Tabel 4.12 Daftar Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Prestasi Belajar
Kriteria KKM
Frekuensi Persentase
Tuntas ≥ 72
36 30
Belum Tuntas 72
84 70
Jumlah 120
100 Sumber: Data Ketuntasan Nilai Kelas X-AP Tahun 20102011
Tabel diatas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan pada kelas X program keahlian
Administrasi Perkantoran SMK N 9 Semarang sebanyak 36 siswa memiliki prestasi belajar dengan nilai ≥ 72 yang berarti telah mencapai kriteria ketuntasan
minimal KKM yang telah ditentukan sekolah, sedangkan sisanya sebanyak 84 siswa mendapat prestasi belajar 72 dan termasuk dalam kriteria belum tuntas.
4.1.2. Uji Hipotesis
4.1.2.1 Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh moving class X1 dan motivasi belajar X2 terhadap prestasi
belajar Y siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 9 Semarang. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda
dengan menggunakan perhitungan komputer SPSS for windows release 16.
Tabel 4.13 Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
43.119 1.629
26.470 .000
Moving class .187
.079 .273
2.362 .020
Motivasi Belajar .363
.070 .604
5.225 .000
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Sumber: Data Diolah Tahun 2011
Hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien untuk variabel bebas X1= 0,187 dan X2 = 0,363 dengan konstanta sebesar 43,119 sehingga model
persamaan regresi yang diperoleh adalah : Y = 43,119 + 0,187 X
1
+ 0,363 X
2
Dimana : 1.
Koefisien regresi X
1
moving class dari perhitungan linier berganda diperoleh nilai yang bertanda positif. Hal ini berarti setiap ada
peningkatan X
1
moving class selalu diikuti dengan peningkatan Y prestasi belajar dengan asumsi bahwa variabel motivasi belajar
dianggap tetap. 2.
Koefisien regresi X
2
motivasi belajar dari perhitungan linier berganda diperoleh nilai yang bertanda positif. Hal ini berarti setiap
ada peningkatan X
2
motivasi belajar selalu diikuti dengan peningkatan Y prestasi belajar dengan asumsi bahwa variabel moving
class dianggap tetap.
4.1.2.2 Uji Simultan Uji F
Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dalam
penelitian ini uji F dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.14 Hasil Analisis Uji Simultan
ANOVA
b
Model Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 2197.607
2 1098.804
166.460 .000
a
Residual 772.318
117 6.601
Total 2969.925
119 a. Predictors: Constant, Motivasi Belajar, Moving class
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Sumber: Data Diolah Tahun 2011
Bedasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa F
hitung
= 166,460 dengan signifikansi 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan F
hitung
singnifikan, sehingga Ho ditolak dan menerima Ha. Artinya hipotesis kerja H
3
yang dinyatakan dalam penelitian ini yaitu “Ada pengaruh positif sistem moving class dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar ”, diterima.
4.1.2.3 Uji Parsial Uji t
Uji hipotesis secara parsial dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Hasil perhitungan
dengan menggunakan program SPSS, dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.15 Hasil Analisis Uji Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 43.119
1.629 26.470
.000 Moving class
.187 .079
.273 2.362
.020 Motivasi Belajar
.363 .070
.604 5.225
.000 a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Sumber: Data Diolah Tahun 2011
Terlihat pada tabel, bahwa hasil uji t untuk variabel moving class X
1
diperoleh t
hitung
= 2,362 dengan signifikansi 0,02 0,05. Hal ini menunjukkan t
hitung
signifikan, sehingga Ho ditolak dan menerima Ha. Artinya hipotesis kerja H
1
yang dinyatakan dalam penelitian ini yaitu “Ada pengaruh positif sistem moving class terhadap prestasi belajar
”, diterima.
Hasil uji t untuk variabel motivasi belajar X
2
diperoleh t
hitung
= 5,225 dengan signifikansi 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan t
hitung
signifikan, sehingga Ho ditolak dan menerima Ha. Artinya hipotesis kerja H
2
yang dinyatakan dalam penelitian ini, yaitu
“Ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar
”, diterima.
4.1.2.4 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Simultan R
2
Analisis koefisien determinasi simultan dilakukan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan.
Dari hasil perhitungan didapat nilai koefisien determinasi sebagai berikut :
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Simultan
Model Summary
b
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics Sig. F Change
1 .860
a
.740 .736
2.56924 .000
a. Predictors: Constant, Motivasi Belajar, Moving class b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Sumber: Data Diolah Tahun 2011 Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas diperoleh harga Adjusted R
Square sebesar 73,6. Dengan demikian menunjukkan moving class dan motivasi belajar secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar siswa sebesar 73,6
dan sisanya 26,4 dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
4.1.2.5 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Parsial r
2
Besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi secara parsial r
2
masing-masing variabel. Hasil determinasi secara parsial terangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Parsial
Coefficients
a
Model Correlations
Zero-order Partial
Part 1Constant
Moving class .824
.213 .111
Motivasi Belajar .853
.435 .246
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Sumber: Data Diolah Tahun 2011 Berdasarkan tabel diatas, diketahui besarnya pengaruh moving class
terhadap prestasi belajar siswa sebesar 4,54, yang diperoleh dari koefisien korelasi parsial untuk variabel moving class dikuadratkan yaitu 0,213
2
x 100. Besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar
18,92, yang diperoleh dari koefisien korelasi parsial untuk variabel motivasi belajar dikuadratkan yaitu 0,435
2
x 100. Hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar memberikan pengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar siswa
dibandingkan dengan variabel moving class.
4.2. Pembahasan