Landasan Teoritis a. PENDAHULUAN

10 5. Bagi kejaksaan dalam menyusun dakwaan serta melakukan penuntutan terkait kasus pelanggaran pornografi anak di dunia maya.

1.6 Landasan Teoritis a.

Prinsip Perlindungan Anak Perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak fundamental rights and freedoms of children serta berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak. 23 Tetapi dalam hal ini masalah perlindungan hukum bagi anak tidak hanya mencakup perlindungan hukum dalam proses peradilan, melainkan mencakup segala hal atas kebebasan si anak untuk memperoleh perlakuan yang layak seperti warga negara lainnya. 24 Makin meningkatnya suasana kekerasan dan ketidaktentraman dalam lingkungan kehidupan sehari-hari di dalam suatu kotawilayah akan menempatkan anak-anak dalam risiko yang sangat gawat dimana dia tidak lagi merasa aman bermain bersama anak-anak lainnya. 25 Perasaan tidak aman tersebut merupakan salah satu gejala bahwa hak anak atas rasa aman telah dilanggar. Lahirnya berbagai dokumen atau instrumen internasional berupa pernyataan deklarasi, konvensi, resolusi, dan pedoman guidelines dapat kiranya dimaknai sebagai upaya perlindungan hukum di tingkat 23 Lukman Hakim Nainggolan, 2005, Masalah Perlindungan Hukum Terhadap Anak, Jurnal Equality Volume 10 No 2, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, h.82. http:repository.usu.ac.idbitstream123456789152301equ-agu2005-4.pdf 24 Ibid. 25 Ibid. 11 internasional. Selain itu, keberadaan sejumlah instrumen tersebut jelas merupakan refleksi dari kesadaran dan keprihatinan masyarakat internasional akan perlunya perlindungan terhadap keadaan buruk atau menyedihkan yang menimpa anak-anak di seluruh dunia. Beberapa deklarasi internasional pernah diadakan guna memaksimalkan dan merealisasi perlindungan hukum terhadap anak tersebut. Seperti halnya Declaration on The Right of The Childs Tahun 1958, dimana deklarasi tersebut melahirkan prinsip-prinsip dasar basic principles perlindungan anak yakni: 1. Prinsip non-diskriminasi Non-Discrimination, 2. Prinsip kepentingan terbaik untuk anak the best interest of the child, 3. Prinsip hak-hak anak untuk hidup, bertahan hidup dan pengembangan the right to life, survival, and development, 4. Prinsip menghormati pandangan anak respect to the views of the child. Prinsip-prinsip dasar dari Deklarasi Hak anak tersebut, saat ini telah menjadi pedoman guidelines atau asas pokok bagi konvensi- konvensi internasional berukutnya, aturan perundang-undangan, ataupun kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh suatu negara berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap anak di wilayahnya masing-masing. 26 26 Tini Rusmini Gorda, 2014, Formulasi Baru Perlindungan Hukum Bagi Anak Korban Pedofilia, Perwira Media Nusantara, Surabaya, h. 1-4. 12 Dari berbagai dokumen dan pertemuan internasional terlihat, bahwa kebutuhan terhadap perlunya perlindungan hukum bagi anak dapat mencakup berbagai bidangaspek, antara lain: 1 Perlindungan terhadap hak-hak asasi dan kebebasan anak, 2 Perlindungan anak dalam proses peradilan, 3 Perlindungan kesejahteraan anak dalam lingkungan keluarga, pendidikan dan lingkungan sosial, 4 Perlindungan anak dalam masalah penahanan dan perampasan kemerdekaan, 5 Perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi perbudakan, perdagangan anak, pelacuran, pornografi, perdagangan atau penyalahgunaan obat-obatan, memperalat anak dalam melakukan kejahatan dan sebagainya, 6 Perlindungan terhadap anak-anak jalanan, 7 Perlindungan anak dari akibat-akibat peperangankonflik bersenjata, 8 Perlindungan anak terhadap tindakan kekerasan. Jadi masalah perlindungan hukum bagi anak tidak hanya perlindungan hukum dalam proses peradilan, tetapi mencakup spektrum yang sangat luas. 27

b. Teori Monisme dan Teori Dualisme