d. Praktikabilitas
Instrumen penilaian dikatakan praktis jika mudah dilaksanakan, mudah dalam pemeriksaan dan memiliki petunjuk yang jelas.
e. Ekonomis
Instrumen penilaian dikatakan ekonomis jika dalam pelaksanaan tidak membutuhkan biaya yang banyak, tenaga yang banyak, dan
waktu yang lama.
4. Analisis Butir Soal
Kusaeri dan Suprananto 2012: 173 menyatakan bahwa analisis butir soal merupakan penelitian, pengkajian, dan penyelidikan butir soal
melalui informasi dari jawaban peserta tes guna untuk meningkatkan mutu butir soal. Analisis butir soal dapat dilakukan dengan cara
menganalisis tingkat kesukaran, menganalisis efektifitas pengecoh, menganalisis validitas, dan menganalisis reliabilitas Azwar, 2015: 134.
Sudjana 2012: 149 menyatakan bahwa analisis butir soal juga bisa menggunakan analisis daya beda.
Berdasarkan definisi di atas, analisis butir soal merupakan penelitian, pengakajian, dan penyelidikan yang menganalisis validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan efektifitas pengecoh. Analisis butir soal pada umumnya ada dua cara, yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif mengkaji soal dalam hal kelayakan pengetahuan berdasarkan prinsip-prinsip pengukuran dan
format penulisan soal Surapranata, 2009: 2. Kusaeri dan Suprananto 2012: 173 menjelaskan bahwa analisis kuantitatif melakukan penelaahan
butir soal yang didasarkan pada data empirik dan data empirik diperoleh dari soal yang telah diujikan.
5. Validitas
a. Definisi Validitas
Sudijono 2011: 163 mengemukakan bahwa validitas merupakan salah satu ciri yang menandai tes hasil belajar yang baik.
Sukardi 2009: 29 menyatakan bahwa validitas adalah derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur.
Sugiyono 2014: 172 mengemukakan bahwa validitas itu merupakan instrumen tertentu yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Arikunto 2012: 80 menyatakan bahwa validitas merupakan sebuah tes yang dikatakan valid jika tes tersebut mengukur
apa yang hendak diukur. Validitas adalah sebuah tes yang dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu Arifin, 2009: 247. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas
merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas juga merupakan suatu tes hasil
belajar yang baik karena dapat memberikan informasi yang sesuai. b.
Macam-macam Validitas Validitas dibagi menjadi dua macam, yaitu validitas permukaan,
validitas logis, dan validitas empiris.
1 Validitas Permukaan
Validitas permukaan melihat dari sisi muka atau tampang dari instrumen yang secara sepintas suatu tes telah dianggap baik atau
belum dalam mengungkap fenomena yang akan diukur Arifin. 2009: 248. Tes yang secara sepintas dianggap baik maka tes
tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitas permukaan.
2 Validitas Logis
Validitas logis menunjuk pada kondisi bagi instrumen yang memenuhi yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil
penalaran Arikunto, 2012: 80. Validitas isi ada dua macam, validitas isi dan validitas konstruk Widoyoko, 2015: 145.
a Validitas Isi
Azwar 2015: 175 menjelaskan bahwa validitas isi menunjukkan sejauhmana butir-butir dalam tes mencakup
keseluruhan isi yang tetap relevan dan tidak keluar dari tujuan pengukuran. Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi Sugiyono, 2014: 182. Surapranata 2009: 51 menjelaskan bahwa
validitas isi juga disebut validitas kurikulum yang berarti suatu alat ukur dianggap valid apabila sesuai dengan isi kurikulum
yang hendak diukur. Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala menggambarkan ranah konsep yang
sedang diteliti Sarwono, 2006: 100.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa validitas isi merupakan kesesuaian antara
isi instrumen atau isi kurikulum dengan materi. Validitas isi mengukur tujuan tertentu yang telah ditetapkan yang sesuai
atau relevan dengan materi atau isi. Validitas isi bisa dilakukan dengan cara melihat kesesuaian antara standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator dengan butir soal dalam tes. b
Validitas Konstrak Validitas konstrak berhubungan dengan pertanyaan sampai
mana suatu tes dapat mengukur fungsi psikologis yang akan diukur Arifin, 2009: 257. Arikunto 2012: 82 menjelaskan
bahwa tes dikatakan memiliki validitas konstrak apabila butir soal yang digunakan dapat mengukur setiap aspek berpikir.
Azwar 2015: 175 menyebutkan bahwa validitas konstrak merupakan validitas yang menunjukkan sejauh mana suatu tes
mengukut konstrak teoritik yang hendak diukur. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa validitas konstrak merupakan validitas yang mengukur sampai mana suatu tes dapat mengukur fungsi psikologis,
aspek berpikir, dan konstrak teoritik yang hendak diukur. 3
Validitas Empiris Arifin 2009: 249 mengemukakan bahwa validitas empiris
mencari hubungan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang sesuai dengan apa yang hendak diukur. Sebuah instrumen
dapat dikatakan memiliki validitas empiris jika sudah diuji dari pengalaman Arikunto, 2012:81. Validitas empiris ada dua
macam yaitu validitas konkuren, dan validitas prediktif Sulistyorini, 2009: 166. Widoyoko 2015: 150 menjelaskan
bahwa validitas konkuren merupakan validitas yang hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada atau berhubungan dengan
kriteria yang sudah ada. Validitas prediktif merupakan validitas yang memiliki kemampuan memprediksikan apa yang akan terjadi
di masa yang akan datang Surapranata, 2009: 54. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi yang
termasuk dalam validitas logis. c.
Kriteria Validitas Kriteria validitas harus memiliki skor lebih dari 0,30, jika
kurang dari 0,30 bisa dikatakan tidak valid Sugiyono, 2014: 178. Azwar 2015: 176 menyatakan bahwa dalam kriteria validitas
terdapat hubungan skor hasil tes dengan skor dari kriteria yang bisa disebut analisis korelasional. Berikut ini merupakan tabel mengenai
kriteria validitas berdasarkan pendapat Surapranata 2004: 59. Tabel 2.1 Koefisien Korelasi
No. Koefisien Korelasi Makna
1 0,00
– 0,20 Sangat rendah
2 0,20
– 0,40 Rendah
3 0,40
– 0,60 Cukup
4 0,60
– 0,80 Tinggi
5 0,80
– 1,00 Sangat tinggi
Sumber: Surapranata 2004: 59
Berdasarkan tabel 2.1 dapat diketahui bahwa koefisien korelasi dibagi ke dalam lima bagian yaitu koefisien korelasi 0,00
– 0,20 yang bermakna sangat rendah, 0,20
– 0,40 yang bermakna rendah, 0,40 – 0,60 yang bermakna cukup, 0,60
– 0,80 yang bermakna tinggi, dan 0,80
– 1,00 yang bermakna sangat tinggi. d.
Rumus Validitas Pengujian validitas menggunakan teknik korelasi product moment dari
Pearson. Validitas soal diukur dengan menggunakan rumus validitas sebagai berikut Masidjo, 2008: 247.
Keterangan:
r
xy
: koefisien korelasi ∑x
: jumlah skor dalam x skor item per butir ∑y
: jumlah skor dalam y skor item total ∑xy
: jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan ∑x
2
: jumlah skor yang dikuadratkan dalam x ∑y
2
: jumlah skor yang dikuadratkan dalam y N
: jumlah responden
6. Reliabilitas