10
e. Sintesis Synthesis
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusuri formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi Evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
2.2 Status Gizi
2.2.1. Pengertian
Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh yang mana berfungsi menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur
proses-proses kehidupan. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral merupakan bagian dari zat gizi. Sedangkan zat gizi merupakan keadaan tubuh
sebagai akibat dari konsumsi makanan dan zat-zat gizi.
2.2.2. Macam-macam status gizi
Menurut Depkes status gizi terbagi atas 4 yaitu status gizi lebih, status gizi baik, status gizi kurang dan status gizi buruk.
1. Status gizi lebih
Gizi lebih pada umumnya dikaitkan dengan obesitas yaitu adanya penimbunan lemak yang berlebih di dalam tubuh.
Universitas Sumatera Utara
11
2. Status gizi baik
Gizi baik adalah apabila jumlah asupan zat gizi didalam tubuh sesuai dengan yang dibutuhkan. Gizi yang baik atau gizi seimbang tidak hanya
penting bagi pertumbuhan yang normal tapi juga berfungsi bagi proses perkembangan anak, kecerdasan, pemeliharaan kesehatan, dan untuk
melakukan kegiatan sehari-hari. 3.
Status gizi kurang Gizi kurang adalah apabila asupan gizi untuk tubuh kurang dari yang
dibutuhkan. Gizi kurang pada umumnya disebakan oleh faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer merupakan jika susunan makanan
seseorang salah dalam kuantitas dan kualitas disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, keniskinan,
ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyediakan zat-zat gizi tidak
sampai ke sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi. 4.
Status gizi buruk Gizi buruk adalah kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi
energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.
2.2.3. Penilaian status gizi
Menurut Supariasa, 2002 penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara
1. Secara langsung
a. Antropometri yaitu suatu macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Universitas Sumatera Utara
12
Antropometri sangat lazim digunakan untuk mengukur status gizi. Adapun jenis ukuran tubuh yang lazim digunakan antara lain adalah
berat badan, tinggi badan, lila dan lingkar kepala. b.
Klinik, yaitu pemeriksaan yang dilakukan atas dasar-dasar perubahan yang terjadi yang dihubungkan atas ketidakcukupan zat gizi, seperti
tanda, gezala dan riwayat. c.
Biokimia, yaitu pemeriksaan yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagi macam jaringan tubuh.
d. Biofisik, yaitu penentuan status gizi dengan melihat kemampuan
fungsi dan melihat perubahan struktur jaringan. 2.
Secara tidak langsung 1.
Survei konsumsi makanan Penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah
dan jenis makanan yang dikonsumsi. 2.
Statistik vital Dengan menganalisa data beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian, angka kesakitan yang berhubungan dengan gizi. 3.
Faktor ekologi Untuk mengetahui penyebab dari status gizi seperti malnutrisi,
jumlah makanan yang tersedia yang tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
2.2.4. Beberapa penjelasan tentang gizi pada balita