3. 2. Kegiatan ICRC di Indonesia

Timor-timur selama hampir empat tahun. Pada tahun 1979, ICRC diperbolehkan lagi untuk melakukan program bantuan di daerah tersebut 83 Pada tahun 1982, sebuah kantor delegasi ICRC dibuka di Jakarta. Berdasarkan persetujuan antara pemerintah Indonesia dan organisasi ICRC yang ditandatangani tanggal 19 Oktober 1987, kantor delegasi ICRC ini berubah menjadi kantor perwakilan regional, dan wilayah yang tercakup sekarang adalah Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Myanmar . 84 83 Ibid., halaman. 3 84 Ibid., halaman. 2 .

IV. 3. 2. Kegiatan ICRC di Indonesia

Sebagai negara yang telah menjadi peserta Konvensi Jenewa 1949 maka kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan ICRC dan antara ICRC dengan Palang Merah Indonesia sangat diperlukan. Di Indonesia, ketegangan sosial dan politik telah berubah menjadi konflik dengan kekerasan yang memakan korban penduduk sipil misalnya di Aceh, Kalimantan, Ambon, Timor-timur dan lain-lain. Salah satu pemicu ketegangan antar kelompok masyarakat yang berubah menjadi konflik dengan kekerasan dan tingginya korban di kalangan penduduk sipil yang jatuh sebagai akibat konflik bersenjata baik internasional maupun internal tersebut adalah lemahnya pengendalian dan pengawasan terhadap produksi dan perdagangan senjata ringan, sehingga orang begitu mudah untuk memperoleh dan menggunakannya untuk membunuh orang lain. Universitas Sumatera Utara Ruang lingkup kerja ICRC di Indonesia antara lain 85 a. Operasi bantuan : Bersama dengan Palang Merah Indonesia PMI, ICRC membantu memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi dan masyarakat yang menderita akibat konflik. Operasi bantuan dapat berupa pangan dan non pangan, program air bersih dan sanitasi, penyuluhan pertanian, dan bantuan kesehatan. Operasi bersama PMI-ICRC, sebagai contoh, dilakukan pada kerusuhan di Pontianak Kalimantan Barat, Ambon Maluku, dan penanganan pengungsi Timor- Timur di Nusa Tenggara Timur NTT. b. Pertolongan Medis ICRC dapat memberikan obat-obatan atau bantuan medis bagi korban kekerasan yang membutuhkan perawatan khusus. Misalnya di Aceh, ICRC pernah memberikan bantuan kaki palsu kepada orang Aceh yang dipulangkan dari Malaysia. Pada kerusuhan di Jakarta bulan Mei dan November 1998. ICRC juga mendukung program ambulans PMI untuk mengevakuasi korban luka-luka. c. Kunjungan kepada Tahanan ICRC mengunjungi orang-orang yang ditahan sehubungan dengan situasi konflik atau peristiwa konflik. Tujuan kunjungan tersebut adalah untuk melihat kondisi tahanan selama ditahan bukan mempertanyakan alasan 85 ICRC, Sekilas tentang ICRC, Jakarta, 2000 Universitas Sumatera Utara mereka ditahan. ICRC juga membantu agar hubungan si tahanan dengan keluarga tidak terputus. Laporan hasil kunjungan ICRC di tahanan hanya disampaikan kepada instansi yang berwenang sebagai masukan dalam upaya untuk memperbaiki kondisi yang ada. d. Penyebarluasan nilai-nilai kemanusiaan Untuk meningkatkan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, ICRC menyebarluaskan Hukum Humaniter Internasional dan prinsip dasar Hak Asasi Manusia HAM di lingkungan militer dan polisi, instansi pemerintah, universitas dan masyarakat pada umumnya. e. Badan Pusat Pencarian Konflik bersenjata membawa akibat tercerai berainya keluarga, teman dan orang yang dikasihi. Mereka mungkin telah meninggal, ditahan, atau hilang. Dalam situasi seperti ini, Badan Pusat Pencarian Central Tracing Agency yang berada dibawah naungan ICRC, hadir untuk berusaha menjalin kembali hubungan keluarga yang terputus, menyatukan kembali pihak keluarga yang terpisah, memastikan nasib dari tawanan atau orang yang hilang, dan mengeluarkan dokumen ICRC untuk perjalanan internasional bagi orang yang tidak mempunyai kartu identitas. Penanggulangan bencana konflik suatu konflik vertikal telah berlangsung di Aceh sejak Januari 2000, konflik horizontal di Poso Sulawesi Tengah pada 23 Mei 2000 dan kerusuhan hebat di Maluku Utara pada 17 Mei 2001. Di Aceh PMI Universitas Sumatera Utara bekerjasama dengan ICRC secara intensif melakukan kegiatan evakuasi korban luka dan mayat, membagikan bantuan pangan, pelayanan kesehatan darurat serta penyampaian berita keluarga. Sedang untuk konflik yang terjadi di Maluku Utara, kembali PMI bekerjasama dengan ICRC menyalurkan 5.655 paket bantuan keluarga kepada korban disamping pelayanan kesehatan di Tobelo dan Galela. Bantuan tambahan sebanyak 4500 paket dan 2000 unit peralatan sekolah dan seragam dari Kedutaan Besar Jepang. Di samping itu bantuan satu unit kendaraan juga telah dikirim ke Ternate dari Jakarta untuk membantu operasional teknis lapangan. Peran ICRC di Indonesia semakin meningkat dalam kaitan dengan konflik di Aceh serta memberikan bantuan yang signifikan pada penanganan korban Tsunami Aceh dan Nias. Akhir tahun 2004 tsunami menimpa wilayah Aceh. Dengan bantuan ICRC di Lhoksumawe, Tim PMI ikut turun tangan membersihkan jalan-jalan dan fasilitas sosial lainnya dan memberikan bantuan 4000 paket bantuan alat kebersihan. Pada periode yang sama, banjir juga melanda Gorontalo Sulawesi Tengah yang mengakibatkan wilayah tersebut terutama di Kecamatan Ranoyapo terisolir banjir. Banjir Lumpur dikuti longsor juga melanda wilayah Jawa Barat selama beberapa hari pada bulan Februari. Banjir bandang terjadi pula di NTB 1000 paket bantuan PMI dan 610 petromaks disumbangkan oleh Federasi Internasional melalui PMI 86 . 86 http:ksrpmiunhas.or.id2008080919the-organizationsejarah-pmimenu-id-61.html diakses pada tanggal 01 November 2010 pada pukul 11.00 WIB, halaman 1 Universitas Sumatera Utara

IV. 3. 3. Manfaat dari kegiatan ICRC