Singkatan Teks Kitab Suci Latar Belakang

4 peserta didik dapat disederhanakan atau diperjelas melalui media. Media mampu mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan atau gambarkan melalui kata- kata maupun kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan hadirnya media. Dengan demikian anak didik lebih mudah mencerna bahan belajar dari pada tanpa bantuan media. Dari pengalaman penulis ketika PPL di sebuah SD swasta Katolik di daerah Yogyakarta pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik kurang berminat, kurang bergairah dan cenderung tidak aktif ketika mengikuti sebuah proses pembelajaran, ada yang mengantuk, mengobrol dengan teman atau asyik bercanda dengan teman. Penulis sempat bertanya kepada beberapa siswa terkait mereka yang kurang memperhatikan ketika proses pembelajaran berlangsung, mereka ada yang menjawab guru dalam menyampaikan materi kurang menarik “garing”. Dari pendapat ini, guru perlu berrefleksi dan menemukan cara agar dalam proses pembelajaran siswa dapat tertarik serta berminat untuk belajar. Salah satunya dengan mengusahakan media yang sesuai dengan minat mereka saat ini. Usia siswa-siswi SMP kelas VIII umunya sedang mengalami suatu masa yang disebut masa pubertas. Usia pubertas bagi perempuan berkisar antara 11-15 tahun dan laki-laki antara 12-16 tahun, pada masa ini anak mengalami berbagai pertumbuhan dan perkembangan fisik yang berdampak juga pada perubahan sikap dan perilaku. Salah satu akibat perubahan masa puber adalah anak cepat merasa bosan dengan permainan-permainan yang sebelumnya digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial, dan kehidupan pada umumnya. Hal ini terjadi akibat kondisi fisik yang mulai berkembang dan menjadi membuat masing-masing pribadi anak mengalami kondisi yang kurang nyaman Hurlock, 1997: 185-192. 5 Kita telah melihat bahwa di usia SMP anak sedang mengalami suatu masa yang disebut pubertas, mereka sedang mencoba untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang mereka alami. Hal ini juga berdampak mereka menjadi cepat bosan, oleh karena itu guru ditantang untuk mampu menyajikan materi belajar yang membuat mereka tidak bosan dan mau untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Agar suasana pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan peserta didik mampu sampai pada tujuan pembelajaran, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Minat interest secara sederhana dapat diartikan sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu Muhibbin Syah, 1997: 136. Minat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran Pendidikan Agama Katolik, maka ia akan memusatkan perhatiannya pada pelajaran tersebut, melebihi siswa yang lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru dalam kaitan ini sebaiknya berusaha untuk membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya. Para guru hendaknya berusaha untuk dapat mengetahui minat dan bakat para peserta didiknya agar kemudian mampu mengarahkan dan menumbuh kembangkan peserta didik. Terlebih guru Pendidikan Agama Katolik diharap mampu mengenal masing-masing peserta didiknya baik dalam segi sifat, kepribadian, prestasi dan lain-lain. Yang terjadi di lapangan saat ini, masih banyak guru yang kurang memahami kondisi, minat, dan bakat yang dimiliki oleh peserta didiknya. 6 Minat dalam belajar siswa biasanya diekspresikan dengan rasa tertariknya ketika mengikuti sebuah pembelajaran yaitu dengan terlibat aktif dalam seluruh proses pembelajaran, bukan dengan ribut di kelas, atau asik bercanda dengan teman-temannya, seperti pengalaman penulis ketika menjalani masa PPL di sekolah baik SD swasta di wilayah Yogyakarta pada tahun 2013 maupun di sebuah SMP swasta di wilayah Yogyakarta pada tahun 2014, sebagian siswa terlihat asik dengan diri mereka sendiri ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas, mereka kurang menyimak apa yang disampaikan oleh guru, bercanda dengan teman disekelilingnya, penulis banyak menjumpai siswa yang tidur saat jam pelajaran, ada sebagian siswa yang beranggapan bahawa metode mangajar guru tekesan membosankan. Banyak pula yang beranggapan bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik adalah mata pelajaran yang “mudah” jika dibandingkan dengan mata pelajaran Matematika, IPA atau IPS, sehingga mereka kurang memberi perhatihan khusus pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Oleh karenanya perlu diusahakan sesuatu hal agar mampu menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah, salah satu yang bisa diupayakan adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan minat siswa saat ini. Media pengajaran dalam pengertian secara luas adalah setiap orang, materi atau peristiwa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan pengertian media pengajaran secara sempit adalah alat-alat elektro-mekanis yang menjadi perantara antara siswa dan materi pelajaran Winkel, 1991: 187. Media film adalah salah satu alternatif sarana yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di 7 kelas. Penggunaan media film di kelas dapat memanfaatkan peralatan yang telah disediakan oleh sekolah seperti viewer di setiap kelas, laptopkomputer dan speaker. Saat ini peralatan untuk memutarkan sebuah filmvideo tidak sesulit pada zaman dahulu yang menggunakan pita film yang diproyeksikan melalui media proyeksi yang langka dan sulit untuk memperolehnya. Sekolah sudah memfasilitasi sarana-sarana yang dibutuhkan guna memanfaatkan salah satu bagian dari media audiovisual tersebut. Penggunaan media film di kelas memiliki keuntungan di antaranya membantu secara konkret konsep berpikir dan mengurangi respon yang kurang bermanfaat, menarik perhatian peserta didik pada tingkat yang tinggi, membuat hasil belajar lebih permanen, menyajikan pengalaman riil yang akan mendorong kegiatan mandiri anak didik, mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh media yang lain dan menambah frekuensi kerja, lebih dalam serta belajar yang lebih bervariasi Syaiful Bahri, 2005: 128-129. Di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sendiri menonton film sebagai media pembelajaran di kelas sudah bukan merupakan hal baru lagi. Sekolah memfasilitasi penggunaan media ini, dengan menyediakan sarana berupa ruang multimedia yang menyediakan semua alat yang mendukung penggunaan media ini. Sarana-sarana ini memudahkan guru untuk dapat memanfaatkan sarana audiovisual yang berkembang saat ini, salah satunya film. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa film memiliki pengaruh yang cukup besar sebagai media dalam pendidikan. Menonton sebuah film saat ini tentu digemari oleh setiap kalangan dalam masyarakat, kita dapat melihat di 8 bioskop-bioskop selalu dipenuhi oleh pengunjung setiap harinya, mereka bahkan rela untuk mengantri berjam-jam demi mendapatkan tiket untuk menonton film. Guru perlu mempertimbangkan media yang satu ini sebagai alternatif variasi dalam belajar yang berguna untuk menarik minat belajar siswa, karena melihat pengaruhnya yang cukup luas. Penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan media film ini dalam meningkatkan minat belajar siswa. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah masih mengutamakan segi kognitif. 2. Guru kurang memanfaatkan sarana atau media yang berkembang saat ini guna menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di kelas. 3. Anak-anak usia SMP sedang mengalami suatu masa yang disebut pubertas, ini berdampak mereka menjadi cepat bosan pada suatu aktivitas atau kegiatan. 4. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah. 9 5. Guru kurang mengenal dan memahami masing-masing pribadi peserta didiknya sehingga menjadi kurang mengetahui bakat dan minat yang ada dalam masing-masing pribadi peserta didik. 6. Masih ada sebagian peserta didik yang menganggap remeh mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah. 7. Guru kurang memanfaatkan sarana-sarana dan media yang berkembang saat ini dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah.

C. Batasan Masalah

Skripsi ini akan membatasi kajiannya pada masalah pengaruh penggunaan media film terhadap minat belajar siswa kelas VIII dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Ruang lingkup penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Stella Duce 2.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji lebih dalam lewat penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan media film dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta? 2. Bagaimana minat belajar siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik? 3. Seberapa besar pengaruh penggunaan media film terhadap minat siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta untuk mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik? 10

E. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media film dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui sejauh mana minat siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. 3. Untuk memaparkan seberapa besar pengaruh penggunaan media film terhadap minat siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.

F. Manfaat Penulisan

Penulisan ini mempunyai manfaat: 1. Manfaat Praktis a. Bagi para pendidik 1 Supaya menyadari pentingnya pemilihan media yang tepat bagi para peserta didik. 2 Supaya menemukan alternatif media yang tepat dalam proses kegiatan belajar-mengajar. 3 Supaya dapat mengembangkan media yang mampu mendukung terlaksananya proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. b. Bagi mahasiswa Penelitian ini juga kiranya dapat memberikan sumbangan bagi para mahasiswa IPPAK yang nantinya akan berkarya dibidang pendidikan dan 11 katekese penulisan ini bermanfaat bagi mereka. Mereka dapat mengetahui media yang cocok bagi peserta didik. Sehingga dapat memilih dan menggunakannya dengan baik serta mampu pula mengembangkan media yang sesuai dengan minat dan kebutuhan dari peserta didiknya. 2. Manfaat Teoritis Sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan sebagai acuan bagi penelitian yang lebih lanjut.

G. Metode Penulisan

Metode penulisan skripsi ini adalah deskripsi analistis, yaitu berdasarkan studi pustaka dan penelitian kuantitatif dengan cara pengumpulan data dari hasil penyebaran instrumen dan pembahasan terhadap hasil yang telah diperoleh. Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian, dilakukan analisa terhadap permasalahan yang terjadi.

H. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari 8 bagian. Bagian pertama terdiri dari latar belakang penulisan yang memuat tiga unsur fakta, ideal dan aktual yang menjadi alasan bagi penulis untuk memilih judul ini. Bagian kedua merupakan identifikasi masalah dari latar belakang. Identifikasi masalah ini merupakan jarak yang terjadi antara fakta dan ideal. Bagian ketiga adalah batasan masalah, menjelaskan ruang lingkup atau batasan penulisan. Berikutnya bagian keempat, perumusan masalah. Pada bagian ini penulis mencoba untuk 12 merumuskan permasalahan-permasalahan dalam beberapa kalimat tanya berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan. Perumusan masalah ini juga akan membantu penulis untuk memecahkan permasalahan yang akan dikaji dalam kajian pustaka sebelum dilakukan penelitian. Bagian kelima yaitu tujuan penulisan yang memaparkan tujuan penulis memilih judul ini. Bagian keenam penulis merumusakan manfaat dari judul yang akan didalami lewat penelitian. Bagian ketujuh, yaitu metode penulisan penulis menjelaskan metode penulisan yang akan digunakan. Pada bagian terakhir atau bagian kedelapan, penulis menyampaikan sistematika penulisan. Bab II terdiri dari empat bagian. Bagian pertama yaitu kajian pustaka. Pada bagian ini penulis mencoba untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah yang kemudian akan dijawab dengan menggunakan acuan pustaka atau teori-teori yang akan membantu penulis untuk menjawab permasalahan tersebut. Bagian kedua yaitu penelitian yang relevan dengan judul yang telah dipilih oleh penulis. Bagian ketiga dari bab ini adalah kerangka pikir yang menjelaskan atau merumuskan bagaimana kerangka pikir penulis secara sistematis untuk mencoba memecahkan masalah-masalah yang telah dirumuskan dan dikaji lewat kajian pustaka. Pada bagian keemapat penulis mencoba merumuskan hipotesis atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang terjadi dalam judul yang telah dipilih. Hipotesis atau jawaban sementara ini dirumuskan oleh penulis berdasarkan landasan-landasan teori yang telah dibahas dalam kajian pustaka. Bab III berisi metodologi penelitian. Pada bagian ini penulis mulai masuk ke dalam metode-metode penelitian yang akan dilakukan untuk membuktikan 13 hipotesis yang telah dirumuskan oleh penulis pada bab sebelumnya. Bab ini terdiri dari beberapa bagian yaitu: jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual variabel, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, kisi-kisi penelitian, pengembangan instrumen terdiri dari uji coba terpakai, uji validitas, analisis reliabilitas, uji persyaratan analisis terdiri dari uji normalitas data, uji linearitas regresi, uji homogenitas dan homokedastisitas, analisis deskripsi, uji hipotesis. Proses penelitian sudah dimulai dan dilakukan dalam bab ini yaitu dengan menggunakan uji coba terpakai pada instrumen yang akan digunakan sebagai alat pengumpulan data yang diperlukan guna membuktikan hipotesis, sehingga hasilnya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Bab IV berisi pembahasan hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini penulis akan melaporkan hasil penelitian yang diperoleh lewat instrumen yang telah diujikan kepada responden untuk dapat melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mensortir data-data yang diperlukan untuk dapat membuktikan hipotesis. Melalui pembahasan hasil penelitian ini, penulis akan mendapatkan jawaban yang sesungguhnya dari masalah yang telah dirumuskan. Kemudian penulis akan menguraikan keterbatasan hasil penelitian. Bab V merupakan bagian akhir yang terdiri dari kesimpulan dan saran terhadap seluruh penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dan sekaligus mengakhiri kegiatan penelitian untuk menjawab permasalahan dari judul yang telah dipilih oleh penulis.