ANALISA PARETO Flash Butt Dalam Produksi Wheel Rim (Studi Kasus di PT. Dharma Polimetal Tangerang)

Gambar 5. Grafik Jumlah Produk Reject bulan Agustus – November 2004 PT. Dharma Polimetal, 2004 Dengan demikian bahwa proses produksi wheel rim di PT Dharma Polimetal berjalan belum optimal 28.159 ppm karena masih dibawah target yang ditetapkan oleh PT. DP yaitu 150 ppm. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan langkah-langkah evaluasi dan perbaikan terhadap proses produksi yang selama ini telah dilakukan.

B. ANALISA PARETO

Permasalahan-permasalahan yang didapat dalam menganalisis tahapan proses produksi harus dikelompokkan ke dalam prioritas-prioritas tertentu sesuai dengan tingkat pengaruh yang diakibatkannya. Analisis pareto digunakan untuk menentukan permasalahan mana yang harus menjadi prioritas perbaikan pertama. Informasi yang digunakan untuk melakukan analisis pareto adalah data yang menampilkan kegagalan-kegagalan pada setiap tahapan proses produksi. Data produksi yang digunakan merupakan data dari periode berjalan yaitu bulan Desember 2004. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa data pada periode berjalan merupakan data yang terbaru. Selain itu, berdasarkan stratifikasi kegagalan produk, data yang digunakan merupakan data tentang jumlah dan karakteristik produk yang ditolak atau reject, sedangkan produk yang rework tidak menjadi bahan Analisis Pareto. Hal ini dikarenakan rework sesungguhnya merupakan produk 500 1.000 1.500 2.000 2.500 Jumlah Reject Unit Agustus September Oktober November Bulan Produksi Line I Line 2 gagal namun masih dapat dikerjakan ulang walaupun akan mengakibatkan ketidakefisienan, baik dari segi waktu maupun tenaga kerja. Kerusakan-kerusakan yang ditemukan terdapat pada produk akhir bervariasi sesuai frekuensi kerusakan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa setidaknya ada enam jenis kerusakan yang paling banyak ditemukan, yaitu: 1. Punch bopeng Kerusakan jenis ini paling banyak ditemukan dari keseluruhan kasus kerusakan. Produk dikategorikan memiliki kerusakan jenis punch bopeng apabila lubang hasil proses punching bopeng atau tidak sesuai dengan standar ukuran yang ditetapkan. 2. Flash Butt Kerusakan produk digolongkan ke dalam jenis flash butt apabila kerusakannya terdapat pada bagian hasil penyambungan pengelasan wheel rim, baik berupa tidak sejajarnya hasil penyambungan ataupun berupa kasarnya sambungan melebihi toleransi yang ditetapkan. 3. Punch Buntet Lubang wheel rim hasil punching adakalanya terbentuk tidak sempurna berupa lubang yang tidak tembus. Hal ini disebabkan masih menempelnya gram sisa pelubangan pada lubang yang dibentuk. Kerusakan jenis ini yang digolongkan ke dalam jenis kerusakan punch buntet. 4. Auto polish Pada tahapan polishing, kerusakan yang sering terjadi adalah tidak halusnya permukaan wheel rim hasil polishing. 5. Oval Kerusakan oval merupakan jenis kerusakan yang terjadi pada tahap auto punch selain punch bopeng dan punch buntet. Disebut oval karena jenis kerusakan ini berupa bentuk oval yang terbentuk pada lubang punch yang dihasilkan. 6. Forming Kerusakan pada tahapan proses forming ini berupa tidak sesuainya bentuk wheel rim dengan standar baku desain wheel rim yang ditentukan. Dibandingkan dengan jenis-jenis kerusakan lainnya, kerusakan pada unit forming memiliki frekuensi yang paling kecil. Data kerusakan berdasarkan jenisnya diurutkan dari urutan proses dengan presentasi kegagalan terbanyak sampai terkecil.Urutan tahapan proses produksi dengan kegagalan terbanyak sampai terkecil diperlihatkan pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Kerusakan Berdasarkan Jenis Kerusakan. Line I Line II Total No. Jenis Kerusakan Jumlah Unit Jenis Kerusakan Jumlah Unit Jenis Kerusakan Jumlah Unit 1. Punch bopeng 186 Punch bopeng 592 Punch bopeng 778 2. Flash butt 331 Flash butt 193 Flash butt 524 3. Punch buntet 112 Punch buntet 112 4. Auto polish 54 Auto polish 54 Auto polish 108 5. Oval 84 Oval 84 6. Forming 21 Forming 21 100 200 300 400 500 600 700 800 Jumlah Produk Reject buah Punch bopeng Flash butt Punch buntet Auto polish Oval Forming Jenis Kerusakan Line I Line II Total Gambar 6. Grafik Jumlah Kerusakan Berdasarkan Jenis Kerusakan. PT. Dharma Polimetal, 2004 10 20 30 40 50 60 Presentase Jumlah Produk Reject Punch bopeng Flash butt Punch buntet Auto polish Oval Forming Jenis Kerusakan Line I Line II Total Gambar7. Persentase Kerusakan Berdasarkan Jenis Kerusakan PT. Dharma Polimetal, 2004 Pada grafik di atas terlihat bahwa dua kategori kerusakan terbesar adalah rusak berupa punch bopeng dan flash butt, dengan jumlah kerusakan total untuk punch bopeng adalah 778 buah 47,82 , sedangkan untuk kategori kerusakan flash butt sebesar 524 buah 32,21 . Hal ini menjadi dasar analisa pembahasan yang dititikberatkan pada kedua kategori kerusakan tersebut. Kedua kategori kerusakan tersebut merupakan masalah yang menjadi prioritas untuk dianalisis dan diperbaiki. Lini satu dan dua dijalankan oleh operator dan mesin yang berbeda. Adanya pemisahan kedua lini diharapkan dapat lebih mengerucutkan akar permasalahan sehingga solusi dapat diperoleh dengan lebih cepat. Berikut ini gambar diagram pareto kerusakan produk berdasarkan jenis kerusakan Gambar 8. 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Punch bopeng Flash butt Punch buntet Auto polish Oval Forming Jenis Kerusakan J u m la h P roduk R u s a k bua h Gambar 9. Diagram Pareto Kerusakan Produk Berdasarkan Jenis Kerusakan.

C. DIAGRAM SEBAB AKIBAT