Pengertian Ijime Usaha – Usaha Penanggulangan Ijime Di Kalangan Siswa Di Jepang Nihon No Gakusei No Shuui Ni Aru Ijime No Mondai No Kaishaku

BAB II IJIME DALAM MASYARAKAT JEPANG

2.1 Pengertian Ijime

Istilah ijime berasal dari kata ijimeru 苛める yang memiliki arti harafiah sebagai tindakan, memarahi, dan mencaci maki. Kata tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah istilah sosial yang digunakan untuk menggambarkan salah satu bentuk tindakan penganiayaan yang terjadi dalam masyarakat Jepang. Para sosiolog Jepang secara sederahana mendefinisikan ijime sebagai tindakan penganiaayaan yang terjadi di dalam kelompok masyarakat Jepang http:saniroy.wordpress.com20061018 . Penganiayaan atau ijime seperti dikenal di Jepang adalah masalah manusia yang akan terus berlangsung hingga entah kapan. Segala jenis penindasan, hardikan di sekolah, gangguan atau diskriminasi di dalam masyarakat. Itu semua adalah ijime Uchida, 1993 : 1. Sementara menurut Akiko Digakunai 2005 : 2, ijime diartikan secara harfiahnya sebagai masalah kenakalan anak – anak sekolah di tingkat pendidikan paling dasar dan menengah berupa penganiayaan, penghinaan, penyiksaan baik segi mental maupun fisik yang mereka lakukan di antara mereka sendiri. Definisi tersebut membuat masyarakat internasional sering mengidentikkan ijime dengan tindakan bullying yang kerap terjadi di negara-negara Barat. Akan tetapi, kata bullying yang memiliki arti sebagai tindakan menganiaya, tidak memberikan batasan yang jelas mengenai bentuk penganiayaan yang dilakukan sehingga tindakan bullying di negara-negara Barat umumnya mengacu pada segala bentuk tindakan yang bertujuan untuk menyiksa secara fisik korban. Faktor banyaknya kasus ijime yang terjadi di Jepang tidak lepas dari kebudayaan yang membentuk masyarakat Jepang karena wujud lain kebudayaan dapat berupa sistem sosial karena yang berbentuk tindakan ada pada diri manusia. Sistem sosial ini terdiri dari kegiatan – kegiatan manusia dalam berinteraksi antar individu dan kelompok dari waktu ke waktu dengan pola tertentu. Nojuu Shinsaku 1989 : 44 dari Pusat Penelitian Bimbingan Kehidupan Anak di Jepang mengatakan tentang apa yang disebut ijime sebagai berikut : Yang disebut ijime berbeda dengan perkelahian, tetapi merupakan suatu perbuatan seseorang yang mempunyai kekuatan dalam beberapa bentuk untuk dapat melakukan penyerangan searah terhadap yang manjadi lawannya. Orang yang berada dalam posisi yang kuat menyerang orang yang berada dalam posisi yang lemah baik secara fisik maupun mental dan mempunyai ciri bahwa yang melakukan itu merasa senang apabila melihat lawannya menderita dan menjadi kesal. Ijime mempunyai ciri bukan dilakukan dengan berakhir satu kali perbuatan seperti halnya dalam suatu perkelahian, tetapi dilakukan dalam masa yang panjang. Ijime berbeda dengan apa yang disebut perkelahian karena perkelahian biasanya dilakukan oleh satu lawan satu tetapi ijime kelihatannya semacam perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok besar orang terhadap sekelompok kecil orang atau oleh beberapa orang terhadapa satu orang. Selain itu, ijime tak hanya dilakukan satu kali perbuatan tetapi dilakukan berkali – kali dalam masa yang panjang. Ijime biasanya terjadi di dalam konteks sekolah, berhubungan teman sebaya baik pelaku maupun korbannya. Menurut Krahe Barbara 2001 : 197, ijime mengandung beberapa pengertian seperti menggangu, melecehkan, merendahkan, mengintimidasi dan menganiaya. Berbeda dengan tindakan agresif lain yang melibatkan serangan yang dilakukan hanya dalam satu kali kesempatan dan waktu yang pendek. Ijime biasanya terjadi secara berkelanjutan selama jangka waktu yang lama, sehingga korban secara terus – menerus berada dalam keadaan cemas dan terintimidasi. Ijime dapat berbentuk tindakan langsung maupun tidak langsung. Ijime langsung mencakup pelecehan fisik terhadap korbannya sementara ijime tidak langsung terdiri atas berbagai strategi yang menyebabkan korban terasing dan terkucil secara sosial. Beberapa penelitian masalah ijime mengatakan antara ijime di Jepang dan di Barat itu sedikit berbeda. Persepsi orang untuk menyamakan karena arti ijime jika diartikan ke dalam bahasa Inggris memang paling mendekati arti “bullying”. Para peneliti Jepang lebih cocok memakai definisi Morita 2001 yang menyebut bahwa ijime adalah sebuah tingkah laku agresif yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki posisi dominan di dalam proses interaksi sebuah grup melalui tindakan disengaja atau serangkaian tindakan yang menimbulkan penderitaan mental danatau fisik orang lain yang berada di dalam grup yang sama. Jadi bukan pada penekanan kekuatan fisik dan ketidakseimbangan kekuatan Taki, 2003. Ini mengindikasikan bahwa pelecehan dengan kekerasan fisik di Jepang jauh lebih rendah dari negara lain dari survey Morita 2001. Meski punya sikap dan arti yang mirip dengan ‘ijiwaru’ dan ‘iyagarase’ tetapi dijelaskan oleh Smith, dkk. 2002, istilah ijime tetap dipakai karena mengandung unsur fisik yang terendah dan lebih menyerang mental terdapat pula istilah ‘fuzake’ yang isinya hampir semuanya verbal, atau ‘nakamahazushi’ yang lebih terimplementasikan kearah terputusnya hubungan sosial. Dari keterangan ini, diindikasikan adanya definisi terpisah antara ijime bullying dan boryoku violence, kekerasan dalam keseluruhan pembicaraan untuk masalah sosial kejiwaan di Jepang. Ditambahkan oleh Morita 2001 bahwa pergeseran sistem masyarakat Jepang dari publik ooyake ke privat watakushi, uchi juga rentan terhadap masalah ijime ini. Ijime di Jepang lebih mirip dengan bullying yang dilakukan di negara Barat, yakni tekanan pada menyakiti perasaan korban yang dilakukan oleh orang – orang dalam satu kelompok komunitaskelompok saling mengenal. Sedang kekerasan boryoku lebih fiskal dan tujuannya merampas atau membuat sakit secara fisik korban yang dilakukan mungkin oleh orang yang tidak dikenal. Taki 2003 selanjutnya mengidentifikasikan beberapa kondisi penting dari ijime itu adalah pertama, korban sudah merasa menjadi bagian dari kelompok, adanya ketidakseimbangan pengaruh atau kekuatan non fisik lain, dan ketiga adalah intensitas atau kekerapan ijime ini terjadi. Semakin tak bisa menghindar atau melawan maka semakin besar intensitas ijime itu berlangsung.

2.2 Faktor Penyebab Ijime di Jepang