Kalimat Tanya Modus Kalimat

1.6.2.1 Tindak Tutur Langsung Literal

Tindak tutur langsung literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus tuturan dan makna yang sama dengan maksud pengutaraannya Wijana, 1996: 33. Dengan demikian, maksud bertanya akan disampaikan dengan kalimat tanya, maksud memberitakan akan disampaikan dengan kalimat berita, dan maksud memerintah disampaikan dengan kalimat perintah atau suruh. Berikut contohnya. 16 Orang itu sangat pandai 17 Buka mulutmu 18 Jam berapa sekarang? Tuturan 16 s.d. 18 adalah tindak tutur langsung literal jika secara berturut-turut dimaksudkan untuk memberitakan orang yang ditunjuk memang sangat pandai, menyuruh lawan tutur membuka mulut, dan penutur menanyakan pukul berapa saat itu. Dengan demikian, maksud memberitakan digunakan kalimat berita 16 maksud menyuruh atau memerintah dengan kalimat perintah atau suruh 17 dan maksud bertanya digunakan kalimat tanya 18.

1.6.2.2 Tindak Tutur Tidak Langsung Literal

Tindak tutur tidak langsung literal adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud pengutaraannya, tetapi makna kata-kata yang menyusunnya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur. Dalam tuturan ini maksud memerintah diutarakan dengan kalimat berita atau kalimat tanya Wijana, 1996: 34. Berikut adalah contohnya. 19 Lantainya kotor 20 Di mana handuknya? Tuturan 19 bila disampaikan oleh seorang ibu rumah tangga kepada pembantunya maka tidak hanya mengandung informasi pada pembantu tetapi juga memiliki maksud memerintah agar pembantu segera membersihkan lantai yang kotor tersebut. Demikian pula tuturan 20 yang bila memiliki konteks seorang suami yang bertanya perihal handuk pada istrinya. Tuturan 20 tidak lagi menjadi sebuah pertanyaan, melainkan sebuah perintah untuk mengambilkan handuk, sehingga maksud memerintah diungkapkan dengan bertanya dan makna kata-kata yang menyusunnya sama dengan maksud yang dikandungnya.

1.6.2.3 Tindak Tutur Langsung Tidak Literal

Tindak tutur langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan, tetapi kata-kata yang menyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan maksud penuturnya Wijana 1996 : 35. Misalnya: