Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal
2005: 27. Selain teknik baca markah, digunakan pula teknik perluas dalam
pembuktian dalam kalimat memotivasi. Sudaryanto 2015: 43 menjelaskan teknik perluas dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan
ke kanan atau ke kiri, dan perluasan itu dengan menggunakan “unsur” tertentu. Sebagai contoh, untuk memperhalus kalimat perintah 28 maka digunakan teknik
perluas. Kalimat 28 diberi partikel -lah pada kata suruhnya untuk memperhalus perintah seperti pada 28a di bawah ini.
28 Kedekatan itu tidak akan berlangsung selamanya. Selama itu ada, gunakan sebaik-baiknya.
28a Kedekatan itu tidak akan berlangsung selamanya, selama itu ada, gunakanlah sebaik-baiknya.
Untuk menjawab masalah kedua, metode agih dengan teknik lanjutan baca markah dan parafrasal. Teknik ubah ujud parafrasal adalah teknik yang
mengganti tuturan semula yang ada pada data menjadi tuturan yang biasa digunakan oleh penutur bdk Sudaryanto, 2015: 14. Penerapan teknik pada uraian
di atas dapat disimak pada contoh berikut.
29 Pelangi itu indah karena memiliki banyak warna
Contoh 29 menggunakan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut dapat dibuktikan dengan uraian sebagai berikut. Pertama, tindak tutur memotivasi pada dasarnya adalah tindakkan untuk membuat orang melakukan
sesuatu, sehingga tuturan memotivasi pada dasarnya adalah perintah atau suruhan. Pada contoh tuturan 29 modus kalimat yang digunakan adalah kalimat berita
sebagai ganti kalimat suruh. Dengan demikian, tuturan 29 dapat digolongkan dalam tindak tutur tidak langsung.
Kedua, ketidakliteralan tuturan 29 dapat dikenali dari kata-kata yang menyusunnya. Tuturan 29 memotivasi penonton dengan menggunakan metafora
pelangi sebagai ganti manusia, atau penontonnya. Dengan demikian tuturan 29 tidak mengutarakan maksud yang sebenarnya. Bila tuturan 29 diubah menjadi
bentuk yang dimaksud, maka akan berbunyi demikian. 29a Jangan takut, percaya dirilah akan kemampuan dan karaktermu