PUSAT PENANGANAN MUATAN PETI KEMAS TERPADU DI GRESIK.

(1)

TUGAS AKHIR

PUSAT PENANGANAN MUATAN

PETI KEMAS TERPADU DI GRESIK

Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ( Strata – 1 )

Diajukan oleh :

DANI DARUSMAN

0651010036

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


(2)

TUGAS AKHIR

PUSAT PENANGANAN MUATAN PETI KEMAS

TERPADU DI GRESIK

Dipersiapkan dan disusun oleh :

DANI DARUSMAN

NPM : 0651010036

Telah dipertahankan didepan tim penguji Pada tanggal : 15 Oktober 2010

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1)

Tanggal :

Dekan

Ir. Naniek Ratni JAR, M, Kes. NIP. 19590729 198603 2 00 1 Pembimbing Utama

Ir. Eva Elviana, MT NPT. 3 6604 94 0032 1

Pembimbing Pendamping

Lily Syahrial, ST, MT NIP. 1955 0908 199103 1001

Penguji

Ir. Sri Suryani Yaprapti Winasih, MT NIP. 19670722 199303 2 001

Ir. Niniek Angraeni, MT. NIP. 19580124 198703 2 00 1

Ir. Ami Afianti, MT NPT. 3 6911 97 0158 1


(3)

PUSAT PENANGANAN MUATAN PETI KEMAS TERPADU di

GRESIK

Dani Darusman 0651010036

ABSTRAKSI

Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu di Gresik adalah sebuah wadah yang mengelola dan memberikan layanan jasa distribusi Peti Kemas yang berada pada kebupaten Gresik, Dengan kata lain suatu suatu kawasan di daratan yang melayani pengelolaan peti kemas,dan dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang serta prasarana dan sarana angkutan barang dengan cara pengemasan khusus dan berfungsi sebagai pelabuhan umum, serta tempat untuk menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi lainnya, ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa kepelabuhan sesuai dengan tingkat kebutuhan.

Metode pembahasan yang digunakan berupa pengumpulan data yang mendukung diperlukannya sebuah Pusan Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu di Gresik ini, yang kemudian dianalisa disertai contoh studi kasus dan literatur sejenis, sehingga pencapaian akhir dapat memberi gambaran yang jelas mengenai obyek yang akan dirancang.

Gagasan awal rancangan dari berdasarkan Pertumbuhan lajur ditribusi Peti Kemas tiap tahun semakin meningkat tajam, Tidak semua pelabuhan di wilayah Pebuhan dimanfaatkan untuk kegiatan kapal-kapal peti kemas. Itu disebabkan kondisi beberapa pelabuhan tidak memungkinkan dapat melakukan handling petikemas, Karena arus petikemas harus didukung dari hinterland sekitarnya, kendati fasilitas pelabuhan sudah disiapkan.

Pengertian operasi Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu meliputi manajemen kedatangan/keberangkatan kapal, bongkar/muat (B/M) barang baik untuk aktivitas tujuan manapun bagi kegiatan transit.

Konsep dasar rancangan dari Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu di Gresik didapat dari sebuah tema rancang yang ingin dihadirkan, yaitu yang berdasarkan analogi didalam proses pertumbuhan (Biomorfik)


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan petunjuk- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Tugas akhir ini. Dimana laporan ini merupakan salah satu bagian untuk menyelesaikan studi perguruan tinggi S1 jururan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan di UPN Veteran Jawa Timur.

Adapun maksud penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan Tugas Akhir pada program studi arsitektur. Proposal usulan judul ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai lingkup proyek yang akan dikerjakan, baik keseluruhanya maupun kedalamannya. Adapun judul yang penyusun usulkan adalah :

”PUSAT PENANGANAN MUATAN PETI KEMAS TERPADU di GRESIK”

Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna ataupun banyak kekurangan,. Untuk itu, saya selalu membuka diri untuk menerima dan menghargai kritikan dan saran demi kesempurnaan proposal ini. Proposal ini diharapkan dapat bermanfaat dan membantu rekan mahasiswa lain, khususnya dalam bidang arsitektur.

Bersama ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung agar proposal ini terselesaikan, namun kesempurnaan adalah milik Tuhan maka jika terdapat kekurangan ataupun kesalahan penyusun mengharapkan saran kritik sehingga dapat membantu penyelesaian yang lebih baik. Dan semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya mahasiswa teknik arsitektur.

Surabaya, 30 September 2010


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Segala puji bagi ALLAH SWT tuhan pencipta alam semesta, yang telah memberikan segala-galanya terhadap saya (karunia, kesehatan, kemampuan, serta segala nikmat, kemudahan,dan banyak sekali anugerah yang telah Di berikan hingga tak bisa dituliskan dalam kata-kata).

2. Nabi Muhammad SAW, rasulku yang selalu memberi inspirasi dalam berkarya.

3. Ibuku (Siti Unsiyah) dan ayahku (Basuki Rachmad, SH) yang telah merawatku sejauh ini, memberi segala kasih sayang luar biasa, membiayai dengan penuh ikhlas, memberi motivasi penuh cinta, serta doa yang tidak berhenti dalam menggapai kesuksesanku.

4. Dr. Ir. Edy Mulyadi, SU. Selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.

5. Ir. Syaifuddin Zuhri, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.

6. Ir. Sri Suryani Y W, MT. selaku Ketua Lab Studio Tugas Akhir.

7. Ir. Eva Elviana, MT. Selaku Dosen Pembimbing Utama, terima kasih banyak atas curahan ilmu, kesabaran, serta bimbingannya.

8. Ir. Lili Syahrial, MT Selaku Dosen Pembimbing Pendamping, terima kasih banyak atas bimbingannya.

9. Ir.Muchlisiniyati Safeyah, MT, Selaku Dosen Wali, terima kasih banyak atas bimbingannya dan dampingannya sebagai dosen wali.

10.Ir. Sri Suryani Y W, MT, Ir. Ami Afianti, MT dan Ir. Niniek Anggriani,MTP Selaku Dosen Penguji. Terima Kasih atas Semua kritik dan sarannya.

11.Seluruh dosen Jurusan Teknik Arsitektur, terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan kepada saya.


(6)

12.Special to Bpk. Ir. M Salatoen.P, MT, Bpk. Ir. Baskoro,MT, Bpk. Ir. Erwin Djuni W, MT.

13. Bpk. Wartaji , Ibu Dyan Agustin , Bpk Heru, Bpk. Pranoto, dan seluruh para dosen yang telah membimbing saya.

14. Sahabat Sejatiku, para ARSITEK HARAPAN BANGSA, MISBAHUL ANAM, DHENIAR HERVAN SAKTI, M. ARDIANSYAH, BAYU WIRA, MAS DIAN PRASETYO, TRI WAHYU LAKSONO, NALINDRA PRIMA, LUSY LARASATI, FEBRIAN HARIONO, HANAFI MUSLIM, SUFI, terima kasih atas bantuan kalian, terima kasih atas ilmu yang kalian bagi terhadapku, terima kasih atas kesabaran yang kalian ajarkan kepadaku, terima kasih atas dukungannya, terima kasih atas kesempatan yang kalian berikan, terima kasih atas segalanya (I LOVE U ALL).

15.Seluruh Teman-Teman Angkatan 2006, terima kasih banyak atas jasa kalian yang telah membantuku dalam mencapai semua ini.

16.Para Alumnus Arsitektur UPN yang sangat membanggakan.

17.Tempatku bekerja, CV. Dira Engineering Consultant, Pak Didiek, Mas Andik, Mas Sugeng, dan temen-temen seperjuangan, terima kasih atas dukungan, ilmu, dan kesabaran kalian dalam membimbingku.

18.FUTURE ARC magazine – INDONESIA DESIGN thank’s telah mempercayaiku untuk menjadi distributor kalian.

19.Bapak Ir.Samuel.A.Budiono,M.arch, yang telah memberi saya kesempatan bekerja dan menggali ilmu.

20.Terima kasih kepada PT.Terminal Peti Kemas Surabaya, yang telah memberi saya kesempatan untuk magang dan survei, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.


(7)

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Maksud dan Tujuan 4

1.3Batasan dan Asumsi 5

1.4Tahapan Perancangan 6

1.5Sistematika laporan 8

BAB 2 TINJAUAN OBYEK RANCANGAN 10

2.1 Tinjauan Umum 10

2.1.1 Pengertian Judul Proyek 10

2.1.2 Studi Literatur 11

2.1.3 Studi Kasus 12

2.1.4 Hasil Studi Kasus 13

2.2 Tinjauan Khusus 31

2.2.1 Lingkup Pelayanan 31

2.2.2 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang 32

2.2.3 Perhitungan Luas Ruang 35

BAB 3 TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN 41

3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi 41

3.2 Penetapan Lokasi 43

3.3 Kondisi Fisik Lokasi 45

3.3.1 Eksisting Site 45

3.3.2 Aksesibilitas 46

3.3.3 Potensi Lingkungan 47

3.3.4 Infrastruktur Kota 48

3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat 50


(8)

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN 52

4.1 Analisa Ruang 52

4.1.1 Organisasi Ruang 53

4.1.2 Hubungan Ruang dan Sirkulasi 54

4.1.3 Diagram Abstrak 54

4. 2 Analisa Site 55

4.2.1 Analisa Aksesibilitas 56

4.2.2 Analisa Iklim 57

4.2.3 Analisa Lingkungan Sekitar 58

4.2.4 Analisa Zoning 59

4.3 Analisa Bentuk dan Tampilan 60

4.3.1 Analisa Bentuk 61

4.3.2 Analisa Tampilan 62

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 63

5.1 Konsep Ruang Luar 64

5.1.1 Pola Tatanan Masa 64

5.1.2 Pola Sirkulasi 65

5.2 Konsep Bangunan 66

5.2.1 Bentuk 66

5.2.2 Tampilan Bangunan 67

5.2.3 Struktur 68

5.2.4. Mekanikal Elektrikal 69

5.3 Konsep Interior 70

5.3.1 Ruang Dalam 70

5.3.2 Suasana 71

5.3.3 Susunan pola ruang 71

BAB 6 APLIKASI PERANCANGAN 73

6.1 Aplikasi Ruang Luar 73

6.1.1 Aplikasi Pola Tatanan Masa 70

6.1.2 Aplikasi Pola Sirkulasi 71


(9)

6.3 Aplikasi Interior 79 PENUTUP... 74 DAFTAR PUSTAKA...75 LAMPIRAN


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan lalu lintas barang yang didistribusikan melalui angkutan laut selama dua tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2006 sebesar kurang lebih 145 juta ton untuk angkutan dalam negeri, walaupun beberapa tahun sebelumnya cenderung menurun. Untuk muatan luar negeri pada angkutan periode yang sama sebesar kurang lebih 443 juta ton, demikian juga perkembangan volume petikemas sekitar 30% lalu-lintas barang untuk perdagangan luar negeri merupakan barang petikemas (Kompas, Minggu 13 Februari 2007). Hal di atas menunjukkan pula kegiatan penanganan di pelabuhan cukup besar atau cukup sibuk sesuai dengan fungsi utama pelabuhan sebagai gerbang utama perekonomian.

Pertumbuhan lajur ditribusi Peti Kemas tiap tahun semakin meningkat tajam, Tidak semua pelabuhan di wilayah Pebuhan dimanfaatkan untuk kegiatan kapal-kapal peti kemas. Itu disebabkan kondisi beberapa pelabuhan tidak memungkinkan dapat melakukan handling petikemas, Karena arus petikemas harus didukung dari hinterland sekitarnya, kendati fasilitas pelabuhan sudah disiapkan.

Jumlah Peti Kemas ditentukan dalam bentuk satuan yang disebut dengan ”Teus”. Arus petikemas di Pelabuhan di Tanjung Perak (Konvensional) mencapai tercapai 206.045 Teus, dan PT.BJTI ( Berlian Jasa Terminal Indonesia ) mencapai 826.048 teus ini mengalami pertumbuhan delapan persen sedangkan PT.TPS ( Terminal Petikemas Surabaya ) mencapai 1.181.384 Teus dan Di TPKS ( Terminal Peti Kemas Semarang ) sebanyak 388.429 Teus.

Tidak semua pelabuhan di wilayah Pebuhan dimanfaatkan untuk kegiatan kapal-kapal petikemas. Itu disebabkan kondisi beberapa pelabuhan tidak memungkinkan dapat melakukan handling petikemas, Karena arus


(11)

Tabel 1.1 Lalu Lintas Barang Melalui Pelabuhan JUMLAH DISTRIBUSI PETI KEMAS

(Teus)* Uraian

2006 2007 2008 2009 Jumlah 7.357.325 7.589.963 8.173.264 8.264.737

Kenaikan rata-rata

Presentase Pertumbuhan

rata-rata

kenaikan 0 232.638 583.301 91.473 302.470 2.56 %

* Satuan Peti Kemas

(Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia (Persero), 2010)

Potensi sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau dengan luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya yang jauh lebih besar lagi yaitu 3.257.483 km². Perairan laut Indonesia belum dimanfaatkan sebagai infrastruktur transportasi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau dengan luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya yang jauh lebih besar lagi yaitu 3.257.483 km². Perairan laut Indonesia belum dimanfaatkan sebagai infrastruktur transportasi secara maksimal, masih banyak angkutan barang jarak jauh termasuk angkutan barang antar pulau yang menggunakan angkutan jalan raya, padahal ditinjau dari sisi ilmu transportasi biaya angkut menggunakan laut merupakan pilihan yang paling murah bila mengangkut barang dalam jumlah dan jarak tertentu dibanding melalui kereta api ataupun jalan raya, dan ini menjadi lebih baik lagi bila menggunakan peti kemas.

Mark Levinson dalam bukunya The Box,2003 mengatakan: the container made shipping cheap, and by doing so changed the shape of world economy (penggunaan peti kemas mengakibatkan pengangkutan murah yang mengakibatkan perubahan ekonomi dunia). Pandangan ini juga harus dimanfaatkan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang dalam peti kemas dalam negeri.


(12)

Keunggulan peti kemas dalam sistem transportasi adalah intermodalitasnya yang sangat baik, karena bisa diangkut melalui jalan, kereta api maupun laut, karena memiliki dimensi yang baku, berat maksimal yang baku pula sehingga overloading seperti yang sering terjadi dijalan raya bisa dihindari, tidak memerlukan gudang karena bisa ditumpuk (sampai 7 lapis peti kemas) di lapangan terbuka, waktu bongkar muat yang singkat. sehingga angkutan barang dengan peti kemas dapat diangkut dengan berbagai moda dalam rangkaian pelayanan dari pintu ke pintu.

Ini pulalah yang mengakibatkan tren angkutan peti kemas domestik sudah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, Tingginya pertumbuhan ini diakibatkan waktu yang lebih cepat serta biaya yang lebih rendah.Seiring dengan perkembangan potensi hinterland dan tuntutan operasional serta perkembangan teknologi angkutan laut yang cenderung melakukan perdagangan dunia dengan menggunakan kontainer serta adanya kebijakan regional/nasional perlu dilakukan Pengembangan Pelabuhan Gresik. Kunci pengembangan Pelabuhan Gresik adalah dengan

Gambar 1.1 Kecepatan dan besaran gerak sarana transportasi (Sumber: Ben C. Gerwick,Jr. Contruction of offshore


(13)

meningkatkan kapasitas alur pelayaran utamanya untuk pelayanan kapal-kapal yang melakukan kegiatan di terminal peti kemas, terminal curah cair dan curah kering, sehingga kedepan Pelabuhan Gresik sebagai Pelabuhan Utama dipersiapkan untuk menjadi hub port. Hal ini tentunya setelah melalui kajian potensi rencana strategi pertumbuhan kota/kawasan dengan lokasi yang strategis didukung kawasan andalan yaitu Surabaya, Mojokerto, Bangkalan, Lamongan, dan Sidoarjo, dengan kawasan, Kawasan Industri Surabaya dan Kawasan Industri Gresik.

1.2.Maksud dan Tujuan Perancangan

Pengangkutan barang di laut merupakan bidang kegiatan yang cukup penting dalam dunia perdagangan di Indonesia. Salah satu masalah utama dalam pengangkutan adalah pekerjaan pengepakan barang. Agar pengangkutan barang di laut dapat berjalan dengan lancar maka diperlukan peti kemas. Peti kemas memberikan beberapa banyak kegunaan antara lain mencegah kerusakan dan kehilangan barang; memperlancar traffic barang keluar dari dalam pelabuhan atau sebaliknya; serta sebagai gudang berjalan sehingga peti kemas dapat ditempatkan dimana saja, yaitu di tempat-tempat yang tidak ada fasilitas lapangan timbun terbuka.

Maksud dan tujuan perancangan ini adalah bagaimanakah pelaksanaan pengangkutan barang menggunakan peti kemas yang dilakukan oleh Perusahaan Pengangkutan, yang meliputi pokok bahasan yaitu prosedur perjanjian pengangkutan, hak dan kewajiban pengirim maupun pengangkut, proses pelaksanaan, dan tanggung jawab pengangkut dalam pengangkutan barang menggunakan peti kemas.

Adapun tujuan perancangan Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu di Gresik ini adalah :

1. Membantu masyarakat memberikan pelayanan dan kebutuhan angkutan Peti Kemas serta memberi kemudahan dalam proses distribusi barang 2. Memberikan tempat bagi para exportir dan importir untuk bersosialisasi


(14)

3. Memberikan kawasan lahan Peti Kemas baru sebagai penunjang kapasitas penanganan muatan Peti Kemas yang lebih baik.

1.3 Batasan dan Asumsi

Untuk menghindari pembahasan yang ada agar tidak melebar sehingga dapat merambat pada masalah-masalah yang tidak perlu di bahas maka perlu adanya batasan-batasan yang melingkupi permasalahan yang ada. Dalam ruang lingkup pembahasan pada Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu ini, dimana lokasi site sudah dilakukan studi kelayakan untuk bangunan terisi karena telah sesuai dengan rencana pengembangan PT.Pelindo III (Persero) Cab.Tanjung Perak serta proyek ini untuk melayani kebutuhan sampai 20 tahun kedepan yang meliputi :

1.3.1. Lingkup Pelayanan

Lingkup pelayanan untuk Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu ini hanya untuk melayani Peti Kemas Angkutan Domestik dan Internasional yang selama ini semakin meningkat baik dari jumlah kapal yang tersedia maupun frekuensi kedatangan dan keberangkatan kapal yang semakin sering. Pelayanan berlaku bagi seluruh pengguna jalur distribusi laut yang akan dikelompokan lagi berdasarkan fasilitas sesuai kebutuhan.

1.3.2. Daya Tampung / Kapasitas

Dalam menentukan kapasitas Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu, faktor pertimbangan yang penting adalah :

1. Jumlah rata-rata peti kemas perhari 2. Jumlah rata-rata kunjungan kapal perhari


(15)

1.3.3. Realisasi Kunjungan Kapal Peti Kemas (container ship)

Jumlah Peti Kemas maksimal pada jangka waktu 1 tahun terdapat 2.000.000 teus, maka dapat di prediksi dengan perhitungan sbb:

Jadi ditentukan kapasitas Terminal Petikemas harus dapat menampung minimal 5.500 teus/ hari (Berdasarkan studi kasus Terminal Peti Kemas Surabaya). Diasumsikan terdapat 60% distribusi Internasional (3300 teus) dan 40% distribusi Domestik (2200 teus). Dengan rasio penumpang naik dan turun 1 : 1.

Jumlah distribusi pertahun = 2.000.000 teus = 5.500 teus/ hari 360 hari 360 hari

Tabel 1.2 Kajian Fungsi dan kegiatan Perencanaan Pelabuhan


(16)

1.4 Tahapan Perancangan

Proyek tugas akhir ini yang berjudul Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu ini memiliki lingkup perancangan. Adapun lingkup perancangan dari proyek ini tercantum dibawah tabel 1.3 berikut:

Langkah-langkah pendekatan yang dipergunakan untuk mengerti permasalahan dalam perencanaan Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Obyek Pembanding

Pendekatan dengan cara menganalisi secara langsung terhadap obyek yang berhubungan langsung, sama / sebanding dengan judul pokok bahasan. Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang berhubungan dengan program ruang, bentuk, aktivitas, serta sistem struktur yang diterapkan guna mendapatkan parameter kelayakan dari obyek yang dianalisis.

2. Studi Literatur

Secara prinsip proses pendekatannya sama, hanya saja dalam studi literatur ini, obyek yang dipakai sebagai studi melalui buku-buku, majalah, tabloid, internet, dan media lainnya yang berhubungan dengan Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu.

3. Interview atau wawancara

Cara untuk memperoleh data dengan cara mengadakan tanya jawab (wawancara) dengan responden, yang kali ini merupakan penghuni, pengelola, serta teknisi yang dianggap berkompeten. Ini dilakukan secara langsung berhadapan dengan para pengelola untuk mendukung dan melengkapi data yang berhubungan dengan laporan perancangan dan perencanaan.

4. Studi Standarisasi

Mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan proyek yang direncanakan untuk melengkapi data masukan dalam proses perencanaan dan perancangan. Adapun yang dibahas adalah, mengenai standarisasi ruang dan bentuk dalam konteks Arsitektural.


(17)

6. Gagasan Ide

7. Penembangan Rancangan

Tahapan skematik yang akan dilalui dalam proses perancangan proyek ini adalah :

1.5 Sistematika Laporan

Untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman yang sama tentang Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu, maka penyajian laporan ini melalui sistemetika pembahasan dapat memberikan secara garis besar gambaran mengenai isi laporan ini sebagai berikut :

BAB 1 :

Pada bab 1 ini berisi pendahuluan, dimana isi dari pendahuluan ini menjabarkan mengenai latar belakang dari pemilihan judul proyek (Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu) tugas akhir, maksud dan tujuan, lingkup perancangan, metode perancangan, dan sistematika laporan.

BAB 2 :

Merupakan pengenalan proyek, menjabarkan tentang tinjauan obyek rancangan yang meliputi tunjauan umum dan tinjauan khusus. Dimana tinjauan umum membahas pengertian judul (Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu), studi proyek sejenis, persyaratan pokok proyek, dan kepemilikan proyek. Sedangkan pada tinjauan khusus membahas mengenai

Gagasan /Ide Proyek

Studi Pustaka Studi Kasus Studi Standarisasi Wawancara

Interpretasi Soal Kompilasi

data

Konsep Rancangan

Makro

Mikro

Alternatif 2

Pengujian Rancangan

Transformasi/Gagasan Ide bentuk 3D Gagasan

Pra Desain


(18)

batasan dan asumsi proyek, lingkup pelayanan, aktivitas dan kebutuhan ruang, perhitungan luas ruang, serta pengelompokan ruang.

BAB 3 :

Pada bab 3 ini merupakan tinjauan lokasi perancangan yang menjabarkan tentang Latar Belakang Pemilihan Lokasi, penetapan Lokasi, dan fisik lokasi yang berisi tentang aksesibilitas, potensi Bangunan Sekitar dan.infrastruktur kota

BAB 4 :

Berisi mengenai analisa perancangan, dimana didalamnya menjabarkan mengenai tema yang diinginkan dalam rancangan. Serta beberapa analisa yang mendukung proses perancangan.

BAB 5 :

Pada bab ini berisi mengenai konsep serta tema perancangan dari Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu di Gresik yang mendasari terciptanya sebuah desain rancangan.

BAB 6:

Bab ini menjelaskan tentang aplikasi rancangan dari Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu di Gresik dengan menggunakan persyaratan-persyaratan yang ada pada bab sebelumnya, untuk kemudian diterapkan pada penyelesaian gambar rancangan tugas akhir.


(19)

BAB II

TINJAUAN OBYEK RANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum Perancangan 2.1.1 Pengertian Judul

Judul dari proyek rancangan ini adalah Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu di Gresik, Dimana dari kata-kata dari Pusat, Penanganan, Muatan, Peti, Kemas, Terpadu di Gresik mengandung arti sebagai berikut :

Pengertian Pusat, yang berarti :

Pokok pangkal atau yang menjadi pumpungan (berbagai urusan, hal, dan sebagainya). (Purwadarminta, 1982)

Pengertian Penanganan, yang berarti :

Sebuah aktifitas yang berperan dalam menyelesaikan permasalahan, Penanganan juga dapat berarti sebagai langkah penyelesaian sebuah kasus. (Purwadarminta, 1982)

Pengertian Muatan, yang berarti :

Muatan (muat) adalah isi,dapat dikategorikan sebagai barang, manusia, sampah, dll. Muatan dapat diartikan sebagai sebuah obyek yang memiliki wujud dan isi. (Purwadarminta, 1982)

Pengertian Peti Kemas , yang berarti :

(Ingggris: ISO container) adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for Standardization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa digunakan diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal petikemas laut.

(Wikipedia, 2008)

Pengertian Terpadu, yang berarti :

Terpadu : Sudah dipadu (disatukan, dilebur menjadi satu), dan sebagainya suatu hal fungsi dan sebagainya.


(20)

Pengertian Gresik, yang berarti: Salah satu kota di propinsi Jawa timur .

Jadi kesimpulannya Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu di Gresik adalah kawasan yang mengelola dan memberikan layanan jasa distribusi Peti Kemas yang berada pada kebupaten Gresik

Dengan kata lain suatu suatu kawasan di daratan yang melayani pengelolaan peti kemas,dan dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan penumpukan dan gudang serta prasarana dan sarana angkutan barang dengan cara pengemasan khusus dan berfungsi sebagai pelabuhan umum, serta tempat untuk menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi lainnya, ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa kepelabuhan sesuai dengan tingkat kebutuhan.

2.1.2 Studi Literatur

Pengaturan muatan dalam palka-palka kapal diatur/ didistribusikan secara vertikal, lungitudinal, dan tranverasal, sehingga titik berat (kapal dengan muatannya), titik daya apung (center of buoyancy), dan titik ‘metacentre’ berada pada bidang tengah kapal (mid-shipsection).

Bentuk dan jenis kemasan ditentukan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Sifat Barang, misalnya : gas, cair, padat, butiran/tepung atau massif; kemudian terhadap kemungkinan pecah , tingkat bahaya, kepekaan terhadap kelembaban, dan lain-lain;

2. Jenis dan lamanya angkutan; pengertian angkutandi sini termasuk didalamnya adanya transito (perpindahan) dan tingkat kemungkinan kerusakan terhadap air/hawa laut;

3. Peralatan (fasilitas) untuk menangani muatan ditinjau dari awal pengiriman barang sampai kelokasi penerimaan barang;

4. Perbandingan antara tingkat harga barang terhadap nilai kemasan; dan 5. pengaturan yang berhubungan dengan transito, pengawasan, bea cukai,


(21)

Sumber :Perencanaan Pelabuhan, Soedjono Kramadibrata,2002 Tabel 2.1 : bagan sistem angkutan antar moda dan penanganan muatan


(22)

2.1.3 Studi Kasus

2.1.3.1 Objek-1 : Pengelola Jasa PT. Terminal Peti Kemas Surabaya

Profil Bangunan :

Letal : Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya Tahun Pembangunan : 1992

Luas Lahan : 40 Hektar

Perusahaan yang menaungi : PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) & DP World

Pengelola Jasa Terminal Petikemas Internasional di Surabaya pertama kali beroperasi dalam tahun 1992. Fasilitas ini kemudian diprivatisasi di bulan April 1999 menjadi PT. Terminal Petikemas Surabaya, dan tak lama kemudian pihak investor asing diundang dan membeli saham perusahaan. Pada tanggal 1 Mei 2006, PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) dan Anak Perusahaannya memiliki 51% saham dan DP World (dahulu P&O Ports Australia) memiliki 49% saham.

TPS dalam tahun-tahun pengoperasiannya telah memiliki reputasi sebagai sebuah Terminal Petikemas yang efisien dan efektif terhadap biaya, yang mampu melayani kebutuhan masyarakat pelayaran dan para importir dan eksportir di Indonesia Bagian Timur.

Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, sudah sejak berabad-abad menjadi sebuah pintu gerbang utama menuju pulau-pulau seluruh Kepulauan Indonesia. Dengan posisinya yang berada di sebelah timur pulau Jawa, sebagian besar Perusahaan Pelayaran Domestik telah

Gambar 2.1 Main Gate Terminal Pelabuhan Petikemas Surabaya (Sumber: Hasil Pengantar Lapangan, 2009)


(23)

menikmati layanan Pelabuhan yang telah melayani di seluruh Kepulauan Indonesia. Kapal-kapal dagang internasional memiliki jadwal berlayar mingguan secara tetap ke pelabuhan-pelabuhan utama di Asia Timur dan berlayar harian ke Pelabuhan Hub di Selat Malaka, dengan koneksi langsung terhadap ke empat sudut dunia.

TPS, dengan fasilitas dermaga sepanjang, 1,450 meter dan Lapangan Penumpukan Petikemas seluas 40 hektar berkapasitas untuk menangani lebih dari dua juta teus per tahun. Dalam tahun 2004, untuk pertama kalinya TPS mampu menangani lebih dari satu Juta teus dalam tahun kalender.

Setiap fungsi operasional dan bisnis difasilitasi dengan komputer. Sistem Operasional Terminal, yaitu TOPS, dipasok oleh Realtime Business Solutions dari Sydney, Australia. TPS, lewat e-TPS, memberikan layanan kepada para kliennya, yaitu berupa sistem pengontrolan dan perencanaan penanganan petikemas.

TPS memperoleh sertifikat-sertifikat antara lain : ISO 9001 (Standar Mutu), ISO 14001 (Standar Lingkungan), OHSAS 18000 (Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja), yang menunjukkan komitmen Perusahaan terhadap efisiensi dan produktifitas, menciptakan tempat kerja yang aman bagi seluruh pegawai dan tamu ke Terminal, serta meminimalkan dampak-dampak dari pengoperasian Terminal yang mungkin terjadi terhadap lingkungan sekitarnya.

Akhir tahun 2003, TPS adalah fasilitas Terminal Petikemas yang pertama di Indonesia yang dinyatakan telah memenuhi syarat-syarat ISPS Code (Keamanan Pelabuhan dan Kapal Internasional), dan saat ini sedang mempersiapkan perolehan sertifikat ISO 28000 (Standar Keamanan).

Di bulan Mei 2008, TPS telah menjadi satu-satunya Terminal Petikemas di Indonesia dan di dunia, yang telah memperoleh sertifikast C-TPAT (Bea Cukai – Partner Dagang Terhadap Terorisme). Alhasil, petikemas yang diekspor ke Amerika Serikat tidak perlu lagi menjalani pemeriksaan Bea Cukai.


(24)

Produktifitas terminal dipantau secara terus-menerus. Dalam lima tahun terakhir ini, tingkat penanganan kapal petikemas telah meningkat dua kali lipat, dan waktu balik truk (TRT) telah menurun sampai 50%.

Fasilitas :

fasilitas-fasilitas yang tersedia pada Terminal Peti Kemas Surabaya ini terdiri dari :

Lapangan Penumpukan Internasional

- Luas 29 hektar

- Kapasitas 21,989 hektar

Lapangan Penumpukan Domestik

- Luas 9 hektar

- Kapasitas 5,650 hektar

Area Behandle (Pemeriksaan

Bea Cukai) 784 teus

Penumpukan Petikemas Reefer

- Ekspor 350 teus

- Impor 350 teus

- Reefer Plug 305 teus

CFS (Pergudangan)

- Luas 10.000 meter2

- Barang Berbahaya 6.500 meter2 - Area Berpendingin

(”Cold Storage”) 5.000 meter

2

Jalur Kereta Api (2 jalur) 420 meter

Gambar 2.2 Lapangan Penumpukan Internasional (Sumber : http//:www.TPS.com)


(25)

Peralatan

- Quay Gantry Cranes 11 unit

- Man Cages 20’ 2 unit

- Man Cages 40’ 9 unit

- Rubber Tyred Gantry

Cranes 27 unit

- Sky Stackers 3 unit

- Reach Stackers 2 unit - Diesel Forklifts 5 unit - Electric Forklifts 12 unit

- Side Loaders 1 unit

- Head Trucks 58 unit

- Chassis 110 unit

- Double Drop Deck 40’ 3 unit - Dolly Systems 47 unit

Lokasi Bangunan :

Lokasi TPS sangatlah strategis, karena secara langsung berhubungan dengan jalan Raya Tol Surabaya dan jalur Kereta Api. Karena lokasi inilah, TPS disebut sebagai “Pintu Gerbang ke Kawasan Indonesia Bagian Timur”. Secara geografis, TPS berlokasi di bagian barat Pelabuhan Tanjung Perak dengan koordinat 7º12’S, 112º40E, di bagian ujung alur pelayaran di antara pulau Jawa dan pulau Madura sepanjang 25 mil. Kelebaran minimum alur adalah 80 meter, kedalaman minimum pada

Gambar 2.3 Lokasi Terminal Peti Kemas Surabaya (Sumber : http//:www.TPS.com)


(26)

saat air surut adalah 9.5 meter. Alur pelayaran tersebut ditandai dengan jelas, dan disediakan layanan kepanduan selama 24 jam nonstop.

Tatanan Massa

Dari Terminal Peti Kemas ini terdiri dari 4 Area kawasan Dimana massa bangunan paling depan merupakan massa bangunan sebagai ruang publik. Lobby, ruang pengelola (kantor), ruang penerima tamu, dan ruang serba guna terdapat pada massa bangunan ini. Sedangkan untuk fasilitas para penghuni panti berada pada bagian samping dan belakang.

Bentuk dari setiap massa bangunan pada panti ini hanya berbenuk geometri paersegi panjang, dimana taman berada di tengah dan bangunan-bangunan lainnya mengelilinginya.

Gambar 2.4 Tatanan Massa Terminal Peti Kemas Surabaya (Sumber : http//:www.TPS.com)


(27)

Tampilan bangunan dan Detail khusus yang mencirikan bangunan:

Tampilan dari Terminal Peti Kemas Surabaya ini tidak memiliki wajah Entrance yang khusus, dimana tampilan tersebut dapat memeperlihatkan bahwa fungsi bangunan tersebut merupakan sebuah Kawasan Terminal Perti Kemas. Tampilan dari Main Gate Terminal ini bergaya De Stijl, dengan menggunakan gaya bangunan berwajah penonjolan pada Struktur, dimana aplikasi baja sangat diekspos dalam balutan materialnya.

Fasad Bangunan :

Kantor Pengelola

Tampilan Fasad Terminal Peti Kemas Surabaya, Kantor yang terdapat pada kawasan Terminal Peti Kemas Surabaya memiliki nuansa arsitektur modern, terlihat semenjak lepas dari Main Gate hingga menuju Bangunan Pemeriksaan. Kantor Administrasi ini memang menyajikan

Gambar 2.5 Tampilan Fasad Main Entrance (Sumber: Hasil Pengamatan Lapangan,

Gambar 2.6 Fasad kantor Pengelola Terminal Peti Kemas Surabaya. (Sumber: Hasil Pengamatan Lapangan,


(28)

desain yang unik, dan mungkin tak terbayangkan, karena rancangannya seperti bangunan modern awal.

2.1.3.2.Objek-2 : Pengelola Jasa PT .Terminal Petikemas Koja, Jakarta

Profil Bangunan :

Letak : Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Tahun Pembangunan : 1990

Luas Lahan : 30.6 Hektar

Perusahaan yang menaungi : PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)

Pengelola Jasa Terminal Peti Koja, berlokasi di kota Jakarta, tepatnya pada Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Terminal peti kemas Koja merupakan sebuah Terminal yang diolah oleh Pelindo II tanpa ada campur tangan investor asing.

Gambar 2.7 Fasad kantor Pengelola (tampak depan) Terminal Petikemas Koja, Tanjung Priok, Jakarta.


(29)

Akses Site Masuk:

Site ini terletak di pinggir kota Jakarta, tepatnya didaerah Tanjung Priok di teluk Jakarta (daerah pantai), akses menuju site ini dapat dicapai dari semua wilayah Jakarta. Sarana jalan darat yang meliputi jalan raya, jalan tol dan jalan kereta api dengan jalur pencapaian ke sentra industri, pertanian dan perkebunan di Jawa Barat secara relatif cukup dapat mendukung kegiatan pelabuhan di kawasan Tanjung Priok.

Fasad Bangunan :

Kantor Pengelola

Tampilan Fasad Kantor Pengelola Terminal Peti Kemas Koja ini memiliki sentuhan yang bernuansakan bangunan modern kontemporer, Kantor

Gambar 2.9 Fasad (tampak belakang) kantor Pengelola Terminal Petikemas Koja, Tanjung Priok, Jakarta. (Sumber: Http://www.pelindoII/kojacontainerteminal.com)

Gambar 2.8 Site kantor Pengelola Terminal Petikemas Koja, Tanjung Priok, Jakarta.


(30)

yang terdapat pada kawasan Pelabuhan Tanjung Priok ini mencoba menginterpretasikan sebuah bangunan yang kokoh dan kaku, dari berbagai sisi bangunan hanya mengandalkan permainan bidang struktur yang sangat ditonjolkan, terlihat dari penekanan garis modul struktur yang diperlihatkan. Sentuhan bangunan berlanjut hingga menuju Bangunan Pemeriksaan. Kantor Administrasi ini memang menyajikan desain yang unik, dan mungkin tak cukup mencuri perhatian, karena rancangannya seperti menonjol diantara tumpukan peti kemas yang berada disekelilingnya.

Lighting Bangunan :

Selain bentuk fasad yang cukup menarik, sentuhan finishing lampu menambah nilai dramatisasi menjadi lebih indah, permainan gradasi lampu sorot yang dipadukan dengan nuansa gradasi empat warna (tetra komplementer) memanjakan mata setiap orang yang melihatnya. permainan warna menjadikan bangunan ini tidak sekedar fungsional tetapi lebih dari itu unsur estetika bangunan sangat diperhatikan.

Gambar 2.10 lighting (tampak depan) kantor Pengelola Terminal Petikemas Koja, Tanjung Priok, Jakarta. (Sumber: Http://www.pelindoII/kojacontainerteminal.com)


(31)

2.1.3.3.Objek-2 : Pengelola Jasa PT .Terminal Petikemas Tanjung Emas Semarang

Profil Bangunan :

Letak : Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Tahun Pembangunan : 1990

Luas Lahan : 30.6 Hektar

Perusahaan yang menaungi : PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Terminal Peti Kemas Semarang tidak lepas dari sejarah Pelabuhan Tanjung Emas. Sekitar tahun 1513, terdapat 3 (tiga) tempat di daerah Jawa Tengah yang ramai dikunjungi kapal-kapal pedagang, antara lain Losari, Tegal dan Semarang. Namun, sejarah mencatat bahwa Pelabuhan Semarang adalah yang paling ramai dikunjungi kapal, dilihat dari pendapatan pajak yang melebihi daerah pelabuhan lain di Jawa Tengah. Pada akhirnya oleh Penguasa Belanda semua pejabat-pejabat penting dan catatan-catatan yang berkaitan dengan perdagangan dipindah ke Semarang. Keberadaan Pelabuhan Semarang semakin berkembang dengan didirikannya menara suar di Pelabuhan Semarang pada tahun 1874.

Selama hampir seratus tahun hingga kemerdekaan Republik Indonesia, tidak ada perubahan yang berarti pada Pelabuhan Semarang. Perubahan status hukum institusi Lembaga Kepelabuhanan baru mulai berkembang semenjak berdirinya Negara Republik Indonesia tahun 1945 sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan tatanan peraturan yang berlaku. Gambar 2.11 Main Gate Terminal Peti Kemas Tanjung Emas.


(32)

Namun, hingga tahun 1960 Pemerintah Belanda masih memegang peranan penting dalam manajemen Pelabuhan dan status kepemilikan perusahaan.

Bentuk pengelolaan pelabuhan telah mengalami beberapa kali perubahan, mulai dari Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan tahun 1960, Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) tahun 1969, dan Perum Pelabuhan tahun 1983. Berdasarkan pembagiannya, Pelabuhan Semarang berada di bawah Perum Pelabuhan III yang berkantor pusat di Surabaya. Pada periode ini, dilaksanakan proyek pembangunan tahap I Pelabuhan Semarang dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 November 1985 yang kemudian diberi nama Pelabuhan Tanjung Emas. Bentuk pengelolaan pelabuhan mengalami perubahan terakhir kali pada tahun 1992 dengan pembagian yang masih sama, yaitu PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV.

Awalnya, kegiatan bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung Emas dilakukan secara konvensional yaitu menjadi satu kesatuan dengan bongkar muat barang umum (general cargo) yang berada di bawah kendali Divisi Usaha Terminal Cabang Pelabuhan Tanjung Emas. Setelah selesainya pembangunan tahap II tahun 1997, penanganan petikemas memasuki tahap pelayanan terminal sendiri yang dikendalikan Divisi Terminal Petikemas Cabang Pelabuhan Tanjung Emas (Divisi TPK).

Sebagai langkah antisipasi terhadap pertumbuhan angkutan petikemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, yang secara nyata

Gambar 2.12: Lapangan Penumpukan Terminal Petikemas Tanjung Emas. (Sumber : www.primus.co.id)


(33)

memerlukan pengelolaan yang lebih professional, manajemen Pelabuhan III melakukan pemekaran organisasi Pelabuhan III Cabang Tanjung Emas, menjadi 2 bagian yaitu pengelolaan Terminal Petikemas secara mandiri di bawah tanggung jawab General Manajer Terminal Petikemas Semarang dan pengelolaan pelabuhan di bawah tanggung jawab General Manajer Pelabuhan Tanjung Emas.

Terminal Petikemas Semarang berdiri berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor : KEP.46/PP.1.08/P.III-2001 tanggal 29 Juni 2001 tentang Pembentukan Terminal Petikemas Semarang. Terhitung sejak tanggal 21 Juli 2001, Terminal Petikemas Semarang merupakan cabang yang berdiri sendiri terpisah dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, sehingga semua urusan handling petikemas sepenuhnya dilakukan sendiri oleh manajemen Terminal Petikemas Semarang. Pada tanggal 1 Juli 2009 yang lalu, tepat sewindu Terminal Petikemas Semarang telah berdiri menjadi Terminal Petikemas yang sangat diminati para pelaku ekspor dan impor, khususnya di daerah Jawa Tengah dan DIY.

Gambar 2.13: Dermaga Terminal Petikemas Tanjung Emas. (sumber: http://www.primus.co.id)


(34)

2.1.4 Analisa Hasil Studi kasus

Perangkat bongkar muat peti kemas tergantung kepada berapa besar pergerakan peti kemas, pada saat arus masih kecil cukup digunakan kran/crane sederhana, dan semakin tinggi arus peti kemas harus digunakan perangkat dengan kapasitas lebih tinggi. Untuk pelabuhan dengan lalu lintas peti kemas yang besar harus digunakan kran peti kemas/container crane yang dapat membongkar dan memuat dengan kecepatan tinggi seperti yang kita temukan di PT Terminar Peti Kemas Surtabaya.

Berarti kapal ataupun alat angkut lainnya yang dapat berupa tongkang, kapal peti kemas yang saat ini sudah sampai generasi kenam perlu dipersiapkan, dan diharapkan dapat dikembangkan oleh sektor swasta; demikian juga truk peti kemas seyogianya memenuhi standar yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan. Sekarang masih banyak ditemukan truk tronton biasa untuk mengangkut peti kemas 20 kaki seperti masih bisa dilihat di Belawan, Makassar, Banjarmasin dan kota-kota lainnya di luar Jawa yang sebenarnya berbahaya bagi keselamatan lalu lintas.

Gambar 2.14: Jenis Peralatan Penunjang Teknis (Sumber:The Geography of Transport Systems, 2008)


(35)

Standart Penanganan Petikemas

Prosedur layanan pembongkaran petikemas adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan – pelanggan harus melengkapi dokumen :

a. Master Cable

b. CVIA (Container Vessel Identification Advice = Pemberitahuan Identifikasi Kapal Petikemas)

c. Statement of Fact (Surat Pernyataan Keadaan) d. Statement Letter (email baplie file)

e. Import Summary List (ISL = Daftar Ringkasan Impor) f. Dangerous Cargo List (Daftar Kargo Berbahaya)

g. Approval from Harbor Master (Surat Ijin dari Syahbandar) h. Reefer List (Daftar Reefer)

i. Crane Sequence List (Daftar Urutan Crane)

j. Discharge Stowage Plan (Rencana Penyimpanan Pembongkaran)

k. Discharge Bay Plan (Rencana Bay Pembongkaran) l. Manifest

m. Special Cargo List (Daftar Kargo Khusus)

2. Yard and Berth Planning Sub-department (Sub-departemen Perencanaan Lapangan dan Dermaga) memeriksa dokumen. Mereka mengadakan rapat harian, bersama dengan Departemen Teknik, dengan Perusahaan Pelayaran, untuk merencanakan jadwal layanan penanganan petikemas.

3. Vessel Berth Planning Sub-department (Sub-departemen Perencanaan Lapangan dan Dermaga) memproses rencana pembongkaran ke dalam sistem komputer berdasarkan data yang dikirimkan oleh Perusahaan Pelayaran lewat email, dan mencetak Discharge List (Daftar Pembongkaran) dan menyerahkannya kepada Berth Operations (Operasi Dermaga).

4. Berdasarkan Discharge List (Daftar Pembongkaran), Berth Operations Superintendent (Superitenden Operasi Dermaga) memerintahkan Operator CC, lewat Petugas Tally Dermaga, untuk membongkar petikemas dari atas kapal dan memuatnya ke atas


(36)

chassis Head Truck, dan membawanya ke Lapangan Penumpukan Petikemas, dan mengkonfirmasi posisi pembongkaran ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix)

5. Setelah Head Truck tiba di Lapangan Penumpukan Petikemas, Yard Operations Superintendent (Superintenden Operasi Lapangan) memerintahkan Operator RTG, lewat Petugas Tally Lapangan, untuk menumpuk petikemas, dan mengkonfirmasi posisi petikemas ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix). Petugas Tally Lapangan memerintahkan pengemudi Head Truck untuk kembali ke Dermaga untuk mengambil petikemas selanjutnya yang akan dibongkar.

6. Pada akhir shift, Petugas Tally Lapangan melaporkan hasil pekerjaan kepada Superintenden Operasi Lapangan, sedangkan Petugas Tally Dermaga melaporkan hasil pekerjaan kepada Superintenden Operasi Dermaga.

Prosedur layanan penerimaan petikemas :

Perencanaan – pelanggan harus melengkapi dokumen: 1. Surat Permohonan Penerimaan Petikemas

2. Penyediaan “Warkat Dana” (Pembayaran di Depan) (masing-masing 4 lembar) untuk diserahkan kepada Export Service Staff (Petugas Layanan Ekspor), dalam waktu 96 sampai dengan 24 jam sebelum kedatangan kapal.

3. Tugas Layanan Ekspor mencetak Job Order/CEIR (Container & Equipment Interchange Receipt = Tanda Terima Pergerakan Peralatan & Petikemas) yang telah disetujui oleh Export Superintendent (Superintenden Ekspor). Lembar ke 1, 2, dan 3 CEIR diserahkan kepada Pelanggan. Pelanggan menyerahkannya kepada pengemudi Head Truck.

4. Pengemudi Head Truck menuju ke In-Gate (Gerbang Masuk), bersama muatan petikemasnya dan menyerahkan Job Order/CEIR serta salinan CTPS (Catatan Tanda Pengenal Surveyor)/PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) kepada Petugas Gate.


(37)

5. Petugas Gate memeriksa keadaan fisik petikemas dan mencetak In-Gate Terminal Job Slip (Lembar Kerja Terminal Gerbang Masuk), berdasarkan Job Order/CEIR, dan mengembalikan lembar ke 3 dan 4 kepada pengemudi Head Truck.

6. Pengemudi Head Truck menyerahkan In-Gate Terminal Job dan Job Order/CEIR kepada Petugas Tally Lapangan.

7. Petugas Tally Lapangan memerintahkan Operator RTG untuk mengangkat petikemas dari chassis Head Truck ke Lapangan Penumpukan Petikemas di lokasi seperti yang tercantum dalam In-Gate Terminal Job Slip. Petugas Tally Lapangan mengkonfirmasi posisi petikemas ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix). 8. Pengemudi Head Truck menerima Job Order/CEIR dan In-Gate

Terminal Job Slip dari Petugas Tally Lapangan, bergerak menuju Out-Gate (Gerbang Keluar) dan menyerahkan In-Gate Terminal Job Slip dan Job Order/CEIR lembar ke 3 kepada Out-Gate Staff (Petugas Gerbang Keluar).

Prosedur layanan pengeluaran petikemas :

Perencanaan – pelanggan harus melengkapi dokumen: 1. Surat Permohonan Pengeluaran Petikemas

a. Surat Asli Perintah Pengeluaran (DO = Delivery Order) b. Penyediaan “Warkat Dana” (Pembayaran di Depan)

(masing-masing 4 lembar) untuk diserahkan kepada Import Service Staff (Petugas Layanan Impor).

c. SPPB = Surat Persetujuan Pengeluaran Barang dan Surat Pernyataan PP (Pencekalan dan Pencegahan) dari Bea Cukai

d. Surat Kuasa dari Importir

2. Petugas Layanan Impor mencetak CEIR/Job Order yang telah disetujui oleh Import Superintendent (Superintenden Impor). Lembar ke 1, 2, dan 3 CEIR diserahkan kepada Pelanggan. Pelanggan menyerahkan kepada pengemudi Head Truck.


(38)

3. Pengemudi Head Truck menuju ke In-Gate (Gerbang Masuk) dan menyerahkan Job Order/CEIR kepada In-Gate Staff (Petugas Gerbang Masuk).

4. In-Gate Staff mencetak In-Gate Terminal Job Slip berdasarkan Job Order/CEIR dan mengembalikan lembar ke 1 dan 2 kepada pengemudi Head Truck.

5. Pengemudi Head Truck menyerahkan In-Gate Terminal Job Slip dan Job Order/CEIR kepada Petugas Tally Lapangan.

6. Petugas Tally Lapangan memerintahkan Operator RTG untuk mengangkat petikemas dari Lapangan Penumpukan ke atas chassis Head Truck sesuai dengan posisi yang tercantum dalam In-Gate Terminal Job Slip.

7. Pengemudi Head Truck menerima Job Order/CEIR dan In-Gate Terminal Job Slip dari Petugas Tally Lapangan bergerak menuju Out-Gate (Gerbang Keluar) dan menyerahkan In-Gate Terminal Job Slip dan Job Order/CEIR lembar ke 3 kepada Petugas Out-Gate, dan Surat Pernyataan Pecekalan dan Pencegahan (PP) kepada Petugas Bea Cukai.

8. Petugas Out-Gate mengkonfirmasi nomor polisi Head Truck dan nomor referensi kerja Head Truck berdasarkan In-Gate Terminal Job Slip ke dalam sistem computer dengan dilampiri lembar ke 1 CEIR kepada pengemudi Head Truck.

Standart Wide Area Network dalam system operasi

Keberadaan kapal di Pelabuhan menyangkut kegiatan-kegiatan B/M barang meliputi tujuan barang: Pelabuhan akhir untuk diteruskan ketempat yang dituju di darat (diteruskan untuk angkutan jalan raya, kereta api atau sarana lain ) maka Agar mendapatkan daya guna yang tinggi, pihak Pusat Pengelola Peti Kemas Terpadu perlu memebuat sebuah jaringan kawasan sehingga mampu menempatkan kapal pada dermaga yang sesuai untuk memperoleh kelancaran proses bongkar muat barang yang terbaik.


(39)

Standart dasar Muatan Umum

Gambar 2.15 : Interaksi lintas informasi antara sarana dan instansi-instansi di Pusat Pengelolaan Peti Kemas Terpadu

(Sumber : Soedjono Kramadibrata, 2000)

Gambar 2.16 : Standar Gudang Pengelolaan Peti Kemas (Sumber : Soedjono Kramadibrata, 2002)


(40)

2.2 Tinjauan Khusus Perancangan 2.2.1 Lingkup Pelayanan

Lingkup pelayanan ini ditujukan bagi kalangan masyarakat yang memiliki kebutuhan akan moda transportasi barang yang memanfaatkan jalur laut sebagai alternatif utama, kecenderungan masyarakat dalam melakukan pengiriman barang melalui jalur laut menjadikan kebutuhan akan pelayanan Terminal yang lebih baik. Pengirim barang menilai bahwa jalur laut merupakan Jalur paling murah diantara jalur distribusi menggunakan Proyek Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu ini mempunyai lingkup pelayanan bagi :

- Lingkup pelayanan regional, diharapkan dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat kota Surabaya khususnya serta dan oleh masyarakat di luar Surabaya sebagai, alternatif sarana transportasi laut.

- Lingkup pelayanan Internasional, dapat dimanfaatkan sebagai

kawasan distibusi bagi para importir asing.

Gambar 2.17 :Aliran Kegiatan Penanganan Muatan Impor dan Ekspor barang (Sumber : Soedjono Kramadibrata, 2002)


(41)

2.2.2 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

Untuk menentukan aktifitas dan kebutuhan ruang yang ada di dalam Pudat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadi di Gresik ini, maka harus diperhatikan siapa saja yang akan menggunakan bangunan ini. Berikut adalah tabel aktifitas dan kebutuhan ruang bagi proyek Terminal Peti Kemas Pelabuhan Gresik ini meliputi :

FASILITAS AKTIVITAS PELAKU

KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG Fasilitas Utama Lapangan Penumpukan Internasional

- Area Penumpukan Petikemas jalur Internasional

Petugas Import Tally Lapangan

- Lapangan Peti Kemas Internasional -Kantor Petugas TallyLapangan - Gudang Lapangan Penumpukan Domestik

- Area Penumpukan Petikemas jalur domestik

Petugas Domestic Tally Lapangan

- Lapangan Peti Kemas Domestik

-Kantor Petugas TallyLapangan Area Behandle (Pemeriksaan

Bea Cukai)

.- Pemeriksaan Dokumen - Pendaftaran Peti Kemas - Pemeriksaan Barang - Pemeriksaan paspor

(impor-ekspor). - Pemeriksaan Sinar Gamma - Pemeriksaan Sinar X - Pendataan barang

Supervisi Pelabuhan Dan staff bea-cukai

-Kantor Bea Cukai -Kantor Supervisi Pelabuhan - Area Pemeriksaan Sinar X

- Area Pemeriksaan Sinar Gamma - Gudang - K.M / WC

CFS (Pergudangan) -Penyimpanan Barang

konvensional -Penyimpanan Barang Berbahaya

-Area Berpendingin (cold Storage)

Supervisi Pelabuhan -Kantor Supervisi

Pelabuhan - Lobby - R. admin -R. tunggu Pengirim - R. Periksa barang - Kantin / Cafe - Kamar Pemeriksa - R. Tamu -Ruang Sterilisasi -Ruang berpendingin

Kantor Pengelola - Aktivitas pengelola

- Kegiatan Humas

- Memantau perkembangan

Pengelola dan karyawan R.Kepala Staff

- R.Pimpinan Humas - R.Staff Humas - R. karyawan


(42)

Petikemas. - Menerima tamu. - Mengobrol

- Lobby - R.Tamu

Fasilitas Penunjang

Mess bagi Pegawai yang beristirahat

- Tidur - Bersantai

- Berkumpul bersama karyuawan.

- Menonton TV bersama - Makan bersama

Karyawan - K.tidur

- R. tamu

- R. makan dan dapur - K.M /WC

Perpustakaan - Membaca buku

- Menulis

- Memantau buku keluar dan masuk.

- Membuat laporan. - Penyimpanan Arsip

Pengelola dan Karyawan

- R.baca

- R. karyawan perpus - K.M/ WC - R serbaguna - R. rapat - Tempat kasir - K.M/ WC

R. Serbaguna - meeting (Pertemuan rapat)

- Melihat pertunjukan (acara)

Pengelola, Karyawan dan Masyarakat umum

- Lobby - Hall - Meeting area - K.M /WC

Area Ritel - Membeli kebutuhan para

pengunjung dan karyawan.

karyawan, Pengunjung, dan Pengelola.

Cafe / kantin - Konsumsi untuk pengelola,

karyawan.

pengelola, pengunjung, karyawan

Masjid - Ibadah Pengelola, karyawan,

Pengunjung

- R. sholat

- Tempat Wudhu dan K.M /WC

Fasilitas servis

Servis Area - Maintenance

- Utilitas bangunan

- Pengamanan

- Parkir Pengelola, karyawan - Parkir pengunjung.

Pengunjung dan karyawan - R. Panel Listrik

- R. Genset - Gudang - R. Pompa - Tangki Air - R. Control - R. Satpam

- Area parkir mobil dan motor.

Pengelompokan Ruang

Berdasarkan aktifitas dan kebutuhan ruang diatas maka dapat dibedakan kelompok-kelompok ruang menurut penggunanya yang ada di Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu. Adapun


(43)

kelompok-1. Fasilitas Utama, terdiri dari :

Lapangan Penumpukan Internasional Lapangan Penumpukan Domestik Area Behandle (Pemeriksaan Bea Cukai) CFS (Pergudangan)

Kantor Pengelola

2. Fasilitas Penunjang, terdir dari : Mess bagi Pegawai yang beristirahat Perpustakaan

R. Serbaguna Ritel Area Cafe / kantin Masjid

3. Fasilitas Pelengkap, terdiri dari : Servis Area

2.2.3. Perhitungan Luas Ruang

Perhitungan standar ruang berdasarkan literatur yang ada yaitu : - Architect Data, Ernest Neufert ( DA )

- New Metric Handbook, Patricia Tutt ( NMH ) - Planning the Architect Handbook ( PAH ) Perhitungan studi ruang berdasarkan pertimbangan :

- Kapasitas pemakai - Sirkulasi

- Peralatan pendukung - Kenyamanan pemakai Asumsi :

- Studi Kasus dan studi banding

FASILITAS UTAMA Terminal Peti kemas

LAHAN KAPASITAS SUMBER STANDART PERHITUNGAN LUAS

Dermaga Internasional

∞ ISO

200 – 250 m (Panjang Dermaga)


(44)

Dermaga Domestik

∞ ISO

200 – 250 m (Panjang Dermaga)

250m x 10 2500 m2

Lapangan Internasional 280 Teus ISO Panjang Lebar 260 meter

200 meter 52.000 m2

Lapangan Domestik 200 Teus ISO Panjang Lebar 200 meter

200 meter 40.000 m2

Gantry Crane Area

CFS (Pergudangan)

Gedung Operasional Teknis

Lantai . 1

No. Ruang Aktifitas Kapasitas Sumber Asumsi Luas Total

1. Informasi /

customer service (2 titik) informasi awal/ penunjuk jalur pelayanan

1 : 2 3orang pelayanan/6 orang customer Studi Banding (TPS)

Ruang kerja min.8m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org,

Total=9,5m2/org x 3 org =

28,5m2

Resepsionis terdapat dalam 2

titik = 28,5m2x2

=57m2

2. Counter Bank

(3 titik bank)

transaksi perbankan

3 counter service/ bank =

6 org/counter

Studi Banding

(TPS)

Ruang counter

min.8m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org,

Total=9,5m2/org

x 2 org = 19m2/counter

1 Bank memiliki

3 counter= 19m2x

3= 57m2/Bank,

total terdapat 3 titik bank = 57x3=

171m2.

3. Pelayanan muatan Import

transaksi muatan import

1 : 1 6 orang pelayanan/ 6 orang customer Studi Banding (TPS) Ruang Pelayanan

min.8m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org = 9,5 m2/org

Total= 9,5m2/org

x 6 org = 57m2

4. Pelayanan Muatan Eksport

transaksi muatan Eksport

1 : 1 6 orang pelayanan/ 6 orang customer Studi Banding (TPS) Ruang Pelayanan

min.8m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org = 9,5 m2/org

Total= 9,5m2

/org

x 6 org = 57m2

5. Pelayanan Muatan Domestik transaksi muatan Domestik

1 : 1 6 orang pelayanan/ 6 orang customer Studi Banding (TPS) Ruang Pelayanan

min.8m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org =

9,5 m2/org

Total= 9,5m2/org

x 6 org = 57m2

6. Ruang Tunggu

(5 titik)

Duduk menunggu

50 orang/ titik Studi

Banding (TPS)

Ruang tunggu

min.1m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org total = 2,5m2/org

Kapasitas I titik ruang tunggu = 50org x 2,5

m2=125m2/titik

Total 5 titik= 5x125=

625 m2

7. Ruang Counter

Bea Cukai

pemeriksaan 1 : 1

3 orang pelayanan/ 3 orang customer Studi Banding (TPS) Ruang Pelayanan

min.8m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

9,5 m2/org

Total= 9,5m2/org

x 3 org = 28,5m2

8. Ruang Kantor

Bea Cukai

R. Kerja 10 orang

karyawan

Studi Banding

(TPS)

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

Total= 6m2/org

x 10 org = 60m2

9. Ruang Kantor

Bea Cukai

Ruang Sekretaris

3 orang Studi

Banding

Ruang sekretaris

min.6,7m2/org+

Total= 8,2m2/org


(45)

Lantai . 2

Lantai . 3

1,5m2/org=

8,2 m2/org

10. Ruang Kantor

Bea Cukai

Ruang pimpinan bagian

1 orang Studi

Banding (TPS)

Ruang pimpinan bagian

min.9,3m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

10,8 m2

10,8 m2

11. Ruang Kerja

divisi pelayanan umum

R. Kerja 6 orang

karyawan

Studi Banding

(TPS)

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

Total= 6m2/org

x 10 org = 60m2

Luas total lantai 1 1207,9 m2

No. Ruang Aktifitas Kapasitas Sumbe r

Asumsi Luas Total

1. Ruang Kerja

divisi operasional dermaga

R. Kerja 20 orang

karyawan

Studi Bandin g (TPS)

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

Total= 6m2/org

x 20 org = 120m2

2. Ruang Kerja

divisi operasional lapangan I

R. Kerja 15 orang

karyawan

Studi Bandin g (TPS)

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

Total= 6m2/org

x 15 org = 90m2

3. Ruang Kerja

divisi operasional lapangan II

R. Kerja 15 orang

karyawan

Studi Bandin g (TPS)

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

Total= 6m2/org

x 15 org = 90m2

4. Ruang Kerja

divisi operasional lapangan III

R. Kerja 15 orang

karyawan

Studi Bandin g (TPS)

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

Total= 6m2/org

x 15 org = 90m2

5. Ruang Arsip

(5 titik) Penyimpanan Arsip - NAD (Neufer t Arsitek data)

Penyimpanan arsip surat pada lemari berbingkai penggulung 40/125/220

8,25m2x5=

41,25m2.

6. Km / wc Buang Air

Besar / Buang Air Kecil / Cuci Tangan 6 WC 3 Urinal 4 Wastafel NAD (Neufer t Arsitek data)

6WC x1,8m2 =10,8 m2

3Urinalx0,9m2

=2,4m2

4Wastafel x0,54

=2.16m2

15,6m2

Luas total lantai 2 446,85m2

No. Ruang Aktifitas Kapasitas Sumbe r

Asumsi Luas Total

1. Ruang Kerja

divisi perencanaan dermaga

R. Kerja 20 orang

karyawan

Studi Bandin g (TPS)

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

Total= 6m2/org

x 20 org = 120m2

2. Ruang Kerja

divisi teknik lapangan I

R. Kerja 15 orang

karyawan

Studi Bandin g (TPS)

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

Total= 6m2/org

x 15 org = 90m2

3. Ruang Kerja

divisi teknik lapangan II

R. Kerja 15 orang

karyawan

Studi Bandin g (TPS)

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

Total= 6m2/org

x 15 org = 90m2

4. Ruang Kerja

divisi teknik

R. Kerja 15 orang

karyawan

Studi Bandin

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Total= 6m2/org


(46)

Gedung Pengelola

Lantai 1

lapangan III g

(TPS)

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

5. Ruang Arsip

(5 titik) Penyimpanan Arsip - NAD (Neufer t Arsitek data)

Penyimpanan arsip surat pada lemari berbingkai penggulung 40/125/220

8,25m2x5=

41,25m2.

6. Km / wc Buang Air

Besar / Buang Air Kecil / Cuci Tangan 6 WC 3 Urinal 4 Wastafel NAD (Neufer t Arsitek data)

6WC x1,8m2 =10,8 m2

3Urinalx0,9m2

=2,4m2

4Wastafel x0,54

=2.16m2

15,6m2

Luas total lantai 3 446,85m2

Luas total bangunan 2101,6 m2

No. Ruang Aktifitas Kapasitas Sumbe r

Asumsi Luas Total

1. Informasi /

customer service (2 titik) informasi awal/ penunjuk jalur pelayanan

1 : 2 3orang pelayanan/6 orang customer Studi Bandin g (TPS)

Ruang kerja min.8m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org,

Total=9,5m2/org x 3 org =

28,5m2

Resepsionis terdapat dalam 2

titik = 28,5m2x2

=57m2

2. CCTV room pengawasan 6 orang (terdiri

dari pengawas ruang dan lapangan) Studi Bandin g (TPS)

Ruang kerja min.8m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org,

Total=9,5m2/org

CCTV room =

9,5m2x 6 =57 m2.

3. Ruang Server Ruang pusat

system program

- Studi Bandin

g (TPS)

- 72 m2

4. Ruang soft

data Ruang pusat penyimpanan data software - Studi Bandin g (TPS)

- 72 m2

5. Ruang arsip

hardware

Ruang pusat penyimpanan data arsip hardware

1 : 1 6 orang pelayanan/ 6 orang customer Studi Bandin g (TPS)

- Total= 9,5m2/org

x 6 org = 57m2

6. Ruang statistik Pemeriksaan

Jalur distribusi 10orang karyawancusto mer Studi Bandin g (TPS)

Ruang kerja min.8m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org,

Total=9,5m2/org

Total= 9,5m2/org

x 3 org = 28,5m2

7. Ruang Kantor

Bea Cukai

R. Kerja 10 orang

karyawan

Studi Bandin g (TPS)

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

Total= 6m2/org

x 10 org = 60m2

8. Ruang Kantor

Bea Cukai

Ruang Sekretaris

3 orang Studi

Bandin g (TPS)

Ruang sekretaris

min.6,7m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

8,2 m2/org

Total= 8,2m2/org

x 3 org = 24,6m2

9. Ruang manager

operasional

Ruang pimpinan bagian

1 orang Studi

Bandin g (TPS)

Ruang pimpinan bagian

min.9,3m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

10,8 m2

10,8 m2

11. Ruang Kerja

operator RTG

R. Kerja 6 orang

karyawan

Studi Bandin g (TPS)

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

Total= 6m2/org

x 10 org = 60m2


(47)

Lantai 2

Lantai 3

FASILITAS PENUNJANG

RENTAL DAN UMUM

NO JENIS RUANG KAPASITAS STANDART SUMBER LUAS M2

1 Warung Telekomunikasi

4 Bh 0.9 SB 3.6

2 Konter Pos 1 Bh SB 10

3 Kantor Money Charger 1 Bh SB 30

4 Konter BANK 1 Bh SB 25

5 ATM 5 Bh 2.25 SB 4.5

6 Drug Store 1 Bh AS 20

7 Kios Pengganti Kaki lima

4 Bh 8 AS 80

8 Ruang Medis - - SB 12

9 Konter Informasi Bh 1 SB 16

RESTORAN DAN KANTIN

NO JENIS RUANG KAPASITAS STANDART SUMBER LUAS M2

1 Restoran

a. Ruang Makan 195 Org 1.4 NAD - AS 273 b. Ruang Dapur

operation CFS g

(TPS)

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

Luas total lantai 1 558,1 m2

No. Ruang Aktifitas Kapasitas Sumbe r

Asumsi Luas Total

1. AULA hall

serba guna

Ruang serbaguna

200 org Studi

Bandin g (TPS)

Ruang manusia

min.4m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org,

Total=5,5m2/org

200 m2x

5,5 m2= 1100m2

2. Gudang Penyimpanan

peralatan

- Studi Bandin

g (TPS)

- 72 m2

Luas total lantai 2 1172 m2

No. Ruang Aktifitas Kapasitas Sumbe r

Asumsi Luas Total

1. Ruang kerja

umum Ruang kerja divisi (personalia, administrasi, dll)

80 org Studi

Bandin g (TPS)

Ruang karyawan kantor

min.4,5m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

6 m2/org

80 m2

6 m2= 480 m2

2. Staff manager Ruang kerja

divisi

6 org Studi

Bandin g (TPS)

Ruang pimpinan bagian

min.9,3m2/org+

Ruang gerak bebas min.

1,5m2/org=

10,8 m2

10,8 m2 x 6 org =

64,8 m2

Luas total lantai 3 544,8 m2


(48)

c. Tempat Kasir

d. Gudang AS 40

2 Kantin

a. Ruang Makan 195 Org 1.4 NAD - AS 273

b. Ruang Dapur c. Gudang

3 Toilet 6 WC

3 Urinal 4 Wastafel 1,8 0,9 0,54 NAD NAD NAD

Luas Total 787,1 m2

FASILITAS SERVICE

NO FASILITAS KAPASITAS STANDART STUDI

RUANG

LUAS (M2)

1 Pos jaga 20 Org SB 10

2 Musholla ± 20 Org As 24

3 R. Operator PABX, CCTV

Mee 12

4 R. PLN Mee 10

5 R. Travo Mee 10

6 R. Genset Mee 100

7 R. Pompa Mee 15

8 Tandon Mee 40

9 STP Mee 30

10 R. Mesin AC Bpds 1% ruang

ber-AC

120

11 AHU Bpds 0,5% – 1%

Ruang mesin AC

12

12 R. Panil + Shaff 20

13 R. Pemeliharaan Bpds 20

14 Gudang 40

Luas Total 463m2

PERHITUNGAN LUAS LAHAN PARKIR

No. Ruang Aktifitas Kapasitas Sumbe r

Asumsi Luas Total

1. lahan parkir

sepeda motor pegawai Parkir Sepeda motor pegawai Jumlah total pegawai = ±600

orang

Studi Bandin g (TPS)

Jumlah total karyawan 600 org, dibagi dalam 3 ship/hari

600/3= 200 org/ship

jumlah pengendara sepeda motor=

75 : 25 dari pengendara mobil

jadi :

Total= 2m2/spd

x 150 org = 300m2

+

sirkulasi 20% jadi:

300 m2 + 60 m2

=360 m2

lahan parkir sepeda motor pegawai


(49)

KETERANGAN :

NAD : Neufert Architect Data AS : Asumsi

SB : Studi Banding Tss : Time Server Standart NMH : New Metric Handbook

Tabel luasan ruang yang dibutuhkan :

NO JENIS FASILITAS LUAS

1. Fasilitas Pengelola 2274,9 m²

2. Fasilitas operasional Teknis 2101,6 m2

3. Fasilitas Penunjang 787,1 m²

4. Fasilitas Servis 463 m²

Luas total : 5626,6 m²

Luas lahan yang dibutuhkan :

KDB = 70%

5626,6 m² = 70 % X

5626,6 m² = 70 X 100

150org : 50 org motor : mobil

2. Lahan parkir

mobil pegawai

Parkir mobil pegawai

Jumlah total pegawai = ±600

orang

Studi Bandin g (TPS)

Jumlah total karyawan 600 org, dibagi dalam 3 ship/hari

600/3= 200 org/ship

jumlah pengendara sepeda motor=

75 : 25 dari pengendara mobil

jadi : 1 ship/200org= 150org : 50 org motor : mobil

Total= 10m2/mbl

x 50 org = 500m2+

sirkulasi 20% jadi:

500m2 + 100m2

=600 m2

lahan parkir mobil pegawai

3 lahan parkir

sepeda motor pengunjung Parkir Sepeda motor pengunjung

±300 orang Studi

Bandin g (TPS)

Jumlah pengunjung 300org,

jumlah pengendara sepeda motor=

75 : 25 dari pengendara mobil

jadi : 300org= 225org : 75org motor : mobil

Total= 2m2/spd

x 225org= 450m2

+

sirkulasi 20% jadi:

450m2 + 90m2

=540m2

lahan parkir sepeda motor

4. Lahan parkir

mobil pengunjung Parkir mobil pegawai ±300orang Studi Bandin g (TPS) Jumlah pengunjung 300org,

jumlah pengendara sepeda motor=

75 : 25 dari pengendara mobil

jadi : 300org= 225org : 75org motor : mobil

Total= 10m2/mbl

x 75org = 750m2 +

sirkulasi 20% jadi:

750m2 + 150m2

=900m2

lahan parkir mobil

luas parkir motor 900 m2

Total

luas parkir mobil 1500 m2

5626,6 x 100 = 562660 70 x X 70X X = 8038 m²


(50)

BAB III

TINJAUAN LOKASI

3.1 Latar belakang Pemilihan Lokasi

Lokasi yang dipakai untuk Perencanaan Terminal Peti Kemas Pelabuhan ini terdapat pada kota Gresik. Menurut Pemutakhiran dan Penyeresaian Perencanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2008-2028 Kabupaten Gresik mengarah pada rencana pengembangan Sistem jaringan Prasarana transportasi Laut. Dalam rangka membentuk suatu pelayanan fasilitas yang optimal dan memiliki hierarki yang jelas, maka pengembangan fasilitas Terminal Petikemas Pelabuhan Gresik akan disusun berdasarkan stratifikasi pelayanan fasilitas melalui pendekatan satuan wilayah pembangunan

Sesuai dengan potensi dan kondisi fisik alami daerah lingkungan yang ada serta prioritas wilayah , maka Terminal Peti Kemas Pelabuhan Gresik berada pada Satuan Wilayah Pembangunan II (SPW-II)

Lokasi berada pada kawasan Satuan Wilayah Pembangunan II, adalah wilayah perkotaan Gresik yang meliputi wilayah kecamatan Manyar Kebomas berpusat di IKK kebomas. Kegiatan utama yang dikembangkan di wilayah ini antara lain:

a. Mendorong pertumbuhan aktivitas perdagangan b. Mendorong pertumbuhan aktivitas pertanian tanaman c. Melakukan penataan kawasan industri

d. Mendorong Pertumbuhan aktivitas pengelolaan hasil perikanan e. Membangun sarana kepemerintahan

f. Mengendalikan dampak aktivitas pertambangan g. Mengembangkan pariwisata budaya

h. Dan Mendorong pertumbuhan aktivitas industri kecil.

Fungsi pelayanan yang harus disupport dalam mendorong IKK Kebomas sebagai sub pusat regional sekaligus sebagai pusat regional adalah


(51)

mendorong berkembangnya aktivitas perdagangan terutama perdagangan regional.

Gambar 3.1 : Satuan Wilayah Pengembangan (Sumber : Badan Perencanaan Kabupaten Gresik,2009)


(52)

3.2 Penetapan Lokasi

Rencana ekspansi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dalam jangka pendek di arahkan ke Pelabuhan Gresik. Pelabuhan ini penting bagi Gresik dan wilayah sekitarnya yang mempercepat pembangunan perkotaan dan area industri. Pemilihan Lokasi ini Sesuai dengan Lokasi yang ditentukan oleh master plan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Gresik dan PT Pelindo dalam menyusun Rencana Induk Pelabuhan Gresik pada tahun 2001 – 2025.

Pemantapan struktur tata transportasi kabupaten Gresik pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari jalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi kota dalam kerangka strategi pengembangan pola tata ruang kabupaten Gresik. Dalam kaitannya Perencanaan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Gresik, Struktur kota-kota diarahkan untuk mencapai tujuan keseimbangan perkembangan kota. Dalam penentuan lokasi Terminal Peti Kemas Pelabuhan Gresik ini telah ditetapkan oleh Pemerintah daerah dalam rangka pengembangan kota jangka panjang.

Pembahasan hanya dibatasi dari segi teknis, perencanaan dan perancangan Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu yang disesuaikan dengan Lokasi. Analisa-analisa yang ada lebih banyak didasarkan pada sisi arsitektur, sedangkan masalah non teknis lainnya yang tidak berkaitan dengan bidang arsitektur adalah sebagai penunjang dan pelengkap dalam proses perencanaan dan perancangan Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu ini.

Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu diharapkan mampu meningkatkan aktivitas ekonomi kota Gresik selaku kawasan industri aktif di Jawa Timur. Desa Industri dimungkinkan akan berkembang dengan Kegiatan Industri yang disokong oleh fasilitas transportasi yang baik khususnya Transportasi Laut.


(53)

Gambar 3.2 : Rencana Sarana Transportasi (Sumber : Badan Perencanaan Kabupaten Gresik,2009)


(54)

3.3 Kondisi Fisik Lokasi 3.3.1 Eksisting Site

Penetapan wilayah berada pada teluk lamong dengan alokasi peruntukan lahan yang berbeda-beda, lahan keseluruhan merupakan kawasan pelabuhan terpadu yang meliputi area pelabuhan penumpang, taman industri (industrial park), pelabuhan peti kemas, dan area komersial lainnya

Kawasan ini dibangun berdasarkan tahap yang telah ditentukan, tahap I pengembangan dilakukan pada periode tahun 2000-2005 yang meliputi area reklamasi, dermaga dan area industri, pada tahap II pengembangan dilakukan pada periode tahun 2006-2010, yang meliputi peningkatan mutu pelabuhan peti kemas dan pembangunan dermaga, sedangkan pada tahap III pengembangan dilakukan pada periode 2011-2020 yang meliputi fasilitas penunjang seperti area komersial, taman industri, dll.

Gambar 3.4 : Lokasi Rencana Pengembangan (Sumber : Badan Perencanaan Kabupaten Gresik,2009)


(55)

3.3.2 Aksesibilitas

Pengarahan sistem transportasi di Kabupaten Gresik diarahkan untuk mencapai tujuan perencanaan secara lokal dan regional. Secara lokal, arahan perencanaan sistem transportasi adalah sebagai berikut :

a. Mencapai intregasi antar kecamatan di Kabupaten Gresik melalui pembenahan sistem pergerakan untuk menyeimbangkan aksesibilitas antar kecamatan. Hal ini dicapai melalui perencanaan sistem rute / trayek dan peningkatan / pembangunan jalan.

b. Mengatasi persoalan yang terjadi pada interaksi sistem pergerakan dan sistem kegiatan terutama mengenal kemacetan yang terjadi di titik-titik penggantian antar moda. Hal ini dapat dicapai ,melalui perencanaan terminal-terminal lokal.

c. Mendukung pengembangan ekonomi lokal.

d. Mengantisipasi penambahan travel demand pada 20 tahun mendatang melalui target peningkatan sarana dan prasarana jalan.

Kemudian, Sistem regional akan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:

a. Mendukung perkembangan ekonomi wilayah yaitu meningkatkan kelancaran arus koleksi dan distribusi barang dan jasa dengan pembenahan struktur dan fungsi jaringan jalan sesuai dengan rencana struktur pusat pemukiman dan pelayanan dalam kabupaten. Hal ini dicapai melalui perencanaan prasarana Kereta Api, Pelabuhan, dan Terminal Kargo.

b. Mengantisipasi penambahan travel demand pada perbatasan antar kota/kabupaten. Hal ini dicapai melalui perencanaan rute/trayek angkutan perbatasan, perencanaan rute arteri dan jaringan jalan tol.

Strategi pengembangan dan pengelolaan rencana penggunaan lahan sekitar zona pelabuhan adalah:

a. Penggunaan lahan daratan

- Zona terminal, suatu areal lahan yang dipergunakan untuk kegiatan bongkar muat dan tempat transit barang, Kontainer, Penumpang, yang dilengkapi dengan fasilitas standar atau tambat kapal, fasilitas penunjang.


(56)

- Zona Port Associated Industries (PAI), Adalah lahan yang dipergunakan untuk kegiatan industri yang berkaitan dengan kegiatan jasa kepelabuhan.

- Zona perkantoran kepelabuhan, adalah lahan yang dipergunakan untuk pendirian bangunan dan kegiatan perkantoran yang berkaitan erat dengan kegiatan operasional pelabuhan.

- Zona fasilitas umum, suatu lahan yang dipergunakan untuk penempatan fasilitas serta kegiatan yang diperlukan bagi kepentingan umum termasuk tempat olahraga, tempat ibadah, rumah sakit SPBU, dan sekolah.

- Zona Terminal Serba Guna (Dermaga Samudra) - Zona Dermaga Normal

- Zoa Perkantoran dan fasilitas umum.

b. Rencana Pembangunan lahan Perairan Pelabuhan :

- Rencana ini diatur berdasarkan keputusan Mendagri dan Menhub No.169 Tahun 1996 dan No.63 Tahun 1996 tentang batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Gresik. Dalam Kepmen ini diatur bahwa batas Daerah Lingkungan kerja Perairan Luasnya lebih kurang 236 Ha, dan batas Daerah Lingkungan Kerja Perairan luasnya sekitar 8.136 Ha.

-3.3.3 Potensi Lingkungan

Lokasi site berada pada kawasan Satuan Wilayah Pembangunan II, dimana kawasan ini terdapat beberapa kawasan rawan bencana alam, pada area ini meliputi kawasan rawan bencana banjir, rawan erosi, rawan abrasi serta kawasan lahan kritis. Selain kawasan rawan bencana, area ini juga memiliki kawasan lindung, merupakan suatu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan yang berkelanjutan. Lokasi site sangat berpotensi sebagai jalur transportasi laut khususnya bagi perancangan Pusat Penanganan Muatan Peti Kemas Terpadu ini.


(57)

3.3.4. Infrastruktur Kota

3.3.4.1. Karakteristik Transportasi

Transportasi merupakan aspek perkotaan yang dapat mempersingkat ruang dan waktu dalam melakukan kegiatan. Dari kecenderungan perkembangan suatu kota, transportasi memberikan sumbangan yang cukup penting dalam menjamin laju pertumbuhan dan arah perkembangan kota. Permasalahan-permasalahan yang terdapat pada kabupaten Gresik tidak begitu signifikan, permasalahan mudah ditangani dengan cepat, hal ini tidak lepas dari peran kabupaten Gresik sebagai kota industri yang tidak begitu besar dibandingkan Surabaya.

3.3.4.2. Kondisi Lalu Lintas

Kondisi lalu lintas yang terdapat pada kecamatan manyar (lokasi site) relatif padat kecuali setelah masuk ke daerah pelabuhan (pelabuhan lama), kendaraan yang melintas sebagian besar roda empat termasuk truk tangki, kontainer, bus, dan angkutan umum, kecepatan rata-rata 50 Km/jam. Di dekat pintu pelabuhan Gresik terdapat beberapa jalan arteri sekunder, jalan primer dan jalan lokal primer (selengkapnya lihat peta) sehingga rencana pengembangan pelabuhan memiliki cukup baik sebagai penunjang jalur transportasi.

3.3.4.3. Jaringan Jalan

Prasarana transportasi yang ada di unit pengembangan daerah Pelabuhan Gresik secara konstruktif terbagi kedalam tiga jenis perkerasan yakni aspal, paving stone dan rabat, jaringan-jaringan jalan tersebut dikelola serta berada dibawah pengawasan pemerintah Kabupaten Gresik . Jaringan Jalan tersebut dibagi berdasarkan fungsinya adalah jalan kolektor, lokal dan jalan lingkungan.


(58)

3.3.4.4. Ketersediaan Angkutan Umum

Wilayah unit pengembangan daerah Pelabuhan Gresik banyak dilayani oleh angkutan umum dari berbagai tujuan di kabupaten Gresik. Angkutan umum yang melewati jaringan jalan di unit pengembangan daerah Terminal Peti Kemas Pelabuhan Gresik adalah bus dan Lyn.

3.3.4.5. Jaringan Utilitas

Jaringan utilitas yang ada di unit pengembangan Pelabuhan Gresik adalah jaringan listrik, Air bersih, telepon dan sistem drainase yang cukup baik.

3.3.4.6. Jaringan Listrik

Hampir seluruh wilayah terbangun di kawasan unit pengembangan daerah pelabuhan Gresik sudah terlayani jaringan listrik yang cukup memadai, baik jarikan dari eksternal (PLN) maupun jaringan suplai listrik internal (diesel). Pada aerak unit pengembangan Pelabuhan Gresik juga terdapat gardu induk yang melayani wilayah Manyar dan sekitarnya.

3.3.4.7. Air Bersih

Kebutuhan air bersih di daerah Pelabuhan Gresik sebagian besar dilayani oleh PDAM, hal ini disebabkan air tanah di kawasan ini terlalu asi karena interasi air laut. Tetapi hasil pengamatan lapangan menunjukan masih ada penduduk yang memenuhi kebutuhan air bersih dari sumur, terutama pada perkampungan lama didaerah sekitar Pelabuhan Gresik.

3.3.4.8. Telepon

Seluruh wilayah Rencana Pengembangan Pelabuhan Gresik sudah terjangkau pelayanan jaringan telepon. Distribusi telepon umum juga sudah terdistribusi dengan cukup merata. Pelayanan


(59)

jaringan telepon ini termasuk pada kawasan-kawasan pemukimna lama.

3.3.4.8. Jaringan Drainase

Dalam sistem drainase di kabupaten Gresik, rencana Terminal Peti Kemas Pelabuhan Gresik masuk dalam Satuan Wilayah Pembangunan II, adalah wilayah perkotaan Gresik yang meliputi wilayah kecamatan Manyar Kebomas yang sebagian merupakan daerah hilir, dengan topografi yang kondisi datar (sudut lereng 0-2 %) maka aliran air dinilai cukup lambat karena daerah ini dekat dengan laut, sehingga lokasi tidak sampai terhadi genangan air mengendap yang mengakibatkan banjir.

3. 3.5 Peraturan Bangunan Setempat

Rencana perencanaan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Gresik ini diatur berdasarkan keputusan Mendagri dan Menhub No.169 Tahun 1996 dan No.63 Tahun 1996 tentang batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Gresik. Dalam Keputusan Mentri (Kepmen) ini diatur bahwa batas Daerah Lingkungan kerja Perairan Luasnya lebih kurang 236 Ha, dan batas Daerah Lingkungan Kerja Perairan luasnya sekitar 8.136 Ha. Sehingga ditetapkan bahwa kawasan kecamatan manyar sangat baik pagi pengembangan kawasan Terminal Petikemas Pelabuhan Gresik nantinya.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 Bagian Pertama Penetapan Lokasi Pelabuhan Pasal 12 :

(1) Lokasi untuk penyelenggaraan pelabuhan ditetapkan oleh Menteri berdasarkan pada Tatanan Kepelabuhanan Nasional, setelah mendapat rekomendasi dari pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya terhadap keterpaduan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi dan Kabupaten/Kota.


(1)

(2)

LAMPIRAN

STANDARD CONTAINERS: Standard 20' inside length inside width inside height door width door height capacity tare weight maxi cargo 19'4" 7'8" 7'10" 7'8" 7'6" 1,172CuFt 4,916lbs 47,900lbs 5.900m 2.350m2.393m 2.342m 2.280m 33.2CBM 2,230Kg 21,770Kg

Standard 40' inside length inside width inside height door width door height capacity tare weight maxi cargo 39'5" 7'8" 7'10" 7'8" 7'6" 2,390CuFt 8,160lbs 59,040lbs 12.036m2.350m2.392m 2.340m 2.280m 67.7CBM 3,700Kg 26,780Kg

Gambar Standar Peti Kemas Konvensional ... (1)

OPENTOP CONTAINERS: Opentop 20' inside length inside width inside height door width door height capacity tare weight maxi cargo 19'4" 7'7" 7'8" 7'6" 7'2" 1,136CuFt 5,280lbs 47,620lbs 5.894m 2.311m 2.354m 2.286m2.184m 32.23CBM 2,400Kg 21,600Kg

Opentop 40' inside length inside width inside height door width door height capacity tare weight maxi cargo 39'5" 7'8" 7'8" 7'8" 7'5" 2,350CuFt 8,490lbs 58,710lbs 12.028m2.350m 2.345m 2.341m2.274m 65.5CBM 3,850Kg 26,630Kg

Gambar Standar Peti Kemas Bukaan atas...(2)

FLATRACK CONTAINERS: Flatrack 20' inside length inside width inside height door width door height capacity tare weight maxi cargo 18'5" 7'3" 7'4" - - - 5,578lbs 47,333lbs 5.620m 2.200m 2.233m - - - 2,530Kg 21,470Kg

Flatrack 40' inside length inside width inside height door width door height capacity tare weight maxi cargo 39'7" 6'10" 6'5" - - - 12,081lbs 85,800lbs 12.080m2.438m 2.103m - - - 5,480Kg 39,000Kg


(3)

PLATFORM CONTAINERS:

PLATFORM 20' inside length inside width inside height door width door height capacity tare weight maxi cargo 19'11" 8'0" 7'4" - - - 6,061lbs 52,896lbs 6.058m 2.438m2.233m - - - 2,750Kg 24,000Kg

PLATFORM 40' inside length inside width inside height door width door height capacity tare weight maxi cargo 40'0" 8'0" 6'5" - - - 12,783lbs 86,397lbs 12.180m2.400m1.950m - - - 5,800Kg 39,200Kg

REEFER CONTAINERS:

Gambar Standar Peti Kemas Bentuk Plat...(4)

Reefer 20' inside length inside width inside height door width door height capacity tare weight maxi cargo 17'8" 7'5" 7'5" 7'5" 7'3" 1,000CuFt 7,040lbs 45,760lbs 5.425m 2.275m2.260m 2.258m 2.216m 28.3CBM 3,200Kg 20,800Kg

Reefer 40' inside length inside width inside height door width door height capacity tare weight maxi cargo 37'8" 7'5" 7'2" 7'5" 7'0" 2,040CuFt 10,780lbs 56,276lbs 11.493m2.270m2.197m 2.282m 2.155m 57.8CBM 4,900Kg 25,580Kg

Reefer High Cube 40'

inside length inside width inside height door width door height capacity tare weight maxi cargo 37'11" 7'6" 8'2" 7'6" 8'0" 2,344CuFt 9,900lbs 57,761lbs 11.557m2.294m2.500m 2.294m 2.440m 66.6CBM 4,500Kg 25,980Kg

Gambar Standar Peti Kemas Pendingin...(5)

HIGH CUBE CONTAINERS :

HIGH CUBE 40'

inside length inside width inside height door width door height capacity tare weight maxi cargo

39'5" 7'8" 8'10" 7'8" 8'5" 2,694CuFt 8,750lbs 58,450lbs

12.036m2.350m2.697m 2.338m 2.338m 76.3CBM 3,970Kg 26,510Kg


(4)

PERSYARATAN TEKNIS SESUAI DENGAN INTERNATIONAL

ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION (ISO)

A.

Kontainer Ukuran 20 Feet

ukuran luarnya : 20 ‘ (p) x 8 ‘ (l) x 8’6 “ (t) atau 6.058 x 2.438 x 2.591 m

ukuran dalamnya : 5.919 x 2.340 x 2.380 m

kapasitasnya : cubic capasity : 33 cbm

pay load : 22.1 ton

B.

Kontainer Ukuran 40 Feet

ukuran luarnya : 40 ‘ (p) x 8 ‘ (l) x 8’6 “ (t) atau 12.192 x 2.438 x 2.591 m

ukuran dalamnya : 12.045 x 2.309 x 2.379 m

kapasitasnya : cubic capasity : 67.3 cbm

pay load : 27.396ton

C.

Kontainer Ukuran 45 Feet

ukuran luarnya : 40 ‘ (p) x 8 ‘ (l) x 9’ 6 “ (t) atau 12.192 x 2.438 x 2.926 m

ukuran dalamnya : 12.056 x 2.347 x 2.684 m

kapasitasnya : cubic capasity : 76 cbm

pay load : 29.6ton

Gambar: Tata letak dan ukuran dasar Pelabuhan

Petikemas


(5)

Gambar: Faktor Pembatas Besaran Syarat Kapal


(6)