Latar Belakang Hubungan Antar Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Obesitas Pada Balita di TK Yayasan pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Pada tahun 2013

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nutrisi yang seimbang hendaknya diberikan sejak bayi masih didalam kandungan dengan memberi nutrisi yang memadai pada ibu hamil. Pemberian nutrisi setelah bayi lahir dilakukan dengan pemberian ASI secara eksklusif hingga anak berumur 6 bulan. Setelah anak berumur 6 bulan maka hendaknya diberikan MPASI atau Makanan Pendamping ASI yang sangat penting diberikan guna melatih kebiasaan makan yang baik. MPASI ini hendaknya diberikan pada anak usia dini dan masa pra sekolah karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan pada anak sangat pesat, terutama pertumbuhan pada otak Nursalam,dkk.2005. Dalam kehidupan sehari-hari, orang tidak akan pernah terlepas dari makanan karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Agar makanan- makanan yang dicerna dapat berfungsi dengan baik maka makanan yang kita makan merupakan makanan yang kaya akan gizi. Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi yang dimiliki jika anak tersebut mengkonsumsi makanan yang bergizi dan makanan yang bernutrisi. Tetapi pemberian nutrisi pada anak tidak selamanya dapat terpenuhi secara seimbang karena terkadang pemberian makan yang dilakukan kepada anak tidak diberikan sesuai kebutuhan tubuh. Pemberian makan yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh dapat mengakibatkan kelebihan dan kekurangan gizi pada anak. Kekurangan gizi dapat mengakibatkan gizi buruk sedangkan kelebihan gizi yang tidak sesuai kebituhan tubuh dapat mengakibatkan kelebihan berat badan pada anak atau sering disebut obesitas. Universitas Sumatera Utara 2 Obesitas merupakan kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan pada jaringan lemak tubuh secara berlebihan di dalam tubuh Damayanti, 2004. Pada umumnya obesitas disebabkan oleh tidak seimbangnya gizi dan energi dari makanan yang diperoleh dengan kalori yang dikeluarkan. Banyak faktor yang menyebabkan obesitas pada anak beberapa diantaranya adalah genetik, lingkungan dan saraf pada anak. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari WHO melalui ITF suatu badan yang mengurusi masalah kegemukan pada anak bahwa 99 anak obesitas dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan yang dianggap genetik adalah genetik yang berasal dari lingkungan. Menurut Darmono 2006 faktor lingkungan itu biasanya didapat dari orang tua anak misalnya orang tua yang makan tidak teratur maka pola makan sang anak juga tidak akan teratur. Menurut Fauzin 2006 pada anak yang mengalami obesitas akan mudah mengalami komplikasi penyakit seperti diabetes tipe 2 yang resisten terhadap insulin, sindrom metabolisme, muncul tekanan darah tinggi dan kolestrol tinggi. Obesitas yang dialami oleh anak pada masa balita akan dapat menjadi cikal bakal terjadinya penyakit degenartif kordivaskuler, diabetes melitus dan penyakit lainnya yang dapat timbul sesudah atau sebelum dewasa Roskit dan Clair, 2006 . Angka kejadian obesitas di Indonesi terus meningkat hal ini disebabkan oleh perubahan pola makan anak serta adanya pandangan masyarakat yang keliru bahwa anak-anak yang sehat itu adalah anak yang identik dengan gemuk. Pola makan anak yang berlebihan juga dapat menjadi kegemukan yang berlebihan pada anak. Salahnya persepsi tersebut dan oleh karena kurangnya pengetahuan orang tua dan masyarakat tentang pemenuhan kebutuhan makanan dan nilai gizi makanan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang. Anak yang mengalami Universitas Sumatera Utara 3 obesitas yang terjadi pada umur sebelum 5 tahun maka mempunyai kecenderungan tetap gemuk pada waktu dia dewasa Budiyanto, 2004. Prevalensi obesitas terus meningkat di Negara maju maupun berkembang. Menurut Damayanti 2004 prevalensi obesitas pada anak usia 6-17 tahun di Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir naik dari 7,6 sampai 10 menjadi 13- 14. Sedangkan anak di singapura naik dari 9 menjadi 19. Berdasarkan hasil yang dikutip dari data Survey Kesehatan Nasional, di Indonesia prevalensi obesitas pada balita juga naik dari 1,26 menjadi 4,58. Sedangkan data yang diperoleh dari RSU Dr. Soetomo Surabaya bagian anak menyebutkan jumlah kegemukan dari 8 menjadi 11,5. Berdasarkan uraian masalah diatas yang terjadi adalah obesitas yang terus meningkat pada anak dan balita, serta kurangnya pengetahuan orang tua tentang pemberian makan kepada anak. Kurangnya pengetahuan orang tua dalam pemberian asuhan pola makan kepada anak dapat menyebabkan perilaku yang salah dalam pemberian dan pengawasan pola makan anaknya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang “ Hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas pada balita di TK Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan pada Tahun 2013”

1.2. Rumusan Masalah