Analisis Hasil Subjective Assesment

menggunakan metode questionnair yang disebarkan kepada 20 orang responden. Hasil yang diperoleh diinterpretasikan sebagai penerimaan konsumen terhadap sifat fisis formula uji dengan rumus: 100 × = responden total ya meyatakan yang konsumen jumlah konsumen peneriman persen ………7

E. Analisis Hasil

Data sifat fisis dan stabilitas yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode desain faktorial. Dibuat profil sifat fisis viskositas dan daya sebar dan stabilitas pergeseran viskositas krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau berdasarkan persamaan desain faktorial Bolton, 1997. Dengan menggunakan perhitungan metode desain faktorial, dapat dihitung besarnya efekpengaruh minyak wijen, asam stearat dan interaksi keduanya terhadap sifat fisis dan stabilitas krim sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau. Dari persamaan regresi desain faktorial dapat dibuat countour plot yang selanjutnya dapat ditentukan area optimal dari masing-masing respon, sesuai dengan sifat fisis yang kita inginkan. Masing-masing area optimal kemudian digabung menjadi superimposed contour plot . Area optimal formula dapat ditentukan berdasarkan superimposed contour plot. Tingkat signifikansi perbedaan pengaruh kedua faktor dan interaksinya dianalisis secara statistik menggunakan analisis Yate’s treatment Ostle, 1956. Pada uji statistik digunakan hipotesis alternatif H1 yaitu terdapat regresi antara faktor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI asam stearat, minyak wijen, dan interaksi keduanya dengan respon. H0 merupakan negasi H1, yaitu tidak ada regresi. Nilai F yang didapatkan F hitung menggunakan analisis Yate’s treatment dibandingkan dengan nilai F tabel . H1 diterima apabila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel . Taraf kepercayaan yang digunakan untuk uji statistik adalah 95 . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Ekstrak kering polifenol Teh Hijau

Pembuatan ekstrak kering polifenol teh hijau dilakukan menurut Nagayama et al. 2002 dengan sedikit modifikasi berdasarkan orientasi penelitian, yaitu pada jumlah cairan pengekstraksi. Proses pembuatan ekstrak kering polifenol meliputi dua tahap, yaitu ekstraksi dan fraksinasi. Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi sedangkan proses fraksinasi menggunakan metode corong pisah. Modifikasi jumlah cairan pengekstraksi bertujuan untuk menyempurnakan proses pemisahan antara dua fase yang tidak bercampur pada proses fraksinasi. Teh hijau yang diperoleh sebagai bahan baku berbentuk serbuk kasar, kering, berwarna hijau, memiliki bau yang khas, dan rasanya pahit. Sebelum dilakukan maserasi, dilakukan standarisasi bahan baku yaitu dengan penetuan nilai dan keseragaman ukuran partikel serta penetapan kadar air serbuk. Untuk memaksimalkan pembasahan serbuk pada proses maserasi, ukuran partikel serbuk teh diperkecil. Cara memperkecil ukuran partikel teh hijau dengan penggerusan menggunakan mortir dan stamper. Tidak dilakukan penggerusan mengunakan alat penyerbuk simplisia karena hasil serbuk yang diperoleh dapat memiliki ukuran partikel yang sangat halus. Dengan ukuran sangat halus, partikel- pertikel teh hijau akan mengendap dan membentuk lapisan pada dasar alat maserasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI