Kalimat Suruh Modus Kalimat

makna kata-kata yang menyusunnya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur. Dalam tuturan ini maksud memerintah diutarakan dengan kalimat berita atau kalimat tanya Wijana, 1996: 34. Berikut adalah contohnya. 19 Lantainya kotor 20 Di mana handuknya? Tuturan 19 bila disampaikan oleh seorang ibu rumah tangga kepada pembantunya maka tidak hanya mengandung informasi pada pembantu tetapi juga memiliki maksud memerintah agar pembantu segera membersihkan lantai yang kotor tersebut. Demikian pula tuturan 20 yang bila memiliki konteks seorang suami yang bertanya perihal handuk pada istrinya. Tuturan 20 tidak lagi menjadi sebuah pertanyaan, melainkan sebuah perintah untuk mengambilkan handuk, sehingga maksud memerintah diungkapkan dengan bertanya dan makna kata-kata yang menyusunnya sama dengan maksud yang dikandungnya.

1.6.2.3 Tindak Tutur Langsung Tidak Literal

Tindak tutur langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan, tetapi kata-kata yang menyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan maksud penuturnya Wijana 1996 : 35. Misalnya: 21 Suaramu bagus, kok 22 Kalau makan biar kelihatan sopan, buka saja mulutmu Dengan tindak tutur langsung tidak literal penutur dalam 21 memaksudkan bahwa suara lawan tuturnya tidak bagus. Sementara itu dengan kalimat 22 penutur menyuruh lawan tuturnya yang mungkin dalam hal ini anaknya, atau adiknya untuk menutup mulut sewaktu makan agar terlihat sopan Wijana, 1996: 35.

1.6.2.4 Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal

Tindak tutur tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan Wijana, 1996: 36. Untuk menyuruh seorang pembantu agar membersihkan lantai yang kotor misalnya, dapat saja dengan nada tertentu mengutarakan kalimat 23. Demikian pula untuk menyuruh seorang tetangga mematikan atau mengecilkan volume radionya, penutur dapat mengutarakan kalimat berita dan kalimat tanya 24 dan 25 seperti berikut: 23 Lantainya bersih sekali 24 Radionya terlalu pelan, tidak kedengaran 25 Apakah radio yang pelan seperti itu dapat kau dengar? Dengan demikian, tindak tutur tidak langsung tidak literal ada tindak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tutur yang baik modus kalimat maupun maksud yang ingin disampaikannya tidak sama.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu a pengumpulan data, b analisis data, dan c penyajian hasil analisis data.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah modus dan tindak tutur dalam acara “Hitam Putih” Trans 7. Objek tersebut berada dalam data berupa tuturan memotivasi. Data dikumpulkan dengan metode simak, yaitu metode yang digunakan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa Sudaryanto, 2015: 203 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak bebas libat cakap. Teknik ini dilakukan dengan cara si peneliti tidak terlibat dalam dialog, konversasi, atau imbal-wicara; jadi, tidak ikut serta dalam proses pembicaraan orang-orang yang saling berbicara Sudaryanto, 2015: 204. Teknik selanjutnya adalah teknik catat. Setelah menyimak acara “Hitam Putih” dan mengabadikannya dalam bentuk foto, peneliti mencatat data yang baru saja difoto tersebut. Sudaryanto 2015: 206 menjelaskan bahwa teknik catat dilakukan langsung ketika teknik pertama atau kedua selesai digunakan-diterapkan atau sesudah perekaman dilakukan, dan dengan