Terapi Farmakologi Penatalaksanaan Terapi Hipertensi

5. Penatalaksanaan Terapi Hipertensi

a. Terapi Farmakologi

1 Diuretik,seperti tiazid Diuretik tiazid adalah diuretik dengan potensi menengah yang menurunan tekanan darah dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada daerah awal tubulus distal ginjal,meningkatkan eksresi natrium dan volume urin serta dapat memberi efek vasodilatasi langsung pada arteriol sehingga dapat mempertahankan efek antihipertensi lebih lama. Efek diuretik tiazid terjadi dalam waktu 1-2jam telah pemberian dan dapat bertahan sampai 12-24jam. Pemberian obat ini cukup sekali sehari Gormer, 2007. 2 Beta bloker,seperti atenolol,propanolol,metoprolol Obat golongan ini bekerja dengan mengeblok beta-adrenoseptor. Stimulasi yang terjadi pada reseptor beta di otak dan perifer akan memacu neutransmitter yang dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis. Stimulasi reseptor beta-1 pada jantung dapat meningkatkan frekuensi denyut dan kekuatan kontraksi otot jantung, sedangkan stimulasi reseptor beta-1 pada ginjal akan menyebabkan pelepasan renin,meningkatkan aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron. Penggunaan obat golongan beta bloker pada terapi hipertenis bersifat antagonis terhadap semua efek yang ditimbulkan akibat stimulasi reseptor beta tersebut Gromer, 2007. 3 ACE Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor, seperti captopril, lisinopril, enalapril Mekanisme kerja obat golongan ini adalah menghambat secara kompetitif pembentukan angiotensin II dari prekusor angiotensin I yang inaktif. Efek antihipertensi golongan ACE Inhibitor ini lebih kuat karena obat ini dapat menghambat degradasi kini termasuk bradikinin yang memiliki efek vasodilatasi Gormer, 2007. 4 Angiotensin Reseptor Bloker ARB atau AIIRA, seperti candesartan, losartan, valsartan Mekanisme kerja golongan ini adalah mengeblok secara langsung reseptor angiotensin II tipe 1 reseptor AT1 sehingga Angiotensin II tidak dapat berikatan secara agonis dan tidak dapat menstimulasi efek vasokonstruksi,sekresi aldosteron,tidak terjadi retensi sodium dan air Straka, 2008. 5 Calcium Chanel Bloker CCB, seperti sub golongan dihidropiridin amlodipin, felodipin, nifedipin dan sub golongan non-dihidropiridin diltiazem, verapamil. Mekanisme kerja golongan CCB ini akan menurunkan influks ion kalsium ke dalam sel miokard,sel-sel dalam sistem konduksi jantung,dan sel-sel otot polos pembuluh darah sehingga akan menurunkan kontraktilitas jantung,menekan pembentukan dan perambatan impuls elekterik dalam jantung dan memacu aktivitas vasodilatasi Gormmer, 2007. 6 Obat antihipertensi golongan lain Yang termasuk dalam golongan ini adalah alfa bloker penghambat adrenoseraptor-1 yang akan mengeblok adrenoreseptor alfa-1 perifer sehingga memberi efek vasodilatasi dengan cara merelaksasi otot polos pembuluh darah. Antihipertensi kerja sentral seperti klonidin, metildopa, monoksidin bekerja pada adrenoseptor alfa-2,dapat menurunkan aliran simpatetik ke jantung,pembuluh darah dan ginjal sehingga mengakibatkan penurunan tekanan darah Gormer, 2007.

b. Terapi Non-Farmakologi

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi berdasarkan faktor risiko kesehatan di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor risiko kesehatan).

0 9 79

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 1 81

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 2 116

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 2 109

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 1 95

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor risiko kesehatan

0 11 93