11
Pengertian Gresik, yang berarti:
Salah satu kota di propinsi Jawa timur .
Jadi kesimpulannya Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu di Gresik adalah kawasan yang mengelola dan memberikan
layanan jasa distribusi Peti Kemas yang berada pada kebupaten Gresik Dengan kata lain suatu suatu kawasan di daratan yang melayani
pengelolaan peti kemas,dan dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang serta prasarana dan sarana angkutan
barang dengan cara pengemasan khusus dan berfungsi sebagai pelabuhan umum, serta tempat untuk menyelenggarakan pelayanan
jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi lainnya, ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan
jasa kepelabuhan sesuai dengan tingkat kebutuhan.
2.1.2 Studi Literatur
Pengaturan muatan dalam palka-palka kapal diatur didistribusikan secara vertikal, lungitudinal, dan tranverasal, sehingga titik berat kapal dengan
muatannya, titik daya apung center of buoyancy, dan titik ‘metacentre’ berada pada bidang tengah kapal mid-shipsection.
Bentuk dan jenis kemasan ditentukan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Sifat Barang, misalnya : gas, cair, padat, butirantepung atau massif; kemudian terhadap kemungkinan pecah , tingkat bahaya, kepekaan
terhadap kelembaban, dan lain-lain; 2. Jenis dan lamanya angkutan; pengertian angkutandi sini termasuk
didalamnya adanya transito perpindahan dan tingkat kemungkinan kerusakan terhadap airhawa laut;
3. Peralatan fasilitas untuk menangani muatan ditinjau dari awal
pengiriman barang sampai kelokasi penerimaan barang; 4. Perbandingan antara tingkat harga barang terhadap nilai kemasan; dan
5. pengaturan yang berhubungan dengan transito, pengawasan, bea cukai, asuransi, dan lain-lain.
12 Sumber :Perencanaan Pelabuhan, Soedjono Kramadibrata,2002
Tabel 2.1 : bagan sistem angkutan antar moda dan penanganan muatan
13
2.1.3 Studi Kasus 2.1.3.1 Objek-1 : Pengelola Jasa PT. Terminal Peti Kemas Surabaya
Profil Bangunan :
Letal : Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya
Tahun Pembangunan : 1992
Luas Lahan : 40 Hektar
Perusahaan yang menaungi : PT. Pelabuhan Indonesia III Persero DP World
Pengelola Jasa Terminal Petikemas Internasional di Surabaya pertama kali beroperasi dalam tahun 1992. Fasilitas ini kemudian
diprivatisasi di bulan April 1999 menjadi PT. Terminal Petikemas Surabaya, dan tak lama kemudian pihak investor asing diundang dan
membeli saham perusahaan. Pada tanggal 1 Mei 2006, PT. Pelabuhan Indonesia III Persero dan Anak Perusahaannya memiliki 51 saham dan
DP World dahulu PO Ports Australia memiliki 49 saham. TPS dalam tahun-tahun pengoperasiannya telah memiliki reputasi
sebagai sebuah Terminal Petikemas yang efisien dan efektif terhadap biaya, yang mampu melayani kebutuhan masyarakat pelayaran dan para
importir dan eksportir di Indonesia Bagian Timur. Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, sudah sejak berabad-abad
menjadi sebuah pintu gerbang utama menuju pulau-pulau seluruh Kepulauan Indonesia. Dengan posisinya yang berada di sebelah timur
pulau Jawa, sebagian besar Perusahaan Pelayaran Domestik telah Gambar 2.1 Main Gate Terminal Pelabuhan Petikemas Surabaya
Sumber: Hasil Pengantar Lapangan, 2009
14 menikmati layanan Pelabuhan yang telah melayani di seluruh Kepulauan
Indonesia. Kapal-kapal dagang internasional memiliki jadwal berlayar mingguan secara tetap ke pelabuhan-pelabuhan utama di Asia Timur dan
berlayar harian ke Pelabuhan Hub di Selat Malaka, dengan koneksi langsung terhadap ke empat sudut dunia.
TPS, dengan fasilitas dermaga sepanjang, 1,450 meter dan Lapangan Penumpukan Petikemas seluas 40 hektar berkapasitas untuk
menangani lebih dari dua juta teus per tahun. Dalam tahun 2004, untuk pertama kalinya TPS mampu menangani lebih dari satu Juta teus dalam
tahun kalender. Setiap fungsi operasional dan bisnis difasilitasi dengan komputer.
Sistem Operasional Terminal, yaitu TOPS, dipasok oleh Realtime Business Solutions dari Sydney, Australia. TPS, lewat e-TPS, memberikan
layanan kepada para kliennya, yaitu berupa sistem pengontrolan dan perencanaan penanganan petikemas.
TPS memperoleh sertifikat-sertifikat antara lain : ISO 9001 Standar Mutu, ISO 14001 Standar Lingkungan, OHSAS 18000
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, yang menunjukkan komitmen Perusahaan terhadap efisiensi dan produktifitas, menciptakan
tempat kerja yang aman bagi seluruh pegawai dan tamu ke Terminal, serta meminimalkan dampak-dampak dari pengoperasian Terminal yang
mungkin terjadi terhadap lingkungan sekitarnya. Akhir tahun 2003, TPS adalah fasilitas Terminal Petikemas yang
pertama di Indonesia yang dinyatakan telah memenuhi syarat-syarat ISPS Code Keamanan Pelabuhan dan Kapal Internasional, dan saat ini sedang
mempersiapkan perolehan sertifikat ISO 28000 Standar Keamanan. Di bulan Mei 2008, TPS telah menjadi satu-satunya Terminal
Petikemas di Indonesia dan di dunia, yang telah memperoleh sertifikast C- TPAT Bea Cukai – Partner Dagang Terhadap Terorisme. Alhasil,
petikemas yang diekspor ke Amerika Serikat tidak perlu lagi menjalani pemeriksaan Bea Cukai.
15 Produktifitas terminal dipantau secara terus-menerus. Dalam lima
tahun terakhir ini, tingkat penanganan kapal petikemas telah meningkat dua kali lipat, dan waktu balik truk TRT telah menurun sampai 50.
Fasilitas :
fasilitas-fasilitas yang tersedia pada Terminal Peti Kemas Surabaya ini terdiri dari :
Lapangan Penumpukan Internasional
- Luas 29
hektar -
Kapasitas 21,989
hektar
Lapangan Penumpukan Domestik
- Luas 9
hektar - Kapasitas
5,650 hektar
Area Behandle Pemeriksaan Bea Cukai
784 teus
Penumpukan Petikemas Reefer
- Ekspor 350
teus - Impor
350 teus
- Reefer Plug 305
teus
CFS Pergudangan
- Luas 10.000
meter
2
- Barang Berbahaya 6.500
meter
2
- Area Berpendingin ”Cold Storage”
5.000 meter
2
Jalur Kereta Api 2 jalur 420
meter Gambar 2.2 Lapangan Penumpukan Internasional
Sumber : http:www.TPS.com
16
Peralatan
- Quay Gantry Cranes 11
unit - Man Cages 20’
2 unit
- Man Cages 40’ 9
unit - Rubber Tyred Gantry
Cranes 27 unit
- Sky Stackers 3
unit - Reach Stackers
2 unit
- Diesel Forklifts 5
unit - Electric Forklifts
12 unit
- Side Loaders 1
unit - Head Trucks
58 unit
- Chassis 110
unit - Double Drop Deck 40’ 3
unit - Dolly Systems
47 unit
Lokasi Bangunan :
Lokasi TPS sangatlah strategis, karena secara langsung berhubungan dengan jalan Raya Tol Surabaya dan jalur Kereta Api.
Karena lokasi inilah, TPS disebut sebagai “Pintu Gerbang ke Kawasan Indonesia Bagian Timur”. Secara geografis, TPS berlokasi di bagian barat
Pelabuhan Tanjung Perak dengan koordinat 7º12’S, 112º40E, di bagian ujung alur pelayaran di antara pulau Jawa dan pulau Madura sepanjang 25
mil. Kelebaran minimum alur adalah 80 meter, kedalaman minimum pada Gambar 2.3 Lokasi Terminal Peti Kemas Surabaya
Sumber : http:www.TPS.com
17 saat air surut adalah 9.5 meter. Alur pelayaran tersebut ditandai dengan
jelas, dan disediakan layanan kepanduan selama 24 jam nonstop.
Tatanan Massa
Dari Terminal Peti Kemas ini terdiri dari 4 Area kawasan Dimana massa bangunan paling depan merupakan massa bangunan sebagai ruang
publik. Lobby, ruang pengelola kantor, ruang penerima tamu, dan ruang serba guna terdapat pada massa bangunan ini. Sedangkan untuk fasilitas
para penghuni panti berada pada bagian samping dan belakang. Bentuk dari setiap massa bangunan pada panti ini hanya berbenuk
geometri paersegi panjang, dimana taman berada di tengah dan bangunan- bangunan lainnya mengelilinginya.
Gambar 2.4 Tatanan Massa Terminal Peti Kemas Surabaya Sumber : http:www.TPS.com
18
Tampilan bangunan dan Detail khusus yang mencirikan bangunan:
Tampilan dari Terminal Peti Kemas Surabaya ini tidak memiliki wajah Entrance yang khusus, dimana tampilan tersebut dapat
memeperlihatkan bahwa fungsi bangunan tersebut merupakan sebuah Kawasan Terminal Perti Kemas. Tampilan dari Main Gate Terminal ini
bergaya De Stijl, dengan menggunakan gaya bangunan berwajah penonjolan pada Struktur, dimana aplikasi baja sangat diekspos dalam
balutan materialnya.
Fasad Bangunan :
Kantor Pengelola
Tampilan Fasad Terminal Peti Kemas Surabaya, Kantor yang terdapat pada kawasan Terminal Peti Kemas Surabaya memiliki nuansa
arsitektur modern, terlihat semenjak lepas dari Main Gate hingga menuju Bangunan Pemeriksaan. Kantor Administrasi ini memang menyajikan
Gambar 2.5 Tampilan Fasad Main Entrance Sumber: Hasil Pengamatan Lapangan,
Gambar 2.6 Fasad kantor Pengelola Terminal Peti Kemas Surabaya.
Sumber: Hasil Pengamatan Lapangan,
19 desain yang unik, dan mungkin tak terbayangkan, karena rancangannya
seperti bangunan modern awal.
2.1.3.2.Objek-2 : Pengelola Jasa PT .Terminal Petikemas Koja, Jakarta
Profil Bangunan :
Letak : Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
Tahun Pembangunan : 1990
Luas Lahan : 30.6 Hektar
Perusahaan yang menaungi : PT. Pelabuhan Indonesia II Persero Pengelola Jasa Terminal Peti Koja, berlokasi di kota Jakarta,
tepatnya pada Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Terminal peti kemas Koja merupakan sebuah Terminal yang diolah oleh Pelindo II tanpa ada
campur tangan investor asing. Gambar 2.7 Fasad kantor Pengelola tampak depan Terminal Petikemas
Koja, Tanjung Priok, Jakarta. Sumber: Http:www.pelindoIIkojacontainerteminal.com
20
Akses Site Masuk:
Site ini terletak di pinggir kota Jakarta, tepatnya didaerah Tanjung Priok di teluk Jakarta daerah pantai, akses menuju site ini dapat dicapai dari semua
wilayah Jakarta. Sarana jalan darat yang meliputi jalan raya, jalan tol dan jalan kereta api dengan jalur pencapaian ke sentra industri, pertanian dan perkebunan
di Jawa Barat secara relatif cukup dapat mendukung kegiatan pelabuhan di kawasan Tanjung Priok.
Fasad Bangunan :
Kantor Pengelola
Tampilan Fasad Kantor Pengelola Terminal Peti Kemas Koja ini memiliki sentuhan yang bernuansakan bangunan modern kontemporer, Kantor
Gambar 2.9 Fasad tampak belakang kantor Pengelola Terminal Petikemas Koja, Tanjung Priok, Jakarta.
Sumber: Http:www.pelindoIIkojacontainerteminal.com Gambar 2.8 Site kantor Pengelola Terminal Petikemas Koja,
Tanjung Priok, Jakarta. Sumber: Http:www.pelindoIIkojacontainerteminal.com
21 yang terdapat pada kawasan Pelabuhan Tanjung Priok ini mencoba
menginterpretasikan sebuah bangunan yang kokoh dan kaku, dari berbagai sisi bangunan hanya mengandalkan permainan bidang struktur yang sangat
ditonjolkan, terlihat dari penekanan garis modul struktur yang diperlihatkan. Sentuhan bangunan berlanjut hingga menuju Bangunan Pemeriksaan. Kantor
Administrasi ini memang menyajikan desain yang unik, dan mungkin tak cukup mencuri perhatian, karena rancangannya seperti menonjol diantara tumpukan
peti kemas yang berada disekelilingnya.
Lighting Bangunan :
Selain bentuk fasad yang cukup menarik, sentuhan finishing lampu menambah nilai dramatisasi menjadi lebih indah, permainan gradasi lampu sorot
yang dipadukan dengan nuansa gradasi empat warna tetra komplementer memanjakan mata setiap orang yang melihatnya. permainan warna menjadikan
bangunan ini tidak sekedar fungsional tetapi lebih dari itu unsur estetika bangunan sangat diperhatikan.
Gambar 2.10 lighting tampak depan kantor Pengelola Terminal Petikemas Koja, Tanjung Priok, Jakarta.
Sumber: Http:www.pelindoIIkojacontainerteminal.com
22
2.1.3.3.Objek-2 : Pengelola Jasa PT .Terminal Petikemas Tanjung Emas Semarang
Profil Bangunan :
Letak : Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta
Tahun Pembangunan : 1990
Luas Lahan : 30.6 Hektar
Perusahaan yang menaungi : PT. Pelabuhan Indonesia III Persero
Terminal Peti Kemas Semarang tidak lepas dari sejarah Pelabuhan Tanjung Emas. Sekitar tahun 1513, terdapat 3 tiga tempat di daerah Jawa
Tengah yang ramai dikunjungi kapal-kapal pedagang, antara lain Losari, Tegal dan Semarang. Namun, sejarah mencatat bahwa Pelabuhan
Semarang adalah yang paling ramai dikunjungi kapal, dilihat dari pendapatan pajak yang melebihi daerah pelabuhan lain di Jawa Tengah.
Pada akhirnya oleh Penguasa Belanda semua pejabat-pejabat penting dan catatan-catatan yang berkaitan dengan perdagangan dipindah ke
Semarang. Keberadaan Pelabuhan Semarang semakin berkembang dengan didirikannya menara suar di Pelabuhan Semarang pada tahun 1874.
Selama hampir seratus tahun hingga kemerdekaan Republik Indonesia, tidak ada perubahan yang berarti pada Pelabuhan Semarang.
Perubahan status hukum institusi Lembaga Kepelabuhanan baru mulai berkembang semenjak berdirinya Negara Republik Indonesia tahun 1945
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan tatanan peraturan yang berlaku. Gambar 2.11 Main Gate Terminal Peti Kemas Tanjung Emas.
Sumber: www.primus.co.id
23 Namun, hingga tahun 1960 Pemerintah Belanda masih memegang peranan
penting dalam manajemen Pelabuhan dan status kepemilikan perusahaan.
Bentuk pengelolaan pelabuhan telah mengalami beberapa kali perubahan, mulai dari Perusahaan Negara PN Pelabuhan tahun 1960,
Badan Pengusahaan Pelabuhan BPP tahun 1969, dan Perum Pelabuhan tahun 1983. Berdasarkan pembagiannya, Pelabuhan Semarang berada di
bawah Perum Pelabuhan III yang berkantor pusat di Surabaya. Pada periode ini, dilaksanakan proyek pembangunan tahap I Pelabuhan
Semarang dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 November 1985 yang kemudian diberi nama Pelabuhan Tanjung Emas.
Bentuk pengelolaan pelabuhan mengalami perubahan terakhir kali pada tahun 1992 dengan pembagian yang masih sama, yaitu PT. Persero
Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV. Awalnya, kegiatan bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung
Emas dilakukan secara konvensional yaitu menjadi satu kesatuan dengan bongkar muat barang umum general cargo yang berada di bawah
kendali Divisi Usaha Terminal Cabang Pelabuhan Tanjung Emas. Setelah selesainya pembangunan tahap II tahun 1997, penanganan
petikemas memasuki tahap pelayanan terminal sendiri yang dikendalikan Divisi Terminal Petikemas Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Divisi
TPK. Sebagai langkah antisipasi terhadap pertumbuhan angkutan
petikemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, yang secara nyata Gambar 2.12: Lapangan Penumpukan Terminal Petikemas Tanjung Emas.
Sumber : www.primus.co.id
24 memerlukan pengelolaan yang lebih professional, manajemen Pelabuhan
III melakukan pemekaran organisasi Pelabuhan III Cabang Tanjung Emas, menjadi 2 bagian yaitu pengelolaan Terminal Petikemas secara
mandiri di bawah tanggung jawab General Manajer Terminal Petikemas Semarang dan pengelolaan pelabuhan di bawah tanggung jawab General
Manajer Pelabuhan Tanjung Emas.
Terminal Petikemas Semarang berdiri berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Pelabuhan Indonesia III Persero Nomor :
KEP.46PP.1.08P.III-2001 tanggal 29 Juni 2001 tentang Pembentukan Terminal Petikemas Semarang. Terhitung sejak tanggal 21 Juli 2001,
Terminal Petikemas Semarang merupakan cabang yang berdiri sendiri terpisah dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, sehingga semua
urusan handling petikemas sepenuhnya dilakukan sendiri oleh manajemen Terminal Petikemas Semarang. Pada tanggal 1 Juli 2009
yang lalu, tepat sewindu Terminal Petikemas Semarang telah berdiri menjadi Terminal Petikemas yang sangat diminati para pelaku ekspor
dan impor, khususnya di daerah Jawa Tengah dan DIY. Gambar 2.13: Dermaga Terminal Petikemas Tanjung Emas.
sumber: http:www.primus.co.id
25
2.1.4 Analisa Hasil Studi kasus