Struktur Corporate Governance dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu struktur pengendalian Internal dan struktur pengendalian
eksternal. Struktur pengendalian eksternal terdiri dari pihak-pihak berkepentingan yang berasal dari luar perusahaan seperti pasar modal,
pasar uang, regulator dan profesi lainnya paralegal, auditor dan lain sebagainya. Penelitian ini berfokus pada struktur pengendalian internal
perusahaan yang terdiri dari dewan komisaris dan dewan direksi.
2.1.3.1 Ukuran Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan salah satu fungsi kontrol yang terdapat dalam suatu perusahaan. Fungsi kontrol yang dilakukan oleh
Dewan komisaris merupakan salah satu bentuk praktis dari teori agensi. Di dalam suatu perusahaan, Dewan komisaris mewakili
mekanisme internal utama untuk melaksanakan fungsi pengawasan dari principal dan mengontrol perilaku oportunis manajemen. Dewan
komisaris menjebatani kepentingan principal dan manajer di dalam perusahaan. Dewan komisaris merupakan inti dari Corporate
Governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan,
serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas FCGI, 2006. Hubungan antara jumlah anggota dewan komisaris dengan
nilai perusahaan didukung oleh perspektif fungsi service dan kontrol yang diberikan dewan komisaris. Konsultasi dan nasihat yang
diberikan merupakan jasa yang berkualitas bagi manajemen yang
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat diberikan oleh pasar. Penelitian mereka menemukan bahwa investor bersedia memberikan premium lebih terhadap
perusahaan karena service dan kontrol yang dilakukan oleh komisaris.Fungsi service dan kontrol dewan komisaris dapat dilihat
sebagai suatu sinyal kepada para investor bahwa perusahaan telah dikelola sebagaimana mestinya Kusumawati, 2005 : 37.
Indonesia mengadopsi sistem dual board, yang terdiri dari dewan direksi dan dewan komisaris. Wardhani 2006 : 83
menyebutkan bahwa dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan
tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang dan peran dewan komisaris dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada
fungsi monitoring dari kebijakan direksi. Berdasarkan perspektif agensi, fungsi monitoring sangat krusial dalam melimitasi tindakan
oportunis agen dan mereduksi biaya keagenan. Menurut Undang- undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007, dewan komisaris
merupakan organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
memberi nasihat kepada direksi. Melalui sebuah studi di China, Chen 2005 mengungkapkan
bahwa ada pengaruh positif antara ukuran dari dewan komisaris dengan level tata kelola perusahaan karena semakin banyak jumlah
anggota dewan komisaris maka fungsi pengawasan dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
secara lebih efektif. Semakin sedikit anggota dewan komisaris akan mencerminkan mekanisme Corporate Governance yang semakin
lemah sehingga akan memungkinkan adanya pengambilan keuntungan yang semakin besar oleh pemegang saham pengendali
dan kemungkinan untuk memilih auditor berkualitas pun akan semakin kecil karena pemegang saham tersebut ingin
mempertahankan keuntungannya. Penambahan anggota dalam dewan komisaris juga dapat diartikan sebagai penambahan keahlian
expertise dalam dewan tersebut. Anggota dewan komisaris yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu mampu memberikan
nasihat yang bernilai dalam penyusunan strategi dan penyelenggaraan perusahaan.
Menurut Wallace 2005:39, perusahaan harus mempertimbangkan ukuran dewan dengan tujuan menentukan
efektifitas jumlah dewan yang dimiliki perusahaan. Ukuran dewan yang efektif adalah yang dapat memfasilitasi pengambilan keputusan
yang efektif. Ukuran dewan komisaris akan berdampak pada kualitas keputusan dan kebijakan yang telah dibuat dalam rangka
mengefektifkan pencapaian tujuan organisasi Syakhroza, 2005 : 94.
2.1.3.2 Frekuensi Rapat