Konsep Balanced Scorecard Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah

No Item Konsep Balanced Scorecard Analisis Kesesuaian Skor Sektor Pendidikan Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta 4 Perspektif a. Memuat perspektif umum Customer, internal proces, learning and growth, finansial b. Ada tambahan dengan mempertimbangkan urgensi dan kebermanfaatan Empat perspektif dasar digunakan. Perspektif tambahan adalah environment dengan pertimbangan utama bahwa Tarakanita merupakan organisasi pendidikan yang dituntut memiliki tanggung jawab moral dan sosial. Fokus pada lingkungan juga menjadi arahan sidang kapitel kongregasi dan gereja secara universal Sudah sesuai. Penambahan persepktif enviroment sudah berdasarkan pada logika hubungan timbal balik yang jelas dan merupakan salah satu komponen visi Yayasan Tarakanita 3 5 Tujuan strategis a. Sesuai dengan visi misi b. Sesuai dengan pemilihan strategi Secara dokumen sudah terdapat hubungan sebab akibat antara tujuan strategis dan visi misi. Hubungan sebab akibat ditunjukkan dengan arah panah dalam strategy map Yayasan yang tercantum dalam RENSTRA. Hubungan sebab akibat antara tujuan strategis dan pemilihan strategi belum cukup tampak. Hal ini masih berhubungan dengan analisis pada nomor item 3 yaitu pemilihan strategi belum cukup jelas. Belum sepenuhnya sesuai. Evaluasi lain yaitu masih banyak rumusan tujuan strategis belum menggunakan kata kunci hasil meningkatnya, tersedianya, terwujudnya, dsb. Juga banyak rumusan strategis yang tidak verifiabel atau dapat diketahui tingkat ketercapaiannya. 2 6 Peta strategi strategy map: a. Misi dipindahkan ke paling atas b. Perspektif pelanggan naik ke atas menggantikan perspektif keuangan c. Perspektif keuangan tetap ada untuk dipertahankan d. Identifikasi proses internal menjadi pendorong nilai pelanggan e. perspektif pembelajaran dan pertumbuhan tetap menjadi dasar Dalam peta strategi, a. Puncak strategy map adalah visi b. Perspektif pelanggan naik ke atas menggantikan perspektif keuangan agar paradigma yang terbangun peserta didik adalah tujuan utama layanan ini didirikan Organisasi c. Tetap perlu ditopang dengan finansial yang kuat dan sehat agar mampu menggerakkan organisasi dalam mencapai visi. d. Perspektif internal menjadu pendorong nilai pelanggan e. Bersama dengan finansial perspective, learning growth menjadi dasar strategy map organisasi Kurang sesuai. Perlu diperhatikan meskipun sebagai organisasi nonbisnis tetapi Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta tidak memiliki sumber finansial lain di luar peserta didik, sehingga perseptif finansial tidak bisa menjadi dasar 2 90 No Item Konsep Balanced Scorecard Analisis Kesesuaian Skor Sektor Pendidikan Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta 7 Indikator kinerja utama: a. terdapat indikator kinerja utama eksak, proksi, aktivitas, dan proyek b. jumlah indikator kinerja utama antara 20 – 25 indikator c. proporsi indikator kinerja utama keuangan 22, pelanggan 22, proses bisnis internal 34 dan pembelajaran dan pertumbuhan 22 a. Sudah terdapat indikator utama eksak, proksi, aktivitas, dan proyek meskipun dengan komposisi yang tidak proporsional dan tersebar di seluruh perspektif. b. Indikator kinerja utama berjumlah 49 c. Proporsi indikator kinerja utama: Customer 18, environment 6, internal 31, learning and growth 29, dan finansial 16 Belum sesuai. Jumlah indikator kinerja utama terlalu banyak dan dalam proporsi yang tidak seimbang berdasarkan acuan 1 8 Terjadi hubungan sebab akibat antara tujuan strategis dan tolok ukur kinerja indikator kinerja utama Sudah terdapat hubungan sebab akibat antara tujuan strategis dan indikator kinerja utama. Hubungan tersebut bersifat langsung dan tidak langsung. Matrik analisis hubungan tersebut terdapat pada lampiran Sudah sesuai 3 SKOR TOTAL 18 91 3. Menghitung Persentase Tingkat Kesesuaian. Pada tahap ini akan dihitung persentase tingkat kesesuaian konsep balanced scorecard pada Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta dengan konsep balanced scorecard pada sektor pendidikan. Persentase tingkat kesesuaian dihitung dengan formulasi sebagai berikut. Jumlah skor total jumlah item pertanyaan x 3 Persentase tingkat kesesuaian dihitung dan disajikan sebagai berikut. 18 8 x 3 4. Melakukan Pembahasan Secara Deskriptif Analitis. Analisis kesesuaian menunjukkan angka 75. Penjelasan kesesuaian tersebut adalah sebagai berikut. a. 3 dari 8 konsep 37,5 menunjukkan kesesuaian, yaitu konsep rumusan visi, perspektif, dan hubungan sebab akibat. Pada analisis kesesuaian, visi dikatakan sesuai apabila memenuhi beberapa unsur visi yang efektif sehingga tingkat keefektifan tersebut menunjukkan tingkat kesesuaian. Visi yang efektif menurut Luis dan Biromo 2008 memiliki beberapa atribut yaitu: imaginable, desireable, feasible, focus, fleksible, dan communicable. Berdasarkan hasil analisis, visi Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta sudah dirumuskan dan sesuai dengan antribut tersebut di atas. Yayasan Tarakanita menambahkan satu perspektif di luar perspektif dasar X 100 X 100 = 75 yaitu perspektif environment atau lingkungan. Yuwono 2002, menyebutkan apabila perspektif dasar dirasa belum memadahi dimungkinkan menambah persepktif lain, tetapi harus didasarkan pada logika yang kuat dan hubungan timbal balik yang jelas antar persepktif. Penambahan perspektif enviroment sangat mendukung visi Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta terutama dalam membentuk peserta didik yang berwawasan lingkungan. Di samping itu penambahan perspektif tersebut merupakan jawaban Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta terhadap ajakan “Gereja Universal” untuk mendukung gerakan cinta lingkungan. Kaplan dan Norton 1996 menyebutkan bahwa sebuah balanced scorecard yang disusun semestinya dapat menjelaskan strategi organisasi melalui urutan sebab akibat jika-maka. Sistem pengukuran harus membuat hubungan hipotesis di antar berbagai tujuan strategis dan ukuran di dalam berbagai perspektif menjadi eksplisit sehingga dapat dikelola dan divalidasi. Menurut hasil analisis, pada balanced scorecard Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta sudah terjadi hubungan sebab akibat antara tujuan strategis dan indikator kinerja utama. Hubungan tersebut bersifat langsung maupun tak langsung yang didasarkan pada empat jenis indikator Luis dan Biromo, 2008 yaitu indikator kinerja utama eksak, proksi, aktivitas, dan proyek. Indikator eksak menunjukkan adanya hubungan langsung, sedangkan indikator lain menunjukkan hubungan tidak langsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. 4 dari 8 konsep 50 menunjukkan kurang sesuai, yaitu konsep rumusan misi, analisis SWOT, tujuan strategis, dan peta strategi. Rangkuti 2011 menyebutkan bahwa analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. David 2015 menjelaskan beberapa tahapan setelah melakukan analisis SWOT sampai dengan penentuan strategi dalam proses perumusan strategi yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Keputusan strategi ini yang kemudian dirumuskan dalam tujuan strategis. Dengan kata lain, perumusan tujuan strategis haruslah melalui berbagai tahapan sehingga tepat sesuai analisis kondisi organisasi. Pada konsep balanced scorecard Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta terdapat tahapan yang hilang dalam fase antara analisis SWOT dan rumusan tujuan strategis. Dalam konsep peta strategi, Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah menempatkan perspektif finansial pada paling dasar sejajar dengan perspektif learning and growth. Pada situasi organisasi non bisnis publik milik pemerintah hal tersebut dimungkinkan karena finansial sudah tersedia sehingga fokus pada bagaimana mengupayakan penggunaannya secara transparan, efektif, dan efisien. Pada kondisi di Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta berbeda. Meskipun sebagai organisasi non bisnis, Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta harus menyediakan finansial secara mandiri guna melakukan kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pelayanan. Pendanaan paling besar diperoleh dari orang tua peserta didik. Dengan demikian, perspektif finansial tidak dapat diletakkan pada dasar peta strategi dengan asumsi hal tersebut belum tersedia dan harus diupayakan. c. 1 dari 8 konsep 12,5 menunjukkan tidak sesuai, yaitu konsep indikator kinerja utama. Indikator kinerja utama tolok ukur kinerja balanced scorecard Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta berjumlah 49 empat puluh sembilan. Menurut Kaplan dan Norton 2001 dan Luis dan Biromo 2008 jumlah tolok ukur kinerja yang ideal adalah 20-25 tolok ukur kinerja. Dengan demikian, jumlah tolok ukur kinerja yang ada pada balanced scorecard Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta terlalu banyak sehingga akan menjadikan kurang fokus untuk mencapainya. Proporsi tolok ukur kinerja balanced scorecard Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta meliputi perspektif costumer 18, perspektif environment 6, perspektif internal 31, perspektif learning and growth 29 dan perspektif finansial 16. Proporsi yang ideal menurut Menurut Kaplan dan Norton 2001 dan Luis dan Biromo 2008 jumlah tolok ukur kinerja yang ideal adalah perspektif costumer 22, perspektif internal 34, perspektif learning and growth 22, dan perspektif financial 22. Berdasarkan hal tersebut, proporsi tolok ukur kinerja pada balanced scorecard Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta belum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI cukup ideal. Perspektif learning and growth terlalu banyak sehingga bisa dipindahkan ke perspektif yang lain untuk menjadikan lebih proporsional. Dalam analisis konten, ditemukan sebagai berikut. 1 Perspektif Costumer a Terdapat beberapa tolok ukur keberhasilan TUK yang tumpang tindih, misalnya sekolah dengan nilai rata-rata seluruh mata pelajaran yang di UN-kan minimal 80 dengan sekolah yang termasuk kategori 10 besar tingkat kotakabupaten berdasarkan kategori nilai UN adalah TUK yang mempunyai tujuan penilaian yang sama sehingga sebenarnya dapat dihilangkan salah satunya. b Terdapat TUK yang kurang mempunyai power sebagai target, misalnya sekolah dengan peserta didik lulus 100. Saat ini hasil ujian nasional tidak mempengaruhi kelulusan, sehingga TUK tersebut akan sangat mudah untuk dicapai. c Terdapat TUK yang kurang menggambarkan kualitas pencapaian. Sebagai contoh, peringkat sekolah di tingkat kotakabupaten dalam rata-rata UN tidak serta merta menggambarkan kualitas karena kecenderungan sekolah dengan jumlah peserta didik yang banyak akan sulit memperoleh rata-rata tinggi. Peringkat atas biasanya didominasi oleh sekolah yang mempunyai jumlah peserta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI didik sedikit, sehingga peringkat kurang bisa menggambarkan kualitas sekolah. d Terdapat TUK yang kurang dapat mengukur tujuan strategis. Contohnya tingkat kepuasan orang tua peserta didik kurang tepat diukur dengan penilaian SOP pelayanan prima, akan lebih tepat diukur dengan survei kepuasan pelanggan. 2 Perspektif Environment TUK dengan ukuran kualitatif biasanya akan sulit untuk diukur. Misalnya TUK kualitas pelaksanaan gaya hidup PKT akan lebih sulit diukur ketika penilai tidak mempunyai standar yang sama untuk menilai dan akan bersifat lebih subjektif. 3 Perspektif Internal Seluruh tolok ukur kinerja merupakan ukuran kualitatif dan pengukuran dilakukan oleh pihak internal. Hal tersebut akan menimbulkan pengukuran yang kurang akurat dan membuka peluang untuk melakukan manipulasi dalam pengukuran yang ditujukan untuk mencapai target atau ukuran yang diharapkan. 4 Perspektif Learning and Growth a Terdapat beberapa tolok ukur keberhasilan yang tumpang tindih, misalnya karyawan yang memiliki indek kinerja individu sudah mewakili atau mencakup beberapa TUK seperti nilai supervisi, pemenuhan kualifikasi guru dalam bahasa asing, teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran berbasis riset dan experiential learning. Contoh lainnya pada TUK GETO dan kepuasan kerja karyawan memiliki maksud dan tujuan pengukuran yang sama. b Terdapat TUK yang kurang memiliki bobot sebagai ukuran, misalnya terpenuhinya jumlah kebutuhan SDM dan SDM yang memenuhi standar kualitas pendidikan S1. c Banyak TUK yang bersifat kualitatif. 5 Perspektif Finansial Untuk perspektif finansial memiliki ukuran yang jelas dan pasti. TUK dapat dikatakan dapat menggambarkan ukuran dari pencapaian tujuan strategis. Pembahasan lebih lanjut, bersamaan dengan pemberian rekomendasi 5. Memberikan Rekomendasi Sebagai Tindaklanjut Setelah melakukan analisis kesesuaian, peneliti memberikan rekomendasi berdasarkan delapan konsep dalam tabel sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.5. Rekomendasi Konsep Balanced Scorecard Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta Konsep Lama Usulan Baru Keterangan Visi Mendidik peserta didik agar berkompetensi tinggi yang berbela rasa dan berwawasan lingkungan Mendidik peserta didik agar berkompetensi tinggi yang berbela rasa dan berwawasan lingkungan Tetap tidak berubah Misi 1. Ambil bagian dalam misi pendidikan Gereja Katolik. 2. Mengupayakan agar di sekolah-sekolah, keunggulan akademik sungguh dikejar, dan kualitas pembelajaran serta pelatihan peserta didik senantiasa ditingkatkan, sehingga peserta didik terbentuk menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, kreatif dan terampil. 3. Berperan serta mengembangkan penegakan hak asasi manusia dan memperjuangkan keadilan termasuk keadilan gender. 4. Melakukan koordinasi dan menciptakan iklim yang kondusif di sekolah- sekolah yang dikelolanya guna terselenggaranya proses pembelajaran sehingga terbentuk manusia dengan kepribadian yang utuh memiliki integritas diri. 5. Mengupayakan agar di sekolah-sekolah diselenggarakan pendidikan tentang religiositas dan pendidikan nilai sikap jujur, adil dan berwawasan kebangsaan. 6. Mengupayakan agar sekolah-sekolah mengembangkan semangat persaudaraan sejati dalam masyarakat yang majemuk. 7. Ikut serta dalam perjuangan menegakkan keadilan, menciptakan perdamaian dunia, dan menjaga keutuhan ciptaan. 1. Ambil bagian dalam misi pendidikan Gereja Katolik. 2. Meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didik untuk mewujudkan peserta didik yang berkompetensi tinggi. 3. Menumbuhkan karakter baik peserta didik melalui Pendidikan Karakter Tarakanita yang didasari nilai- nilai Cc5 Compassion, celebration, competence, conviction, creativity, communinity, keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan KPKC, kedisiplinan, dan kejujuran. 4. Mewujudkan sistem informasi manajemen untuk memberikan pelayanan secara sistematis, transparan dan akuntabel. 5. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan agar karya pendidikan dapat terus berlangsung dan berkembang. 6. Mengembangkan layanan pendidikan di lingkungan lokal jenjang TK-SD, regional jenjang SMP, dan nasional jenjang SMA. Menambahkan unsur pasar nomor 6 dan teknologi nomor 4. 99 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan 8. Menciptakan iklim religius dan mengembangkan semangat kasih yang berbela rasa dalam seluruh proses pembelajaran. 9. Memperhatikan, mengembangkan dan memberdayakan para pendidik dan tenaga kependidikan agar karya pendidikan dapat terus berlangsung dan berkembang Analisis SWOT Kekuatan 1. Rumusan visi misi menjadi pedoman perilaku yang terarah 2. Lulusan memiliki kapabilitas untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya maupun dunia kerja 3. Menerapkan OBSC Organizational Balanced ScoreCard sebagai upaya menciptakan keseimbangan kinerja setiap perspektif 4. Didukung oleh sistem yang jelas, antara lain: SAPTA, SIKTAR, Pedoman Pelayanan Prima, dan CBHRM 5. Mayoritas karyawan adalah karyawan tetap dengan kualifikasi pendidikan memenuhi syarat. Sebagian besar guru telah tersertifikasi pemerintah 6. Memiliki sistem keuangan yang baku 7. Adanya bantuan pemerintah berupa BOS dan BOP dapat menjadi sumber tambahan dana 8. 60 orang tua yang menyekolahkan anaknya di Yayasan Tarakanita berpendapatan menengah 9. Jejaring pelaksana fungsi humas di Wilayah dan Unit Sekolah nasional. Kekuatan 1. Memiliki value yang jelas dan dikembangkan dalam Pendidikan Karakter Tarakanita. 2. Memiliki strategi dan metode pembelajaran yang sudah dibakukan dan menjadi ciri khas layanan pendidikan sekolah-sekolah Tarakanita PBA, EL, TIK, PBR. 3. Memiliki sistem informasi terpadu di semua pilar manajemen SAPTA, SIKTAR, GLME, dan WEBSITE. 4. Memiliki SOP Pelayanan Prima yang dapat menjadi panduan dalam melakukan pelayanan di bidang pendidikan. 5. Memiliki karyawan yang mayoritas berstatus tetap, memenuhi persyaratan kualifikasi pendidikan, dan dikelola dengan manajemen SDM berbasis kompetensi. Kelemahan 1. 61 karyawan edukatifguru memiliki kualitas dalam kategori kurang dan kurang sekali berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru UKG. Setelah melakukan analisis SWOT masih ada langkah perumusan strategi untuk sampai pada keputusan tujuan strategis yang akan dirumuskan. Dalam dokumen balanced scorecard Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta langkah ini yang tidak ada. Oleh karena itu peneliti memberikan rekomendasi pada langkah ini. Karena membutuh pemaparan yang cukup panjang, maka proses perumusan strategi disampaikan pada bagian lampiran 1 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan 10. Pemahaman dan implementasi Pelayanana Prima hasil workshop: 79,71, hasil survey:81 11. Pemahaman dan upaya penetapan strategi pemasaran sekolah 74,56 12. Pemahaman dan keterampilan pengelolaan media promosi dan publikasi 72,58 13. Lembaga mengutamakan pemenuhan kebutuhan fasilitas dan kelengkapan teknologi informasi untuk pembelajaran 14. Memiliki Sistem Informasi Manajemen Terpadu 15. Yayasan dapat memanfaatkan secara optimal lahan dan gedung milik kongregasi dan gereja 16. Sarana prasarana memenuhi standar pelaksanaan KBM hasil survei: 77 17. Kondisi fisik bagunan relatif baik 18. Sebagian besar lokasi unit karya di area strategis Kelemahan 1. Rumusan visi misi belum sepenuhnya menjadi landasan sikap dan perilaku dalam melakukan pelayanan 2. Kualitas lulusan belum mampu mendorong selling power Tarakanita. 3. Tolok ukur dan target OBSC belum mempresentasikan pencapaian kinerja sesungguhnya yang harus dicapai. 4. Belum sepenuhnya memanfaatkan sistem informasi sebagai cara untuk mengitegrasikan standar mutu 2. Sebagian besar sekolah memiliki keterbatasan luas lahan untuk area parkir dan sarana olahraga. 3. Sebagian besar sekolah mengalami tren penurunan jumlah peserta didik dalam beberapa tahun terakhir. 4. Piutang peserta didik masih tinggi dan terjadi di hampir seluruh unit sekolah. 5. Kinerja tim pemasaran belum optimal dalam melakukan promosi dan publikasi. Peluang 1. Sekolah lembaga pendidikan masih dibutuhkan untuk jangka waktu yang panjang amanat pembukaan UUD 45. 2. Minat kuliah pada jurusan keguruan meningkat sehingga dapat lebih selektif dalam proses rekruetmen guru. 3. Bantuan Operasional Sekolah BOS dari pemerintah dan beasiswa dari jejaring perusahaan dalam program Corporate Social Responsibility CSR. 4. Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi dapat mendukung promosi dan publikasi. Ancaman 1. Kebijakan pemerintah yang seringkali tidak memihak pada sekolah swasta sekolah gratis, aturan mengenai sertifikasi guru, aturan penahanan ijasah, dan lain-lain. 2. Tingginya persaingan antar sekolah baik swasta 1 1 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan 5. Hasil evaluasi kompetensi guru 2010 menunjukkan 30 guru dalam kategori baik seklai, 33 cukup, dan 37 memerlukan pembinaan khusus 6. Hasil UKG bidng studi menunjukkan 60,57guru berada dalam kategori kurang dan kurang sekali. 7. UTW kurang terbarukan sehingga menjadi pemegang jabatan kurang fokus pada tanggungjawab yang seharusnya 8. Besaran uang sekolah bukan satu-satunya faktor untuk menarik calon siswa 9. Satu-satunya sumber keuangan lembaga sampai saat ini hanya dari orang tua siswa 10. Belum semua wilayah dan sekolah memiliki penanggungjawab fungsi kehumasan 11. Inkonsistensi terhadap implementasi gerakan pelayanan prima 12. Kurangnya pemahaman yang komprehensif mengenai penetapan strategi pemasaran sekolah 13. Pengembangan media promosi dan publikasi masih terkesan tradisional 14. Pengelolaan akses teknologi informasi dan layanan komunikasi masih rendah 73 15. Kemampuan SDM berkaitan dengan strategi pembelajaran berbasis teknologi informasi pada umum- nya masih lemah 16. Belum ada SOP sehingga pemeliharaan sarana prasarana lemah 17. Gedung-bangunan-fasilitas kurang menarik dan belum optimal digunakan maupun negeri dalam hal manajemen sekolah biaya pendidikan, kualitas lulusan, penyediaan sarana prasarana sekolah, dan sistem imbal jasa karyawan. 3. Kondisi sosial budaya masyarakat: konsumtif, kritis, sensitif, serta memiliki kemampuan dan kebebasan untuk memilih menetapkan pilihan sekolah. 4. Pengaruh globalisasi dan pasar bebas memungkinkan munculnya sekolah-sekolah baru yang memiliki kompetensi persaingan yang tinggi. 1 2 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan 18. Belum memiliki master plan pengembangan secara fisik jangka panjang 19. Keterbatasan lahan parkir dan lapangan olahraga Peluang 1. Visi misi memberikan keleluasan dalam berperilaku tetapi tetap diperlukan tuntunan dan pengarahan yang jelas. 2. Banyak peminat institusi pendidikan dan dunia usaha terhadap lulusan Tarakanita 3. OBSC sangat terbuka dan mampu mewadahi kekhasan kinerja unit 4. Sistem feeder memungkinkan untuk mempertahankan siswa berdasarkan standar mutu yang ditetapkan 5. Tersedianya sistem pengelolaan SDM berbasis kompetensi CBHRM sebagai dasar pengelolaan SDM yang terintegrasi 6. Mayoritas karyawan berada dalam kelompok usia produktif dibawah 45 tahun berpotensi untuk berkembang. 7. Adanya UKG dan uji kompetensi CBHRM menjadi dasar yang tepat untuk dilakukannya pengembangan dan pembinaan guru secara sistematis dan terencana berdasarkan substansi kebutuhan 8. Adanya ketentuan pemerintah yang mengatur mengenai pemenuhan kualitas , kualifikasi, dan jam wajib mengajar guru minimal 24 JP mendorong terjadinya efisiensi dan efektifitas pengelolaan SDM 1 3 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan 9. Mengembangkan peluang sumber dana alternatif dari aset yang dimiliki Yayasan 10. Pemanfaatan fasilitas, media, sarana interaksi dan komunikasi kehumasan dam pemasaran berbasis teknologi informasi. 11. Masih terjaganya captive market peluang pasar yang masih terjaga 12. Peningkatan penguasaan strategi marketing yang kontekstual dengan institusi pendidikan 13. Pengembangan jejaring melalui almuni, orang tua, pemerhati pendidikan 14. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masih terbuka luas 15. Masih memungkinkan optimalisasi pemanfaatan lahan untuk sarana pembelajaran 16. Optimalisasi pemanfaatan aset fisik sebagai alternatif sumber dana 17. Modernisasi tampilanpenataan fisik Ancaman 1. Lembaga pendidikan sejenis merumusan visi misi dengan rumusan tang sederhana dan mudah diingat walaupun terlalu membatasi perilaku tertentu 2. Tawaran yang diberikan lembaga pendidikan lain lebih menarik dan beragam misalnya beasiswa berpotensi “pembajakan siswa” 3. Perubahan manajemen pengelolaan sekolah yang sangat dinamis dan cepat 1 4 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan 4. Lembaga lain sejenis sudah menerapkan standar mutu yang sama untuk sekolah yang dikelolanya 5. Lembaga pendidikan sejenis memberikan penawaran kesejahteraan yang lebih kompetitif. 6. Penetapan UMP oleh pemerintah yang realtif tinggi 7. Industri di luar pendidikan mulai memberikan peluang kerja bagi lulusan S1 kependidikan 8. Terjadi degradasi nilai hidup guru sebagai panggilan hidup 9. Kebijakan sekolah gratis oleh masyarakat 10. Sensitivitas masyarakat terhadap biaya sekolah 11. Kondisi sosial budaya masyarakat: konsumtif, kritis, sensitif, serta memiliki kemampuan dan kebebasan untuk memilih menetapkan pilihan sekolah 12. Perkembangan teknologi menuntut pemenuhan sarana-prasarana berbasis teknologi informasi. 13. Perubahan kurikulum pendidikan menuntut pemenuhan sarana prasarana sesuai tuntutan kurikulum 14. Sekolah pesaing: kondisi sarana prasarana pembanding yang lebih baik dan lengkap 15. Beberapa lokasi unit karya berada pada kondisi geografi yang kurang menguntungkan Perspektif Menggunakan lima perspektif, yaitu: Customer, environment, internal, learning and growth, dan finansial Tetap menggunakan lima perspektif, yaitu: Customer, environment, internal, learning and growth, dan finansial Tetap tidak berubah 1 5 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan Tujuan Strategis Customer 1. Peningkatan kualitas akademik 2. Peningkatan karakter Tarakanita 3. Peningkatan kualitas non akademik 4. Tingkat kepuasan orang tua peserta didik 5. Peningkatan awareness orang tua calon peserta didik Environment 1 Implementasi budaya hidup KPKC 2 Peningkatan kinerja pemberdayaan masyarakat Internal 1. Implementasi desain kurikulum Standar Nasional Plus PKT, berwawasan global, dan berorientasi TIK 2. Implementasi strategi metode pembelajaran pengembangan siswa: Pembiasaan penggunaan bahasa asing dalam PBM, Experiential Learning, Pembelajaran berbasis TI, dan Pembelajaran berbasis Riset. 3. Implementasi keterlibatan orang tua dalam pembelajarankegiatan sekolah. 4. Penggunaan Pengembangan sarana dan prasarana berwawasan lingkungan 5. Implementasi Management Information System. 6. Implementasi strategi kehumasan dan pemasaran 7. Penjaminan mutu 8. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggara pendidikan. Customer 1. Meningkatnya kepuasan pelanggan 2. Meningkatnya kualitas peserta didik Environment 1. Terimplementasinya budaya hidup berwawasan lingkungan. Internal 1. Terimplementasinya strategi dan metode pembelajaran berdasarkan standar pendidikan Tarakanita. 2. Meningkatnya kualitas layanan pendidikan Tarakanita standar pelayanan prima. 3. Meningkatnya keterlibatan orang tua dalam pembelajaran dan kegiatan sekolah. 4. Terimplementasinya sistem informasi manajemen dalam seluruh fungsi manajemen. 5. Terpenuhinya sarana prasarana sesuai standar yang diterapkan. 6. Penjaminan mutu Learning dan Growth 1. Meningkatnya kapabilitas karyawan 2. Meningkatnya motivasi, pemberdayaan dan keserasian Finansial 1. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan Rekomendasi peneliti mengusulkan untuk memadatkan tujuan strategis karena pada rumusan lama banyak rumusan tujuan strategis yang memiliki esensi yang sama. Rumusan usulan tersebut didasarkan pada Kaplan dan Norton, 1996: 1. Perspektif pelanggan mengacu dari tiga variabel utama yaitu: atribut produkjasa, hubungan pelanggan, dan citra reputasi. 2. Perspektif proses internal mengacu pada tiga variabel utama yaitu: inovasi, operasi, dan layanan purna jual. 3. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengacu pada tiga variabel utama, yaitu kapabilitas pegawai kepuasan pegawai, retensi pegawai, produktivitas pegawai, kapabilitas sistem 1 6 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan Learning and growth 1. Peningkatan kapabilitas SDM 2. Pelaksanaan pengembangan karakter SDM yang bersumber pada nilai-nilai ketarakanitaan Cc5, KPKC, Kedisiplinan, dan Kejujuran Finansial 1. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan. informasi, serta motivasi, pemberdayaan, dan keserasian. 4. Perspektif keuangan, berhubungan dengan profitabilitas yang diukur dengan laba operasi, return on capital employed ROCE, nilai tambah ekonomis ecnomic value added, pertumbuhan penjualan, atau terciptanya arus kas. Dalam konteks organisasi pendidikan, perspektif keuangan dimaknai bagaimana menggunakan dana secara efektif dan efisien guna memaksimalkan pelayanan terhadap Customer dan menjaga keberlangsungan lembaga . 1 7 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan Peta Strategi Lama 1 8 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan Usulan baru Perspektif finansial tidak bisa menjadi dasar peta strategi karena meskipun Yayasan Tarakanita merupakan organisasi non bisnis tetapi tidak mempunyai sumber dana selain dari sumbangan orang tua peserta didik. Besarnya sumbangan peserta didik berkorelasi dengan jumlah peserta didik. Hal ini berbeda dengan organisasi non bisnis yang lain atau organisasi publik. Mereka tidak memikirkan dana karena sudah punya anggaran, yang mereka pikirkan adalah menggunakan anggaran secara efektif dan efisien. PERSPEKTIF LEARNING GROWTH Meningkatnya kapabilitas karyawan Meningkatnya motivasi karyawan PERSPEKTIF CUSTOMER Meningkatnya kepuasaan pelanggan Meningkatnya kualitas peserta didik PERSPEKTIF FINANSIAL Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan OUTCOME jJumlah peserta didik maksimal Peserta Didik Unggul Akademik Peserta Didik Berkarakter Tarakanita Visi: Mendidik peserta didik agar berkompetensi tinggi yang berbela rasa dan berwawasan lingkungan 1 9 PERSPEKTIF INTERNAL Terimplementasi nya standar pendidikan Tarakanita Meningkatnya kualitas layanan pendidikan Tarakanita Terimplementasi nya sistem informasi manajemen Terpenuhinya sarana prasarana sesuai standar Meningkatnya keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah Penjaminan Mutu PERSPEKTIF ENVIRONMENT Terimplementasinya budaya hidup berwawasan lingkungan Konsep Lama Usulan Baru Keterangan Indikator Kinerja Utama Customer 1. sekolah dengan nilai rata-rata seluruh mata pelajaran yang di UNUSBD-kan minimal 8,0 SD-SMP-SMAK 2. KBTK dengan peserta didik memperoleh nilai rata-rata seluruh bidang pengembangan minimal 80 di TK B Berkembang Sesuai Harapan 3. sekolah dengan peserta didik lulus 100 SD-SMP-SMAK 4. sekolah yang termasuk kategori 10 besar tingkat kotakabupaten SD-SMP-SMAK 5. sekolah dengan 25 peserta didik mendapatkan nilai A pada PKT 6. Jumlah prestasi tingkat Nasional jenjang SD, SMP, SMA, SMK 7. Jumlah prestasi tingkat Kota Kabupaten jenjang TK 8. penilaian implementasi SOP Pelayanan Prima 9. jumlah peserta didik dari daya tampung ideal 25490 Environment 10. sekolah yang melaksanakan program pembiasaan gaya hidup berwawasan PKT berdasarkan standar kualitas yang ditetapkan 11. sekolah dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat berdasarkan standar kualitas yang ditetapkan SD, SMP, SMAK 12. Terlaksananya kegiatan-kegiatan sosial karitatif minimal 1 kali dalam 1 semester Customer 1. sekolah yang memiliki rata-rata skor survei kepuasan pelanggan ≥ 80 2. jumlah peserta didik dari daya tampung ideal 3. sekolah yang memiliki rata-rata nilai Ujian Nasional UN ≥ 80 4. Jumlah prestasi peserta didik non UN minimal tingkat nasional 5. jumlah peserta didik yang memiliki rata-rata skor survei karakter Tarakanita ≥ 80 pada jenjang selanjutnya Environment 6. sekolah yang melaksanakan program pembiasaan gaya hidup berwawasan PKT berdasarkan standar kualitas yang ditetapkan 7. Jumlah kegiatan pemberdayaan masyarakat di seluruh sekolah terkait budaya hidup berwawasan lingkungan Internal 8. guru yang memiliki nilai supervisi pelaksanaan pembelajaran berdasarkan standar pendidikan Tarakanita ≥ 80 9. Jumlah laporan penelitian peserta didik dan guru dengan kualitas berdasarkan standar yang ditetapkan 10. penurunan jumlah komplain pelanggan 11. guru yang mencapai nilai ≥ 80 pada implementasi SAPTA 12. Jumlah kegiatan yang melibatkan orang tua 1 1 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan Internal 13. keakuratan implementasi kurikulum berdasarkan standar yang ditetapkan a. 4 standar pendidikan isi,proses, kompetensi kelulusan, dan penlaian b. Standar PKT c. standar penggunaan bahasa asing d. Standar pemanfaatan TIK e.Standar EL 14. sekolah yang guru MIPA melaksanakan pembiasaan penggunaan bahasa asing dalam PBM 15. sekolah yang melaksanakan pembelajaran berbasis EL berdasarkan standar yang ditetapkan. 16. sekolah yang mengimplementasikan tiga fungsi TIK dalam pembelajaran berdasarkan standar yang ditetapkan. 17. sekolah yang melaksanakan pembelajaran berbasis riset berdasarkan standar yang ditetapkan MIPA 18. sekolah dengan minimal 5 kegiatan yang melibatkan FKKSKM 19. unit karya yang telah mencapai 75 standar sarana prasarana sesuai dengan yang ditetapkan 20. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen berdasarkan menu dan submenu 21. pengendalian dan pemanfaatan software dan lisensi aplikasi dari keseluruhan PCLaptop kerja 22. pengelolaan portal lembaga berita kegiatanaktivitas per kategori unit karya 48 berita dalam 1 tahun 23. animo terhadap daya tampung kelas awal 13. Jumlah berita dan artikel yang diupload di website 14. unit sekolah yang telah mencapai 75 standar sarana prasarana sesuai dengan ketetapan 15. sekolah memenuhi standar pendidikan Tarakanita skor akreditasi internal dan eksternal Learning and growth 16. karyawan yang memperoleh nilai DP3 Individu ≥ 80 17. guru yang memperoleh nilai uji kompetensi guru standar Tarakanita ≥ 80 18. karyawan dengan jumlah jam pelatihan dan pengembangan ≥ 50 jamorgtahun untuk guru, dan ≥ 20 jamorgtahun untuk TU dan PP 19. karyawan yang termasuk dalam katagori puas berdasarkan hasil survei kepuasan karyawan 20. rasio biaya SDM terhadap total operasional cost Finansial 21. Margin 22. Rasio biaya operasional vs anggaran yang ditetapkan 23. peningkatan pendapatan UPMB 24. peningkatan pendapatan non UPMB 25. piutang maksimal 1 1 1 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan 24. sekolah memenuhi standar pendidikan Tarakanita 25. pemenuhan persyaratan administratif legal sekolah 26. Keterlaksanaan kegiatan berdasarkan rencana yang ditetapkan 27. keputusan, kebijakan, ketentuan, dan aturan yang dihasilkan Learning and growth 28. Terpenuhinya jumlah kebutuhan SDM 29. karyawan yang memperoleh nilai indeks kinerja individu DP3 ≥ 0,80 30. guru yang memperoleh nilai supervisi PBM berdasarkan perangkat kurikulum 2013 ≥ 0,80 tuntas 31. karyawan dengan jumlah jam pelatihan dan pengembangan ≥ 50 jamorgtahun untuk guru, dan ≥ 20 jamorgtahun untuk TU dan PP 32. guru yang memenuhi kualifikasi Bahasa Inggris sesuai standar TOEIC MIPA 33. guru yang memenuhi kualifikasi pembelajaran berbasis EL berdasarkan standar yang ditetapkan 34. guru yang memenuhi kualifikasi TIK sesuai standar yang ditetapkan 35. guru yang memenuhi kualifikasi Pembelajaran Berbasis Riset PBR yang ditetapkan MIPA 36. karyawan yang termasuk dalam kelompok talentstar talent pool 1 1 2 Konsep Lama Usulan Baru Keterangan 37. SDM yang memenuhi kualifikasi pendidikan minimal S1 Guru 38. GETO good employee turn over 39. Rasio Biaya SDM terhadap total oparational cost 40. karyawan yang termasuk dalam kategori puas 41. jumlah karyawan dengan nilai DP3 Sikap Kerja ≥ 0,85 Finansial 42. margin 43. Rasio biaya operasional vs pendapatan non UPMB 44. peningkatan pendapatan UPMB 45. peningkatan pendapatan Non UPMB 46. piutang Maksimal 47. Alokasi Dana Investasi untuk Operasional 48. saldo dana yang bisa diinvestasikan 49. saldo dana terhadap biaya operasional Hubungan Sebab Akibat Terdapat di peta strategi Terdapat di peta strategi 1 1 3

C. Implementasi Balanced Scorecard Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah

Yogyakarta Unit analisis untuk data implementasi balanced scorecard pada Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta adalah Kantor wilayah dan unit sekolah SMP Stella Duce 1 dan SMA Stella Duce 2. Partisipan adalah pejabat struktural di tingkat kantor wilayah kepala bagiandivisi dan di tingkat unit sekolah kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Analisis data untuk implementasi balanced scorecard pada Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta meliputi tahap-tahap sebagai berikut. 1. Merangkum Hasil Wawancara Setelah melakukan wawancara dan transkripsi data hasil rekaman wawancara, peneliti kemudian merangkum hasil wawancara sesuai dengan kategori kunci sukses implementasi balanced scorecard pada Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta. Rangkuman wawancara tersebut merupakan ringkasan dari jawaban masing-masing partisipan sejumlah 12 dua belas yang diberi simbol P1 sampai dengan P12. Proses merangkum hasil wawancara ini dimaksudkan untuk memilah jawaban yang sesuai atau menjawab pertanyaan wawancara dan menghilangkan jawaban yang tidak sesuai atau tidak berhubungan dengan pertanyaan wawancara. Dengan demikian, analisis akan terfokus pada jawaban partisipan yang berhubungan dengan pertanyaan wawancara. Hasil rangkuman ini dipaparkan pada bagian lampiran. 2. Melakukan Analisis Kesesuaian Analisis kesesuaian dilakukan berdasarkan dua belas kunci sukses implementasi balanced scorecard pada sektor pendidikan, yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 5.6. Kunci Sukses Implementasi Balanced Scorecard Pada Sektor Pendidikan No Item Proses Penyusunan Balanced Scorecard 1 Pemahaman pejabat struktural 2 Penggunaan sistem pilot project 3 Sosialisasi kepada karyawan 4 Desain balanced scorecard untuk menggambarkan strategi 5 Keselarasan balanced scorecard masing-masing fungsi terhadap balanced scorecard lembaga 6 Komitmen pejabat struktural melaksanakan rapat secara kontinue. 7 Pembentukan tim khusus sebagai agen perubahan. 8 Penjabaran balanced scorecard ke setiap orang dalam organisasi 9 Respon karyawan terhadap perubahan 10 Pemanfaatan sistem dan teknologi 11 Kapasitas dan kualitas konsultan 12 Dampak pada sistem kompensasi Berdasarkan kunci sukses tersebut dilakukan analisis kesesuaian terhadap implementasi balanced scorecard. Untuk melakukan analisis kesesuaian dari rangkuman wawancara seluruh partisipan dilakukan konsolidasi jawaban oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mempertajam proses dan hasil analisis. Analisis kesesuian tersebut disajikan pada tabel sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.7. Analisis Kesesuaian antara Implementasi Balanced Scorecard Pada Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta dengan Kunci Sukses Implementasi Balanced Scorecard Pada Sektor Pendidikan No Item Implementasi Balanced Scorecard Analisis Kesesuaian Skor Sektor Pendidikan Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta 1 Pemahaman pejabat struktural Pejabat struktural hendaknya memahami secara utuh mengenai balanced scorecard baik sebagai pengukuran kinerja maupun sebagai sistem manajemen strategis. Pemahaman pejabat struktural masih beragam. Hampir semua pejabat struktural belum memahami balanced scorecard secara utuh. Sebagian besar lebih memahami Individual Balanced ScoreCard IBSC dan balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja Kurang sesuai. Yang lebih penting dipahami oleh pejabat struktural adalah balanced scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis 2 2 Penggunaan sistem pilot project Untuk memulai implementasi balanced scorecard sebaiknya menggunakan proyek percontohan pilot project dengan cakupan tidak terlalu luas. Hal ini memungkinkan adanya efektifitas dan efisiensi pada sumber daya organisasi. Organisasi kemudian dapat belajar dari kesalahannya dan memiliki waktu yang lebih longgar untuk mengimplementasi konsep ini lebih lanjut. Dalam implementasi balanced scorecard, dari 12 partisipan terdapat: 2 orang 16,7 yang menyatakan menggunakan pilot project dan diberikan penjelasan, 5 orang 41,7 pernah mendengar adanya pilot project tetapi belum pernah mendapatkan penjelasan, dan 5 orang 41,7 menyatakan dalam implementasi balanced scorecard tidak menggunakan sistem pilot project dan langsung diterapkan secara nasional. Konfirmasi dari tim kantor pusat menyatakan implementasi balanced scorecard tidak menggunakan pilot project atau langsung diterapkan secara nasional Tidak sesuai. Implementasi balanced scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis tidak menggunakan pilot project. Yang disampaikan 16,7 partisipan adalah pilot project tentang Individual Balanced ScoreCard IBSC 1 3 Sosialisasi kepada karyawan Dalam kondisi cepatnya perubahan dan pergantian proyek-proyek yang mengacu pada berbagai teori, struktural harus mampu menjelaskan tujuan balanced scorecard dan hubungannya dengan dengan proyek-proyek organisasi sebelumnya. Jika tidak demikian, karyawan bisa jadi memandang balanced scorecard sekedar “selera bulan ini”, tanpa melihat manfaat secara berkelanjutan 33,3 partisipan menyatakan sudah melakukan sosialisasi kepada karyawan tetapi tingkat pemahaman karyawan masih rendah; 41,7 menyatakan sudah menjelaskan tetapi yang bersangkutan belum memahami betul sehingga penjelasan juga tidak optimal; dan 25 menyatakan belum pernah melakukan sosialisasi kepada karyawan Kurang sesuai. Sosialasi yang dilakukan belum optimal sehingga tujuan balanced scorecard kurang ditangkap oleh karyawan. Hal ini juga disebabkan oleh pemahaman pejabat struktural tentang balanced scorecard kurang utuh. 2 1 1 6 No Item Implementasi Balanced Scorecard Analisis Kesesuaian Skor Sektor Pendidikan Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta 4 Desain balanced scorecard untuk menggambarkan strategi Kegagalan implementasi balanced scorecard dapat disebabkan karena desain scorecard tidak menggambarkan strategi. 50 partisipan menyatakan bahwa desain balanced scorecard sudah menggambarkan strategi; 16,7 partisipan menyatakan sudah menggambarkan strategi meskipun yang bersangkutan kurang memahami; dan 33,3 menyatakan sama sekali tidak memahami dan belum mendalami tentang stratetegi lembaga Kurang sesuai karena sebagian besar partisipan menyatakan sudah menggambarkan strategi tetapi kurang mendalami strategi yang dimaksud 2 5 Keselarasan balanced scorecard masing- masing fungsi terhadap balanced scorecard lembaga Kegagalan juga bisa terjadi ketika scorecard di masing-masing fungsional tidak sejalan dengan scorecard unit usaha maupun scorecard organisasi secara menyeluruh. 83,3 partisipan menyatakan bahwa balanced scorecard masing-masing fungsi sudah selaras dengan balanced scorecard lembaga; dan 16,7 partisipan menyatakan sudah selaras meskipun belum sangat memahami Sudah sesuai. Untuk memastikan keselarasan, aliran dari balanced scorecard kantor pusat sampai unit sekolah disusun langsung oleh tim BSC kantor pusat 3 6 Komitmen pejabat struktural melaksanakan rapat secara kontinue. Untuk membuat keseluruhan sistem dapat berjalan diperlukan rapat secara kontinue untuk saling berdebat dan berargumen mengenai tujuan dan ukuran pada scorecard organisasi dan hubungan sebab akibatnya dalam peta strategi. Rapat ini membangun komitmen secara emosional terhadap strategi, terhadap scorecard sebagai alat komunikasi, dan terhadap proses manajemen yang membangun Strategy- Focus Organization SFO. 100 partisipan menyatakan tidak ada upaya mandiri untuk melakukan rapat secara continue, berdebat dan berargumen mengenai tujuan dan ukuran pada scorecard organisasi. Mereka lebih mengikuti kegiatan rapat yang diadakan oleh kantor pusat maupun kantor wilayah Tidak sesuai. Idealnya ada kemandirian pejabat struktural di masing-masing unit untuk mendalami tujuan dan ukuran dalam balanced scorecard organisasi 1 1 1 7 No Item Implementasi Balanced Scorecard Analisis Kesesuaian Skor Sektor Pendidikan Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta 7 Pembentukan tim khusus sebagai agen perubahan. Untuk mendorong proses implementasi balanced scorecard perlu dibentuk tim khusus sekaligus sebagai agen perubahan. Tim ini sebaiknya tidak perlu terlalu banyak karena syarat dengan banyak kepentingan, tetapi lazimnya terdiri dari anggota lintas fungsi keuangan, pemasaran, teknologi informasiTl, SDM, dan sebagainya. 100 partisipan menyatakan tidak ada tim khusus sebagai agen perubahan yangh dibentuk dalam implementasi balanced scorecard. Implementasi dilakukan oleh pejabat struktural tanpa ada penguatan seperti surat tugas atau surat keputusan. Tim khusus hanya ada di tingkat kantor pusat Tidak sesuai. Balanced scorecard merupakan hal yang baru sehingga untuk memastikan keterlaksanaannya perlu dibentuk tim khusus di masing-masing unit dan dikuatkan dengan surat tugas atau surat keputusan 1 8 Penjabaran balanced scorecard ke setiap orang dalam organisasi Balanced Scorecard harus dijabarkan ke setiap orang dalam organisasi. Hal ini penting untuk membuat setiap orang dalam organisasi memahami strategi dan memberikan kontribusi untuk implementasi balanced scorecard. Dengan demikian, semua karyawan bukan hanya strultural dapat berpartisipasi dalam performance appraisals di mana sasaran individu diukur terhadap tujuan organisasi. 100 partisipan menyatakan bahwa balanced scorecard organisasi sudah dijabarkan ke masing-masing orang dalam organisasi melalui Individual Balanced ScoreCard IBSC. Bahkan IBSC ini lebih dikenal di kalangan karyawan ataupun pejabat struktural daripada balanced scorecard secara utuh. Sesuai 3 9 Respon karyawan terhadap perubahan Balanced Scorecard merupakan proses manajemen yang berkesinambungan bukan suatu one-time event. Tujuan, ukuran, dan kumpulan data akan berubah seiring waktu sesuai dengan pembelajaran organisasi. 41,7 partisipan menyatakan bahwa karyawan memiliki respon baik tetapi semata-semata hanya memenuhi kebijakan lembaga dan belum merupakan sebuah kebutuhan. 58,3 partisipan menyatakan karyawan memiliki respon yang kurang positif, cenderung resisten, dan menganggap sebagai beban Kurang sesuai. Dukungan respon positif karyawan sangat mendorong kunci sukses implementasi balanced scorecard. 2 1 1 8 No Item Implementasi Balanced Scorecard Analisis Kesesuaian Skor Sektor Pendidikan Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta Dengan demikian, tim tidak boleh merasa hanya ada satu kesempatan untuk memperkenalkan scorecard sehingga ingin menghasilkan scorecard yang sempurna. Hal ini akan didukung baik oleh respon positif karyawan pada setiap perubahan yang terjadi 10 Pemanfaatan sistem dan teknologi Scorecard seharusnya dimulai dengan proses manajemen, bukan suatu proses sistem. Sistem dan teknologi penting, namun masukannya setelah proses manajemen awal menggeneralisasikan tujuan, ukuran, inisiatif, dan menghubungkan scorecard ke seluruh organisasi. 100 partisipan menyatakan bahwa sistem dan teknologi sifatnya mendukung. Pada awal sudah dimulai dengan proses manajemen tetapi memang pemahaman karyawan masih rendah. Partisipan merasa pemanfaatan sistem dan telnologi sudah tepat dan dapat membantu pemahaman karyawan Sudah sesuai 3 11 Kapasitas dan kualitas konsultan Konsultan bukanlah pemilik program, dan juga tidak menyusun Key Performa Indicator KPI. Tugas utama konsultan adalah meyakinkan manajemen puncak terhadap perlunya balanced scorecard, memfasilitasi penyusunan visi, misi, strategi, dan KPI, serta melakukan transfer pengetahuan kepada pihak organisasi. Untuk itu diperlukan konsultan yang berpengalaman di bidangnya. Konsultan belum pernah mendampingan penerapan balanced scorecard di bidang pendidikan. Peran konsultan sangat besar tidak sekedar menjadi fasilitator tetapi lebih tepat pada mitra kerja yang dikukuhkan dengan MOU. Artinya balanced scorecard Yayasan Tarakanita merupakan proyek bersama atau kerjasama antara Yayasan Tarakanita dan pihak konsultan Kurang sesuai. Pengalaman konsultan yang belum pernah mendampingi di bidang pendidikan masih wajar karena belum banyak lembaga pendidikan yang memanfaatkan balanced scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis. Namun peran konsultan yang sangat besar sebaiknya dihindari karena yang lebih memahami konten adalah pihak internal 2 1 1 9