STATUS ICRC DALAM HUKUM INTERNASIONAL

BAB III STATUS ICRC DALAM HUKUM INTERNASIONAL

III.1. Pengertian dan jenis-jenis subyek hukum internasional Subyek hukum secara umum berarti segala sesuatu yang dianggap menjadi pendukung hak dan kewajiban. Pada mulanya, yang dianggap sebagai subyek hukum nasional hanyalah individu. Tetapi karena perkembangan zaman, maka badan hukum juga dapat dianggap sebagai subyek hukum rechtspersoon, karena ia memiliki hak dan kewajiban tersendiri dalam lalu lintas hukum. Dalam hukum internasional, pengertian subyek hukum dapat ditemukan dalam definisi yang dibuat oleh beberapa pakar hukum internasional, antara lain : Menurut Ian Brownlie, pengertian subyek hukum internasional merupakan entitas yang menyandang hak-hak dan kewajiban-kewajiban internasional, dan mempunyai kemampuan untuk mempertahankan hak-haknya dengan mengajukan klaim-klaim internasional 42 42 Ian Brownlie, Principles of Public International Law, The English Language Book Society and Oxford University Press, 1977, halaman. 60 . Selanjutnya ia menambahkan bahwa subyek hukum internasional juga mempunyai kemampuan untuk mengajukan klaim-kalim dalam hal terjadinya pelanggaran-pelanggaran hukum internasional, kemampuan untuk membuat perjanjian-perjanjian dan persetujuan- persetujuan yang sah dalam latar internasional, dan dapat menikmati hak-hak Universitas Sumatera Utara istimewa privileges dan kekebalan-kekebalan immunities dari yurisdiksi- yurisdiksi nasional 43 i. Pemegang segala hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Subyek hukum semacam ini disebut subyek hukum internasional penuh, misalnya negara. . Sedangkan menurut Mochtar Kusumaatmadja pengertian subyek hukum internasional adalah : ii. Mencakup pula keadaan-keadaan dimana yang dimilikinya itu hanya hak- hak dan kewajiban-kewajiban terbatas, misalnya kewenangan untuk mengadakan penuntutan hak yang diberikan oleh hukum internasional di muka pengadilan berdasarkan suatu konvensi, misalnya individu. iii. Subyek hukum internasional memperoleh kedudukan berdasarkan hukum kebiasaan internasional karena perkembangan sejarah 44 Pada awalnya, bahkan sampai sekarang ini, negara masih diakui sebagai subyek hukum internasional yang paling utama. Negara adalah subyek hukum internasional dalam arti klasik sejak lahirnya hukum internasional dan sampai sekarang masih ada anggapan bahwa hukum internasional itu pada hakekatnya adalah hukum antar negara. Hal ini disebabkan negara mempunyai hak dan kewajiban yang utuh yang diakui hukum internasional. Tetapi karena perubahan- perubahan yang terjadi dalam masyarakat internasional dari abad keabad, negara saat ini bukanlah satu-satunya subyek hukum internasional 45 Ketentuan hukum internasional terutama berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban, serta kepentingan-kepentingan negara. Biasanya ketentuan hukum internasional merupakan ketentuan yang harus ditaati negara-negara, dan . 43 Ibid. 44 Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Op.cit, halaman. 88 45 Ibid., halaman. 89 Universitas Sumatera Utara dalam traktat-traktat dapat membedakan kewajiban yang disetujui sendiri untuk dilaksanakan oleh negara penandatanganan. Anggapan bahwa negara adalah satu- satunya subyek hukum internasional merupakan anggapan yang wajar sekali dimana hubungan antara negara identik dengan hubungan internasional. Anggapan semacam ini dianut pada awal perkembangan hukum internasional sampai pada awal abad ke-20. Anggapan ini antara lain dibantah oleh Kelsen, sebagaimana dikutip oleh Mochtar Kusumaatmadja, yang mengajukan teori bahwa apa yang dinamakan hak-hak dan kewajiban negara sebenarnya merupakan hak-hak dan kewajiban manusia-manusia yang merupakan anggota masyarakat yang mengorganisir dirinya dalam negara itu. Teori Kelsen ini intinya adalah bahwa subyek hukum internasional yang sesungguhnya adalah individu 46 Dalam perkembangan hukum internasional selanjutnya, ternyata jenis- jenis subyek hukum internasional bertambah sejalan dengan perkembangan hubungan internasional. Jenis-jenis subyek hukum internasional yang telah diakui secara umum sampai saat ini adalah negara, organisasi internasional, insurgency pemberontakan, belligerency pihak yang terlibat dalam perang, tempat kedudukan Paus di Vatican The Holy See, wilayah mandat perwalian, wilayah koloni, Gerakan Pembebasan misalnya PLO, dan individu . 47 Dalam perkembangan hubungan internasional dewasa ini, organisasi internasional merupakan subyek hukum yang penting selain negara, mengingat kontribusinya yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia. . 46 Ibid., halaman. 90 47 Ibid., halaman. 89-105 Universitas Sumatera Utara Organisasi internasional adalah organisasi yang timbul dari hubungan internasional yang menampung kehendak banyak negara. Negara melalui organisasi itu akan berusaha mencapai tujuan yang menjadi kepentingan bersama dan kepentingan ini menyangkut bidang kehidupan internasional yang sangat luas sehingga diperlukan peraturan internasional agar kepentingan masing-masing negara dapat terjamin 48 . Oppenheim memberi rumusan mengenai defenisi internasional yaitu : “ an association of states of potentially universal character for the ultimate fulfillment of purposes which, in relation to indivifuals organised in political society, are realized by the state” 49 Menurut Bowett, perkembangan organisasi internasional merupakan jawaban atas kebutuhan nyata yang timbul dari pergaulan internasional. Pertumbuhan pergaulan internasional, dalam arti perkembangan hubungan antara rakyat yang beragam merupakan cirri konstan dari peradaban yang matang, kemajuan dalam bidang komunikasi dan perdaganngan menciptakan tingkat hubungan yang akhirnya memerlukan pengaturan melalui cara-cara kelembagaan . 50 Sumaryo Suryokusumo mencatat beberapa jenis organisasi internasional, yaitu comission, union, council, league, association, united nations, commonwealth, community, dan cooperation . 51 48 Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, cet.1, Jakarta,1990, halaman. 1 49 L. Oppenheim, International Law : a treatise, vol 1, New York, 1955, halaman. 370 50 D.W.Bowett, The Law of International Institutions, London, 1982, halaman. 1 51 Sumaryo Suryokusumo, Op. Cit, halaman. 1 . Universitas Sumatera Utara Pada awalnya, organisasi internasional ini berbentuk suatu perhimpunan atau perserikatan union, yang bergerak di bidang publik dan perdata public and private international union. Anggota public international union biasanya adalah negara-negara yang kemudian berkembang menjadi organisasi internasional, sedangkan private international union dibentuk oleh lembaga non pemerintah, baik individual atau suatu asosiasi, yang memiliki kepentingan yang bersifat internasional. Bowett membuat kriteria private international union ini sebagai berikut 52 1. The Possesssion of a permanent organ : 2. The object must be interest to all or some nations, and not one of profit 3. The membership should be open to individuals or group from different countries 4. Emphazied the need for permanent organization and for periodic, regular meeting 5. Set up a small, permanent secretariat Arti: 1. Kepemilikan sebuah organ yang permanen 2. Obyeknya harus berkepentingan semua bangsa atau beberapa, dan tidak satu keuntungan. 3. Keanggotaan harus terbuka untuk individu atau kelompok dari beberapa negara. 4. Menekankan perlunya bagi organsisasi permanen dan periodik, pertemuan rutin. 5. Mendirikan sekretariat kecil yang permanen. 52 Bowett,. Op. Cit., halaman 4 Universitas Sumatera Utara Menurut Sumaryo Suryokusumo, organisasi dalam arti luas meliputi organisasi internasional publik dan organisasi internasional privat, tetapi pada hakikatnya yang disebut organisasi internsional publik, adalah yang anggotanya terdiri dari negara 53 Mochtar Kusumaatmadja dalam pembahasan mengenai subyek hukum internasional memberikan tempat yang terpisah dari organisasi internasional bagi ICRC . Beliau juga menyebutkan bahwa “sekarang Palang Merah Internasional ICRC secara umum diakui sebagai organisasi internasional yang memiliki kedudukan sebagai subyek hukum internasional walaupun dengan ruang lingkup yang terbatas” . III.2. Status ICRC sebagai subyek hukum internasional Mengenai status ICRC sebagai subyek hukum internasional, ternyata masih terdapat perbedaan pendapat dikalangan pakar hukum internasional, apakah ICRC dapat diklasifikasikan sebagai suatu organisasi internasional atau memiliki status tersendiri. 54 Sedangkan Bowett tampaknya menolak anggapan bahwa ICRC termasuk organisasi internasional. Hal ini terlihat dari pendapat beliau yang menggolongkan ICRC sebagai private international union, sedangkan yang dianggap awal perkembangan organisasi internasional menurut beliau adalah public international . 53 Sumaryo Suryokusumo, Op.Cit., halaman 12 54 Mochtar Kusumaatmadja, Loc. Cit, halaman. 94 Universitas Sumatera Utara union 55 a. Memiliki organisasi yang tetap untuk menjalankan fungsi-fungsinya, berupa organ-organ khusus yang akan menjalankan fungsi ICRC sebagaimana tercantum dalam Statuta ICRC, Statuta Gerakan, dan Konvensi Jenewa. . Dalam Pasal 1 Statuta ICRC disebutkan bahwa ICRC adalah “an independent humanitarian organization”. Selain itu, Oppenheim, Goodspeed, dan umumnya pendapat para sarjana lain yang secara tegas menyatakan bahwa keanggotaan organisasi internasional adalah negara-negara, tentunya akan menolak untuk menggolongkan ICRC terdiri dari individu, walaupun memang harus diakui bahwa ICRC memenuhi sebagian besar kriteria sebagai suatu organisasi internasional, misalnya : b. Memiliki instrument dasar berupa Statuta ICRC yang diadopsi tanggal 21 Juni 1973, dimana di dalamnya dicantumkan struktur organisasi ICRC pasal 8- 10, metode operasi berupa “Rules of Procedur” pasal 13, baik untuk ICRC sendiri maupun dalam kapasitasnya sebagai bagian dari Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. c. Memiliki lembaga konsultatif berupa Konferensi Internasional Palang Merah yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Pada konferensi ini dihasilkan berbagai resolusi yang akan menjadi pedoman kerja bagi seluruh unsure Gerakan. Konferensi ini dihadiri oleh ICRC, Federasi, Perhimpunan Nasional, serta negara-negara penandatanganan Konvensi Jenewa. Selain itu ada pula lembaga Council of Delegates yang terdiri dari wakil-wakil ICRC, Federasi, 55 Bowett, Op. Cit., halaman. 4 Universitas Sumatera Utara dan Perhimpunan Nasional yang bertemu 2 tahun sekali untuk memberikan pendapat atas kebijakan dan masalah umum bagi semua unsur Gerakan. d. Memiliki sekrettariat tetap yang berpusat di Jenewa yang menjalankan fungsi- fungsi administratif, riset, dan informasi secara terus menerus. Dalam perkembangan dewasa ini, terminologi “organisasi internasional” memang lebih ditekankan pada organisasi yang didirikan oleh negara-negara dan anggotanya adalah negara-negara pula, dan adanya suatu perjanjian internasional yang menjadi instrument dasar organisasi tersebut. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa ICRC memiliki kedudukan tersendiri dalam hal statusnya sebagai subyek hukum internasional. ICRC adalah produk dari inisiatif pribadi bukan negara. Pembentukan ICRC tidak berdasarkan inisiatif atau perjanjian internasional antar beberapa negara sebagaimana organisasi internasional umumnya, tetapi adalah atas inisiatif pribadi Henry Dunant dan rekan-rekannya. ICRC pun dibentuk berdasarkan hukum perdata Swiss. Tetapi melalui berbagai tugas yang dibebankan kepadanya oleh Konvensi Jenewa dan protokol tambahannya, ICRC memperoleh status internasionalnya, yang mana status tersebut memberikan hak bagi ICRC untuk melaksanakan misinya di seluruh dunia. Mandat yang diberikan itu juga memungkinkan ICRC untuk melakukan hubungan dengan negara-negara dengan membuka perwakilan dan menyebarkan delegasinya. Hubungan yang dibuat ICRC dengan pemerintah dalam rangka pengawasan korban perang tidak akan mempengaruhi status kedua belah pihak. Universitas Sumatera Utara Dimensi internasional ICRC dikuatkan dengan headquarter agreement atau seat agreement yang telah dibuat 50 negara dimana ICRC membuka kantor perwakilan misalnya regional delegation. Dengan adanya perjanjian ini, negara mengakui ICRC sebagai suatu kesatuan hukum dan menjamin hak-hak istimewa serta kekebalannya seperti anggota korps diplomatik. Hal ini termasuk kekebalan dari proses hukum, yang melindungi staf ICRC dari proses administrasi dan yudisial, serta tidak mengganggu arsip dan dokumen ICRC 56 Hak-hak istimewa dan kekebalan bagi ICRC ini perlu diberikan untuk menjamin sifat netral dan kemandirian ICRC. Karena sifat dan keanggotaannya yang non pemerintah, ICRC secara organisasional berada di luar sistem PBB atau organisasi interbasional lainnya . 57 The International Committee, founded in Geneva in 1863 and formally recognized in Geneva Conventions and by International Conferences of The Red Cross, is an independent humanitarian organization having a status of its own. It co-opts its members from among Swiss citizens . Disinilah antara lain letak kemandirian ICRC. Dasar hukum mengenasi status ICRC terdapat dalam pasal 5 1 Statuta gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yang menyebutkan bahwa : 58 . Arti: Komite internasional yang didirikan di Jenewa tahun 1863 dan secara resmi diakui dalam Konvensi Jenewa dan oleh Konferensi Internasional Palang Merah, adalah sebuah organisasi kemanusiaan yang independen yang memiliki status sendiri, ini memilih anggotanya dari kalangan warga negara Swiss. 56 ICRC, ICRC answes to your questions, Geneva, 1996, halaman. 6 57 Ibid. 58 Pasal 5 1 Statuta Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Universitas Sumatera Utara Dalam Statuta ICRC pasal 1 dan 2 yang disebutkan bahwa : International Committee of The Red Cross ICRC, founded in Geneva in 1863 and formally recognized in the Geneva Conventions and by International Conferences of The Red Cross, shall be an independent humanitarian organization having status of its own. It shall be a constituent part of the International Red Cross and Red Crescent Movement. As an association governed by article 60 and following of the Swiss Civil Code, the ICRC shall have legal personality 59 Komposisi keanggotaan ICRC seluruhnya berasal dari suatu negara yang telah diakui kenetralannya oleh masyarakat internasional dan bersifat individual. Dengan kondisi ini ICRC diharapkan dapat menjalankan tugas yang diembannya . Arti : Komite Internasional Palang Merah didirikan di Jenewa tahun 1863 dan secara resmi diakui dalam Konvensi Jenewa dan Konferensi Internasional dari palang merah, akan sebuah organisasi kemanusiaan yang independen memiliki status sendiri. Itu akan menjadi bagian pokok dari gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional. Sebagai asosiasi diatur dalam pasal 60 dan mengikuti dari kode sipil Swiss ICRC harus mempunyai kepribadian hukum. Jelaslah bahwa ICRC merupakan badan hukum privat yang dibentuk berdasarkan Hukum Perdata Swiss. Hal ini berbeda dengan sebuah organisasi internasional, yang dibentuk berdasarkan sebuah perjanjian internasional antara negara-negara pendirinya. Keanggotaan ICRC juga bukan negara, tetapi individu yang direkrut langsung oleh ICRC dari kalangan warga negara Swiss saja. Walaupun demikian, ICRC dapat merekrut staf dari warga lokal tempat aktivitasnya dijalankan. 59 Pasal 1 dan 2 Statuta ICRC Universitas Sumatera Utara dengan baik berdasrkan prinsip netralitas dan kemandirian dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik negara 60 ICRC memperoleh mandat untuk melaksanakan fungsinya sebagai penegah yang netral dalam konflik bersenjata, dapat menawarkan jasa baiknya dalam situasi yang bukan merupakan bidang hukum humaniter internasional, misalnya gangguan intern. ICRC bertanggung jawab menyebarluaskan hukum dan prinsip-prinsip humaniter dan mengamati perkembangan serta pelaksanaanya di dalam dan di luar tubuh Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Dengan demikian, ICRC memiliki kewenangan yang terbatas, yaitu dalam bidang hukum humaniter, khususnya perlindungan korban perang . 61 Sifat internasional ICRC sebagi sebuah organisasi bukan dilihat dari keanggotaannya, tetapi dari misi dan wilayah kerjanya yang berada hamper di seluruh dunia. Hilaire Mc. Coubrey memberikan penegasan bahwa “ICRC is being ‘international’ in function rather than in membership or corporate identity” . 62 . Selain itu, sifat internasional ICRC juga dibuktikan dari pemberian mandate masyarakat internasional melelui Konvensi Jenewa 1949. Untuk dapat menjalankan tugasnya, ICRC juga memiliki dasar hukum yang terdiri dari dua jenis, yaitu : 60 ICRC,What it is, What it does, Geneva, 1993, halaman. 6 61 Ibid., halaman. 4 62 Hilaire Mc. Coubrey, International Humanitarian Law : The Regulation of Armed Conflicts, 1994, halaman. 32 Universitas Sumatera Utara • Perjanjian Internasional Konvensi Jenewa 1949 dan protokolnya Selama konflik bersenjata internasional, kegiatan ICRC diatur dalam Konvensi Jenewa dan Protokol I, yang mengakui hak ICRC untuk melakukan kegiatan tertentu, antara lain membantu korban yang luka, sakit, dan karam, mengunjungi tawanan perang, dan menolong penduduk sipil. Selama konflik intern, ICRC bekerja berdasarkan pasal 3 Bagian Umum Konvensi Jenewa dan Protokol II, dimana ICRC diakui haknya untuk menawarkan operasi bantuan dan kunjungan kepada tahanan kepada para pihak. • Statuta Gerakan Palang Merah Internasional Dalam situasi kekacauan lainnya yang bukan berupa konflik bersenjata, misalnya gangguan keamanan dalam negeri, ICRC mendasarkan kegiatannya pada Statuta Gerakan yang member hak inisiatif bagi ICRC untuk bertindak dalam masalah-masalah kemanusiaan sebagai lembaga penengah yang netral dan mandiri 63 a. International armed conflict konflik bersenjata antar negara . Berdasarkan dokumen-dokumen tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ICRC dapat melakukan kerjanya dalam empat jenis keadaan, yaitu : b. Non-international armed conflict konflik bersenjata yang terjadi antara dua pihak atau lebih dalam satu negara 63 Ibid., halaman. 18 Universitas Sumatera Utara c. Internal disturbances adanya gangguan keamanan di dalam suatu negara, dimana negara menggunakan angkatan bersenjatanya untuk memulihkan ketertiban umum d. Internal tension adanya suatu ketegangan di dalam suatu negara karena alas an politik, agama, rasial, social, ekonomi, dan sebagainya, dimana negara merasa perlu menggunakan angkatan bersenjatanya sebagai sarana untuk mempertahankan hukum dan ketertiban umum Sedangkan para korban yang menjadi tanggung jawab ICRC adalah prajurit yang luka, sakit, dan tenggelam, tawanan perang, tahanan sipil, penduduk sipil dalam wilayah pihak yang terlibat perang atau wilayah yang dikuasai salah satu pihak dalam perang, pengungsi, dan thanan politik dalam kasus tertentu dapat pula tahanan pidana. Mereka inilah yang dalam Konvensi Jenewa 1949 disebut protected persons. Lebih daripada itu, sejatinya ICRC yang merupakan komponen dari Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional berstatus Badan Hukum, mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sendiri serta terikat oleh Undang-undang Negara Swiss. Selain dari pada itu, ICRC juga mendapat pengakuan dan kepercayaan oleh Konferensi Jenewa 1949 sebagaimana termuat di dalam Konvensi I, II, III, dan IV 64 . 64 H.Umar Mu’in, Op.cit., halaman. 42 Universitas Sumatera Utara III.2. Pengakuan atas status ICRC sebagai subyek hukum internasional. Status ICRC sebagi subyek hukum internasional telah diakui oleh masyarakat internasional sejak lama, dan terus berkembang selama perjalanan sejarah ICRC. Pengakuan ini diberikan oleh berbagai pihak secara integral, yang meliputi status, fungsi dan peranan, tujuan, prinsip-prinsip, dan cara kerja ICRC. Pada awalnya pengakuan terhadap status ICRC didapat dari masyarakat internasional yang telah memahami benar bahwa tujuan dan fungsi yang diemban ICRC sangat penting dalam upaya memperlancar proses perdamaian dunia. Pengakuan masyarakat internasional ini dibuktikan melalui lahirnya Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahannya sebagai hasil konferensi internasional. Pengakuan negara terhadap status ICRC dikuatkan dalam Headquarter Agreement atau Seat Agreement antara ICTRC dengan negara dimana ia memiliki perwakilan. Dengan adanya perjanjian ini, maka negara tersebut mengakui dan menghormati kerja ICRC di seluruh wilayah negaranya dan tidak mencampuri prinsip-prinsio ICRC dalam menjalankan tugasnya. Headquarter Agreement ini contohnya yang dibuat antara ICRC dengan Swiss, tempat dimana ICRC menempatkan markas berkasnya di Jenewa. Perjanjian ini ditandatangani tanggal 1993 dimana Swiss mengakui status ICRC sebagai subyek hukum internasional dan menegaskan kembali bahwa ICRC dalam menjalankan tugasnya bersifat independen dan terlepas dari pemerintah Swiss. Pengakuan negara juga dibuktikan dengan keikutsertaan negara-negara penandatanganan Konvensi Jenewa dalam Konferensi Internasional Palang Merah Universitas Sumatera Utara yang secara aktif dipersiapkan dan diikuti oleh ICRC, sejak Konferensi I di Paris tahun 1867 sampai Konferensi XXVI di Jenewa tahun 1995. Selain itu, negara- negara di hampir seluruh dunia mengizinkan ICRC melakukan aktivitas di dalam wilayahnya yang memerlukan bantuan kemanusiaan. Pengakuan dari organisasi internasional, misalnya PBB, juga tidak kalah berartinya bagi eksistensi ICRC dalam hubungan antar bangsa. PBB sejak tanggal 16 Oktober 1990 berdasarkan Resolusi Majelis Umum No. 45.6 dibawah judul “Observer status for the International Committee of The Red Cross, in consideration of the special role and mandates conferred by the Geneva Conventions of 12 August 1949” memberikan status peninjau bagi ICRC dalam sidang-sidang majelis Umum. Resolusi ini dibuat berdasarkan kesepakatan 138 negara anggota-anggota PBB. Dengan status ini, ICRC berkewajiban untuk hadir pada pertemuan-pertemuan dan konferensi-konferensi berkala organ-organ utama PBB antara lain Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial. Dengan status sebagai peninjau ini, walaupun tidak memiliki hak suara, tetapi ICRC memiliki hak-hak istimewa, misalnya untuk memberikan pendapat atas inisiatif sendiri tanpa diminta oleh organ-organ PBB 65 Organisasi internasional lainnya, baik di tingkat regional maupun internasional, juga membuktikan pengakuannya dengan berbagai cara, antara lain melalui kerjasama dalam bidang kemanusiaan, atau mengundang ICRC menjadi peninjau atau tamu dalam pertemuan berkala mereka. . 65 ICRC, Offprints International Review of the Red Cross No. 279-280, Nov-Dec 1990 Jan-Feb 1991, Geneva, 1991, halaman. 38 Universitas Sumatera Utara

BAB IV FUNGSI DAN PERKEMBANGAN PERAN ICRC DALAM