Penelitian dilakukan di BEI melalui situs www.yahoofinance.com, www.idx.co.id, dan www.bi.go.id.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yaitu dimulai pada bulan Mei 2010 sampai dengan Juli 2010.
6. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder yaitu berasal dari publikasi Bursa
Efek Indonesia tentang data emiten, laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, berbagai hasil penelitian dan buku referensi, jurnal-jurnal,
majalah-majalah, laporan harga saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif
sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
b. Metode Analisis Statistik
1 Analisis Regresi Linear Berganda
Universitas Sumatera Utara
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari inflasi, nilai tukar, dan suku bunga terhadap harga saham. Model yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
Di mana : Y = Harga saham
+ e
a = Konstanta X
1
X = Inflasi
2
X = Nilai Tukar
3
b = Suku Bunga
1-3
= Koefisien regresi variabel X e
= Standard error
1-3
Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang efisien dan tidak
bias Situmorang dkk, 2008 : 55-105, yaitu :
a Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model yang paling baik adalah berdistribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogrov-Smirnov.
Apabila diperoleh nilai signifikan uji Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari 0,05 maka data dinyatakan normal.
Universitas Sumatera Utara
b Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ditemukan adanya korelasi yang tinggi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi
ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Variance Inflation Factor VIF dengan ketentuan :
Bila VIF 5 maka terdapat masalah multikolinearitas yang serius. Bila VIF 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius.
Hubungan linear antar variabel inilah yang disebut dengan multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
independen.
c Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu
pada t-
1
Tabel 1.6
periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dalam satu model
regresi, maka digunakan model statistik dari D-W Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut:
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan
Jika Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0 d dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak
4 - dl d 4 Tidak ada korelasi negatif
No decision 4 - du
≤ d ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi, positif atau
negatif Tidak ditolak
du d 4 - du
Sumber : Situmorang dkk 2008:86
Keterangan : du = batas atas
Universitas Sumatera Utara
dl = batas bawah
d Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka disebut homoskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu, maka terjadi gejala
heteroskedastisitas.
2 Pengujian Hipotesis
a Pengujian Hipotesis Serempak Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa “Inflasi, Nilai Tukar, dan Suku Bunga mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan
terhadap Harga Saham Perusahaan Multifinance dan Perbankan di Bursa Efek Indonesia”. Bentuk pengujian:
H : b
1
= b
2
= b
3
H = 0, artinya inflasi, nilai tukar, dan suku bunga tidak
mempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham Perusahaan Multifinance dan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
Pada penelitian ini nilai F ≠ 0, artinya inflasi, nilai tukar, dan suku bunga
mempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham Perusahaan Multifinance dan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.
hitung
akan dibandingkan dengan F
tabel
H pada tingkat
signifikan α = 5. Kriteria penilaian hipotesis pada uji simultan atau uji F:
1
ditolak H diterima jika F
hitung
≤ F
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
H
1
diterima H ditolak jika F
hitung
F
tabel
b Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t
pada α = 5
Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa “Inflasi, Nilai Tukar, dan Suku Bunga mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap
Harga Saham Perusahaan Multifinance dan Perbankan di Bursa Efek Indonesia”. Bentuk pengujian:
H : b
1
= b
2
= b
3
H = 0, artinya inflasi, nilai tukar, dan suku bunga tidak
mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham Perusahaan Multifinance dan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
Pada penelitian ini nilai t ≠ 0, artinya inflasi, nilai tukar, dan suku bunga
mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham Perusahaan Multifinance dan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.
hitung
akan dibandingkan dengan t
tabel
H pada tingkat
signifikan α = 5. Kriteria penilaian hipotesis pada uji parsial atau uji t:
1
ditolak H diterima jika t
hitung
≤ t
tabel
H pada α = 5
1
diterima H ditolak jika t
hitung
t
tabel
c Koefisien Determinasi R
pada α = 5
2
Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya variasi variabel dependen variabel terikat yang dipengaruhi oleh variasi
variabel independen variabel bebas. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien
determinasi multiple R
2
koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Semakin tinggi R
2
mendekati
Universitas Sumatera Utara
satu, maka semakin baik regresi tersebut. Namun, apabila semakin mendekati nol maka variabel bebas secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel
terikat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Utami dan Rahayu 2003 melakukan penelitian dengan judul “Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar dalam Mempengaruhi Pasar
Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi”. Hasil penelitian membukt ikan bahwa perubahan profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap perubahan harga saham badan usaha selama periode krisis ekonomi tahun 1997. Namun secara parsial hanya suku bunga dan nilai
tukar yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham selama periode krisis ekonomi tersebut. Penelitian ini dilakukan pada 30 badan usaha
dengan periode penelitian tahun 1998 sampai dengan tahun 2000. Jacob dan Harahap 2004 melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Antara Indikator Mikro dan Makro Terhadap Nilai Buku dan Harga Pasar Saham Perusahaan”. Penelitian ini dilakukan pada 11 perusahaan perusahaan perbankan
dengan menggunakan tahun penelitian 1999 sampai tahun 2002, dan menemukan bahwa aspek makro yang diwakili oleh interest rate dan inflation rate tidak begitu
berpengaruh signifikan pada nilai buku dan harga pasar saham perusahaan. Budilaksono 2005 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh
Nilai Tukar Rupiah, Kepemilikan Saham Oleh Investor Asing dan SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG di Bursa Efek Jakarta BEJ”.
Hasil penelitian menemukan bahwa variabel nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan SBI kurang signifikan mempengaruhi pergerakan IHSG, sedangkan
Universitas Sumatera Utara