a Permohonan Pengelolaan
Permohonan disampaikan oleh pemohon secara tertulis yang dilengkapi dengan:
1 Nama dan jenis pohon
2 Ukuran pohon diameter dan tinggi
3 Lokasi pohon wilayah kota, kecamatan, kelurahan, nama jalan, peta
lokasi yang menggambarkan titik pohon yang diusulkan 4
Permohonan dapat disampaikan kepada Dinas Kehutanan b
Dinas Kehutanan Menerima permohonan pengelolaan hutan yang disampaikan oleh pemohon
maupun permohonan yang disampaikan Dinas Kehutanan, kemudian Kepala Dinas kehutanan memerintahkan Tim Pengelolaan, Pencegahan
Pemberantasan Perusakan TP4 untuk melakukan Pembahasan Awal permohonan dimaksud.
Dan kemudian kepala seksi kehutanan kecamatan dapat menerima surat permohonan pengelolaan dan melakukan survey ke lapangan untuk mendata hutan
yang diusulkan dikelola beserta lokasinya. Urusan pengelolaan hutan ini juga diatur dalam Peraturan Daerah No21 Tahun
2001. Pada perda itu diatur hutan yang bagaimana yang bisa ditebang dan lainnya. Kalau sesuai bicara sanksi sesuai peraturan perundang- undangan disebutkan
membayar denda Rp1 juta jika melakukan pengelolaan hutan tanpa izin.
C. Fungsi Pengelolaan Hutan Wilayah Sumatera Utara
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
Universitas Sumatera Utara
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan, sedangkan yang dimaksud dengan kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau
ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaanya sebagai hutan tetap Undang Undang No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Di Sumatera Utara luas
kawasan tetap seluas 3.742.120 ha atau 52,20 dari seluruh luas Provinsi Sumatera Utara yang memiliki luas 7.168.000 ha.
75
Perubahan kawasan hutan tersebut adalah berdasarkan SK Pelepasan Kawasan Hutan yang diterbitkan oleh Menteri Kehutanan dengan peruntukan perkebunan
kelapa sawit pada Kelompok Hutan Nantalu sebanyak 2 dua unit yaitu oleh PT. Inti Palm Sumatera seluas 6.215,80 hektar dan oleh PT. Citra Sawit Indah Lestari seluas
4.773,90 hektar. Sedangkan pada tahun 2011 tidak ada perubahan peruntukan Salah satu kawasan hutan di Sumatera Utara yang memiliki potensi penting
sebagai kawasan ekologis yang memiliki fungsi dan manfaat bagi kehidupan di Sumatera Utara. Hasil hutan bukan kayu bukan semata-mata manfaat yang diberikan
oleh kawasan ekosistem ini, akan tetapi kawasan ini hingga sekarang masih menjadi sumber jasa lingkungan bagi kehidupan di sekitarnya.
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan adalah perubahan fungsi suatu kawasan hutan untuk keperluan non kehutanan atau untuk keperluan
pertanianperkebunan dan transmigrasi berdasarkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri Kehutanan. Perkembangan perubahan peruntukan kawasan hutan untuk
keperluan pertanianperkebunan dan transmigrasi di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 5 lima tahun terakhir adalah adanya perubahan kawasan hutan pada
tahun 2009 seluas 10.989,70 hektar di Kabupaten Asahan.
75
Departemen Kehutanan. Rencana Strategis Kementerian NegaraLembaga Departemen Kehutanan Tahun 2005 – 2009. Departemen Kehutanan. Jakarta, 2005, hal 14
Universitas Sumatera Utara
kawasan hutan di Provinsi Sumatera Utara baik untuk keperluan pertanianperkebunan maupun untuk keperluan transmigrasi. Ijin tukar-menukar
kawasan hutan pada tahun 2011 adalah sebanyak 3 tiga unit dimana 1 satu unit di antaranya adalah tanah keluar seluas 50 hektar untuk perkantoran pemerintah
Kabupaten Batubara namun tidak disertai pertukaran dengan tanah masuk. Sedangkan 2 dua unit lainnya terdiri dari:
a. Hutan produksi seluas 277,30 hektar ditukar dengan hutan lindung dengan luasan
yang sama untuk Perkantoran pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan. b.
Hutan produksi terbatas seluas 900 hektar ditukar dengan hutan suaka alam dengan luasan yang sama untuk perkebunan di Kabupaten Asahan.
76
Selain kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan juga di Provinsi Sumatera Utara telah melakukan kegiatan reboisasi yang merupakan upaya penanaman jenis pohon
hutan pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong, alang-alang atau semak belukar untuk mengembalikan fungsi hutan. Dalam kurun waktu 5 lima tahun
terakhir ini di Provinsi Sumatera Utara telah melakukan kegiatan reboisasi. Dalam kawasan hutan seluas 31.994,55 hektar yang dilaksanakan pada tahun
2007 sampai dengan tahun 2011. Selain itu juga turut berperan sertanya pihak swasta untuk turut serta mengelola hutan secara lestari dan berkisambungan berupa
pengembangan Hutan Tanaman Industri pada areal-areal yang kurang produktif bekas perambahan, alang-alang, semak belukar, lahan kosong yang berada dalam
kawasan hutan sehingga menjadi produktif. Berbagai Program pemerintah pusat dalam hal ini kementrian kehutanan
dalam meningkatkan fungsi kawasanhutan agar menjadi lebih produktif dilaksanakan dengan sepenuh hati oleh Provinsi Sumatera Utara, antara lain melalui Pekan
76
http:www.dephut.go.id, diakses tanggal 6 Maret 2015
Universitas Sumatera Utara
Penghijauan, Kecil Menanam Dewasa Memanen KMDM, Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon, AksiGerakan Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan
Pemeliharaan Pohon, Hari Menanam Pohon Indonesia Nopember dan Bulan Menanam Pohon Nasional bulan Desember, penanaman dalam rangka Gerakan Satu
Orang Satu Pohon One Man One Tree, penanaman 1 milyar pohon One Billion Indonesia Trees for The World-OBIT, Pembuatan Kebun Bibit Rakyat KBR serta
dalam rangka mengisi Tahun Kehutanan Internasional 2011. Dalam rangka Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon OBIT Tahun 2012, hingga akhir november
masyarakat Provinsi Sumatera Utara telah menanam dan memelihara pohon sebanyak 35 juta batang pohon, dari target Provinsi Sumatera Utara sebanyak 50.000.000
batang bibit. Untuk mendukung Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon Tahun 2012, dengan target penanaman dan pemeliharaan 50.000.000 bibit pohon, dilaksanakan
Kampanye Indonesia Menanam, dengan menggelorakan semangat menanam dan memelihara pohon secara terus menerus sepanjang tahun.
Model pengelolaan Pemanfaatan Hutan adalah bentuk kegiatan pemanfaatan kawasan hutan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan
bukan kayu serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu, secara optimal, berkeadilan untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.
Pemanfaatan hutan yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara adalah pemanfaatan hutan pada kawasan hutan produksi. Pemanfaatan
Hutan Produksi dilaksanakan melalui pemberian Ijin Usaha Pemanfaatan Kawasan, Ijin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan, Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu, Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu, Ijin Pemungutan Hasil Hutan Kayu, dan Ijin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu. Berdasarkan
Undang-undangNomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, dijelaskan bahwa Hutan
Universitas Sumatera Utara
Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan Produksi terdiri dari : Hutan Produksi Tetap HP, Hutan Produksi
Terbatas HPT, dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi HPK. Jenis hasil hutan bukan kayu yang dimanfaatkan antara lain getah pinus, rotan dan getah karet.
77
Sebagian besar kondisi hutan di Samosir telah rusak parah karena banyaknya kegiatan yang merusak ekosistem seperti pembalakan liar, pertambangan, dan
pemanfaatan hutan menjadi industri.
78
D. Pihak-Pihak yang Berwenang Mengeluarkan Izin pengolahan hutan