12
Dari berbagai dokumen dan pertemuan internasional terlihat, bahwa kebutuhan terhadap perlunya perlindungan hukum bagi anak dapat
mencakup berbagai bidangaspek, antara lain: 1
Perlindungan terhadap hak-hak asasi dan kebebasan anak, 2
Perlindungan anak dalam proses peradilan, 3
Perlindungan kesejahteraan anak dalam lingkungan keluarga, pendidikan dan lingkungan sosial,
4 Perlindungan anak dalam masalah penahanan dan perampasan
kemerdekaan, 5
Perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi perbudakan, perdagangan anak, pelacuran, pornografi, perdagangan atau
penyalahgunaan obat-obatan, memperalat anak dalam melakukan kejahatan dan sebagainya,
6 Perlindungan terhadap anak-anak jalanan,
7 Perlindungan anak dari akibat-akibat peperangankonflik bersenjata,
8 Perlindungan anak terhadap tindakan kekerasan. Jadi masalah
perlindungan hukum bagi anak tidak hanya perlindungan hukum dalam proses peradilan, tetapi mencakup spektrum yang sangat luas.
27
b. Teori Monisme dan Teori Dualisme
Tidak ada satu cara pemahaman yang sebaik-baiknya atas pokok- pokok hukum internasional yang melebihi pemahaman yang jelas
27
Lukman Hakim Nainggolan, Op.cit, h.82-83.
13
mengenai hubungannya dengan hukum nasional.
28
Dalam membahas hubungan antara hukum internasional dan hukum nasional tidak lepas dari
dua teori yakni teori monisme dan dualisme. Menurut teori monisme, hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua aspek hukum
yang sama dari satu sistem hukum umumnya; menurut teori dualisme, hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem hukum
yang sama sekali berbeda, hukum internasional mempunyai suatu karakter secara instrinsik dari hukum nasional.
29
Terdapat beberapa alasan yang diajukan oleh penganut dua aliran yang berbeda ini, yakni mendasarkan pada alasan formal maupun
berdasarkan pada alasan kenyataan.
30
Di antara alasan-alasan yang terpenting dikemukakan hal sebagai berikut
31
: 1
Kedua perangkat hukum tersebut yakni hukum nasional dan hukum internasional mempunyai sumber hukum yang berlainan, hukum
nasional bersumber pada kemauan negara, sedangkan hukum internasional bersumber pada kemauan bersama masyarakat negara;
2 Kedua perangkat hukum itu berlainan subjek hukumnya. Subjek
hukum dari hukum nasional ialah orang perorangan baik dalam apa yang dinamakan hukum perdata maupun hukum publik, sedangkan
subjek hukum dari hukum internasional ialah negara;
28
J.G.Starke, 2010, Pengantar Hukum Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, h.95.
29
Ibid, h.96.
30
Mochtar Kusumaatmadja, 2010, Pengantar Hukum Internasional, Alumni, Bandung, h. 57.
31
Ibid.
14
3 Sebagai tata hukum, hukum nasional dan hukum internasional
menampakkan pula perbedaan dalam strukturnya. Lembaga yang diperlukan untuk melaksanakan hukum dalam kenyataannya seperti
mahkamah dan organ eksekutif hanya ada dalam bentuk yang sempurna dalam lingkungan hukum nasional. Alasan lain yang
dikemukakan sebagai argumentasi yang didasarkan atas kenyataan ialah bahwa daya laku atau keabsahan kaidah hukum nasional tidak
terpengaruh oleh kenyataan bahwa kaidah hukum nasional itu bertentangan dengan hukum internasional. Dengan perkataan lain
dalam kenyataan ketentuan hukum nasional tetap berlaku secara efektif
sekalipun bertentangan
dengan ketentuan
hukum internasional.
Kedua teori ini nantinya akan digunakan dalam memecahkan rumusan masalah kedua. Teori ini akan sangat berguna ketika digunakan
dalam melihat harmonisasi antara hukum nasional negara Indonesia dengan hukum internasional yang masih berlaku saat ini.
1.7 Metode Penelitian a. Jenis Penelitian