Contoh Kasus yang Berkaitan dengan Ijime

pelecehan seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, gossip dan lain sebagainya. 2. Ijime secara fisik berupa memukuli, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, mencakar serta meludahi korban yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, merusak serta menghancurkan barang-barang milik korban yang tertindas. 3. Ijime secara relasional pengabaian yaitu pelemahan harga diri si korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan agresif, lirikan mata, helaan nafas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa yang meengejek dan bahasa tubuh yang kasar. 4. Ijime elektronik yaitu perilaku ijime yang dilakukan melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya digunakan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan.

2.4 Contoh Kasus yang Berkaitan dengan Ijime

Kasus I Di Jepang tepatnya di Fukuoka seorang siswa murid SMP berusia 13 tahun yang bernama Kiyoteru Okochi memutuskan bunuh diri untuk lepas dari ijime teman sekelasnya. Dia meninggalkan catatan yang membuktikan dan mengklarifikasi fakta bahwa dia merasa putus asa dari kekejaman ijime. Sebab dia selalu dipaksa untuk merendamkan wajahnya ke dalam air sungai yang kotor, bahkan sepedanya rusak berulang kali dan teman sekelasnya menuntut agar ia selalu memberikan uang kepada mereka sebesar 1000 yen setiap harinya. Karena tindakan ijime ini terus menerus dilakukan oleh temannya sehingga ia melakukan bunuh diri sebagai bentuk penyelesaiannya Fredman : 1995. Kasus II Pada tanggal 2 November 1984, diketemukan mayat seorang pelajar yang berusia 18 tahun, bernama Yoshiaki Kamazawa di sebuah sungai di area Tenma. Kepala korban telah dipukuli berkali – kali dengan palu dan kedua matanya telah dicungkil keluar. Dari penyelidikan yang dilakukan, diketahui bahwa yang membunuh Yoshiaki adalah 2 teman sekelasnya. Mereka ditangkap dan mengaku bahwa mereka membunuh Yoshiaki karena mereka ingin membalas dendam. Apa yang melatar belakangi hingga timbul balas dendam, dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa mereka berdua selama berbulan – bulan telah diperdayai oleh Yoshiaki. Mereka dijadikan pesuruh dan sering diperintahkan untuk menyerang pelajar lain. Jika hal ini tidak dilakukan, mereka mendapat siksaan dari Yoshiaki dengan bertubi – tubi. Pernah suatu hari Yoshiaki mengendarai sepeda menyusulnya. Kalau tidak berhasil mereka akan dipukuli. Mereka berdua telah beberapa kali mengadukan perbuatan Yoshiaki kepada guru – guru mereka, tetapi mereka berdua tidak mendapat bantuan selayaknya dari guru – guru mereka tersebut. Bahkan guru mereka bersikap pura – pura tidak tahu kejadian tersebut sewaktu ditanya. Peristiwa yang menyakitkan mereka hingga mereka timbul perasaan ingin membunuhnya adalah peristiwa dimana Yoshiaki memaksa mereka melakukan maasturbasi di depan teman – teman sekelas lainnya. Tidak tahan dengan perlakuan yang dilakukan Yoshiaki, maka mereka sepakat untuh membunuh Yoshiaki demi mengakhiri penderitaan mereka sebagai korban ijime. Mereka memanggil Yoshiaki ke taman, setelah berhasi mengajak Yoshiaki ke taman, keduanya bergantian memukul kepala Yoshiaki dengan palu. Seolah takut Yoshiaki akan bangun kembali, salah satu dari mereka mencungkil keluar bola mata Yoshiaki dengan menggunakan ujung palu yang sama dan kemudian membuang mayatnya ke sungai.

BAB III USAHA – USAHA MENANGGULANGI

IJIME

3.1 Diri Sendiri