Tabel 2.4 Proporsi Tingkat Kesukaran
Kategori Tingkat Kesukaran Proporsi
Mudah 30
Sedang 50
Sulit 20
Sumber: Sulistyorini 2009: 174 Tabel 2.4 tentang proporsi tingkat kesukaran tersebut bahwa tingkat
kesukaran dapat dikatakan baik jika memiliki proporsi tingkat kesukaran dengan kategori mudah sebesar 30, kategori sedang
sebesar 50, dan kategori sulit sebesar 20. c.
Rumus Tingkat Kesukaran Istilah dalam evaluasi, tingkat kesukaran diberi simbol P p besar,
singkatan dari proporsi. Arikunto 2012: 223 menyatakan bahwa rumus mencari P adalah:
Keterangan : P = tingkat kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
8. Daya Beda
a. Definisi Daya Beda
Daya beda adalah kemampuan butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi dan siswa yang belum
menguasai materi yang diujikan Kusaeri dan Suprananto, 2012: 175. Daya Beda adalah analisis yang mengkaji instrumen penilaian dengan
tujuan untuk mengetahui kesanggupan instrumen penilaian dalam membedakan siswa yang tergolong berprestasi dengan siswa yang
tergolong lemah prestasinya Sudjana, 2012: 141. Daya beda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta
didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu Arifin,
2009: 273. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa daya
beda merupakan suatu pengukuran yang mengkaji suatu instrumen penilaian dimana suatu soal dapat membedakan antara siswa yang
memahami materi dengan siswa yang belum memahami materi. b.
Kriteria Daya Beda Daya beda berarti semakin tinggi daya beda berarti semakin
tinggi kemampuan soal membedakan siswa yang telah memahami materi dengan siswa yang belum memahami materi dan daya beda
berkisar antara – 1,00 sampai dengan + 1,00 Kusaeri dan Suprananto,
2012: 176. Kriteria daya beda berdasarkan pendapat Arikunto 2012: 232 seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.5 Kriteria Daya Beda
No. Kriteria Daya Beda Makna
1 0,00
– 0,20 Jelek
2 0,21
– 0,40 Cukup
3 0,41
– 0,70 Baik
4 0,71
– 1,00 Baik sekali
Sumber: Arikunto 2012: 232 Tabel 2.5 merupakan kriteria daya beda terdiri dari 0,00
– 0,20 yang bermakna jelek, 0,21
– 0,40 bermakna cukup, 0,41 – 0,70
bermakna baik, dan 0, 71 – 1,00 bermakna baik sekali. Ebel dalam
Arifin, 2009: 274 menyatakan bahwa daya beda berkisar antara 0 –
0,19 dikatakan buruk, 0,20 – 0,29 dikatakan cukup, 0,30 – 0,39
dikatakan baik, dan 0,40 ke atas dikatakan sangat baik. c.
Rumus Daya Beda Arifin 2009: 273 menyatakan bahwa daya beda dapat digunakan
rumus sebagai berikut.
Keterangan: DP
= daya pembeda soal. WL
= jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah. WH
= jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas. n
= 27 x N
9. Efektivitas Pengecoh