fotosintesis, pembentukan amoniak, serta temperatur yang menyebabkan penguapan air, maka perlu dilakukan penambahan volume air pada sistem
pemeliharaan. Penambahan volume air dilakukan dengan air tandon yang sebelumnya telah diaerasi.
3.5.3 Pengukuran kualitas air 3.5.3.1 Alat pengukuran
Parameter kualitas air yang diamati adalah suhu, DO, CO
2
, NH
3
, alkalinitas, dan kesadahan. Alat - alat yang digunakan untuk melakukan
pengukuran adalah termometer, kertas lakmus, botol BOD, buret, pipet, gelas ukur, erlenmeyer, dan spektrofotometer.
3.5.3.2 Metode pengukuran
Pengukuran kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB
dengan menggunakan metode titrasi yang dilakukan sekali dalam seminggu selama penelitian berlangsung.
3.6 Pengamatan
Selama pemeliharaan berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap beberapa parameter yaitu berat, panjang dan jumlah ikan yang mati serta
kualitas air. Pengamatan perubahan berat dan panjang benih ikan dilakukan untuk mengetahui laju pertumbuhan individu dan pertumbuhan panjang mutlak
benih ikan selama masa pemeliharaan, pengamatan jumlah ikan yang mati dilakukan untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup benih ikan selama masa
pemeliharaan, serta pengamatan kualitas air dilakukan untuk mengetahui kondisi perairan pemeliharaan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan benih ikan yang dilakukan selama masa pemeliharaan. Pengamatan dilakukan selama empat minggu. Untuk mengetahui laju
pertumbuhan ikan dilakukan pengambilan contoh sampling setiap satu minggu sekali dengan cara menimbang bobot dan mengukur panjang ikan. Sebelum
dilakukan sampling, khususnya penimbangan bobot, benih ikan dipuasakan terlebih dahulu. Penimbangan bobot dilakukan pada pagi hari, karena benih ikan
lele memiliki laju pencernaan lebih cepat pada malam hari, dibandingkan dengan siang hari Hastuti, 1984. Setiap sampling, benih ikan lele yang diambil
sebanyak 50 ekorakuarium. Sedangkan tingkat kelangsungan hidup dapat diketahui dengan cara menghitung jumlah ikan yang mati setiap hari selama
masa pemeliharaan berlangsung. Parameter lain yang diamati yaitu parameter fisika dan kimia air yang dilakukan setiap satu minggu sekali yang meliputi
kandungan oksigen terlarut DO, pH, NH
3
, alkalinitas dan kesadahan. Adanya kation-kation dalam CaCO
3
yang membentuk senyawa tak larut endapan, akan menunda serta mengurangi daya konsumsi air H
2
O terhadap pembentukan busa. Hal yang membedakan alkalinitas dan kesadahan adalah
SO
4 =
dan Cl
-
tidak bereaksi dengan titrasi alkalinitas, Si silika merupakan bagian
dari alkalinitas, tetapi tidak berperan dalam kesadahan.
Untuk mengukur bobot benih ikan dilakukan dengan timbangan digital dengan ketelitian 0.001 g, penimbangan bobot dilakukan dengan penimbangan
kering, di mana hanya individunya saja yang diukur tanpa media air. Pengukuran panjang mutlak dilakukan dengan menggunakan penggaris dengan
ketelitian 0,1 cm.
3.7 Analisis Data 3.7.1 Pertumbuhan