Goetsch dan David 1998 menyimpulkan bahwa walaupun belum ada definisi mutu yang diterima secara universal, terdapat cukup kesamaan
dalam definisi etrsebut, yaitu dalam elemn-elemen : 1. mutu meliputi usaha memenuhi dan meningkatkan harapan pelanggan
2. mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. 3. mutu merupakan kondisi yang selalu berubah.
Menurut Bambang dan Sulisjartiningsih 1996, sistem mutu secara khusus berlaku umtuk berinteraksi dengan semua kegiatan yang
berhubungan dengan mutu barang atau jasa. Hal ini melibatkan semua tahap sejak identifikasi awal sampai pemenuhan semua persyaratan dan
harapan konsumen. Tahap dan kegiatan ini meliputi suatu siklus lingkaran mutu yaitu, desainspesifikasi rekayasa dan pengembangan produk,
pengadaan perencanaan dan pengembangan proses, produksi, inspeksi, dan pengujian, pengemasan dan penyimpanan, penjualan dan distribusi,
pemasangan dan operasi, bantuan teknik dan perawatan, pembuangan purna pakai serta pemasaran dan riset pasar.
B. MANAJEMEN MUTU
Manajemen mutu adalah suatu aktivitas pengendalian mutu yang mencakup unsur definisi sasaran, standar dan sistem. Definisi sasaran adalah
komitmen tertulis terhadap kebijakan mutu yang terdefinisi yang diikuti rincian atau prosedur untuk setiap langkah dalam mencapai tujuan. Standar
adalah segala spesifikasi teknis dan prosedural yang memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Sistem adalah cara-cara yang digunakan untuk melakukan
kegiatan di perusahaan Rothery, 1993. Menurut Heizer dan Render 1991, definisi manajemen mutu
terpadu adalah suatu konsep yang menekankan pada perbaikan produk secara terus menerus dengan melibatkan seluruh tingkat manajemen dalam
perusahaan agar produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk lain di pasaran. Dari pengertian di atas berarti mutu merupakan tanggung jawab
semua pihak yang terlibat dalam perusahaan,
Ariani 1999 menyatakan bahwa penerapan manajemen mutu pada perusahaan akan menghasilkan produk bermutu sehingga dapat menekan
biaya kegagalan proses dan dapat meningkatkan pendapatan. Konsistensi mutu produk dan jasa yang dihasilkan akan terjaga dan sesuai dengan tuntutan
kebutuhan pasar bila dilakukan pengendalian mutu atau aktivitas proses. Pengendalian mutu dilakukan berdasarkan inspeksi dengan penerimaan
produk yang memenuhi syarat dan penolakan yang tidak memenuhi syarat. Dengan mempertimbangkan banyaknya bahan, tenaga dan waktu yang
terbuang maka diperlukan sistem yang dapat mencegah timbulnya masalah mengenai mutu agar kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang lagi.
Monden 1997 mendefinisikan pengendalian mutu atau jaminan mutu sebagai pengembangan, perancangan, pembuatan, dan pelayanan produk yang akan
memuaskan kebutuhan konsumen dengan biaya serendah mungkin. Standar pengendalian mutu memusatkan sasaran pada tiga bagian
utama dalam kaitannya dengan pengendalian mutu Lesley dan Faure, 1996. 1. Pengendalian bahan baku. Berbagai barang yang masuk harus diperiksa
untuk memastikan bahwa barang-barang tersebut sesuai dengan kebutuhan 2. Pengendalian dalam proses. Kegiatan yang memantau parameter proses
dan mengidentifikasi suatu kemiripan produk yang tidak sesuai dengan yang pada umumnya tidak sesuai.
3. Pengendalian produk akhir. Pengendalian produk akhir meliputi suatu pemeriksaan terhadap produk yang dilakukan setelah suatu kegiatan
diselesaikan. Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality Management
merupakan sebuah pendekatan dalam melakukan bisnis yang merupakan sebuah pendekatan dalam melakukan bisnis yang berupaya memaksimumkan
keunggulan kompetisi sebuah organisasi melalui perbaiakn terus-menerus pada keluaran, layanan, orang, dan lingkungan Goetsch dan David, 1998.
TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. TQM adalah suatu falsafah manajemen
komprehensif dan sekaligus alat untuk implementasinya. Tqm adalah suatu sistem manajemen stratejik, etrintegrasikan untuk mendapatkan kepuasan
konsumen dengan mencakup semua manajer dan karyawan serta menggunakan metode kuantitatif untuk memperbaiki berbagai proses
organisasi secara berkesinambungan. Esensi TQM adalah melibatkan dan memberdayakan seluruh karyawan dalam mengadakan kualitas barang dan
jasa secara berkelanjutan yang dapat memberi kepuasan kepada konsumen Nasution, 2001.
Manajemen Mutu Terpadu merupakan gabungan filosofi dan seperangkat prinsip-prinsip yang menjadi pondasi dari perusahaan yang ingin
terus-menerus meningkatkan kinerjanya. MMT terfokus pada keterlibatan dan partisipasi rutin setiap orang di dalam perusahaan dalam upaya perbaikan
mutu yang sistematik. MMT memberikan arahan kepada perbaikan kinerja di setiap tingkatan, aktivitas, dengan membentuk lingkungan positif terus-
menerus yang berdasarkan kepercayaan, penghormatan, dan kerjasama Rampesad, 2001.
Dalam penerapan manajemen mutu di perusahaan terdapat lima komponen utama yang perlu dipahami oleh setiap orang yang terlibat. Kelima
komponen tersebut adalah: 1 sistem manajemen, yaitu pemahaman terhadap konsep dan falsafah manajemen mutu, 2 mentalitas dasar, yaitu penyesuaian
setiap unsur manusia yang ada dalam perusahaan untuk mengubah kebiasaan dari orientasi masing-masing menjadi orientasi bersama, 3 gugus kendali
mutu, suatu wadah untuk menampung mekanisme pelaksanaan kendali mutu yang berfungsi untuk memecahkan masalah teknis, 4 langkah-langkah
pemecahan masalah, yaitu langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam rangka meningkatkan mutu, 5
alat kendali mutu, yaitu alat untuk menganalisa fakta yang dijadikan dasar untuk menyelesaikan masalah Gaspersz, 1998.
Tujuan penerapan manajemen mutu adalah untuk menjamin hasil produk atau jasa mampu memenuhi keinginan konsumen. Manajemen mutu
mencakup jaminan mutu quality assurance dan pengendalian mutu quality control. Manfaat yang diperoleh perusahaan melalui penerapan manajemen
mutu, antara lain : meningkatkan laba perusahaan, meningkatkan efisiensi perusahaan, meningkatkan mutu produk, meningkatkan hubungan dan
komunikasi antara perusahaan dengan lingkungan industrinya serta menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan produktif Hadiwiardjo dan
Wibisono, 1996. Menurut Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia 1986, untuk
melaksanakan kendali mutu terhadap proses produksi digunakan teknik kendali mutu seperti yang dijelaskan di bawah ini.
1. Lembar Pemeriksaan Check Sheet Merupakan alat pengumpul dan analisa data yang digunakan untuk
mempermudah proses pengumpulan data. 2. Stratifikasi
Adalah teknik pengelompokan data ke dalam kategori-kategori tertentu sehingga dapat menggambarkan permasalahan dengan jelas.
3. Diagram Pareto Diagram yang digunakan untuk mengklasifikasikan masalah menurut
sebab dan gejalanya, dimana masalah dipresentasikan dengan menggunakan histogram menurut prioritas.
4. Histogram Histogram adalah grafik yang dapat menggambarkan penyebaran suatu
proses. 5. Diagram Pencar Scatter Diagram
Diagram ini digunakan untuk mengumpulkan beberapa grup data yang berhubungan dan digambarkan dalam bentuk grafik.
6. Diagram Tulang Ikan Diagram Sebab Akibat Diagram yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis suatu
proses serta menemukan penyebab suatu masalah dan akibat yang disebabkannya.
7. Grafik dan Bagan Kendali Control Chart Merupakan grafik yang digunakan untuk menganalisa proses dan
memperbaikinya secara terus menerus. Grafik tersebut dapat mendeteksi penyimpangan abnormal variasi yang disebabkan oleh masalah dengan
bantuan garis kendali batas tengah, atas dan bawah, memeriksa ketidaknormalan dalam proses.
Ryan 1989, menyatakan penting untuk mengetahui bagaimana suatu proses bervariasi dalam menghasilkan output sehingga dapat diambil
tindakan perbaikan terhadap proses tersebut secara tepat. Dalam hal ini prosedur statistik diperlukan untuk mengendalikan keanekaragaman
pengukuran. Metode statistik diperlukan untuk mengidentifikasi penyimpangan dan untuk menunjukkan penyebab dari berbagai
penyimpangan, baik untuk proses produksi maupun untuk bisnis secara umum sehingga menyebabkan peningkatan produktivitas.
Bagan kendali merupakan grafik kronologis jam ke jam atau hari ke hari yang membandingkan karakteristik mutu nyata produk dengan batas
kemampuan produksi produk tersebut yang ditunjukkan dengan pengalaman dan pengamatan masa lalu Feigenbaum, 1986. Menurut Montgomery 1990,
bagan kendali adalah perangkat statistik yang memungkinkan suatu organisasi untuk mengetahui dan memantau konsistensi suatu proses atau produk yang
dihasilkan melalui pengamatan yang sedang berlangsung dan proses yang telah dilakukan, dengan menggunakan prinsip-prinsip statistik dalam
penyelesaiannya. Menurut Assauri 1999, pengendalian mutu dengan menggunakan
pendekatan statistik mempunyai banyak keuntungan diantaranya sebagai berikut.
1. Mencegah penyimpangan dalam proses sebelum terjadi hal-hal yang serius sehingga akan diperoleh kesesuaian yang lebih baik antara kemampuan
proses dengan spesifikasinya. 2. Mengurangi biaya pemeriksaan karena statistika pengendalian mutu
dilakukan dengan menggunakan teknik sampling. Gaspersz 1998 menyatakan bahwa terdapat dua macam bagan
pengendalian proses berdasarkan sifat atribut dan variabel dari parameter mutu yang diukur, yaitu bagan pengendalian atribut dan bagan pengendalian
variabel. Bagan pengendalian atribut digunakan untuk mengendalikan sifat- sifat atribut seperti cacat- normal, baik-buruk, tolak-terima dan lain-lain,
sedangkan bagan pengendali variabel digunakan untuk produk dengan karakteristik tertentu sifat fisik, sifat kimia dan sebagainya. Montgomery
1990 menyatakan bahwa suatu proses dinyatakan tidak terkendali apabila hasil sampling pengamatan produk menunjukkan adanya fenomena produk-
produk yang melebihi batas toleransi kerusakan batas kerusakan yang diizinkan.
Dalam penerapan konsep manajemen mutu dikenal delapan langkah pemecahan masalah dengan teknik manajemen dasar kendali mutu. Langkah-
langkah pemecahan masalah menjadi tujuan yang diinginkan, sedangkan teknik dasar kendali mutu yang digunakan tergantung pada tujuannya.
Langkah pertama dari delapan langkah tersebut adalah mencari informasi tentang problem yang dihadapi. Langkah ini dapat dilakukan dengan
menggunakan Diagram Pareto, Histogram dan Bagan Kendali PT. Angkasa Pura, 1990. Setelah problem yang dihadapi diketahui maka langkah
selanjutnya adalah menemukan faktor-faktor dari masalah yang teridentifikasi tersebut. Diagram sebab akibat lazim digunakan dalam menemukan faktor-
faktor masalah tersebut. Langkah ketiga merupakan langkah yang akan mempelajari faktor-faktor masalah yang telah ditemukan, kemudian setelah itu
dilakukan langkah keempat berupa pembuatan tindakan perbaikan sebagai solusi atas masalah. Langkah keempat tersebut dilakukan dengan memakai
rumusan tindakan 5W Why, What, Where, When, Who + 1H How Prawirosentono, 2004.
Pelaksanaan tindakan perbaikan merupakan langkah kelima yang harus dilakukan. Tindakan evaluasi mutlak diperlukan sebagai kontrol yang
akan memeriksa apakah tindakan perbaikan sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak. Evaluasi dilakukan sebagai langkah keenam dari seluruh
rangkaian. Langkah ketujuh dan kedelapan adalah pencegahan terhadap terjadinya persoalan yang sama serta pencatatan persoalan yang belum
terpecahkan. Delapan langkah pemecahan masalah diperlihatkan pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Langkah-langkah pemecahan masalah dengan menggunakan teknik dasar kendali mutu
No LANGKAH-LANGKAH
TEKNIK DASAR KENDALI MUTU YANG DIGUNAKAN
1. Mengetahui problem yang dihadapi apa yang mau ditingkatkan
a. Diagram Pareto b. Histogram
c. Bagan kendali 2.
Menemukan faktor-faktor masalah a. Diagram sebab akibat
3. Mempelajari faktor yang berpengaruh
a. Diagram Pareto b. Diagram pencar
4. Membuat langkah-langkah perbaikan
”5W 1H” a. Mengapa ..................pentingnya
b. Apa ………….sasarannya c. Dimana ………...tempat
d. Kapan …………batas waktu e. Siapa …………..orangnya
f. Bagaimana …………..caranya
5. Melaksanakan langkah-langkah
perbaikan Rencana perbaikan harus dilakukan
sebagaimana mestinya dan diketahui oleh pihak-pihak yang terkait
6. Mengadakan evaluasi hasil
a. Diagram Pareto b. Histogram
c. Bagan Kendali 7.
Mencegah terulangnya persoalan yang sama
Dengan standarisasi, revisi standar operasi, inspeksi dan peraturan
8. Mencatat persoalan yang belum
terpecahkan Masukkan dalam rencana berikutnya. Mulai
dari No. 1
Sumber: Prawirosentono, 2004
C. PENELITIAN TERDAHULU