. Letaknya yang strategis di pantai Timur Pulau Sumatera dan didukung oleh akses jalan dan pelabuhan membuat Deli Serdang menjadi daerah yang dilirik oleh berbagai investor. Letak geografis daerah yang berbatasan langsung dengan kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara sekaligus sebagai daerah peyangga pertumbuhan kota, menjadikan Deli Serdang menerima banyak pengaruh, yang membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk didalamnya penyelenggaraan pendidikan.

Deli Serdang memiliki luas wilayah daerah lebih kurang 2.497,72 km2 yang terdiri dari 22 kecamatan, 380 desa, dan 14 kelurahan. Penduduk Deli Serdang terdiri dari berbaagai suku bangsa seperti Melayu, Karo, Simalungun, Mandailing, Jwa, Minang, Toba, Tionghoa, dan berbagai suku bang lain, dengan jumlah pemuluk agama yang terbesar adalah Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Hal ini menunjukka bahwa Deli Serdang adalah daerah yang sangat kompleks yang dapt dinyatakan sebagai miniatur Indonnesia karena terdiri dari berbagai suku bangsa dan berbagai


(43)

agama. Kondisi ni menyebabkan masyarakat Deli Serdang hidup dalam kondisi keanekaragaman sesuai dengan moto Deli Srdang Bhinneka Perkasa Jaya.

3.1.1 Geografis

Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak diatara 2˚57’ -3˚16’ Lintang Utara dan antara 98˚33’ -99˚27’ Bujur Timur, dengann ketinggian 0-500 m diatas permukaan laut. Merupakan bagian dari wilayah-wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumatera 2. Sebelah Selatah berbatasan dengan Kabupaten Karo

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat 3.1.2 Topografi

ini secara geografis terletak pada wilayah pengembangan Pantai Timur Sumatera Utara serta memiliki topografi, kountur, dan iklim yang bervariasi. Kawasan hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai terjal berhawa tropis pegunungan, kawasan dataran rendah yang landai, sementara kawasan pantai berhawa tropis pegunungan.

Sementara itu dilihat dari kemiringan lahan, Kabupaten Deli Serdang dibedakan atas : a. Dataran Pantai


(44)

Dearah pantai di Kabupaten Deli Serdang ± 63.002 Ha (26,30%) terdiri dari 4 kecamatan (Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu). Jumlah desa sebanyak 64 desa/kelurahan dengan panjang pantai 65 km. Potensi utama dalah pertanian pangan, perkebunan rakyat, perkebunan besar, perikanan laut, pertambakan, peternakan unggas, dan pariwisata.

b. Dataran Rendah

Dataran rendah di Kabupaten Deli Serdang ± 68,965 Ha (28,80%) terdiri dari 11 kecamatan (Sunggal, Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Galang) dengan jumlah desa sebanyak 197 desa/kelurahan. Potensi utama adalah pertanian pangan, perkebunan besar, perkebunan rakyat, peternakan, industri, perdagangan, dan perikanan darat.

c. Dataran Pegunungan

Dtaran pegunungan di Kbupaten Deli Serdang ± 111.970 Ha (44,90%) terdiri dari 7 kecamatan (Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Bangun Purba) dengan jumlah desa sebanyak 133 desa. Potensi utama adalah pertanian rakyat, perkebunan, dan peternakan.

Kabupaten Deli Serdang terdapat 5(lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Belawan, DAS Deli, DAS Belumai, DAS Percut, dan DAS Ular dengan luas areal 378.841 Ha yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten Simalungun dan Karo. Pada umumnya sub DAS


(45)

ini dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.

3.1.3 Iklim

Di Kabupaten Deli Serdang hanya ada dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan.Pada bulan Juni smapai dengan September arus angin bertiup tidak banyak mengandung uap air, sehingga menyebabkan musim kemarau.Tetapi pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus sehingga terjadi musim hujan.Keadaan ini berganti setiap setengan tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan Oktober-November. Menurut catatan Stasiun Klimatologi Sampali, pada tahun 2015 diketahui :

a. Rata-rata kelembaban udara 84% b. Rata-rata curahan hujan 218 mm c. Rata-rata hari hujan 17 hari

d. Rata-rata penyinaran matahari 47,5% e. Rata-rata kecepatan angin 1,75 m/dt f. Rata-rata penguapan 3,0 mm/hari


(46)

3.1.4 Wilayah Administratif

Administrsi pemerintah Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 22 kecamatan dan 394 desa/kelurahan yang terdiri dari 78 desa swakarya mula, 2 desa swakarya masya, 285 desa swasembada mula, dan 25 desa swasembada madya yang seluruhnya sudah definitif.

Tabel 1.Luas Wilayah Dan Rasio Terhadap Luas Kabupaten Deli Serdang Menurut Kecamatan

No. Kecamatan Luas Wilayah (km) Rasio Terhadap Luas Total Kabupaten

1. Gunung Meriah 76,65 3,07

2. STM Hulu 223,38 8,94

3. Sibolangit 179,96 7,20

4. Kutalimbaru 174,92 7,00

5. Pancur Batu 122,53 4,91

6. Namorambe 62,30 2,49

7. Biru-biru 89,69 3,59

8. STM Hilir 190,50 7,63

9. Bangun Purba 129,95 5,20

10. Galang 150,29 6,02

11. Tanjung Morawa 131,75 5,27


(47)

13. Deli Tua 9,36 0,37

14. Sunggal 92,52 3,70

15. Hamparan Perak 230,15 9,21

16. Labuhan Deli 127,23 5,09

17. Percut Sei Tuan 190,79 7,64

18. Batang Kuis 40,34 1,62

19. Pantai Labu 81,85 3,28

20. Beringin 52,69 2,11

21. Lubuk Pakam 31,19 1,25

22. Pagar Merbau 62,89 2,52

Jumlah 2.497,72 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang

Tabel 2. Nama Ibukota Kecamatan Dan Jarak Ibukota Kecamatan Ke Lubuk Pakam

No. Kecamatan Nama Ibukota Jarak Ibukota

Kecamatan ke Lubuk Pakam (km)

1. Gunung Meriah Gunung Meriah 65

2. STM Hulu Tiga Juhar 51

3. Sibolangit Bandar Baru 61

4. Kutalimbaru Kutalimbaru 50


(48)

6. Namo Rambe Namo Rambe 46

7. Biru-biru Biru-biru 53

8. STM Hilir Talun Kenas 37

9. Bangun Purba Bangun Purba 25

10. Galang Galang 18

11. Tanjung Morawa Tanjung Morawa 12

12. Patumbak Patumbak 30

13. Deli Tua Deli Tua 38

14. Sunggal Sunggal 40

15. Hamparan Perak Hamparan Perak 52

16. Labuhan Deli Helvia 41

17. Percut Sei Tuan Tembung 41

18. Batang Kuis Batang Kuis 11

19. Pantai Labu Pantai Labu 10

20. Beringin Beringin 6

21. Lubuk Pakam Lubuk Pakam 0

22. Pagar Merbau Pagae Merbau 4 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang 3.1.5 Penduduk dan Tenaga Kerja

Pada tahun 2014, jumlah penduduk Deli Serdang adalah 1.807.173 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya (LPP) 2002-2013 sebesar 2,62 % dan


(49)

kepadatan rata-rata 724 jiwa/km persegi. Jumlah rumah tangga sebanyak 426.634 rumah tangga dan setiap rumah tangga rata-rata dihuni oleh 4-5 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 101, 51 yang artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki dengan penduduk terpdat di Kecamatan Percut Sei Tuan dengan tingkat persebaran penduduk sebesra 21,49 %. Sedangkan sebaran penduduk terkecil di Kecamata Gunung Meriah yaitu sebesar 0,14 %. Kecamatan yang penduduknya terpadat adalah Deli Tua dengan kepadatan diatas 2.660 jiwa per km², dan yang terjaranag adalah Kecamatan Gunung Meriah dengan kepadatan 33 jiwa per km². Berdasarkan kelompok umur persentasi penduduk usia 0-14 tahun sebesar 31,21 %, 15-64 tahun sebesar 65,57 %, dan usia 65 tahun keatas sebesar 3,22 % yang artinya jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari penduduk usia non produktif.

Berdasarkan data yang terrcatat di BPS Deli Serdang pada tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang terdapat 853,36 penduduk angkatan kerja. Sekitar 92,31 % dari penduduk tersebut telah bekerja, dan sekitar 7,69 persen tidak bekerja.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Perkecamatan Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Tahun 2014


(50)

N o.

Kecamatan Jumlah Rumah

Tangga Laki-laki/Male Perempuan/ Female Jumlah Total 1. Gunung

Meriah

755 1.263 1.245 2.508

2. STM Hulu 3.268 6.265 6.180 12.445

3. Sibolangit 5.500 9.938 9.925 19.863

4. Kutalimbar u

8.889 18.038 18.158 36.196

5. Pancur Batu 21.153 42.994 42.740 85.734 6. Namo

Rambe

9.191 18.305 18.677 36.982

7. Biru-biru 8.637 17.279 17.059 34.338

8. STM Hilir 7.902 15.699 15.161 30.

860 9. Bangun

Purba

5.386 10.889 10.874 21.

763 1

0.

Galang 15.247 31.235 30.871 62.

106 1

1.

Tanjung Morawa

45.331 98.160 96.301 194

.46 1


(51)

2. 712 1

3.

Deli Tua 13.920 30.151 31.045 61.

196 1

4.

Sumggal 57.118 124.184 122.256 246

.44 0 1 5. Hamparan Perak

36.471 77.060 74.393 151

.45 3 1 6. Labuhan Deli

14.184 30.911 29.850 60.

761 1

7.

Percut Sei Tuan

89.112 195.417 192.907 388

.32 4 1

8.

Batang Kuis 13.161 28.817 27.971 56.

788 1

9.

Pantai Labu 10.073 22.459 21.051 43.

510 2

0.

Beringin 12.311 26.859 26.059 52.

918 2

1.

Lubuk Pakam

18.987 40.550 41.158 81.


(52)

2 2.

Pagar Merbau

8.927 18.392 18.715 37.

107

Jumlah 426.634 910.375 896.798 1.8

07. 173 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang

Tabel 4. Sebaran Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 No. Umur Laki-laki/Male Perempuan/Female Jumlah Total

1. 0-4 98.636 92.553 191.188

2. 5-9 99.293 92.992 192.285

3. 10-14 92.750 87.856 180.606

4. 15-19 85.270 83.833 169.103

5. 20-24 82.427 83.554 165.981

6. 25-29 80.061 81.327 161.388

7. 30-34 76.283 76.264 152.547

8. 35-39 68.813 69.321 138.134

9. 40-44 61.934 61.113 123.047

10. 45-49 51.182 50.218 101.400

11. 50-54 41.518 39.801 81.319

12. 55-59 29.995 28.410 33.834


(53)

14. 65-69 10.776 12.221 22.997

15. 70-74 8.598 10.266 18.864

16. 75 + 6.416 9.834 16.250

Jumlah 910.375 896.798 1.807.173

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang

Tabel 5. Penduduk berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2014

No. Pendidikan yang Ditamatkan

Laki-laki/Male

Perempuan/Female Jumlah Total 1. Tidak/Belum Pernah

Sekolah

9.238 14.359 23.597

2. Tidak/Belum Tamat SD 84.655 86.780 171.435 3. Sekolah Dasar 215.651 244.262 459.913

4. SLTP 226.374 215.026 441.400

5. SLTA Umum 286.369 258.496 544.865

6. SLTA Kejuruan 40.315 25.430 65.745

7. Diploma I dan II 4.052 6.766 10.818

8. Diploma III 8.614 14.746 23.360

9. D IV/S1 35.107 30.933 66.040

Jumlah 910.375 896.798 1.807.173


(54)

3.1.6 Visi, Misi, dan Prioritas Pembangunan Daerah

Dengan mengandalkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki, pemerintah Kabupaten Deli Serdang terus berupaya melakukan pengembangan sektor-sektor pembangunan dalam mewujudkan visi nya, yaitu :

VISI : Deli Serdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius, sejaterah, bersatu dalam kebhinekaan melalui pemerataan pembangunan, pemanfaatkan sumber daya yang adil, dan penegakan hukum yang ditopang oleh tata pemerintahan yang baik.

Untuk mencapai visi tersebut disusunlah sebuah misi, yaitu :

MISI : Mewujudkan Deli Serdang yang maju adalah mendorong pembangunan yang menjamin pemerataan yang seluas-luasnya didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur yang maju, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan yang berwawasan lingkungan, serta didukung oleh kondisi keamanan yang kondusif.

Dari visi dan misi tersebut tujuan pertama pembangunan Kabupaten Deli Serdang adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat yang merata serta diimbangi dengan meningkatnya kualitas pemukiman dan infrastruktur (RPJMD


(55)

2009-2014).Dengan kata laim pemerintah Kabupaten Deli Serdang telah menjadikan pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas pembangunan daerah tanpai mengabaikan sektor lainnya seperti dibidang ekonomi dan infrastruktur sebagai bagian tepenting dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mencapai visi dan misi Kabupaten Deli Serdang pemerintah menetapkan isu prioritas pembangunan untuk lebih memfokuskan pencapaian pembangunan daerah.Isu prioritas pembangunan daerah Kabupaten Deli Serdang adalah masih rendahnya kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.Karena itu pemerintah Kabupaten Deli Srdang menetapkan prioritas pembanguna daerah, yaitu peningkatan akses dan mutu pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat.Sasaran pembangunan yang ditetapkan adalah terwujudnya peningkatan akses terhadap pendidikan yang berkualitas, relevansi pendidikan, dan SDM yang berdaya saing, serta meningkatnya serajat kesehatan masyarakat.

ISU PRIORITAS DAERAH

Masih Rendajnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing PRIORITAS PEMBANGUNAN SASARAN PEMBANGUNAN Peningkatan akses dan mutu pendidikan

serta derajat kesehatan masyarakat.

Terwujudnya peningkatan akses terhadap pendidikan yang berkualitas, relevansi pendidikan dan SDM yang berdaya saing, serta meningktanya derajat kesehatan masyarakat.


(56)

Unsur Pendidikan :

1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun

2. Program Pendidikan Anak UsiaDdini

3. Program Pendidikan Menengah 4. Program Pendidikan Non

Formal

5. Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

6. Program Manajemen Layanan Pendidikan

Urusan Olahraga dan Kepemudaan : 1. Programa Peningkatan Peran

Serrta Kepemudaan

2. Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup

3. Pengembangan Kebijakan dan Manjemen Olahraga

4. Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

3.2 Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang telah menjadiakan pendidikan sebagai salah satu prioritas pembangunan disamping sektor lainnya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Deli Serdang tahun 2009-2014. Hal iitu slah satunya ditunjukkan dengan alokasi anggaran pendidikan yang mengalami


(57)

peningkatan setia[ tahunnya. Kondidi ini memberi peluang bagi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga untuk melaksanakan pembangunan pendidikan sesuai dengan target Renstra yang telah ditetapkan sekaligus kebijakam strategi untuk mencapai Visi dan Misi pembangunan bidang pendidikan. Dengann mengacu pada tiga pilar kebijakan pemerintah dibidang pendidikan, pembangunan pedidikan pada tahun 2013 di Kabupaten Deli Serdang dilakukan untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan akses masyarakat mendapatkan pendidikan, ppeningkatan mutu relevansi dan daya saing lulusan, dan peningkatan tata kelola akuntabilitas dan pencitraaan publik terhadap pendidikan. Hal ini juga sesuai dengan misi 5K yang telah ditetapkan pemerintah dibidang pendidikan, yaitu : (1) Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, (2) Memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, (3) Meningkatkan kualitas atau mutu dan relevansi layanan pendidikan, (4) Mewujudkan kesetaraan dab memperoleh layanan pendidikan, dan (5) Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidiikan.

Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menerapkan otonomi daerah selalu berupaya mendukung tercapainya sistem perencanaan pembangunan nasional melalui koordinasi lintas SKPD dalam mencapai visi dan misi pembangunan Kabupaten Deli Serdang.


(58)

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga memiliki tugas membanyu bupati dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang pendidikan, pemuda, dan olahraga. Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepala dinas mempunyai fungsi :

a) Melakukan perumusn kebijakan dan rencana teknis sesuai dengan lingkup tugas kependidikan, pemuda, dan olahraga

b) Menyelengarakan urusan pemerintah dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup pendidikan, pemuda, dan olahraga

c) Melakukan pembinaan dan melaksanakan tugas sesuai dengan lingkup pendidikan, pemuda, dan olahraga sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kerja dan program kerja Dinas Penididkam, Pemuda, dan Olahraga

b. Mengkoordinasikan rencana kerja dan program kerja dians keseluruh pelaksana teknik dinas dan pelaksana teknis penunjang, pengendalian, dan pengelola keuangan

c. Melaksanakan pengawasan evaluasi dan monitoring dan penilaian keseluruh pelaksana teknis Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga dan pelaksana teknis

d. Menetapkan usulan dan mengkoordinasikan rencana kerja kepada sekretaris dan kepada kepala bidang sesuai dengan bidang tugasnya


(59)

e. Melakukan pengangkatan, penempatan. Pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji tunjangan dan kesejahteraan pegawai serta pendidikan dan latihan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku

f. Menetapkan/mengusulkan penghargaan penetapan/tanda jasa dan kesejahteraan tenaga pendidik, tenaga kependidiikan, pemuda dan olahraga sesuai dengan peraturan yang berlaku g. Membagi tugas kepada sekretaris dan kepada kepala bidang,

kepala cabang diinas dan unit pelaksateknis sesuai dengan bidang tugas masing-masing

h. Memberi bimbingan dan petumjuk kepada seluruh uniti tugas i. Melaksanakan koordinsinasi lintas sektoral dan instansi terikat

dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas

j. Membentuk unit pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan

k. Melaksanakan penilaian kinerja terhadap pelaksana teknis diinas dan pelaksanaan kegiatan teknis penunjang sesuai tugas lingkup pendidikan, pemuda, dan olahraga


(60)

l. Mepertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga serta melaporkannya kepada bupati melalui sekretaris daerah.

3.2.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Deli Seerdang berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007, terdiri dari :

1. Kepala Dinas : Dra. Wastiana Harahap

2. Sekretaris : Drs. Idris, M.Pd, dengan membawahi 3 kepala subbagian, yakni : • Kepala Subbagian Program : Drs. Misno, M.Pd

• Kepala Subbagian Keuangan : Suparno, S.Sos, M.SP • Kepala Subbagian Umum : Yusnaldi, M.Pd

3. Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Menegah, dan Kejuruan : Drs. H. Misran Sihaloho, M.Si, membawahi 3 kepala seksi, yakni :

• Kepala Seksi Kurikulum : Dra. Elfiami Sinambela, M.Pd • Kepala Seksi Ketenagaan : Drs. Firman Sembiring

• Kepala Seksi Kesiswaan : Budi Krisna, S.Ag

4. Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah : Juri Amir, S.Pd, membawahi 3 kepala seksi, yakni :

• Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah : Saur MT Situmeang, M.Pd • Kepala Seksi Pembinaan : Marina, S.Sos, M.AP


(61)

• Kepala Seksi Program dan Teknis :Dra. Hj. Norma Keliat

5. Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga : Dra. Hj. Miska Gewasari, MM, dengan membawahi 3 kepala seksi, yakni :

• Kepala Seksi Bina Lembaga : Martimbang, S.Pd • Kepala Seksi Bina Olahraga : Wagino, S.Pd

• Kepala Seksi Pembangunan Sarana Olahraga :M. Aspendi Lubis, SE 6. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana : Pardo Sihite, membawahi 3 kepala

seksi, yakni :

• Kepala Seksi Rehabilitasi dan Pemeliharaan : Dra. A. J. Pasaribu, M.Pd

• Kepala Seksi Pengadaan Sarana : Rusli Efendi Lubis, SE • Kepala Seksi Inventarisasi Sarana: Antonius Surbakti, SE, M.Si 7. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Dikpora di 22 kecamatan 8. UPDT : SKB Patumbukan dan SKB Sibolangit

9. Kelompok Fungsional

3.2.3 Visi dan Misi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang

VISI : Terwujudnya sumber daya manusia Deli Serdang yang cerdas, berkarakter, berwawasan lingkungan yang mampu bersaing diera globalisasi bersama pemerintah, partisipasi masyarakat, dan dukungan sektor swasta.


(62)

Visi ini memberikan gambaran mengenai harapan masa depan yang ingin dicapai. Pengertian sumber daya manusia yang cerdas dan berwibawa yang ada dalam visi tersebut adalah insan yang cerdas secara komprehensif, yang meliputi cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas intelektual, dan cerdas kinestesis. Jika keemat kecerdasan ini dimiliki makan masyarakat Deli Serdang akan berwibawa.

MISI :

1. Mensukseskan program wajib belajar 9 tahun dan menyiapkan program wajib belajar 12 tahun

2. Memberikan pelayanan pendidikan, pemuda, dan olahraga yang demokratis, merata, relevan, efektif, dan efisien, serta optimalisasi sumber dayya yang ada 3. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan 4. Meningkatkan mutu sarana dan prasarana pendidikan melalui 3 pilar kekuatan

yaitu pemrintah, partisipasi masyarakat, dan dukungan potensi sektor swasta/pengusaha

5. Meningkatkan kualitas/mutu lulusan setiap jenjang pendidikan 6. Meningkatkan pembinaan olahraga dan generasi muda

7. Meningkatkan jumlah sekolah unggulan/rintisan Sekolah Standar Nasional disetiap kecamatan

8. Meningktkan pembinaan terhadap anak putus sekolah dan penuntasan masyarakat buta aksara.


(63)

3.2.4 Tujuan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang

Tujuan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang merupakan penjabaran dari visi dan misi yang akan dicapai, yang dilengkapi dengan rencana sasaran yang hendak dicapai dan berfungsi sebagai panduan dalam mengukur dan menilai pencapai visi dan misi tersebut. Dengan mengacu pada visi dan misi, maka tujuan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Deli Seerdang dirumuskan sebagai berikut :

Misi pertama : Mensukseskan programa wajib belajar 9 tahun dan menyiapkan programa wajib belajar 12 tahun memiliki tujuan untuk memperluas dan meratanya akses pendidikan dengan cara memperbesar daya tampung setiap tingkat satuan pendidikan dan agar Kabupaten Deli Serdang siap memasuki wajib belajar 12 tahun. Misi kedua : Memberikan pelayanan pendidikan, pemuda, dan olahraga yang demokratis, merata, relevan, efektif, dan efisien, serta optimalisasi sumber daya yang ada memiliki tujuan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan bagi setiap lapisan masyarakat tanpa membedakan tingkat ekonomi, suku, agama, dan golongan dan untuk menumbuhkan sikap demokratis didalam pendidikan.

Misi ketiga : Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan memiliki tujuan untuk bertambahnya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional dan handal yang mampu menguasai dan mengelola informasi dan diterapkannya proses pembelajaran yang bermutu dan berkualitas.


(64)

Misi Keempat : Meningkatkan mutu sarana dann prasaran pendidikan melalui 3 pilar kekuatan taitu pemerintah, partisipasi masyarakat, dan dukungan potensi sektor swasta,pemgusaha memiliki tujuan meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dalam mendukung proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan dan terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif.

Misi kelima : Meningkatkan kualitas/mutu lulusan setiap jenjang pendidikan memiliki tujuan meningkatkan daya saing lulusan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dann terserapnya lulusan didunia kerja atau dunia industri.

Misi keenam : Meningkatkan pembinaan olahraga dan generasi muda memiliki tujuan meningkatnya pembinaan olahraga sehingga terbinanya atlet-atlet yang berprestasi dan meningkatnya peran generasi muda didalam pembangunan.

Misi ketujuh : Meningkatkan jumlah sekolah unggulan atau rintisan sekolah standar nasional disetiap kecamatan memiliki tujuan bertumbuhnya sekolah unggulan disetiap kecamatan dan pemberdayaan sekolah unggulan/rintisan sekolah standar nasional sebagai model bagi pengembangan sekolah-sekolah yang ada disekitarnya. Misi kedelapan : Meningkatkan pembinaan terhadap anak putus sekolah dan masyarakat buta aksara memiliki tujuan meningkatnya kualitas layanan program kesetaraan dan program keaksaraan dengan jumlah warga belajar yang semakin sedikit dan meniingkatnya kualitas program peningkatan kecakapan hdidup(life skill) bagi anak putus sekolah.


(65)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telh diperoleh melalui penelitian dilapangan untuk kemeudian dianalisis berdasarkan teori yang ada. Data tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperolh dari hasil wawancara dengan informan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer.

4.1 Hasil Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari informan kunci tentang implentasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar di Kabupaten Deli Serdang (studi pada SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa). Sesuai dengan rancangan penelitian, telah ditetapkan jumlah informan kunci yaitu bapak Dra. Firman Sembiri sebagai kasi tenaga dan fasilitas pendidikan yang menangani sertifikasi. Sedangkan yang menjadi informan tambahan yaitu ibu Sulistiati, S.Pd yang mengajar di SD Negeri Nomor 106812, serta sebagai informan tambahan yaitu ibu Duma Sari Daulay, S.Pd sebagai kepala sekolah di SD Negeri Nomor 106812.

Tipe wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe wawncara berstruktur, yaitu sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang


(66)

disusun jelas berhubungan dengan proses implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar di Kabupaten Deli Serdang (studi pada SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa). Berkut adalah indikator implementasi dari sebuah kebijakan, yaitu :

1. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari suatu sumber berita kepada penerima media tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan tanggapan dari penerima. Komunikasi merupakan sarana untuk menyebarluaskan informasi. Untuk menghindariterjadinya gangguan pada komunikasi perlu adanya ketepatan waktu dalam penyampaian informasi, harus jelas jelas informasi yang disampaikan dan memerlukan ketelitian serta konsistensi dalam menyampaikan informasi.

Untuk mengetahui bagaimana komunikasi di dalam pelaksanaan kebijakan sertifikasi ini, peneliti melakukan wawancara dengan Kasi Tenaga dan Fasilitas Pendidikan, bapak Dra. Firman Sembiring dengan menanyakan bagaimana pelaksanaan sosialisasi sertifikasi guru terhadap guru-guru di Kabupaten Deli Serdang bahwasanya :

“Sosialisasi bagi calon peserta PLPG dilakukan sekali setahun, tetapi kalau untuk yang sudah sertifikasi dilakukan rutin setiap tahun. Dan secara intensif melalui kepala sekolah atau pengawas selalu kami lakukan sosialisasi, dimana nantinya kepala sekolah atau pengawas yang menyampaikan kepada guru-guru” (hasil wawancara 04 Juni 2015)

Pertanyaan yang sama juga peneliti tanyakan kepaa guru di SD Negeri Nomor 106812 yaitu ibu Sulistiati, S.Pd bahwasanya :


(67)

“Sering dilakukan sosialisasi. Kemarin saya mengikuti sosisalisasi di sekolah Sukirman dan biasanya tempat sosialisasinya pindah-pindah. Pembicaranya dari Dinas Pendidikan. Kemarin yang menjadi pembicara ketika sayang mengikuti sosialisasi itu ibu Miskah”(hasil wawancara 10 Juni 2015)

Pernyataan ibu Sulistiati diatas juga diperkuat oleh pernyataan ibu Duma Sari Daulay,S.Pd selaku kepala sekolah di SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa bahwasanya :

“Dinas Pendidikan seing melakukan sosialisasi, terutama kami kan sudah diajarkan tentang bagaimana teknik-teknik mengajar. Semua itu ada sosislaisasinya, terutama dari dinas, dari pengawas, kepala sekolah dituntut untuk bekerja maksimal” (hasil wawancara 10 Juni 2015)

Dari segi hambatan mengenai pelaksanaan pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru ini, peneliti memperoleh informasi dari bapak Dra. Firman Sembiring yang mengatakan bahwasanya :

“Hambatan barangkali dari segi penyampaian informasi kepada pihak calom peserta sertiifikasi dan guru-guru yang sudah serifikasi sedikit mengalami kesulitan dikarenakan letak geografis dari Kabupaten Deli Serdangyang jauh. Tetapi dari segi-segi lainnya hampir tidak ada hambatan yang dihadapi” (hasil wawancara 04 Juni 2015)

2. Sumberdaya

Sumberdaya adalah faktor yang paling penting dalam implementasi kebijakan agar efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yakni kompetensi implementor dan sumberdaya inansial. Pelayanan staff yang berada di Dinas Pendidikan merupakan salah satu bagian dari sumberdaya.


(68)

Untuk mengetahui bagaimana pelayanan staff di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang, khususnya staff-staff yang bekerja dalam bidang sertifikasi, peneliti bertanya kepada ibu Duma Sari Daulay tentang bagaimana pelayanan staff di Dinas Pendidikan Deli Serdang dan informan mengatakan :

“Bagus, sudah cukup bagus. Ketika mengantarkan berkas-berkas ke dinas tidak semua guru-guru ikut mengantarkan kesana. Cukup satu orang saja mewakili dari setiap sekolah, misalnya operator atau TU. Inikan sekarang guru-guru sedang sibuk pemberkasan. Semua berkas-berkas dikumpulkan kemudian nanti diantarkan ke Dinas, di sana nanti ada staff yang menangani sertifikasi ini. Kalau dalam situasi sibuk mengurus berkas seperti sekarang ini staff-staff di sana siap melayyani guru-guru walaupun sudah lewat dari jam kerja pegawai”(hasil wawancara 10 Juni 2015)

Dinas Pendidikan adalah pihak yang paling mengetahui informasi-informasi mengenai sertifikasi guru ini. Informasi-informasi baru yang diberikan oleh pusat pertama kalinya tentu akan disampaikan ke Dinas Pendidikan terlebih dahulu, kemudian Dinas Pendidikan yang menuruskan informasi tersebut kepada Kepala Sekolah dan Guru-guru yang bersangkutan langsung dengan sertifikasi ini. Untuk mengetahui bagaimanaguru-guru mendapatkan informasi tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan ibu Duma Sari Daulay yang menyatakan :

“Untuk informasi tenttang sertifikasi kira mudah untuk kami dapatkan. Dinas Pendidikan sering memberitahu saya melalui sms (pesan singkat) mengenai informasi yang baru, misalkan ketika SK Dirjen guru-guru yang sudah sertifikasi sudah keluar, atau jika ada aturan-aturan yang baru. Dan Dinas Pendidikan pun mempunyai situs-situs di internet. Jadi guru-guru yang sudah bisa mengoperasikan internet bisa melihat sendiri informasi tersebar di internet” (hasil wawancara 10 Juni 2015)


(69)

Selain pelayanan staff dam informasi peneliti juga bertanya mengenai pembagian tugas dan wewenang dalam proses implementasi kebijakan sertifiikasi ini. Pertanyaan itu peneliti tanyakan kepada bapak Dra. Firman Sembiring dan beliau mengatakan :

“Ya, masing-masing pihak punya tugas dan kewenangannya masing-masing ya. Mulai dari dinas, pengawas, kepala sekolah, guru-guru, bahkan staff atau pegawai yang ada di sekolah dan di Dinas Pendidikan yang membantu, misalkan dalam hal mengumpulkan berkas, atau mengirimkan berkas-berkas ke dinas. Kalau saya sendiri sebagai Kasi Tenaga dan Fasilitas Pendidikan bertanggungjawab dalam hall verivikasi. Itu terhitung mulai dari Maret 2014 sampai sekarang. Kalau penanggungjawab keseluruhan itu kepala dinas”(hasil wawancara 04 Juni 2015)

Pertanyaan yang sama juga peneliti tanyakan kepada kepala sekolah SD Negeri Nomor 106812 Bandar Kllipa. Ia mengatakan tentang wewenang yang ia punya terkait dengan sertifikasi guru bahwasanya :

“Saya selaku kepala sekolah mempunyai tanggungjawab kepada guru-guru saya di sini. Kalau untuk setifikasi saya hanya mengetahui, memberi rekomendasi apakah guru itu mengajar sesuai dengan persyaratan untuk bisa sertifikasi, dan apakah ia sydah memenuhi semua persyaratan, misalkan bagaimana dengan pendidikannya apakah sudah S1, lamanya dia mengajar, umurnya berapa. Tapi untuk tahap selanjutnya yang menentukan tetap dinas”(hasil wawancara 10 Juni 2015)

Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan sertifikasi guru ini juga menjadi salah satu faktor keberhasilan implementasi kebijakan sertifikasi guru ini. Peneliti bertanya kepada bapak Dra. Firman Sembiring mengenai sarana dan prasaran yang menunjang implementasi sertifikasi ini dan beliau mengatakan :


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian ini mengenai implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar (SD) di Kabupaten Deli Serdang (studi pada SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa) dengan meneliti peranan komunikasi, sumberdaya, disposisi, dan struktur birokrasi terhadap implementasi kebijakan. Penelitian ini telah mengikuti tahapan-tahapan yangg lazim dalam melakukan penelitian, yaitu pembuatan instrumen, pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, maka dapat disimpulkkan hal-hal berikut ini :

1. Implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar (SD) di Kabupaten Deli Serdang khususnya di SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa masih belum terlaksana secara efektif. Masih banyak guru yang belum melaksanakkan tugas dan tanggungjawabnya sebagaimana seharusnya sebagai guru yang profesional. Komitmen yang kuat juga belum dimilikii untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang dimiliki. Begitupun dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang sebagai pelaksana kebijakan di tingkat daerah belum mampu memberikan solusi terbaik atas permasalahan yang dihadapi oleh guru, terutama dalam hal keterlambatan pemberian tunjangan sertifikasi yang sering sekali menimbulkan dugaan-dugaan negatif para guru terhadap Diinas


(2)

Pendidikan. Suksesnya programa sertifikasi adalah jika tujuan utama dapat tercapai, yaitu meningkatkan mutu pendidikan secara nasional.

2. Berdasarkan perana empat unsur penentu keberhasilan implementasi

kebijjkan, setiap unsur dapat dipenuhi walaupun belum sempurna. Masih banyak kekurangan dalam unsur komunikasi, sumberdaya, disposisi. Ketidaksempurnaan keempat unsur tersebut menghambat proses implementasi kebijakan sertifikasi guru di Kabupaten Deli Serdang khususnya di SD Negeri Nomor 106812 Bandar Kllipa

6.2 Saran

Hasil penelitian ini menghasilkan beberapa saran bagi upaya yang lebih maksimal dalam pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru yang lebih efektiif, yaitu :

1. Agar implementasi kebijakan sertifikasi kebijakan guru sekolah dasar (SD) di Kabupaten Deli Serdang khususnya di SD Negeri Nomor 106812 Bandar Klippa dapat terlaksana secara efektif, setiap pihak terutama gru harus mengerti program sertifikasi : dara hukum, tujuan, manfaat, prosedur mekanisme, dan alur sertifikasi.

2. Untuk mengatasi kendala dalam penyampaian pesan kepada sasaran

program(para guru), seharusnya diiadakan komunikasi langsung tanpa melaluii banyak jalur yang justru akan mendistorsi makna pesan yang dimaksud. Dialog interaktif maupun diskusi adalah alternatif solusi yang


(3)

bertanya langsung kepada narasumber yang menguasi materi tentang sertifikasi guru.

3. Untuk mengatasi keterlambatan penyaluran tunjangan sertifikasi, sebaiknya tunjangan sertifikasi tersebut di keluarkan setiap bulan saja , bersamaan dengan waktu penerimaan gaji.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Dun, William N. 2003.Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

H. Fuad Ihsan. 2008. Dasar-dasar Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta

Kaban, Yeremias. 2008. Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik. Yogyakarta: Gava Media

Kusumanegara, Solahuddin. 2010. Model dan Aktor Dalam Proses Kebijakan

Publik. Yogyakarta: Gava Media

Nazir, Mohammad. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia

Samodra, Yuyun dan Agus. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Raja Graffindo Persada

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Syaukani, Gaffar dan Rasyid, M. Ryaas. 2002. Otonomi Daerah dalam Negara

Kesatuan Yogyakarta: Pustaka Belajar

Tangkilisan, Hessel Nogi. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta: YPAPI dan Lukman Offset


(5)

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo

Sumber Undang-Undang :

Undang –undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 39 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.18 Tahun 2007 Tentang Kebijakan Sertifikasi Guru

Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Sumber-sumber Lain :

toring+Report+2012. diakses pada tanggal 22 Februari 2015

pukul 23.50 WIB.


(6)

. Diakses pada tanggal 22 Februari 2015 pukul 21.45 WIB

Februari 2015 pukul 21.35 WIB

tanggal 22 Februari 2015 pukul 22.00 WIB