14
Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum
melalui pembagian pekerjaan dan gungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai
karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling
berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan
aktivitas dalam organisasi tersebut Muhammad, 2004:23.
2.1.2.2. Arus Informasi Dalam Organisasi
Desain organisasi haruslah memungkinkan terjadinya komunikasi ke empat yaitu, ke atas, ke bawah vertikal, horisontal, dan diagonal.
Suwarto, 1999:166 1.
Komunikasi ke bawah : adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi dan mencakup:
kebijakan pimpinan, instruksi, dan memo resmi. 2.
Komunikasi ke atas: adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat bawah ke atas sebuah organisasi dan mencakup: kotak saran,
pertemanan kelompok, dan prosedur keluhan. 3.
Komunikasi horisontal: adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi. Bentuk komunikasi ini diperlukan
untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai fungsi organisasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
4. Komunikasi diagonal: adalah komunikasi silang fungsi dan tingkat
dalam organisasi. Hal ini penting dalam situasi di mana anggota tidak dapat berkomunikasi lewat saluran ke atas, ke bawah, ataupun
horisontal.
2.1.2.3. Kebijakan Komunikasi
Kebijakan komunikasi menggambarakan suatu penempatan tujuan yang diinginkan organisasi dan untuk mencapainya dengan memandang
komunikasi. Dalam suatu organisasi di mana terdapat kebijakan-kebijakan komunikasi formal, setiap individu manajer, supervisor, kepala seksi, dan
karyawan, maka akan dapat menimbulkan konflik antar anggota ketika interaksi soemirat, Ardianto, Sumina; 1999.3.
Sigband 1996 dan Pace 1983, mengamati bahwa” sewaktu perusahaan tidak memiliki filosofi komunikasi, kita hampir tanpa
kekecualian akan memberikan suatu hasil : Soemirat, Ardianto, Sumirat, 1999:64.
1. Sedikit atau tidak ada pembahasan terhadap sebagai isu yang
kontroversial masalah karyawan, gaji promosi, pemutusan hubungan kerja dan lainnya.
2. Berbeda cara-cara mengatasi isu yang sejenis melalui organisasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
3. Diskusi selanjutnya tetap dangkal dan hanya membahas permukaan
dari suatu topik untuk menghasilkan item-item yang nyata kepada kepentingan bagi individual, di dalam dan diluar perusahaan.
Burhan 1971 dalam Pace 1983 telah mengamati, meskipun setiap organisasi berbeda dalam menuangkan kebijkannya secara formal,
tetapi kesulitan komunikasi suatu organisasi sering muncul karena perbedaan persepsi karyawan suatu perusahaan atau suatu kelompok kerja
dengan supervisor tentang kenijakan. Soemirat, Ardianto, Suminar, 1999:64.
Sigmund 1969 dan Pace 1983 dalam Soemirat, Ardianto, Suminar 1999; 64-65, mengemukakan filosofi komunikasi, sebagai
berikut: 1.
Karyawan harus diberi informasi tentang aktifitas organisasi 2.
Karyawan harus diberi informasi tentang tujuan, sasaran, perencanaan dan arah perusahaan.
3. Karyawan harus diberi informasi tentang isu negatif, sensitif, dan
kontroversial. 4.
Karyawan harus didorong untuk berperan serta dalam berlangsungnya arus komunikasi dua arah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
5. Karyawan harus mengadakan pertemanan secara periodik dengan
supervisor mereka untuk membahas kinerja kerja dan harapan karyawan.
6. Pertemanan harus dilakukan untuk menemukan suatu yang penting
dan mendorong ekspresi mereka. 7.
Karyawan harus memiliki situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan berkomunikasi secara tepat.
Secara filosofis komunikasi yang efektif dalam organisasi adalah adanya kata sepakat untuk perencanaan informasi jangka panjang dengan
aspek lainnya. Serta membuka saluran komunikasi dan mengembangkan kebebasan menuangkan ide.
2.1.2.4 Komunikasi Organisasi yang Efektif