Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

A. Balanced Scorecard dalam Manajemen Strategis Lembaga Pendidikan

Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya David, 2015. Dari definisi tersebut tersirat bahwa manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan seluruh pilar manajemen operasi, sumber daya manusia, pemasaran, keuangan, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional. Kemunculan konsep manajemen strategis dalam bidang pendidikan terjadi sekitar tahun 1980an Fidler, 2002 serta menuai pro dan kontra. Di satu sisi, lembaga pendidikan dianggap lebih harus peduli dengan isu-isu pengajaran dan belajar daripada model manajemen yang diimpor dari sektor bisnis Birnbaum, 2000 dan Kelly, 2005. Di sisi lain, Davies, 2004, Rowley dan Sherman, 2001 berpendapat bahwa meskipun manajemen belajar mengajar sangat penting, manajemen strategis adalah apa yang memungkinkan konvergensi tindakan dalam organisasi pendidikan dengan tujuan untuk mencapai tujuan bersama. Meyer 2002 dan Eacott 2008 mencatat bahwa literatur di bidang pendidikan telah mengalami pergeseran paradigma yang berkembang dalam mendukung manajemen strategis. 13 Meskipun demikian, menurut Keller, 1997 dan Estevao, 1998 dalam Manuela, 2012, dalam konsep sektor bisnis di pendidikan, manajemen strategis harus memperhitungkan kekhususan dari lembaga pendidikan, karena mereka adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan dan nilai-nilai yang beragam. Balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menerjemahkan visimisi lembaga pendidikan dan strategi ke dalam pengukuran kinerja yang komprehensif serta menyediakan kerangka kerja untuk mengukur strategi dalam sistem manajemen Kaplan, 1996. Penerapan Balanced scorecard dalam proses manajemen strategis memiliki tujuan. 1. Untuk memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi. 2. Untuk mengkomunikasikan dan menghubungkan antara tujuan dan ukuran strategis. 3. Untuk merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis. 4. Untuk meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis Kaplan, 1996. Dalam mengembangkan strategi, Balanced scorecard membedakan empat perspektif yang sentral dan penting dalam hubungan sebab akibat. 1. Perspektif keuangan, membahas apa yang harus dilakukan oleh organisasi dari sudut pandang keuangan sehingga mencapai visi strategi. Dalam konteks perusahaan, tujuan keuangan biasanya berhubungan dengan profitabilitas yang diukur dengan laba operasi, return on capital PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI employed ROCE, nilai tambah ekonomis ecnomic value added, pertumbuhan penjualan, atau terciptanya arus kas. Dalam konteks organisasi pendidikan, perspektif finansial dimaknai bagaimana menggunakan dana secara efektif dan efisien guna memaksimalkan pelayanan terhadap customer dan menjaga keberlangsungan lembaga. 2. Perspektif pelanggan, membahas apa yang harus disediakan oleh organisasi untuk pelanggan agar mencapai kesuksesan finansial. Proposisi nilai pelanggan merupakan sebuah fungsi dari tiga variabel Kaplan dan Norton, 1996, yaitu: atribut produkjasa, hubungan pelanggan, dan citra dan reputasi. 3. Perspektif proses internal, ini terkait dengan proses di mana organisasi harus unggul dalam rangka untuk memuaskan pelanggan. Rantai nilai proses bisnis internal menurut pendekatan balanced scorecard terdiri dari tiga bagian, yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual Kaplan dan Norton, 1996. 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, mengacu pada perbaikan yang harus dilakukan pada tingkat sumber daya manusia, teknologi dan sistem sehingga dapat mendukung proses internal. Menurut Kaplan dan Norton 1996, terdapat tiga kategori utama untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yaitu. Kapabilitas pegawai kepuasan pegawai, retensi pegawai, produktivitas pegawai, kapabilitas sistem informasi, serta motivasi, pemberdayaan, dan keserasian.