Pembelajaran Kooperatif Tinjauan Pustaka

13 Dari pendapat di atas terdapat tiga tahap dalam pembelajaran TTW, tahap think yaitu mengarahkan siswa untuk aktif berfikir dengan membaca suatu teks matematika atau berisi berisi cerita matematika dan membuat catatan mengenai apa yang telah dibaca. Dalam membuat atau menulis catatan siswa membedakan dan menyatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan, kemudian menerjemahkan kedalam bahasa sendiri. Tahap talk yaitu berkomuniasi menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Talk penting karena ada beberapa alasan, yaitu: 1 tulisan, gambaran, isyarat, atau percakapan merupakan perantara ungkapan matematika sebagai bahasa manusia, 2 pemahaman matematik dibangun melalui interaksi dan konversasi antar sesama individual, 3 siswa menggunakan bahasa untuk menyajikan ide kepada temannya, dan 4 pembentukan ide melalui proses talking. Tahap yang terakhir write yaitu menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja yang telah disediakan. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam matematika membantu siswa merealisasikan salah satu pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari. Menurut Suyatno 2009: 25, kelebihan pembelajaran kooperatif tipe TTW diantaranya adalah: 1 membantu siswa dalam mengonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik, siswa dapat mengomunikasikan atau mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa saling membantu dan bertukar pikiran. Hal ini akan membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan dan 2 melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya kebentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa akan lebih 14 memahami materi dan membantu siswa untuk mengomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif tipe TTW adalah tipe pembelajaran yang membantu siswa untuk mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui komunikasi atau diskusikan dengan temannya sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran, kemudian siswa menuliskan hasil diskusi ke dalam bentuk tulisan secara sistematis sehingga melatih siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.

4. Kemampuan Komunikasi Matematis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas, 2008 komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Mulyana 2005: 3 mengartikan komunikasi sebagai proses berbagi makna melalui perilaku verbal kata-kata dan nonverbal nonkata-kata. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal atau bentuk nonverbal. Menurut Greenes dan Schulman 1996: 159, kemampuan komunikasi matematis dijelaskan sebagai berikut. Komunikasi matematis adalah kemampuan menyatakan ide matematis melalui ucapan, tulisan, demonstrasi dan melukiskannya secara visual dalam tipe yang berbeda, memahami, menafsirkan dan menilai ide yang disajikan dalam tulisan, lisan atau dalam betuk visual, mengkonstruksi, menafsirkan, dan menghubungkan bermacam-macam representasi ide dan hubungannya. 15 Armiati dalam Husna 2013: 85 mengungkapkan komunikasi matematis adalah suatu keterampilan penting dalam matematika yaitu kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren kepada teman, guru, dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan. Kemampuan komunikasi sangat penting dalam pembelajaran matematika karena dalam komunikasi siswa belajar menyampaikan pemikiran dan ide mereka kepada guru dan rekan sekelas yang lain dengan membincangkan ide dan konsep matematik. Hal tersebut akan menciptakan interaksi antara guru dengan pelajardan pelajar dengan pelajar di dalam kelas sehingga mereka dapat memainkan peran dalam meningkatkan pemahaman pelajar. Menurut Ahmad 2006: 55, pembelajaran yang tidak menyenangkan adalah salah satu penyebab gagalnya suatu pembelajaran matematik. Sehingga siswa diminta untuk berfikir, memberikan respon, berbincang, memberikan penjelasan, menulis, dan menanyakan persoalan tentang matematik, mereka memperoleh dua kelebihan yang tersirat yaitu mereka berkomunikasi untuk mempelajari matematik dan mereka belajar berkomunikasi secara matematik. Secara umum komunikasi matematis disusun melalui kalimat yang mengemukakan sesuatu dan bukan oleh kata-kata yang berdiri sendiri. Menurut Widjajanti 2010: 4, aktivitas siswa seperti mengkomunikasi hasil-hasil pikiran mereka kepada yang lain secara lisan atau tulisan dan menjelaskannya, serta mendengarkan penjelasan orang lain dapat meningkatkan komunikasi matematis siswa, sehingga siswa perlu diberikan kesempatan untuk bicara, menulis, membaca, dan mendengarkan penjelasan orang yang lain. Menurut

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandarlampung Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)

0 7 53

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada kelas VIII SMPN 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun 2011/2012)

0 6 61

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 9 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 39

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 29 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 3 55

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 8 47

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Trimurjo Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 3 34

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013-2014)

0 11 59

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

5 41 61

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 20 44