Klasifikasi Obesitas Dampak Obesitas

18 lima kali lebih banyak daripada anak yang normal. Jumlah sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel. Penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas ditengah masyarakat yang makmur kemungkinan adalah kurangnya aktivitas fisik. Orang yang tidak aktif memerlukan kalori yang lebih sedikit untuk keperluan tubuhnya itu sebabnya orang yang banyak mengkonsumsi makanan yang kaya lemak dan sedikit aktifitas akan mengalami obesitas Adriani, 2012.

e. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor internal yang menentukan kebutuhan gizi pada anak. Anak perempuan biasa lebih cenderung memperhatikan penampilan sehingga tidak sembarang makan dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu anak perempuan juga mempunyai aktifitas fisik yang lebih rendah dibandingkan laki-laki Hayati, 2009.

2.5. Klasifikasi Obesitas

Jika seseorang memiliki berat badan 20 lebih tinggi daripada berat badan normal maka dia dianggap obesitas. Jika kelebihan lebih dari 100 maka disebut superobese dan obesitas yang menimbulkan kelainan-kelainan dan gejala penyakit pada tubuh disebut morbidly obese. Pada dasarnya seseorang yang kegemukan sudah pasti kelebihan berat badan namun orang yang kelebihan berat bedan belum tentu menderita kegemukan. Menghitung Berat Badan Ideal BBI dapat dilakukan dengan cara berikut : a. Menghitung berat Badan Ideal BBI Bayi umur 0-12 Bulan BBI= 2 UmurBulan+4 Universitas Sumatera Utara 19 b. BBI anak umur 1-10 tahun BBI = umurtahun x 2 + 8 c. Remaja dan Dewasa BBI = TB-100-nTB-100 x 100 Menghitung berat badan normal anak Berat badan normal diperoleh dengan cara menambah dan mengurangi 10 dari BBI BB normal = -10 BBI sampai dengan + 10 BBI Bentuk indeks masa tubuh IMT obesitas secara klinis dinyatakan dalam ≥ 30 kgm². Jika lemak tubuhnya lebih dari 27 berat badannya maka wanita dikatan obese dan jika lebih dari 25 maka laki-laki dikatan obese. Obesitas digolongkan menjadi tiga kelompok a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40. b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100 c. Obesitas berat : kelebihan berat badan 100

2.6. Dampak Obesitas

Penimbunan lemak berdasarkan distribusinya dibagi atas 2 yaitu penimbuan lemak dibagian tubuh dan penimbunan lemak dibagian perut. Untuk penyebab kematian obesitas meningkatkan resiko kematian. Orang yang mempunyai berat badan lebih dari 40 dari berat badan rata-rata mempunyai resiko kematian dua kali lebih besar dibandingkan dengan yang normal. Orang obesitas mempunyai resiko lebih besar untuk penyakit yang mengancam. Pada anak-anak obesitas biasanya menyebabkan beberapa penyakit kronis, meliputi gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, diabetes type 2 pada Universitas Sumatera Utara 20 remaja, hipertensi, disiplidemia, steatosis hepatic, gangguan gastro, dan obstrukti pernapasan pada waktu tidur. Obesitas atau kegemukan pada anakpada umumnya dapat menurunkan angka kecerdasan anak, akrena aktivitas dan kreativitas anak menajdi menurun dan cenderung pemalas. Bahkan, anak yang kegemukan pada waktu tidur akan mengalami kondisi tidak bernapas, kondisi dimana pada waktu tidur ada gelombang pernapasan yang berhenti. Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata melainkan merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti : a. Diabetes tipe 2 b. Stroke c. Tekanan darah tinggi d. Serangan jantung e. Kanker jenis tertentu f. Batu kandung empedu g. Osteoartritis h. Tidur apnea i. Sindroma Pckwickian obesitas disertai wajah kemerahan Adriani, 2012 Selain dampak penykait tersebut terdapat tiga dampak ekonomi akibat obesitas. Yaitru terdapat tiga jenis ongkos pertama ongkos langsung, termasuk didalamnya ongkos penobatan atau terapi obesitas, kedua ongkos yang tidak diraba yaitu ongkos yang ada karena dampak obesitas pada spek umum dan kesehatan. Ketiga ongkos tidak langsung, termsuk didalamnya ialah absentisme anak kesekolah dan kegiatan Universitas Sumatera Utara 21 lainnya Hayati, 2009. Secara tidak langsung keadaan ini akan menyebabkan bertambah pula budget yang harus dikeluarkan dalam penanganan obseitas

2.7. Pencegahan Obesitas