3.6 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Zodia
Ditimbang serbuk simplisia sebanyak 200 g, dimasukkan kedalam bejana tertutup dan dimaserasi selama 3 jam dengan etanol 96. Masa dipindahkan
kedalam perkolator, kemudian ditambahkan pelarut etanol sampai terdapat selapis cairan penyari diatas batas simplisia, perkolator ditutup, diperkolasi selama 24
jam. Perkolasi dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 ml permenit, cairan penyari ditambahkan berulang-ulang secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan
penyari diatas simplisia. Perkolat diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu tidak lebih dari 50
C hingga diperoleh ekstrak kental, lalu dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer pada suhu -40
C selama ± 24 jam hingga diperoleh ekstrak yang lebih kental lagi.
3.7 Formulasi Sediaan Anti Nyamuk Bakar 3.7.1 Formulasi Bahan Dasar Anti Nyamuk Bakar
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sediaan anti nyamuk bakar adalah :
- serbuk tempurung kelapa
- serbuk kayu
- serbuk kertas
- musilago amyli 10
Bahan dasar sediaan anti nyamuk bakar dapat diformulasikan seperti pada tabel dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Formulasi Bahan Dasar Antinyamuk Bakar.
Komposisi Formula I
Formula II Formula III
Serbuk tempurung kelapa 2 g
2 g 1 g
Serbuk kayu 2 g
1 g 1 g
Serbuk kertas -
1 g 2 g
Musilago amyli 10 qs
qs qs
Cara pembuatan :
Formula I
Ditimbang semua bahan yang diperlukan. Dibuat musilago amyli ditara cawan penguap dan batang pengaduk, ditimbang 10 gram amilum manihot,
ditambahkan aquadest 100 ml kemudian dipanaskan diatas penangas air sambil diaduk-aduk sampai menjadi masa yang kental yang transparan. Digerus satu per
satu bahan didalam lumpang hingga homogen dan ditambahkan musilago amyli dan digerus lagi sampai terbentuk masa yang dapat dikempal. Kemudian dicetak,
dikeringkan pada suhu 105
o
C selama 2 jam dan ditimbang. Sediaan anti nyamuk bakar yang telah jadi mempunyai kriteria sebagai
berikut: -
panjang sediaan anti nyamuk bakar 20 cm -
mudah dibakar -
tahan lama terbakar dengan lama pembakaran 1 jam untuk panjang 9 cm atau api tidak cepat padam sehingga tetap mengeluarkan asap
- dan asap yang dihasilkan tidak berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
Formula II
Ditimbang semua bahan yang diperlukan. Dibuat musilago amyli ditara cawan penguap dan batang pengaduk, ditimbang 10 gram amilum manihot,
ditambahkan aquadest 100 ml kemudian dipanaskan diatas penangas air sambil diaduk-aduk sampai menjadi masa yang kental yang transparan. Digerus satu per
satu bahan didalam lumpang hingga homogen dan ditambahkan musilago amyli dan digerus lagi sampai terbentuk masa yang dapat dikempal. Kemudian dicetak,
dikeringkan pada suhu 105
o
C selama 2 jam dan ditimbang. Sediaan anti nyamuk bakar yang telah jadi mempunyai kriteria sebagai
berikut: -
panjang sediaan anti nyamuk bakar 20 cm -
mudah dibakar -
tidak tahan lama terbakar atau api cepat padam setelah lama pembakaran 30 menit, sisa panjang sediaan anti nyamuk bakar 15 cm sehingga tidak
mengeluarkan asap lagi -
dan asap yang dihasilkan tidak berlebihan.
Formula III
Ditimbang semua bahan yang diperlukan. Dibuat musilago amyli ditara cawan penguap dan batang pengaduk, ditimbang 10 gram amilum manihot,
ditambahkan aquadest 100 ml kemudian dipanaskan diatas penangas air sambil diaduk-aduk sampai menjadi masa yang kental yang transparan. Digerus satu per
satu bahan didalam lumpang hingga homogen dan ditambahkan musilago amyli dan digerus lagi sampai terbentuk masa yang dapat dikempal. Kemudian dicetak,
dikeringkan pada suhu 105
o
C selama 2 jam dan ditimbang.
Universitas Sumatera Utara
Sediaan anti nyamuk bakar yang telah jadi mempunyai kriteria sebagai berikut:
- panjang sediaan anti nyamuk bakar 20 cm
- lebih mudah dibakar
- sangat cepat terbakar atau lama pembakaran 1 jam untuk panjang sediaan
anti nyamuk bakar 15 cm -
dan mengeluarkan asap lebih banyak dari formula I.
3.7.2 Formula Anti Nyamuk Bakar
Sediaan anti nyamuk bakar dapat dibuat dengan menggunakan bahan dasar pada formula I yaitu:
- serbuk tempurung kelapa
- serbuk kayu
- serbuk kertas
- musilago amyli 10
- Ekstrak zodia dengan konsentrasi 5 dan 10.
3.8 Pembuatan Sediaan Anti Nyamuk Bakar
Setelah dilakukan orientasi terhadap beberapa bahan dasar anti nyamuk bakar, maka pembuatan sediaan anti nyamuk bakar dilakukan sebagai berikut.
Ditimbang semua bahan yang diperlukan. Dibuat musilago amyli ditara cawan penguap dan batang pengaduk, ditimbang 10 gram amilum manihot, ditambahkan
aquadest 100 ml kemudian dipanaskan diatas penangas air sambil diaduk-aduk sampai menjadi masa yang kental yang transparan. Kedalam lumpang digerus
serbuk tempurung kelapa dan ditambahkan serbuk kayu digerus hingga homogen.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian ditambahkan ekstrak zodia dan digerus lagi hingga homogen. Ditambahkan musilago amyli dan digerus lagi sampai terbentuk masa yang dapat
dikempal. Kemudian dicetak, dikeringkan pada suhu 105
o
C selama 2 jam dan ditimbang.
3.9 Uji Aktivitas Sediaan Anti Nyamuk Bakar
Alat yang digunakan : -
Pipa kaca. -
Kotak nyamuk yang telah dibuat ventilasi udara. Penyiapan hewan uji nyamuk
Nyamuk yang digunakan untuk pengujiaan dibiakkan didalam wadah gelas. Pembiakan dilakukan dengan cara memasukkan jentik-jentik nyamuk dalam
wadah berisi air gula 1 sebagai media. Dibiarkan satu hari hingga jentik-jentik berubah menjadi nyamuk, pengujian dilakukan setelah nyamuk dewasa dengan
membiarkan selama satu hari lagi.
3.9.1 Uji Aktivitas Sediaan Anti Nyamuk Bakar Dengan Pipa Kaca.
Dalam hal ini digunakan alat berupa pipa kaca yang dihubungkan dengan penyungkup transparan yang menyelubungi sediaan anti nyamuk bakar yang telah
dibakar dan dilengkapi dengan keran untuk mengumpulkan asap sehingga asap akan masuk kedalam pipa kaca setelah keran di buka. Alat dirangkai sedemikian
rupa sehingga nyamuk tidak dapat keluar. Pada pipa kaca dibuat zona-zona sampai 5 zona yaitu zona A, B, C, D dan E. Masing-masing zona mempunyai
panjang 20 cm. Zona A terletak paling dekat dengan keran asap selanjutnya zona B, C, dan D sedangkan zona E berada paling jauh dengan keran asap atau berada
Universitas Sumatera Utara
pada ujung pipa kaca yang mempunyai sirkulasi udara. Nyamuk yang telah dibiakkan menjadi dewasa dimasukkan kedalam pipa kaca. Kemudian sediaannya
dibakar dan asapnya dialirkan kedalam pipa kaca. Dilakukan selama 60 menit selang waktu 10 menit. Kemudian dilihat berapa nyamuk yang menjauh ataupun
mati pada masing-masing zona.
3.9.2 Uji Aktivitas Sediaan Anti Nyamuk Bakar Dengan Kotak.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan kotak yang telah dibuat sirkulasi udara pada masing-masing sisi kotak sehingga udara dapat berganti. Ke
dalam kotak dimasukkan nyamuk yang telah dewasa kemudian sediaan anti nyamuk dibakar. Pembakaran dilakukan selama 3 jam selang waktu 30 menit.
Selanjutnya dilihat berapa nyamuk yang menjauh ataupun mati.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia dan Skrining Fitokimia
Hasil dari identifikasi tumbuhan menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan adalah Euodia hortensis J.R. G.Forst famili rutaceae.
Hasil pemeriksaan makroskopik dari daun zodia diketahui bahwa daun berbentuk lanset, ujungnya runcing, tepi daun berombak, tinggi tanaman 0,3-2 m
dan panjang daun tanaman dewasa 20-30 cm. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia terlihat fragmen berupa
tetes minyak, rambut penutup, parenkim berisi rongga minyak. Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia diperoleh kadar air 5,33,
Kadar sari yang larut dalam air 31,92, Kadar sari yang larut dalam etanol 15,55, kadar abu total 6,11, dan kadar abu tidak larut dalam asam 0,52.
Penetapan kadar air dilakukan terhadap simplisia yang bertujuan untuk mengetahui berapa banyak kandungan air yang masih terdapat dalam simplisia
yang juga dapat mempengaruhi mutu simplisia. Persyaratan kadar pada karakterisasi simplisia ini tidak terdapat dalam Materia Medika Indonesia
Pada skrining fitokimia menunjukkan adanya beberapa golongan senyawa yang memberikan hasil positif yaitu alkaloida, tanin, flavonoida, glikosida.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia
No Pemeriksaan
Hasil 1
Alkaloida +
2 Saponin
- 3
Tanin +
4 Flavonoida
+ 5
SteroidaTerpenoida +
6 Glikosida
+
Keterangan : + = memberikan reaksi - = tidak memberikan reaksi
Setelah dilakukan pembuatan bahan dasar untuk sediaan anti nyamuk bakar maka formula yang tepat untuk membuat sediaan anti nyamuk bakar adalah
formula I karena formula I telah memenuhi kriteria sediaan anti nyamuk bakar yaitu harus mudah dibakar, tetapi tahan lama atau api tidak cepat padam sehingga
dapat tetap mengeluarkan asap dan asap yang dihasilkan tidak berlebihan. Untuk formula II dan formula III tidak memenuhi kriteria sebagai sediaan anti nyamuk
bakar dimana pada formula II setelah 30 menit terbakar api padam sehingga sediaan tidak berasap lagi sedangkan untuk formula III sangat cepat terbakar atau
lama pembakaran 1 jam untuk panjang sediaan anti nyamuk bakar 15 cm dan mengeluarkan asap lebih banyak dari formula I.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Hasil Uji Aktivitas Sediaan Anti Nyamuk Bakar 4.2.1 Hasil Uji Aktivitas Sediaan Anti Nyamuk Bakar Dengan Pipa kaca
Tabel 3. Hasil Uji Sediaan Anti Nyamuk Bakar Untuk Konsentrasi 5
Zona pengamatan
Waktu menit 10
20 30
40 50
60 A
7 5
3 1
1 1
- B
1 2
2 2
2 2
- C
1 2
2 3
3 3
3 D
2 2
3 4
3 3
3 E
2 2
3 3
5 3 2
3 2
Tabel 4. Hasil Uji Sediaan Anti Nyamuk Bakar Untuk Konsentrasi 10
Zona pengamatan
Waktu menit 10
20 30
40 50
60 A
4 3
3 3
3 -
- B
2 3
2 2
2 -
- C
1 1
2 1
1 -
- D
3 3
2 3
2 1 2
- E
3 3
4 1 3
1 3 3
- Keterangan :
- Jumlah nyamuk yang digunakan adalah 13 ekor.
- adalah nyamuk yang tidak bergerak, tidak bisa terbang tetapi bukan
mati -
adalah nyamuk yang mati
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Hasil Uji Sediaan Anti Nyamuk Bakar Untuk Blanko
Zona pengamatan
Waktu menit 10
20 30
40 50
60 A
3 2
2 2
1 1
1 B
1 2
1 3
2 2
2 C
2 1
2 -
3 3
2 1 D
3 2
1 3
2 1
1 E
1 3
4 2
2 3
3
Tabel 6. Hasil Uji Untuk Pembanding
Zona pengamatan
Waktu menit 10
20 30
40 50
60 A
2 2
2 -
- -
- B
2 11
2 -
- -
- C
- -
1 1
- -
- D
3 1 2
1 1 2
- -
- E
3 3
3 3
- -
-
Keterangan : -
Jumlah nyamuk yang digunakan untuk blanko dan pembanding adalah sebanyak 10 ekor.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sediaan anti nyamuk bakar dengan konsentrasi 5 pada menit ke-40 terdapat nyamuk yang tidak dapat bergerak,
tidak bisa terbang tetapi belum mati pada masing-masing zona A dan B yang
Universitas Sumatera Utara
berada paling dekat dengan keran asap. Sehingga 10 menit berikutnya nyamuk mati. Pada zona C dimenit ke-40 sampai 50 terdapat 3 ekor nyamuk yang tidak
bergerak, tidak bisa terbang, tetapi belum mati sedangkan dimenit ke-60 nyamuk kemudian mati. Zona D terdapat 3 ekor nyamuk yang tidak bergerak, tidak bisa
terbang tetapi belum mati pada menit ke-50, sedangkan 10 menit berikutnya nyamuk mati. Pada zona E terdapat 2 ekor nyamuk yang tidak bisa bergerak ,
tidak dapat terbang, tetapi belum mati dan terdapat nyamuk yang masih aktif dimenit ke-50 sedangkan pada 10 menit berikutnya terdapat 3 ekor nyamuk yang
mati dan 2 ekor nyamuk yang tidak bisa bergerak, tidak bisa terbang, tetapi belum mati ini dikarenakan pada zona E terdapat sirkulasi udara sehingga masih ada
nyamuk yang belum mati. Sediaan antinyamuk bakar untuk konsentrasi 10 pada menit ke-30
terdapat 5 eekor nyamuk yang tidak dapat bergerak, tidak bisa terbang tetapi belum mati pada zona A dan B yang berada paling dekat dengan keran asap.
Sehingga 10 menit berikutnya nyamuk mati. Zona C terdapat 1 ekor nyamuk yang tidak dapat bergerak, tidak bisa terbang, tetapi belum mati pada menit yang
sama dengan zona A dan B. Pada zona D terdapat 2 ekor nyamuk yang tidak dapat bergerak, tidak bisa terbang, tetapi belum mati dan 1 ekor nyamuk yang mati
dimenit ke-40 dan setelah 10 menit kemudian terdapat 2 ekor nyamuk yang mati. Pada zona E terdapat 1 ekor nyamuk yang tidak dapat bergerak, tidak bisa
terbang, tetapi belum mati dimenit ke-30, pada menit ke-40 terdapat 1 ekor nyamuk mati dan 3 ekor nyamuk yang tidak bisa bergerak , tidak dapat terbang,
tetapi belum mati ini dikarenakan pada zona E terdapat sirkulasi udara dan pada 10 menit selanjutnya terdapat 3 ekor nyamuk yang sudah mati.
Universitas Sumatera Utara
Untuk sediaan antinyamuk sebagai blanko di menit ke-50 pada zona A dan B terdapat 1 dan 2 ekor nyamuk yang tidak dapat bergerak, tidak bisa terbang,
tetapi belum mati pada 10 menit berikutnya semua nyamuk mati. Ini dikarenakan zona A dan B terletak didekat keran asap. Sedangkan pada zona C, D dan E tidak
terdapat nyamuk yang mati. Ini dikarenakan didalam sediaan anti nyamuk tidak terdapat bahan aktif.
Sedangkan pada pembanding baygon lebih cepat membunuh nyamuk yaitu dimenit ke-20 pada masing-masing zona terdapat nyamuk yang mati.
4.2.2 Hasil Uji Aktivitas Sediaan Anti Nyamuk Bakar Dengan Kotak Tabel 7. Hasil Uji Sediaan Anti Nyamuk Bakar Untuk konsentrasi 5
Jumlah nyamuk Keterangan
20 ekor Aktif, untuk digunakan
3 ekor 1,5 jam mati
9 ekor 1,5 jam nyamuk tidak dapat bergerakterbang, tetapi belum
mati dan mati setelah 2 jam 8 ekor
1,5 jam aktif dan mati setelah 2,5 jam
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Hasil Uji Sediaan Anti Nyamuk Bakar Untuk konsentrasi 10
Jumlah nyamuk Keterangan
20 ekor Aktif, untuk digunakan
7 ekor 1 jam mati
8 ekor 1 jam nyamuk tidak dapat bergerakterbang, tetapi belum
mati dan 1,5 jam mati 5 ekor
1,5 jam nyamuk tidak dapat bergerakterbang, tetapi belum mati dan 2 jam mati
Tabel 9. Hasil Uji Untuk Pembanding
Jumlah nyamuk Keterangan
20 ekor Aktif, untuk digunakan
10 ekor 45 menit mati
6 ekor 45 menit nyamuk tidak dapat bergerakterbang, tetapi
belum mati dan 1 jam mati 4 ekor
1 jam nyamuk tidak dapat bergerakterbang, tetapi belum mati dan 1,5 jam kemudian mati
Tabel 10. Hasil Uji Sediaan Anti Nyamuk Untuk blanko
Jumlah nyamuk Keterangan
20 ekor Aktif, untuk digunakan
20 ekor 2,45 jam masih aktif
2 ekor Di jam ke-3 nyamuk tidak dapat bergerakterbang, tetapi
belum mati
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel hasil uji sediaan anti nyamuk dengan menggunakan kotak yang telah dilengkapi dengan sirkulasi udara yang baik dapat dilihat untuk sediaan
antinyamuk bakar dengan konsentrasi 5 sudah ada nyamuk yang mati setelah lama pembakaran 1,5 jam sebanyak 3 ekor dan setelah lama pembakaran 2,5 jam
semua nyamuk mati. Sediaan antinyamuk bakar dengan konsentrasi 10 nyamuk mati setelah lama pembakaran 1 jam sebanyak 7 ekor dan setelah 2 jam
pembakaran semua nyamuk mati. Sediaan antinyamuk bakar sebagai blanko setelah 2,45 jam nyamuk mati sebanyak 6 ekor sedangkan 14 ekor lagi masih aktif
dijam ke-2 dan pada jam ke-3 nyamuk tidak dapat bergerakterbang, tetapi belum mati. Ini dikarenakan didalam sediaan anti nyamuk tidak terdapat bahan aktif.
Sedangkan pada pembanding baygon lebih cepat membunuh nyamuk yaitu pada 45 menit sudah ada nyamuk yang mati dan pada 1,5 jam semua
nyamuk mati. Sediaan anti nyamuk bakar yang telah dibuat dan diuji baik dengan
menggunakan pipa kaca maupun menggunakan kotak yang dilengkapi dengan sirkulasi udara menunjukkan adanya efektivitas sebagai anti nyamuk dengan
konsentrasi 5. Namun efektivitas yang lebih baik ditunjukkan pada konsentrasi 10. Jika dibandingkan dengan baygon yang digunakan sebagai pembanding
baygon lebih cepat membunuh nyamuk dikarenakan baygon menggunakan bahan kimia transflutrin 0,03 .
Sedangkan pada sediaan antinyamuk bakar yang dibuat dalam penelitian menggunakan bahan alami yang dapat menolak serangga yaitu evodiamin dan
rutaecarpin. Sedangkan pada sediaan antinyamuk bakar sebagai blanko tidak menunjukkan adanya efektivitas anti nyamuk. Nyamuk yang mati pada pengujian
Universitas Sumatera Utara
menggunakan pipa kaca dikarenakan nyamuk berada pada zona A dan B yang terletak dekat dengan keran asap atau nyamuk mati karena asap. Sedangkan pada
pengujian dengan menggunakan kotak tidak terdapat nyamuk yang mati setelah 3 jam pengasapan dikarenakan pada kotak dibuat sirkulasi udara.
Transflutrin merupakan senyawa kimia berbahaya bagi manusia yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan
bagian atas ISPA. Seluruh obat anti nyamuk yang beredar di pasaran dalam negeri baik berupa obat
semprot, bakar maupun cair mengandung senyawa kimia berbahaya bagi kesehatan manusia yaitu propoxur, transflutrin, bioaleterin, diklorvos,
dalletherine, octachlorophil eter. Berdasarkan telusuran referensi diketahui bahwa senyawa tersebut bersifat karsinogenik. Indonesian Pharmaceutical Watch IPhW
memperingatkan kemungkinan bahaya keracunan syaraf untuk penggunaan yang tidak hati-hati.. Toksisitas obat anti nyamuk bakar lebih ringan dibandingkan tipe
cair dan semprot karena sifatnya mengusir nyamuk, meskipun demikian dapat mengganggu pernapasan Anonim, 2009
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan