Koefisien Korelasi Uji Regresi Linier Berganda Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

2.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi disimbolkan dengan R 2 . R 2 mengukur proporsi keragaman atau variasi total di sekitar nilai tengah − Y yang dapat dijelaskan oleh regresi tersebut. Ukuran ini sering disebut sebagai persentase dengan mengalikannya dengan 100. Besarnya nilai koefisien determinasi berkisar 0 sampai dengan 1. Jika nilai koefisien determinasi semakin mendekati angka 1 maka model yang digunakan semakin tinggi keterandalannya. Jika mendekati angka 0 maka semakin rendah derajat keterandalannya. Besarnya koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 2.9 Dengan : : Nilai regresi linier berganda : Nilai Rataan Y Y : Variabel dependen

2.4 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi merupakan ukuran kedua yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana keeratan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Besar hubungan koefisien korelasi adalah -1 ≤ r ≤ +1. Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut: a. Korelasi antara variabel dependen dan variabel independen { } { } 2 2 2 2 , i i i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n y x r ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = b. Korelasi antara variabel independen dan variabel independen { } { } 2 2 2 2 , i i i i i i i i X X n X X n X X X X n x x r ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = Dengan : rx,y : Koefisien korelasi antara X dan Y rx,x : Koefisien korelasi antara X dan X X i : Variabel independen Y i : Variabel dependen 2.10 2.11 Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi R Interpretasi Tidak berkorelasi 0,01 – 0,20 Sangat rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Agak rendah 0,61 – 0,80 Cukup 0,81 – 0,99 Tinggi 1 Sangat tinggi

2.5 Uji Regresi Linier Berganda

Perumusan Hipotesa: H o : b i = 0 i = 1, 2, 3, ……, k variabel independen X i tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Y H 1 : b i ≠ 0 i = 1, 2, 3, ……, k variabel independen X i berpengaruh terhadap variabel dependen Y 1 1 2 2 − − − = k n R k R F 2.12 Dengan : R 2 : Koefisien determinasi n : Jumlah sampel k : Jumlah variabel independen Dimana: F tab dapat dilihat pada tabel distribusi F dengan derajat kebebasan dk=n-k-1 dan dengan α yang telah ditentukan. Kriteria Pengujian: H diterima jika F hit ≤ F tab . H ditolak Jika F hit F tab .

2.6 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

Perumusan Hipotesa: H o : b i = 0, i = 1, 2, 3, ……, k variabel independen X 1 , X 2 , X 3 tidak mempengaruhi variabel dependen Y H 1 : b i ≠ 0, i = 1, 2, 3, .…..., k Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi variabel dependen Y Dimana: T tab dapat dilihat pada tabel distribusi student t dengan derajat kebebasan dk=n-k-1. Kriteria Pengujian: H diterima jika t hit ≤ t tab . H ditolak Jika t hit t tab . Bentuk kekeliruan baku koefisien b i , yaitu: 2.13 Selanjutnya hitung Statistik t, yaitu: 2.14 BAB 3 GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum kota Medan. Uraian ini dimulai dengan sejarah kota Medan yang dimulai dari Medan Tanah Deli, Kampung Medan dan Tembakau Deli, Legenda Kota Medan, Penjajahan Belanda di Tanah Deli, Kota Medan masa Penjajahan Jepang, Kota Medan menyambut kemerdekaan Republik Indonesia dan dilanjutkan dengan visi dan misi kota Medan.

3.1 Sejarah Kota Medan