Izin Pengelolaan Hutan TINJAUAN UMUM TENTANG IZIN PENGELOLAAN HUTAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IZIN PENGELOLAAN HUTAN

A. Izin Pengelolaan Hutan

Universitas Sumatera Utara Pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia saat ini merupakan sebuah cerita yang beragam. Di sepanjang jutaan hektar, masyarakat setempat menanami hutan dengan buah-buahan, damar, kopi dan kakao dan sering ditanam bersama dengan pohon kayu-kayuan yang membentuk wilayah yang disebut wanatani agroforest. Wilayah wanatani ini menyediakan jasa lingkungan yang sama seperti hutan alam, dengan pengecualian pada perbedaan keanekaragaman hayati yang lebih rendah. Banyak masyarakat setempat yang melindungi hutan alam, dan kadang bekerjasama dengan petugas Dinas Kehutanan pemerintah daerah setempat. Namun, secara keseluruhan keadaan hutan alam Indonesia dapat dikategorikan sebagai salah satu krisis yang dihadapi bangsa ini. Laju deforestasi per tahun yang mencapai satu juta hektar tetap bertahan sepanjang sepuluh tahun terakhir serta kemampuan terpasang industri pengolahan kayu terus berkembang melampaui tingkat pemanfaatan lestari per tahun. Pengelolaan sumber kehutanan modern berdasarkan sifat renewable dan potensi serba guna bagi kesejahteraan rakyat sepanjang masa. Izin merupakan salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi. Pemerintahan menggunakan ijin sebagai sarana yuridis untuk mengemudikan tingkah laku para warga. Izin juga suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan perundangan. 17 Izin dalam arti sempit adalah pengikatan-pengikatan pada suatu peraturan izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undag-undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan-keadaan yang buruk. 18 17 Op.Cit, Philipus Mandiri Hadjon, hal 2 18 Op.Cit, Ridwan HR, hal 159 Universitas Sumatera Utara Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang. Ini menyangkut perkenan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya. 19 Izin juga dapat dilihat dari arti yang sempit yang tujuannya adalah mengatur tindakan-tindakan yang oleh pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercela, namun dimana ia menginginkan dapat melakukan pengawasan sekedarnya. 20 Jadi, yang pokok pada izin adalah bahwa suatu tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan, dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang disangkutkan dengan perkenan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap kasus. 21 Menurut Prajudi Admosudirjo, mengatakan bahwa izin verguning adalah suatu penetapan yang merupakan dispensasi daripada suatu larangan oleh undang- undang. Membicarakan pengertian izin pada dasarnya mencakur suatu pengertian yang sangat kompteks yaitu berupa hal yang membolehkan seseorang atau badan hukum melakukan sesuatu hal yang rnenurut peraturan perundang-undangan harus memiliki izin. terlebih dahulu, maka akan dapat diketahui dasar hukum dari izinnya tersebut. 22 Pada umumnya pasal undang-undang yang bersangkutan berbunyi : Dilarang tanpa izin memasuki areallokasi ini. Selanjutnya larangan tersebut diikuti dengan rincian daripada syarat-syarat, kriteria dan sebagainya yang perlu dipenuhi oleh pemohon untuk memperoleh dispensasi dari larangan tersebut, disertai dengan 19 Op.Cit, Philipus Mandiri Hadjon, hal 3 20 Ibid 21 Ibid 22 Prajudi Admosudirjo,Dasar-Dasar Ilmu Administrasi,Jakarta, 1981,hal. 94 Universitas Sumatera Utara penetapan prosedur atau petunjuk pelaksanaan kepada pejabat pejabat administrasi negara yang bersangkutan. Menurut Utrecht sebagaimana dikutip oleh Bachsan Mustafa : Bilamana pembuat peraturan tidak umumnya melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga mernperkenankannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing-masing hal konkret, maka perbuatan administrasi negara yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu izin verguning. 23 Setelah kita memahami arti daripada perizinan maka timbul suatu pertanyaan apa yang dimaksud dengan hukum perizinan ? Hukum perizinan adalah : ketentuan yang berkaitan dengan pemberian izin atau bentuk lain yang berkaitan dengan itu yang d.ikeluarkan oleh pemerintah sehingga dengan pemberian izin tersebut Kata perizinan kita peroleh atau kita dengar dan sepintas lalu kata perizinan mengandung arti yang sederhana yaitu pemberian izin terhadap sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas atau kegiatan, namun bila kita telusuri lebih jauh mengenai pengertian perizinan itu tidaklah semudah apa yang kita sebutkan tadi. Lalu apa sebenarnya perizinan tersebut. Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Perizinan maksudnya dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi sertifikat, penentuan kuota dan izin untuk melaksanakan sesuatu usaha yang biasanya hams dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan. 23 Bachsan Mustafa, Sistem Hukum Administrasi Negara Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal. 80. Universitas Sumatera Utara melahirkan hak bagi pemegang izin baik terhadap seseorang, badan usaha, organisasi, LSM dan sebagainya untuk beraktivitas. Hukum perizinan merupakan hukum publik yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah di pusat maupun di daerah sebagai aparatur penyelenggaraan negara mengingat hukum perizinan ini berkaitan dengan pemerintah maka mekanisme media dapat dikatakan bahwa hokum perizinan termasuk disiplin ilmu Hukum Administrasi Negara atau hukum Tata Pemerintahan seperti yang kita ketahui pemerintah adalah : sebagai pembinaan dan pengendalian dari masyarakat dan salah satu fungsi pemerintah di bidang pembinaan dan pengendalian izin adalah pemberian izin kepada masyaralat dan organisasi tertentu yang merupakan mekanisme pengendalian administratif yang harus dilakukan di dalam praktek pemerintahan. Hutan sebagai salah satu bagian dari lingkungan hidup merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat penting bagi umat manusia. Hal ini didasarkan pada banyaknya manfaat yang diambil dari hutan. Misalnya hutan sebagai penyangga paru-paru dunia. Menurut Black Law Dictionary, hutan forest adalah suatu daerah tertentu yang tanahnya ditumbuhi pepohonan tempat hidup segala binatang. 24 Hutan adalah suatu lapangan pohon-pohon secara keseluruhan yang merupakan persekutuan hidup alam hayati besertaalam lingkungannya, dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan. Hutan merupakan harta kekayaan yang tidak ternilai, oleh karena itu hasil dari hutan perlu dijaga, dipertahankan dan di lindungi agar hutan dapat berfungsi dengan baik. Istilah hutan merupakan terjemahan 24 Suriansyah Murhaini, Hukum Kehutanan Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan di Bidang Kehutanan, Penerbit Laksbang Grafika, Yogyakarta, 2012, hal. 9 Universitas Sumatera Utara dari kata bos Belanda dan forrestInggris.Forrest merupakan dataran tanah yang bergelombang dan dapat dikembangkan untuk kepentingan diluar kehutanan, seperti pariwisata. Di dalam hukum Inggris kuno, forrest hutan adalah suatu daerah tertentu yang tanahnya ditumbuhi pepohonan, tempat hidup binatang buas dan burung-burung hutan. Pengelelolaan hutan meliputi kegiatan tata hutan dan penyusunan pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitas dan reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam. Pemanfaatan pada kawasan hutan cagar alam serta zona inti dan zona rimba pad ataman nasional. 25 1. Unsur lapangan yang cukup luas yang disebut tanah hutan. Ada 4 empat unsur yang terkandung dari definisi hutan diatas, yaitu: 2. Unsur pohon kayu, bambu, palem, flora dan fauna. 3. Unsur lingkungan. 4. Unsur penetapan pemerintah. Unsur pertama, kedua dan ketiga membentuk persekutuan hidup yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pengertian hutan disini, menganut konsepsi hukum secara vertikal, karena antara lapangan tanah, pohon, flora dan fauna, beserta lingkungannya merupakan satu kesatuan yang utuh. 26 25 Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, Cetakan ke-2, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal 167 26 Ibid, hal. 41 Adanya penetapan pemerintah mengenai hutan mempunyai arti yang sangat penting, karena dengan adanya penetapan pemerintah tersebut, kedudukan hutan menjadi sangat kuat. Ada dua arti penting penetapan pemerintah tersebut, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Agar setiap orang tidak sewenang-wenang untuk membabat, menduduki dan atau mengerjakan kawasan hutan. 2. Mewajibkan kepada pemerintah melalui Menteri Kehutanan untuk mengatur perencanaan, peruntukan, penyediaan, dan penggunaan hutan sesuai dengan fungsinya, serta menjaga dan melindungi hutan. Adapun tujuan dan prinsip-prinsip perlindungan hutan adalah penyelenggaraan perlindungan hutan adalah bertujuan untuk menjaga hutan, hasil hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi, dan fungsi produksi, tercapai secara optimal dan lestari. 27 1. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama, serta penyakit. Adapun prinsip- prinsip perlindungan hutan yaitu: 2. Mempertahankan dan menjaga hak-hak Negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan. 28 Menurut Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pasal 5 sampai dengan pasal 9 yaitu hutan berdasarkan statusnya adalah suatu pembagian hutan yang didasarkan pada status kedudukan antara orang, badan hukum, atau institusi yang melakukan pengelolaan, pemanfaatan, dan perlindungan. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. 29 27 Peraturan Pemerintah No.45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan, Pasal 5 28 Ibid, Pasal 6 29 Peraturan Daerah No.21 Tahun 2002 tentang Pengelolaan hutan di Propinsi Sumatera Utara, Pasal 1 angka 13 Universitas Sumatera Utara Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrust air laut dan memelihara kesuburan tanah. 30 Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang meliputi Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Baru. 31 Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengendalikan hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan. 32 Pelaksanaan izin pemanfaatan hutan, pemegang izin diwajibkan melaksanakan semua ketentuan mengenai kewajiban selaku pemegang izin. Inti kewajiban tersebut terbagi pada tiga unsur utama yakni, pertama kewajiban yang berkaitan dengan teknis administrasi pemegang izin. Kedua, kewajiban financial kepada pemerintah, yakni membayar Provinsi Sumber Daya Hutan PSDH dan Dana Reboisasi DR. Kegita, kewajiban untuk menjaga kawasan izin yang telah diberikan. Ketiga kewajiban tersebut tidak tegas menyatakan, bahwa penyelenggaraan izin pemanfaatan hutan juga memperhatikan kemampuan daya dukung daya tampung lingkungan hidup. Pada paraturan tentang kehutanan tidak ditemukan kewajiban pemegang izin untuk melaksanakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup UPL. Padahal, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau Upaya Pengelolaan 30 Ibid, Pasal 1 angka 14 31 Ibid, Pasal 1 angka 15 32 Ibid, Pasal 1 angka 20 Universitas Sumatera Utara Lingkungan Hidup UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup UPL merupakan persyaratan untuk mendapatkan izin bidang kehutanan. 33 1. Izin pemanfaatan kawasan hutan Hutan yang pada umumnya terdiri dari 3 tiga jenis, yaitu pertama hutan lindung, kedua hutan produksi dan ketiga hutan konservasi, di dalam pengelolaanya membutuhkan beberapa izin sesuai dengan jenis usaha pemanfaatannya. Jenis-jenis izin tersebut antara lain : Jenis-jenis usaha dalam pemanfaatan kawasan hutan ini terdiri dari budidaya jamur, budidaya tanaman obat herbal, budidaya tanaman hias, budidaya persatuaan alam, budidaya tanaman pangan, budidaya perlebahan, budidaya hijauan pakan ternak, budidaya payau, budidaya penangkaran satwa dan tumbuhan, budidaya rotan dan budidaya lainnya yang tidak merusak ekosistem sumber daya alam hutan. 2. Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan terhadap hutan lindung dan hutan produksi. Jenis-jenis usahanya terdiri dari; usaha pemanfaatan air, usaha wisata alamrekreasi, usaha olah raga tantangan, perdagangan karbon, usaha penyelamatan hutan dan lingkungan. 3. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu pada hutan produksi. Jenis-jenis usaha hasil hutan kayu meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, permanen, pengelolaan dan pemasaran hasil hutan, sementara jenis-jenis usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah pemanfaatan rotan, sagu, nipah, bambu meliputi kegiatan penebangan, permudaan, pemeliharaan, pengamanan, 33 Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hal 200 Universitas Sumatera Utara pengelolaan dan pemasaran hasil, pemanfaatan getah, kulit kayu, daun, buah atau biji meliputi kegiatan permanen, pemeliharaan, pengelolaan dan pemasaran hasil. 4. Izin pemungutan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu pada hutan produksi dan hutan lindung. Jenis-jenis usaha dalam pemungutan hasil hutan kayu meliputi pengambilan hasil hutan kayu meliputi pengambilan hasil hutan kayu untuk memenuhi kebutuhan individu dan atau fasilitas umum penduduk sekitar hutan pada kawasan hutan produksi alam. Sementara jenis-jenis usaha pemungutan hasil hutan bukan kayu dapat dilakukan pada kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung antara lain; mengambil madu, mengambil rotan, mengambil buah dan aneka hasil hutan lain dan perburuan satwa liar yang tidak dilindungi dan dilaksanakan secara tradisional.

B. Fungsi Pengelolaan Hutan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Penebangan Pohon pada Dinas Pertamanan Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2002

3 72 71

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

1 15 112

Prosedur Izin Pengelolaan Pelataran Parkir Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002

1 2 7

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

0 0 9

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

0 0 15

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

0 0 35

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

0 1 4

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

0 0 35

BAB I I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

0 0 16

TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TERHADAP IZIN PENGELOLAAN HUTAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2002 SKRIPSI

0 0 9