Pengujian Hipotesis Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

61,29, kategori memuaskan sebanyak 9 mahasiswa 14,51 dan dengan kategori cukup sebanyak 15 mahasiswa 24,20. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I tergolong sangat memuaskan. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini sangat memuaskan memuaskan cukup kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I 10 20 30 40 Freq uenc y Cases weighted by frekuensi kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I

5.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yaitu untuk melihat hubungan variabel bebas X dengan variabel terikat Y. Variabel bebas kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar dan variabel terikat adalah pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Nilai variabel bebas merupakan hasil total dari indikator pernyataan variabel kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar dan nilai Universitas Sumatera Utara variabel terikat diperoleh dari bagian evaluasi akbid Sehati Medan pada pencapaian kemampuan mahasiswa praktek klinik I. a. Uji Chi-Square Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Chi-Square. Dimana nilai Chi-Square ialah 4,692. Syarat dipenuhi jika Asymp. Sig taraf nyata. Dalam penelitian ini ditetapkan syarat signifikan 0,05. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, terdapat nilai Asymp. Sig 0,041 dan pada taraf nyata 0,05 = 0,041 0,05 ini menunjukkan bahwa ada hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Dan dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. Chi – square test Value df Sig.P Pearson Chi - square 4,692 6 0,041

5.3 Pembahasan

Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki Perencanaan pengajaran, 2007. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan mengelola proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para dosen dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara dosen dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran Subroto, 2002. Universitas Sumatera Utara Dari hasil yang di dapat maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada kategori pedagogik adalah kategori baik sebanyak 23 orang 37,1. Kita ketahui bahwa kemampuan Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran. Kemampuan pedagogik dosen yang baik maka akan terciptanya sumber daya manusia yang memiliki potensi yang besar. Tetapi walaupun demikian diharapkan bahwa kemampuan dosen dalam pedagogik pada kategori Sangat baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kategori kepribadian dari hasil yang di dapat maka disimpulkan bahwa berada pada baik sebanyak 27 orang 43,5. Kita ketahui bahwa Kemampuan kepribadian adalah kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan bijaksana, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, berahlak mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara berkelanjutan. Dan hasil yang didapati juga memuaskan sehingga dengan keadaan yang demikian dapat dipastikan bahwa dosen tersebut dapat memberikan contoh atau role model yang baik untuk anak didiknya. Hasil yang didapat pada kategori sosial adalah baik sebanyak 25 orang 40,3. Dan kita ketahui bahwa kemampuan Sosial, adalah kemampuan dosen yang meliputi kemampuan untuk berkomunikasi lisan, tulisan dan isyarat, juga mengunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. Dan ini sesuai dengan pendapat Djamarah, 2006 ,dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Dosen Universitas Sumatera Utara adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali peserta didik dan bergaul secara santun denga masyarakat sekitar dan kemampuan dalam sosial sangat dibutuhkan seorang pendidik. Hasil yang di dapat pada kategori profesional adalah sangat baik sebanyak 25 orang 37,7. Kemampuan profesional meliputi penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, kemamapuan merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian, kemampuan mengembangkan dan menyebar luaskan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi dan atau seni; dan kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian kepada masyarakat. Kemampuan dosen diatas merupakan profil kemampuan dasar yang harus dimiliki dosen. Kemampuan tersebut dikembangkan berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh dosen. Oleh karena itu kemampuan dosen tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan dalam membelajarkan anak didik. Melalui pengembangan kompetensi profesi diusahakan agar penguasaan Akademis cepat terpadu secara serasi dengan kemampuan mengajar Subroto, 2002. Hubungan dosen dengan siswaanak didik didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Jika hubungan dosen-siswa Universitas Sumatera Utara merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan Sardiman, 2007. Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi komponen-komponen belajar-mengajar, sebagai contoh bagaimana mengorganisasikan materi, metode yang diharapkan, media yang digunakan, dan lain-lain. Tetapi disamping komponen-komponen pokok yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, yaitu soal hubungan antara dosen dan mahasiswa. Dari hasil penelitian dan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar juga mempengaruhi pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Dengan kata lain dosen hendaknya memiliki kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar baik itu pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang dapat meningkatkan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I.

5.4 Keterbatasan Penelitian