ditanyakan itu di awal kalimat Ramlan, 2005: 29. Seperti yang telah diutarakan oleh Ramlan dalam teorinya, partikel kah dapat
ditambahkan  pada  bagian  kelimat  yang  ditanyakan.  Kalimat  41  dan  42 mempertanyaka  kemampuan  atau  kesanggupan  41  dan  keberadaan  atau
kehadiran sahabat. Kalimat 41 pun menunjukkan bahwa yang ditanyakan berada diawal  kalimat  kalimat.  Kalimat  42  menempatkan  kalimat  tanya  di  awal  induk
kalimat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III JENIS-JENIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN UNTUK
MEMOTIVASI PADA ACARA “HITAM PUTIH” DI STASIUN TELEVISI TRANS 7
3.1 Pengantar
Wijana  1996:  33  menjelaskan  bila  tindak  tutur  langsung  dan  tidak langsung  disinggungkan  diinterseksikan  dengan  tindak  tutur  literal  dan  tindak
tutur  tidak  literal,  akan  didapatkan  tindak  tutur-tindak  tutur:  a  tindak  tutur langsung  literal;  b  tindak  tutur  tidak  langsung  literal;  c  tindak  tutur  langsung
tidak literal; dan d tindak tutur tidak langsung tidak literal. Maksud  memotivasi  pada  acara  “Hitam  Putih”  di  Trans7  dapat
diwujudkan lewat tiga jenis tindak tutur, yaitu tindak tutur a langsung literal, b tidak langsung literal, c langsung tidak literal, dan d tidak langsung tidak literal.
Di bawah ini adalah contoh-contoh dan penjelasannya.
3.2 Tindak Tutur Langsung Literal
Maksud  memotivasi  pada  acara  “Hitam  Putih”  Trans  7  yang  dapat dimasukkan dalam jenis tindak tutur langsung literal adalah sebagai berikut:
43 Kembalikan Indonesia cinta damai Selasa, 8 Juli 2014 44 Nikmati, Batasi, Imbangi Jumat, 18 Juli 2014
45 Kedekatan  itu  tidak  akan  berlangsung  selamanya.  Selama  itu  ada,
gunakan sebaik-baiknya Jumat, 15 Agustus 2014 46 Jangan  takut  ketika  anak  tidak  mendengarkan  anda, tapi  takutlah  ketika
anak sudah bisa mulai mencontoh anda Rabu, 23 Juli 2014 47 Jangan mengutuk kekurangan kita, tapi carilah kelebihan kita Jumat, 25
Juli 2014 48 Tidak usah takut untuk melakukan kebenaran Selasa, 1 Juli 2014
Tuturan 43, Kembalikan Indonesia cinta damai ,dituturkan oleh Deddy Corbuzier, yang mewakili acara “Hitam Putih”, kepada penonton dengan konteks
pada  saat  gejolak  politik  Pilpres  2014  sedang  memanas.  Hal  ini  terjadi  karena untuk  pertama  kalinya  dalam  sejarah  Indonesia  calon  presiden  yang  akan  dipilih
hanya ada dua. Hal ini menimbulkan gejolak yang luar biasa di dalam masyarakat. Masyarakat  Indonesia  kala  itu,  dapat  dikatakan,  pecah  menjadi  dua  dan  tidak
sedikit  yang  menjadi  fanatik.  Tidak  hanya  dalam  sekala  besar,  perpecahan  ini terjadi juga dalam hidup rumah tangga antara anak dan orang tua.
Pada  tuturan  43 terdapat  kata  kembalikan  yang  berasal  dari  kata  dasar kembali dan memperoleh sufiks -kan. Dalam KBBI kata kembali
berarti ‘balik ke tempat
atau ke keadaan semula’. Lalu kata kembali mendapat sufiks -kan menjadi kembalikan
yang kemudian dapat diartikan sebagai ‘permintaan atau permohonan untuk  mengembalikan’.  Dengan  demikian,  kata  kembalikan  pada  tuturan  43
memiliki  maksud  menyuruh.  Tuturan  menyuruh  ini  berupa  permintaan  untuk mengembalikan indonesia kepada cinta damai. Maka, terbukti bahwa tuturan 43
adalah tindak tutur langsung. Keliteralan  tuturan  43  dapat  kita  simak  dari  konteksnya,  yakni
dituturkan pada saat gejolak Pilpres sedang berlangsung. Keadaan menjadi gaduh dan tidak tenang. Gejolak  ini  juga  membuat kehidupan rakyat Indonesia  menjadi
tidak  damai.  Dari  konteks  tersebut  maka  tuturan  43  dikemukakan  dengan menggunakan maksud    sebenarnya akan keinginan, permohonan, permintaan dan
suruhan  agar  Indonesia  kembali  dalam  situasi  yang  mencintai  damai.  Dengan demikian terbukti bahwa tuturan 43 adalah literal.
Tuturan  44  yang  berbunyi  Nikmati,  Batasi,  Imbangi  termasuk  dalam tindak  tutur  langsung  literal  karena  alasan  berikut. Pertama,  tuturan  disampaikan
oleh  Deddy  Corbuzier  selaku  host  dan  yang  memimpin  acara  “Hitam  Putih”, kemudian  letak  kelangsungan  pada  tuturan  tersebut  terletak  pada  kata  Nikmat,
Batas, dan Imbang yang mendapat sufiks -i yang kemudian mengubah makna kata menjadi kalimat perintah atau suruh.
Nikmat dalam KBBI diartikan sebagai ‘enak; lezat’. Selain itu kata batas
KBBI  mengartikannya  sebagai  ‘garis  sisi  yang  menjadi  perhinggaan  suatu bidang ruang; daerah, dsb’. Adapun imbang yang oleh KBBI diartikan sebagai
‘setimbang;  sebanding;  sama  berat,  derajat,  ukuran  dsb’.  Kata-kata  tersebut kemudian  mendapat  sufiks  -i  yang  mengubah  arti  dasarnya  menjadi  sebuah
perintah.  Nikmat  menjadi  Nikmati yang  berarti  ‘mengenakkan’.  Batas  menjadi