Tempat, Waktu dan Karakteristik Subyek Penelitian Variabel Penelitian Rancangan Penelitian Prosedur Penelitian

19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat, Waktu dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Mifdahul Huda Bogorejo Kabupaten Rembang kelas VII semester genaptahun pelajaran 20102011. Siswa kelas VII di MTs Mifdahul Huda Bogorejoterdiri dari 2 kelas yaitu kelas VII-A 37 siswa dan kelas VII-B 36siswa. Siswa kelas VII-B adalah kelompokyang dikenai tindakan penelitian karena kelas tersebut pada semester II tahun pelajaran 20092010 hasil belajarnya lebih rendah di banding kelas VII-A.

B. Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas Pembelajaran dengan memanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar 2. Variabel terikat Hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran konsep klasifikasi makhluk hidup.

C. Rancangan Penelitian

Sebagai suatu bentuk penelitian tindakan kelas PTK,penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus yaitu siklus I,siklus II,dan siklus III. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap. Keempat tahap tersebut adalah perencanaan planning,tindakan action,pengamatan observation dan refleksi reflection. Secara skematis penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Siklus I Siklus II Siklus III RA P T P T P T R O R O R O Gambar 2Siklus penelitian Keterangan : RA = Refleksi Awal P = Perencanaan T = Tindakan O = Observasi R = Refleksi Hasil refleksi pada siklus I akan digunakan untuk memperbaiki tindakan pada siklus selanjutnya demikian seterusnya, sehingga indikator dalam penelitian dapat tercapai. Siklus penelitian akan dilanjutkanditambah apabila indikator penelitian belum tercapai.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan planning,tindakan action, pengamatan observation,dan refleksi reflection. Adapun prosedur penelitian yang dapat ditempuh pada setiap siklus secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Perencanaan planning a. Melaksanakan observasi awal untuk identifikasi masalah. b. Membuat silabus dan skenario pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran konsep klasifikasi makhluk hidup dilakukan dengan metode observasi dan diskusi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dan mencatat kejadian-kejadian penting di dalam jurnal penelitian. c. Membuat Lembar Kegiatan Siswa LKS untuk membantu siswa dalam belajar. d. Membuat lembar observasi hasil belajar siswa aspek afektif dan psikomotorik, lembar observasi tanggapan guru dan tanggapan siswa. e. Menyusun soal-soal evaluasi tes tertulis untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi klasifikasi makhluk hidup aspek kognitif. f. Analisis kualitas instrumen Dalam penelitian ini instrumen yang sudah diujicobakan adalah instrumen tes. Uji coba instrument tes dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis kepada kelas lain yaitu kelas VII-A yang masih menjadi bagian dari populasi penelitian. Tes tertulis yang digunakan adalah berupa pilihan ganda. Dilakukan uji kualitas instrumen, antara lain : taraf kesukaran soal, daya pembeda, validitas dan reliabilitas. 1. TarafKesukaran soal Menurut Arikunto 2006, soal yang baik adalah tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Bilangan yang menunjukkan sulit dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1, 00. Taraf kesukaran tes dihitung dengan cara membandingkan siswa yang menjawab dengan benar terhadap jumlah peserta seluruhnya. P = B JS Keterangan : P = Taraf kesukaran soal B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran : Soal dengan P antara 0,00 - 0,30 = sukar Soal dengan P antara 0,31 - 0,70 = sedang Soal dengan P antara 0, 71 - 1,00 = mudah Kriteria taraf kesukaran yang dipakai dalam penelitian ini adalah soal yang termasuk kriteria soal sedang akan digunakan sebagai tes tertulis, sedangkan soal yang termasuk kriteria mudah dan sukar ada dua kemungkinan akan digunakan sebagai tes tertulis atau dibuang. 2. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untukmembedakan siswa yangberkemampuan tinggi dengan siswa yangberkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D,yang dinyatakan dengan rumus: DP = B A B A JS JS JB JB   Keterangan : DP = Daya Pembeda JB A = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB B = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JS A = Banyaknya siswa kelompok atas JS B = Banyaknya siswa kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda : D = 0,00 - 0,20 adalah jelek D = 0,21 – 0,40 adalah cukup D = 0,41 – 0,70 adalah baik D = 0,71 – 1,00 adalah baik sekali D negatif adalah tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negative sebaiknya dibuang saja Arikunto,2006. Kriteria daya pembeda yang dipakai dalam penelitian ini adalah nomor butir soal yang termasuk ke dalam kriteria soal baik akan digunakan sebagai soal tes tertulis, yang termasuk kriteria soal cukup ada dua kemungkinan dapat digunakan sebagai soal tes tertulis jika termasuk soal valid dan tidak dapat digunakan sebagai soal tes tertulis jika termasuk soal tidak valid, sedangkan nomor butir soal yang termasuk kriteria soal jelek dan tidak baik akan dibuang tidak digunakan sebagai soal tes tertulis. 3. Validitas Arikunto 2006 mengatakan bahwa suatu tes dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menentukkan validitas butir soal digunakan rumus korelasi produk moment angka kasar sebagai berikut:                      2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Keterangan : r xy : Koefisien korelasi ∑X : Jumlah skor tiap butir soal ∑Y : Jumlah skor total yang benar dari tiap subyek N : Jumlah subyek Setelah r xy diketahui kemudian dibandingkan dengan r tabelproduct moment dengan taraf signifikasi 5. Jika r xy r tabelproduct moment maka item soal yang diuji bersifat valid dan jika kurang dari r tabelproduct moment maka item soal yang diuji termasuk tidak valid Arikunto 2006. Item soal yang tidak valid perlu direvisi atau tidak digunakan. Kriteria validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah nomor butir soal yang termasuk ke dalam kriteria soal valid akan digunakan sebagai soal tes tertulis yang akan dikerjakan oleh siswa di setiap akhir pelaksanaan siklus, sedangkan nomor butir soal yang termasuk ke dalam kriteria soal tidak valid akan dibuang tidak digunakan sebagai soal tes tertulis. 4. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data. Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi KR- 20 Arikunto, 2006 yang rumusnya : r = 1  k k Keterangan: r = reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1-p = jumlah hasil perkalian antara p dan q K = banyaknya butir soal S 2 = varians total Setelahr 11 diketahui kemudian dibandingkan dengan harga r tabel product moment. Apabila r 11 r table product moment maka dikatakan instrumen tersebut reliabel. Dalam penelitian ini soal yang reliabel yang digunakan sebagai soal tes tertulis. Dari hasil uji coba soal, soal yang termasuk kriteria baik meliputi memenuhi kriteria taraf kesukaran, daya pembeda, reliabilitas dan validitas. Soal 1 1 2 2 S pq S   1 1  pq yang digunakan dalam setiap siklus penelitian yakni pada siklus I terdapat 15 soal, pada siklus II terdapat 15 soal, dan pada siklus III terdapat 15 soal. Soal yang dipakai dan tidak dipakai pada siklus I sampai siklus III dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Soal yang Digunakan dan yang Dibuang pada Setiap Siklus Tahap Siklus Kriteria Dipakai Dibuang I 1,2,4,6,7,8,10,12,16,17,19,20,22,23,24 3,5,9,11,13,14,15,18,21,25 II 1,3,4,7,8,9,12,16,17,19,20,22,23,24,25 2,5,6,10,11,13,14,15,18,21 III 1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,13,15,17,18,20 5,12,14,16,19,21,22,23,24,25 Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9 2. Pelaksanaan Tindakan action Pelaksanaan tindakan terdiri atas tiga siklus : a. Siklus I, pembelajaran kompetensi dasar 6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup. Metode yang digunakan adalah observasi lingkungan sekitar sekolah dengan panduan LKS I secara berkelompok. Selanjutnya hasil observasi didiskusikan dan dipresentasikan di dalam kelas untuk menyimpulkan konsep –konsep penting yang berkaitan dengan klasifikasi makhluk hidup. b. Siklus II, pembelajaran kompetensi dasar 6. 2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri –ciri yang dimiliki. Metode yang digunakan adalah observasi lingkungan sekitar sekolah dengan panduan LKS II secara berkelompok. Selanjutnya hasil observasi didiskusikan dan dipresentasikan di dalam kelas untuk menyimpulkan konsep –konsep yang penting yang berkaitan dengan klasifikasi makhluk hidup. c. Siklus III, pembelajaran kompetensi dasar 6. 2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki. Metode yang digunakan adalah observasi lingkungan sekitar sekolah dengan panduan LKS III secara berkelompok. Hasil proses pembelajaran yang bersumber dari lingkungan didiskusikandikelas untuk diambil simpulan dari konsep-konsep penting yang berkaitan dengan klasifikasi makhluk hidup. 3. Pengamatan observation Pada tahap observasi dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa. b Melakukan tes hasil belajar untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif. c Mengisi lembar observasi untuk menilai kemampuan psikomotorik siswa dan sikap siswa afektif. d Meminta tanggapan siswa tentang metode dan proses pembelajaran dengan memberikan angket siswa yang diberikan pada akhir pembelajaran. e Meminta pendapat guru tentang metode dan proses pembelajaran dengan memberikan angket guru yang diberikan pada akhir pembelajaran. f Membuat jurnal penelitian untuk mengetahui hal penting selama penelitian. Keenam langkah observasi tersebut di atas di lakukan untuk setiap siklus. 4. Refleksi reflection Dilakukan analisis data hasil observasi. Hasil analisis data yang diperoleh dalam tahap ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan tindakan pada tahap berikutnya, selanjutnya melakukan berbagai upaya perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya agar indikator penelitian dapat tercapai dan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran.

E. Data dan Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem

0 7 62

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

1 19 67

Pemanfaatan Lahan Sekolah sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup

0 2 5

PENERAPAN MK2MH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP PENERAPAN MK2MH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 15

PENERAPAN STRATEGI GALLERY OF LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP PADA SISWA PENERAPAN STRATEGI GALLERY OF LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP PADA SISWA

0 0 14

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AFEKTIF SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN: Studi Deskriptif di SMP Pasundan 4 Bandung.

0 6 47

Panduan Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar SMP

15 92 44

PEMBELAJARAN KONSEP KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP MELALUI EKSPLORASI LINGKUNGAN DI MTs. NU. MIFTAHUL ULUM KUDUS.

0 0 2

221336800 Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

0 0 10

I. PENDAHULUAN - Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar dalam Lesson Study untuk Meningkatkan Metakognitif

0 1 9