pengelolaan dan pemasaran hasil, pemanfaatan getah, kulit kayu, daun, buah atau biji meliputi kegiatan permanen, pemeliharaan, pengelolaan dan pemasaran hasil.
4. Izin pemungutan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu pada hutan produksi
dan hutan lindung. Jenis-jenis usaha dalam pemungutan hasil hutan kayu meliputi pengambilan hasil
hutan kayu meliputi pengambilan hasil hutan kayu untuk memenuhi kebutuhan individu dan atau fasilitas umum penduduk sekitar hutan pada kawasan hutan
produksi alam. Sementara jenis-jenis usaha pemungutan hasil hutan bukan kayu dapat dilakukan pada kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung antara
lain; mengambil madu, mengambil rotan, mengambil buah dan aneka hasil hutan lain dan perburuan satwa liar yang tidak dilindungi dan dilaksanakan secara
tradisional.
B. Fungsi Pengelolaan Hutan
Secara etimologis, hutan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S Poerwadarminta, berarti kumpulan rapat pepohonan dan berbagai tumbuhan lainnya
dalam suatu wilayah tertentu. Hutan adalah habitat bermacam spesies tumbuhan, spesies hewan, beberapa kelompok etnik manusia, yang berinteraksi satu sama lain,
sekaligus dengan lingkungan sekitarnya.
34
Hutan tidak hanya bermanfaat bagi spesies hewan, spesies tumbuhan, atau kelompok etnik tertentu yang meninggalinya saja. Setidaknya ada tiga manfaat hutan
yang berpengaruh global terhadap bumi sebagai habitat yang lebih luas. Tiga manfaat tersebut adalah: hutan sebagai tempat resapan air; hutan sebagai payung raksasa;
hutan sebagai paru-paru dunia; dan hutan sebagai wadah kebutuhan primer. Sebagai
34
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahcisa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal, 286.
Universitas Sumatera Utara
tempat resapan air, hutan merupakan daerah penahan dan area resapan air yang efektif. Banyaknya lapisan humus yang berpori-pori dan banyaknya akar yang
berfungsi menahan tanah, mengotimalkan fungsi hutan sebagai area penahan dan resapan air tersebut. Kerusakan hutan bisa menyebabkan terganggunya fungsi hutan
sebagai penahan air. Daerah dan habitat sekitar hutan yang rusak itupun sewaktu- waktu bisa ditenggelamkan banjir. Selain itu, kerusakan hutanpun akan membuat
fungsi hutan sebagai area resapan terganggu. Ketiadaan area resapan ini bisa menimbulkan kelangkaan air yang bersih dan higienis, atau air siap-pakai.
Selain fungsinya sebagai tempat resapan air, hutan berfungsi pula sebagai payung raksasa. Rapatnya jarak antara tetumbuhan satu dengan tumbuhan lainnya,
juga rata-rata tinggi pohon di segenap lokasinya, berguna untuk melindungi permukaan tanah dari derasnya air hujan. Tanpa payung raksasa ini, lahan gembur
yang menerima curah hujan tinggi lambat laun akan terkikis dan mengalami erosi. Maka, dengan begitu, daerah-daerah sekitarnyapun akan rentan terhadap bahaya
longsor. Jika manfaat hutan sebagai daerah resapan terkait dengan keseimbangan
kondisi air, bila fungsinya sebagai payung raksasa terkait dengan kondisi tanah permukaan, maka sebagai paru-paru dunia hutanpun bertanggung-jawab atas
keseimbangan suhu dan iklim. Kemampuan hutan hujan dalam menyerap karbondioksida, membuat suhu dan iklim di bumi selalu seimbang. Seandainya fungsi
hutan sebagai paru-paru-nya dunia itu terganggu, suhu dan iklim di bumi akan selalu bergerak ke titik ekstrem: kadang temperaturnya terlalu rendah, kadang temperaturnya
bisa terlalu tinggi. Karena hutan kaya akan hasil bumi, hutanpun menyimpan manfaat bagi
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan pokoknya. Rotan, madu, tanaman obat-
Universitas Sumatera Utara
obatan, dan banyak jenis sumber hayati lainnya, membuat hutan pantas dijuluki sebagai warung hidup atau apotek hidup besar. Dengan hutan hujan tropis yang
sangat luas, rakyat Indonesia seharusnya tercukupi dalam hal kebutuhan pokok, terutama oleh sumber nabati dan hewani yang banyak terdapat di dalam hutannya.
Melihat lokasinya, hutan bumi terbagi dalam tiga kelompok besar: hutan tropis, hutan subtropis temperate, dan hutan boreal
35
1. Fungsi ekonomi : masyarakat disekitar hutan dapat menikmati hasil dari hutan
yang mereka kelola dengan harapan ada peningkatan ekonomi yang stabil dan menciptakan lapangan kerja bagi generasi mendatang dengan pola peningkatan
pengelolaan hutan yang berteknologi ramah lingkungan. .
Aktivitas pengelolaan hutan dengan tujuan produksi hasil hutan pada umumnya melibatkan kegiatan inventarisasi hutan, tata hutan dengan membentuk
blok dan petak, pelaksanaan silvikultur misalnya penanaman, penjarangan, praning, dan pemeliharaan lainnya.
Dalam pengelolaan hutan perlu memperhatikan beberapa fungsi diantaranya :
2. Fungsi sosial: terciptanya solidaritas masyarakat sekitar hutan dan menghindari
kesenjangan sosial diantara kelompok masyarakat, maka dalam hal ini pengelolaan hutan dilakukan secar kolektif.
3. Fungsi ekologi : hutan berfungsi sebagai konservasi, untuk mencegah terjadinya
bencana banjir, longsor, kekeringan dan kebakaran serta memberikan perlindungn terhadap masyarakat disekitarnya dari segi keamanan dan kesehatan.
36
35
http:safariputriunior.blogspot.com.html, Safari Putri, Hutan dan Permasalahannya, diakses tanggal 27 Februari 2015
1.
36
http:adhi-prasetyo.blogspot.com.html, Adhiprasetyo,
Pengelolaan Hutan System Masyarakat, diakses tanggal 27 Februari 2015
Universitas Sumatera Utara
Beberapa fungsi diatas sangat penting untuk diterapakan dalam pengelolaan hutan sistem masyarakat. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa masyarakat punya
cara tersendiri dalam memanfaatkan pengelolaan sumber daya alam yang ada di hutan, mereka tetap memperhatikan budaya yang diwarisi dari para pendahulunya dan
juga kearifan lokal masyarakat sangat mendukung dengan langkah-langkah yang mereka lakukan dalam pengelolaan hutan,beberapa hal diantaranya : melindungi
sumber air dengan melestarikan pepohonan yang banyak mengandung kadar air, tidak menebang pohon di area kemiringan yang rawan longsorbanjir, menanam pohon
yang produktif hanya diambil buahnya serta menanam tanaman yang bisa mendatangkan satwa.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian dan menyelamatkan fungsi hutan antara lain : membuat kesepakatan adat
yang dibuat oleh para tokoh masyarakat yangn melibatkan semua lapisan masyarakat, yang isinya membuat peraturan yang harus ditaati dan sanksi bagi yang melanggar
beberapa kesepakatan adat diantaranya : tidak menebang pohon yang berfungsi untuk penyerapan air, mengolah lahan dengan tidak menggunakan bahan kimia, bersdia dan
sanggup menjaga serta melestarikan hutan, serta mewajibkan setiap masyarakat untuk menanam pohon yang produktif.
C. Permasalahan Pengelolaan Hutan Indonesia