3. 3. Manfaat dari kegiatan ICRC

IV. 3. 3. Manfaat dari kegiatan ICRC

Disamping manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh para tahanan yang dikunjungi, hasil pengamatan ICRC dan kerjasamanya dengan pemerintah Indonesia dalam upaya memperbaiki kondisi para tahanan pada umumnya,sekaligus akan memberikan citra yang positif bagi pemerintah Indonesia. Operasi ICRC ke daerah-daerah yang masih “rawan” atau yang diwarnai konflik, seperti yang pernah terjadi di Aceh, Irian Jaya dan Timor- Timur, dapat membantu proses penyembuhan dari luka-luka yang timbul akibat konflik tersebut 87 Menurut Dr. N. Hassan Wirajuda menilai bahwa kunjungan ICRC ke tempat penahan ikut memberikan kontribusi dalam menciptakan “rasa aman” bagi . Upaya semacam ini terlihat menonjol di Irian Jaya, misalnya terutama dalam rangka pembinaan kembali dan menyatukan kembali para pelintas batas. Sedangkan di Aceh, hal ini terlihat dalam upaya menemukan kembali orang-orang yang selama ini dianggap hilang. Di Timor-Timur, kegiatan ICRC dapat membangun rasa percaya bagi masyarakat setempat, mengingat sensitifnya konteks tersebut. Peningkatan rasa saling percaya antara semua pihak akan membantu menciptakan suasana yang memungkinkan adanya dialog, karena dialog yang melibatkan semua pihak mutlak dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah secara damai. 87 ICRC, Keberadaan dan Kegiatan Komite Internasional Palang Merah di Indonesia, Op. Cit, halaman. 11 Universitas Sumatera Utara para tahanan dalam rangka peningkatan perlindungan Hak Asasi Manusia HAM, yang kini menjadi topic hangat di dunia, khususnya dalam kaitan perkembangan di Timor-Timur 88 Berikut adalah garis besar program kemanusiaan kepalangmerahan yang terakomodasi antara lain dalam kesepakatan Federasi Internasional Strategi 2010, Komitmen Regional anggota Perhimpunan Deklarasi Hanoi dan kesepakatan Konferensi Internasional Plan of Action . Bagi Indonesia, kerjasama ICRC sangat penting, karena salah satu prinsip yang ingin ditonjolkan dan dikembangkan dalam rangka penghormatan Hak Asasi Manusia adalah dalam bentuk kemitraan dan bukannnya konfrontasi. 89 1. STRATEGI 2010 . Strategi 2010 S-2010 adalah seperangkat strategi Federasi Internasional dalam menghadapi tantangan kemanusiaan pada dekade menantang. Dokumen yang diadopsi Sidang Umum pada tahun 1999 ini menjabarkan misi Federasi yaitu: memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan dengan memobilisasi kekuatan kemanusiaan. 88 Ibid., halaman 11 89 http:materikepalangmerahan.blogspot.com200903sejarah-singkat-gerakan-palang- merah.html diakses pada tanggal 01 November 2010 pada pukul 10.00 WIB, halaman. 1 Universitas Sumatera Utara Tiga tujuan utama yang strategis adalah 90 1. Memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan. Strategi ini terfokus melalui empat bidang inti, yaitu: : a. Promosi Prinsip-Prinsip dasar Gerakan dan nilai-nilai kemanusiaan b. Penanggulangan Bencana c. Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan d. Kesehatan dan perawatan di masyarakat. Keempat bidang ini adalah suatu paket yang integral dan saling terkait satu sama lain, yang memiliki dua dimensi yaitu pelayanan dan advokasi. 2. Memobilisasi Kekuatan Kemanusiaan Pengerahan kapasitas organisasi untuk pelayanan ini akan terjadi bila perhimpunan nasional berfungsi dengan baik. Artinya ada mekanisme organisasi, pengembangan kapasitas, memobilisi sumber keuangan dengan mengembangkan kemitraan dan mengoptimalkan komunikasi dalam Perhimpunan Nasional. 3. Bekerjasama Secara Efektif Adanya perhimpunan nasional yang kuat akan membentuk sebuah Federasi yang kuat, efektif dan efisien yaitu dengan mengembangkan kerjasama 90 Ibid. Universitas Sumatera Utara subregional dan mengimplementasikan strategi gerakan, kemitraan dengan organisasi internasional lain, memobilisasi publik dan advokasi penentu kebijakan serta mengkomunikasikan pesan-pesan dan misi Federasi Internasional. 2. DEKLARASI HANOI United for Action Dokumen ini disahkan melalui Konferensi Regional V di Hanoi, Vietnam pada tahun 1998, yang disepakati oleh 37 perhimpunan nasional se Asia Pasifik dan Timur Tengah yang bertekad , walau beragam budaya, geografis dan latar belakang lain, untuk bersatu demi suatu aksi kemanusiaan. Kecenderungan bencana alam serta krisis moneter secara global telah melanda wilayah regional dan berdampak pada permasalahan imigrasi penduduk karena menghendaki perbaikan hidup, krisis ekonomi yang menyebabkan angka pengangguran yang semakin meningkat serta berjangkitnya wabah penyakit. Hal ini menjadi tantangan bagi Palang Merah untuk membantu meringankan penderitaan umat manusia. Deklarasi Hanoi memfokuskan penanganan program pada isu-isu berikut 91 a. Penanggulangan bencana : b. Penanganan wabah penyakit 91 Ibid. Universitas Sumatera Utara c. Remaja dan Manula d. Kemitraan dengan pemerintah e. Organisasi dan Manajemen kapasitas sumber daya f. Hubungan masyarakat dan promosi 3. PLAN OF ACTION 2000 – 2003 Plan of Action 2000 - 2003 merupakan keputusan Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke-27 di Jenewa pada tahun 1999 . Pemerintah Indonesia dan PMI sebagai peserta menyatakan ikrarnya di bidang kemanusiaan. Komitmen Pemerintah Indonesia antara lain 92 • Memenuhi komitmen untuk meratifikasi Protokol Tambahan I dan II dari Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 : • Memperkuat Legislasi yang berkaitan dengan penggunaan Lambang Palang Merah • Memperkuat aspek-aspek kelembagaan dalam perencanaan kesiapsiagaan penanggulangan bencana • Mengintensifkan pendidikan dan diseminasi Huku m Humaniter Internasional dan karya-karya organisasi kemanusiaan kepada masyarakat sipil dan militer 92 Ibid. Universitas Sumatera Utara • Memperkuat kemitraan dengan lembaga-lembaga nasional untuk membantu masyarakat rentan Komitmen Palang Merah Indonesia 93 • Program diseminasi nilai-nilai kemanusiaan kepada anggota dan kelompok sasaran tertentu serta mendorong pemerintah untuk menyusun peraturan nasional mengenai lambang dan perjanjian terkait. : • Mengintensifkan program kesiapsiagaan penanggulangan bencana di daerah-daerah yang rawan bencana melalui program community based dan meningkatkan kemampuan manajemen bencana dan pelatihan sukarelawan serta penyediaan peralatan standar operasional. • Melaksanakan program sosial dan kesehatan dalam hal pelayanan darah, pendidikan remaja sebaya sebagai upaya pencegahan penyebaran HIVAIDS atau kegiatan-kegiatan yang berorientasikan pada pelayanan P3K yang berbasis masyarakat, masalah air dan sanitasi, kesejahteraan kelompok masyarakat rentan di daerah tertinggal dan memperbaiki pelayanan ambulan dan pos P3K. 93 Ibid. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP