Alkaloid adalah golongan senyawa yang dari segi kimia bersifat homogen, mengandung nitrogen, yang sering kali terdapat dalam cincin heterosiklik dan
bersifat basa Robinson,1995. Biasanya alkaloid dalam tumbuhan terdapat sebagai garam yang larut
dalam air, sehingga dalam pembuatan ekstrak kasar dengan alkohol-air akan ikut tersari dan dapat diuji dengan reaksi pengendapan alkaloid. Pada analisis senyawa
alkaloid harus diingat adanya senyawa lain yang memberikan hasil positif sehingga perlu dilakukan pemurnian untuk memisahkan pengotor Fransworth,
1966.
2.2.2 Glikosida
Glikosoida adalah suatu senyawa yang bila dihidrolisis menghasilkan komponen gula yang disebut glikon dan komponen non gula yang disebut aglikon
Tyler, dkk, 1976. Berdasarkan atom penghubung bagian gula glikon dan bukan gula
aglikon, maka glikosida dapat dibedakan menjadi: 1.
C-glikosida, jika atom C menghubungkan bagian glikon dan aglikon. 2.
N-glikosida, jika atom N menghubungkan bagian glikon dan aglikon. 3.
O-glikosida, jika atom O menghubungkan bagian glikon dan aglikon. 4.
S-glikosida, jika atom S menghubungkan bagian glikon dan aglikon. Gula yang paling sering dijumpai dalam glikosida ialah glukosa Robinson,1995,
Tyler, dkk,1976.
2.2.3 Saponin
Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan menimbulkan busa, jika dikocok dengan air. Saponin diberi nama demikian karena sifatnya yang
Universitas Sumatera Utara
menyerupai sabun. Beberapa saponin bekerja sebagai antimikroba Robinson, 1995.
Dikenal dua jenis saponin, yaitu glikosida triterpenoid dan glikosida struktur steroid. Kedua saponin ini larut dalm air dan etanol, tetapi tidak larut
dalam eter. Aglikonnya disebut sapogenin, diperoleh dengan hidrolisis dalam suasana asam atau hidrolisis memakai enzim Robinson,1995.
2.2.4 SteroidaTerpenoida
Steroida adalah triterpenoida yang kerangka dasarnya system cincin siklopentana perhidrofenantrena. Steroida dibentuk secara biosintesis dari
isopentil pirofosfat isoprene aktif seperti biosintesis terpenoid Tyler,1976. Inti steroid sama seperti inti triterpenoida tetrasiklik. Steroida alcohol
biasanya dinamakan dengan ‘sterol’, tetapi Karena praktis semua steroida tumbuhan berupa alkohol sering kali semuanya disebut sterol. Dahulu sterol
terutama dianggap sebagai senyawa satwa sebagai hormone kelamin, asam empedu, tetapi pada tahun-tahun terakhir ini makin banyak senyawa tersebut
yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan Harborne,1987. Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam
satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C
30
asiklik, yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik, kebanyakan berupa alkohol,
aldehid atau asam karboksilat. Merupakan senyawa tidak berwarna, berbentuk kristal, sering kali bertitik leleh tinggi dan optis aktif. Uji yang banyak dilakukan
ialah reaksi Lieberman-Bouchardat asetat anhidrida-H
2
SO
4
pekat dimana kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna biru-hijau Harborne,1987.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Tanin