III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan November 2004, bertempat di Laboratorium Sistem dan Teknologi, Departemen
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Persiapan Sistem Resirkulasi
Wadah pemeliharaan benih ikan lele dumbo berupa akuarium yang dengan ukuran 60 x 30 x 25 cm sebanyak 12 dua belas buah yang dipasang dalam
suatu sistem resirkulasi Lampiran 1. Wadah untuk filter berupa bak plastik dengan diameter 100 cm, wadah penampungan air berupa bak permanen,
tempat saluran air inlet maupun outlet berupa pipa plastik paralon, serta pompa air elektrik.
Stabilisasi sistem dilakukan selama satu minggu setelah wadah diisi dengan air yang sudah diendapkan. Sistem siap untuk digunakan ketika
parameter kualitas air berada dalam kondisi dan ukuran ideal bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan uji suhu : 25 - 30
C, DO : 5 – 7 mgl, pH : 6.5 – 9.0, amoniak = 1.0 mgl, alkalinitas : = 0.1mg CaCO
3
l .
3.3 Penebaran Benih Ikan
Ikan lele dumbo yang digunakan berasal dari pembenihan yang dilakukan di Laboratorium Sistem dan Teknologi, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Benih tersebut berumur dua minggu dengan berat rata-rata 0.05 + 0.002 gram dan panjang rata-rata 1.5 + 0.001 cm.
Sebelum ditebar dalam akuarium beresirkulasi, terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi, penyesuaian dengan kondisi lingkungan wadah pemeliharaan dalam
sistem resirkulasi. Sebelum dilakukan penebaran, terlebih dahulu dilakukan pengukuran berat dan panjang terhadap ikan uji untuk mengetahui berat atau
bobot dan panjang awal. Ikan lele dumbo ditebar pada masing-masing akuarium dengan tingkat
kepadatan yang berbeda, yaitu 15, 20, 25, dan 30 ekor liter air yang ditempatkan secara acak.
3.4 Pemberian Pakan
Dalam masa penelitian, benih ikan lele diberi pakan hidup live food berupa cacing rambut. Pakan ini diperoleh dari petani cacing rambut yang
diambil dari perairan sungai sekitar lokasi penelitian. Perlakuan terhadap pakan yang diberikan pada minggu pertama berbeda dengan minggu berikutnya, pada
minggu pertama cacing rambut dipotong-potong sebelum diberikan pada benih ikan, karena bukaan mulut pada benih umur dua minggu belum sesuai untuk
mengkonsumsi cacing rambut dalam keadaan utuh. Pakan yang diberikan selama masa penelitian diberikan sekenyang-
kenyangnya Lampiran 2. Adanya perbedaan jumlah pakan antar perlakuan dikarenakan perbedaan tingkat kepadatan populasi pada masing-masing
perlakuan. Pakan yang diberikan pada benih ikan dilakukan dengan frekuensi yang berbeda antar perlakuan 3 sampai 4 kali sehari. Tingkat kepadatan yang
semakin tinggi diberikan frekuensi pemberian pakan yang semakin tinggi, hal ini dilakukan karena dengan jumlah populasi yang semakin tinggi, semakin besar
pula laju konsumsi biomassa. Pemberian pakan dilakukan pada waktu pagi, siang, sore, dan malam hari.
Adanya perbedaan frekuensi pemberian pakan, menyebabkan waktu pemberian pakan yang tidak sama terhadap masing-masing perlakuan. Sifat ikan lele dumbo
yang nocturnal, di mana lebih aktif bergerak pada keadaan gelap, khususnya mencari makanan, maka waktu malam hari lebih sering dilakukan pemberian
pakan.
3.5 Pengelolaan Air 3.5.1 Debit air