2. Pelaksanaan fungsi dan perkembangan peran ICRC dewasa ini

tugas CTA di lapangan. Pengaturan ini antara lain tedapat dalam pasal 33 3 Protokol I. Dalam hubungannya dengan tawanan perang, ICRC dapat pula mengusulkan dibentuknya suatu lembaga yang disebut Central Prisoners of War Information Agency atau Biro Pusat Penerangan Tawanan Perang yang berkedudukan di sebuah negara netral. Fungsi dari lembaga ini, sebagaimana disebutkan dalam pasal 123 Konvensi III adalah “ Fungsi Biro Pusat Penerangan tawanan perang adalah mengumpulkan semua informasi yang dapat diperoleh melalui saluran-saluran informasi-informasi itu secepat mungkin ke negara asal tawanan perang atau kepada Negara yang mereka taati. Biro Pusat Penerangan itu mendapat fasilitas dari Pihak-pihak dalam sengketa untuk melakukan pengiriman- pengiriman tersebut”. Dalam melaksanakan tugas pelacakan terhadap korban perang yang terpisah dari keluarganya ini, ICRC selalu memperhatikan prinsip ynag dinyatakan dalam pasal 32 Protokol I.

IV. 2. Pelaksanaan fungsi dan perkembangan peran ICRC dewasa ini

Dewasa ini, fungsi dan peran ICRC berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat internasional terhadap sumbangsih ICRC dalam bidang humaniter. ICRC berusaha untuk mengelompokkan kegiatan-kegiatan agar dapat terorganisir baik dan menjangkau orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya dengan efektif dan efisien di berbagai belahan dunia. Universitas Sumatera Utara Dengan berkembangnya kegiatan ICRC pada saat ini, maka fungsi lembaga ini dapat digolongkan ke dalam beberapa hal yaitu 77 1. Sebagai agen dalam penerapan Konvensi Jenewa : 2. Sebagai bagian dan lembaga pendiri Gerakan Palang Merah Internasional 3. Sebagai pelindung Hukum Humaniter Internasional dan prinsip-prinsip dasar Palang Merah 4. Sebagai penyebar luas Hukum Humaniter Internasional 5. Sebagai pelaksana dalam kegiatan kemaniusiaan internasional atas prakarsa sendiri 6. Sebagai penggerak kegiatan kemanusiaan baik diminta atau tidak oleh masyarakat internasional ICRC juga melakukan kunjungan kepada tahanan-tahanan yang berkaitan dengan konflik bersenjata atau tindak kekerasan dalam rangka memastikan penghormatan terhadap hukum humaniter. Selain itu, ICRC juga memberikan bantuan program pelatihan kepada TNI dan Polri serta program kegiatan di Universitas-universitas mengenai hukum humaniter. Kegiatan ICRC yang bersifat preventif dirancang untuk membatasi efek buruk dari konflik dan meminimalkan efek-efek semacam itu, oleh karena itu, ICRC berusaha untuk menyebarluaskan seluruh rangkaian prinip kemanusiaan dalam rangka mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi akses-akses 77 Christophe Swinarski, Competences and functions of the ICRC as an instrument of humanitarian action, Hongkong, 1992, halaman. 8 Universitas Sumatera Utara terburuk dari peperangan. Ada sejumlah tindakan preventif yang dilakukan oleh ICRC antara lain sebagai berikut 78 1. Mencegah melalui komunikasi : yaitu target ICRC secara khusus ialah orang-orang dan kelompok-kelompok yang berada dalam posisi untuk menentukan nasib para korban konflik bersenjata atau yang dapat mengahalangi atau memfasilitasi kegiatan ICRC. Kelompok-kelompok tersebut antara lain angkatan bersenjata, kepolisian, pasukan keamanan, dan pihak-pihak bersenjata lainnya, para pengambnil keputusan, dan para tokoh masyarakat di tingkat lokal maupun internasional, para remaja, mahasiswa dan para pengajar. Strategi dibalik kegiatan-kegiatan tersebut terdiri dari tiga tingkatan 79 - Membangun kesadaran : - Mempromosikan hukum humaniter internasional melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan - Mengintegrasikan hukum humaniter internasional ke dalam kurikulum resmi dibidang hukum, pendidikan, dan operasi Tujuan akhir dari program-program ini adalah memengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dalam rangka meningkatkan perlindungan terhadap orang- 78 Ambarwati dkk, Hukum Humaniter Internasional Dalam Studi Hubungan Internasional, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2009, halaman. 147 79 Ibid. Universitas Sumatera Utara orang sipil dan korban-korban lain pada masa konflik bersenjata, memfasilitasi akses terhadapkorban, dan meningkatkan keamanan bagi kegiatan kemanusiaan. 2. Menghormati dan menjamin penghormatan Yaitu negara berkewajiban menjamin bahwa angkatan bersenjatanya menguasai hukum humaniter internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan universal. Untuk itu, ICRC mempromosikan pengintegrasian hukum humaniter internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan ini ke dalam doktrin, pendidikan, dan pelatihan militer serta membantu negara-negara melaksanakan proses tersebut. ICRC juga berupaya agar pihak kepolisian dan keamanan menerima pelatihan hukum humaniter internasional, hukum, HAM, dan prinsip-prinsip kemanusiaan universal. Kepada kelompok bersenjata yang belum pernah mendapatkan pelatihan, ICRC berusaha menjalin kontak dengan semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk memperkenalkan kegiatan dan cara kerja ICRC, Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, supaya akses untuk membantu korban menjadi lebih mudah dan keamanan pekerja kemanusiaan lebih terjamin. 3. Mengubah Keadaan Yaitu guna menghindari tumpang tindih kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh berbagai kalangan, ICRC berupaya agar para pengambil keputusan, tokoh masyarakat, anggota LSM, wartawan, dan orang-orang yang berpengaruh lainnya mengenal kegiatan-kegiatan ICRC sehingga akan memperoleh Universitas Sumatera Utara dukungan dalam menjamin implementasi hukum humaniter internasional 80 4. Mengamankan masa depan . Untuk itulah, ICRC melakukan diplomasi kemanusiaan yang antara lain berupaya menjalin serta memelihara jaringan kontak dengan berbagai pelaku kemanusiaan dan mengoordinasikan kegiatan dengan pelaku-pelaku lain dilapangan. Yaitu untuk menjangkau calon pembuat keputusan dan tokoh masyarakat, ICRC memprioritaskan dunia akademis, terutama Fakultas Hukum, Ilmu Politik, dan Jurnalistik sebagai sasaran diseminasinya untuk mendorong dimasukkannya hukum humaniter ke dalam berbagai program pelajaran yang diselenggarakan. IV. 3. Keberadaan dan kegiatan ICRC di Indonesia IV.3.1 Sejarah keberadaan ICRC di Indonesia