Hubungan Kemampuan Dosen dalam PBM Dengan Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I Pengertian

ceritera, actor, emancipator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator Mulyasa, 2007.

2.2.3 Hubungan Kemampuan Dosen dalam PBM Dengan Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I

Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi komponen-komponen belajar-mengajar, sebagai contoh bagaimana mengorganisasikan materi, metode yang diharapkan, media yang digunakan, dan lain-lain. Tetapi disamping komponen-komponen pokok yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, yaitu soal hubungan antara dosen dan mahasiswa. Hubungan dosen dengan siswaanak didik didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Jika hubungan dosen-siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan Sardiman, 2007. Kegiatan pembelajaran di kelas, di laboratoriumpraktek dan praktek klinik yang dipersiapkan, dilaksanakan secara profesional oleh dosen yang berpengalaman yang memiliki kemampuan sebagai seorang dosen akan menumbuhkan semangat belajar mahasiswa. Mahasiswa ikut bertanggung jawab, belajar aktif untuk pencapaian tujuan pembelajaran, akhirnya prestasi belajar mahasiswa tinggi. Dengan demikian pencapaian kemampuan dosen dalam PBM secara bersama-sama berhubungan dengan pencapaian kemampuan mahasiswa khususnya pada praktek klinik I. Universitas Sumatera Utara 2.3 Proses Belajar Mengajar PBM Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Perlu ditegaskan bahwa setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses belajar- mengajar, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari atau tidak disadari.Dari proses belajar-mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi agar memperoleh hasil yang optimal, proses belajar-mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik.

2.3.1 Pengertian

Belajar adalah “penambahan pengetahuan” Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif yakni penataan fakta, konsep serta prinsip- prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik. Mengajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek belajar dalam membentuk pengetahuan, dan membuat makna, mencari kejelasan dan menentukan justifikasi.Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau system lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar Sardiman, 2007. Universitas Sumatera Utara Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu Subroto, 2002. Bagi pengukuran suksesnya pengajaran, memang syarat utama adalah “hasilnya”. Tetapi harus diingat bahwa dalam menilai atau menerjemahkan “hasil” itu pun harus secara cermat dan tepat, yaitu dengan memerhatikan bagaimana “prosesnya”. Dalam proses inilah siswa akan beraktivitas. Dengan proses yang tidak baikbenar, mungkin hasil yang dicapainya pun tidak akan baik, atau kalau boleh dikatakan hasil itu adalah hasil semu. Adapun hasil pengajaran itu dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. b. Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”. Pengetahuan hasil proses belajar-mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya Sardiman, 2007.

2.4 Kemampuan Mahasiswa